54
2.3.3. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Profesionalisme Auditor
Independensi auditor merupakan salah satu syarat mutlak untuk memberikan suatu opini terhadap laporan keuangan klien. Bila ini
independensi auditor tidak terpenuhi, maka secara profesional akan sulit sekali mempertahankan kesimpulan terakhir dari suatu audit
independen Holmes dan Burns, 1993:2. Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati dalam buku
Auditing: Konsep Dasar Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Bagaimana pun sempurnanya keahlian teknis auditor jika auditor
memihak pada salah satu kepentingan maka dia tidak bisa mempertahankan kebebasan pendapatnya, ia kehilangan sikap tidak
memihak, berarti auditor tidak memiliki sikap mental independen. Independensi secara intrinsik merupakan masalah mutu pribadi, bukan
merupakan suatu aturan yang dirumuskan untuk dapat diuji secara obyektif. Sepanjang persepsi independensi dimasukkan ke dalam
Aturan Etika, hal ini akan mengikat auditor independen menurut ketentuan profesi. 2009: 41.
Sikap independensi auditor merupakan salah satu tulang punggung bagi akuntan publik auditor. Karena independensi auditor merupakan
salah satu ciri yang sangat penting dan nantinya akan berpengaruh terhadap pendapat yang akan diberikan mengenai laporan keuangan
suatu perusahaan. Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik.
55
Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa sikap independensi auditor ternyata berkurang. Jadi independensi sangat erat
sekali kaitannya dengan profesionalisme auditor.
2.3.4. Pengaruh Audit Fee Terhadap Profesionalisme Auditor
Teori yang melandasi hubungan audit fee dengan independensi auditor adalah teori pengembangan moral kognitif yang dikemukakan
oleh Kohlber dalam penelitian Risma 2009: 41. Berdasarkan riset tahun 1963 dan 1969 Kohlberg mengemukakan
teori pengembangan moral kognitif cognitive moral development. Menurut prospektif pengembangan moral kognitif, kapasitas moral
individu menjadi lebih sophisticated dan complex jika individu tersebut mendapatkan tambahan struktur moral kognitif pada setiap peningkatan
level pertumbuhan perkembangan moral. Pertumbuhan eksternal berasal dari rewards dan punishment yang diberikan, sedangkan
pertumbuhan internal mengarah pada principle dan universal fairness. Audit fee erat sekali hubungannya dengan fenomena perebutan
klien yang terjadi di antara akuntan publik, karena seperti diketahui pemberian jasa audit oleh suatu kantor akuntan publik tidak memiliki
dasar penetapan tarif audit fee tetapi hanya didasarkan atas negosiasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa besar atau kecilnya pemberian
rewards atau audit fee yang diterima dari klien dapat mempengaruhi moral dan perilaku etis auditor dalam hal independensi yang nantinya
berdampak pada profesionalisme auditor.
56
Berdasarkan penjelasan dari kerangka pikir diatas, maka dapat dibuat bagan kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar I Bagan kerangka pikir
Mempengaruhi
s
Uji Regresi Linier berganda
Gambar I : Bagan kerangka pikir
2.4. Hipotesis