Persyaratan Penyelenggaraan SMP-BI Persepsi siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran di SMP Rintisan sekolah bertaraf internasional : studi kasus siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta Jl.Wardani No.1 Yogyakarta.
c. Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dalam Pasal 61 Ayat 1 menyatakan bahwa: Pemerintah bersama-sama pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-
kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang- kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan menengah untuk
dikembangkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional. d.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi,
dan pemerintah Daerah KabupatenKota. e.
Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 menyatakan bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa, perlu
dikembangkan Sekolah Bertaraf Internasional pada tingkat kabupatenkota melalui kerjasama yang konsisten antara pemerintah
dengan pemerintah kebupatenkota yang bersangkutan. f.
Kebijakan Depdiknas tahun 2007 tentang Pedoman Penjamin Mutu SekolahMadrasah Bertaraf Internasional pada jenjang pendidikan
Dasar dan Menengah, antara lain disebutkan “…diharapkan seluruh pemangku kepentingan untuk menjabarkan secara operasional sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan SekolahMadrasah Bertaraf Internasional...”
g. Permendiknas Nomor 22, 23, 24 Tahun 2006 dan Nomor 6 Tahun
2007; Nomor 12, 13, 16, 18, 19, 20, dan 24 tahun 2007.
2. Konsep Sekolah Bertaraf Internasional
Menurut buku Panduan Pelaksanaan Pembinaan Rintisan Sekolah Menengah Pertama Bertaraf Internasional, 2008: 13 seperti yang
dijelaskan pada kebijakan Depdiknas tahun 2007 tentang “Pedoman Penjaminan Mutu SekolahMadrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah”, bahwa Sekolahmadrasah bertaraf internasional merupakan “SekolahMadrasah yang sudah memenuhi seluruh
standar nasional pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Co-
operation and Development OECD dan atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga
memiliki daya saing di forum internasional”. Dengan konsep ini, SBI adalah sekolah yang sudah memenuhi dan
melaksanakan standar nasional pendidikan meliputi; standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Selanjutnya aspek-aspek SNP tersebut
diperluas dan dikembangkan melalui: 1 adaptasi yaitu pengayaanpendalamanpenguatanperluasanpenyesuaian unsur-unsur
tertentu yang sudah ada dalam SNP dengan mengacu setarasama dengan standar pendidikan salah satu negara anggota OECD danatau negara lain
yang mempunyai keunggulan mutu dalam bidang pendidikan dengan daya saing internasional; dan 2 adopsi yaitu penambahan dari unsur-unsur
tertentu yang belum ada diantara delapan unsur SNP dengan tetap mengacu pada standar pendidikan dari salah satu negara OECD danatau negara lain
yang mempunyai keunggulan mutu dalam bidang pendidikan dengan daya saing internasional.
Untuk mempermudah sekolah dalam memahami dan menjabarkan secara operasional dalam pengembangan kurikulum SBI, dapat dirumuskan
bahwa SBI pada dasarnya merupakan pelaksanaan dan pemenuhan SNP 8 aspek SNP ditambah dalam pengertian diperluas dengan X yang isinya
merupakan pengayaan, perluasan, pendalaman tentang delapan aspek pendidikan, model pembelajaran, model penilaian, dan sistem lain yang
berstandar internasional. 3.
Karakteristik Esensial SBI pada Jenjang SMP Pada buku panduan Pelaksanaan pembinaan Rintisan Sekolah
Menengah Pertama Bertaraf Internasional, 2008: 17 dituliskan bahwa pada dasarnya Sekolah Bertaraf Internasional harus memiliki keunggulan yang
ditujukan oleh pengakuan internasional terhadap proses dan hasil pendidikan dalam berbagai aspek. Pengakuan tersebut dibuktikan dengan
sertifikasi berpredikat baik dari salah satu negara anggota OECD danatau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang
pendidikan, diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing
internasional.
Apabila mengacu pada visi pendidikan nasional, maka karakteristik visi SBI adalah “Terwujudnya insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif
secara internasional”. Visi ini memiliki implikasi bahwa penyiapan manusia bertaraf internasional memerlukan upaya-upaya yang dilakukan secara
intensif, terarah, terencana dan sistematik agar dapat mewujudkan bangsa yang maju, sejahtera, damai, dihormati, dan diperhitungkan oleh bangsa-
bangsa lain. Maka dari itu misi SBI adalah mewujudkan manusia Indonesia cerdas dan kompetitif secara internasional, yang mampu bersaing dan
berkolaborasi secara global. Misi ini direalisasikan melalui kebijakan, rencana, program dan kegiatan SBI yang disusun secara cermat, tepat,
futuristic, dan berbasis demand-driven. Penyelenggaraan SBI bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkelas nasional dan internasional
sekaligus. Lulusan yang berkelas nasional secara jelas telah dirumuskan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 dan dijabarkan dalam PP 19 Tahun 2005,
dan lebih dirincikan lagi dalam Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan SKL, serta dalam Kebijakan Depdiknas
Tahun 2007 tentang “Pedoman Penjaminan Mutu SekolahMadrasah Bertaraf Internasional pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah”.
Tolok ukur atau karakteristik SBI adalah sekolah harus mampu memenuhi delapan unsur pokok Standar Nasional Pendidikan yang
dijabarkan dalam standar indikator-indikator kinerja kunci minimal sebagai jaminan mutu pendidikannya yang telah berstandar nasional. Di samping
itu, sekolah juga harus mampu memenuhi indikator-indikator kinerja kunci