61
3.2 Teknik Penentuan Sampel.
a. Populasi.
Populasi merupakan kelompok subyek obyek yang memiliki ciri- ciri atau karakteristik- karakteristik tertentu yang berbeda dengan
kelompok subyek obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian Sumarsono, 2004:44.
Populasi dalam penelitian ini adalah 30 auditor yang bekerja pada KAP di wilayah Surabaya Pusat yang berjumlah 15 KAP sesuai dengan
data directory Ikatan Akuntan Publik Indonesia tahun 2010 www.iapi.or.id
. b.
Sampel Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai
ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi
Sumarsono, 2004:44. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik Simple Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel dari
anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata tingkatan dalam anggota populasi tersebut Riduwan, 2004:58.
Namun sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan rumus :
..................................
Husein Umar, 2004
Ket : n = Ukuran sampel
62
N = Ukuran Populasi 15 KAP e = Presentase kelonggaran Ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sample yang diinginkan, yaitu 10 Maka, sample dari penelitian ini adalah:
= 23,07 = 23 responden Sehingga jumlah anggota sampel yang dibutuhkan untuk penelitian
ini sebanyak 23 responden.
3.3 Teknik Pengumpulan Data.
3.3.1 Jenis Data.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Menurut Uma Sekaran 2006: 77, data primer adalah data yang
dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya peristiwa seperti melalui pengamatan suatu peristiwa, orang, dan objek secara
langsung; atau dengan menyebarkan kuesioner. Data ini diperoleh dari KAP dengan menggunakan teknik kuesioner yang dibagikan kepada
auditor.
3.3.2 Sumber Data
63
Sumber data pada penelitian ini primer berasal dari jawaban kuesioner yang telah diisi para auditor pada kantor akuntan publik yang
berdomisili di Surabaya Pusat sebagai responden.
3.3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data mengenai obyek yang diteliti. Dalam rangka pengumpulan data digunakan metode
kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk di
jawab Sugiyono, 2001:135.
3.4 Uji Kualitas Data
3.4.1 Uji Validitas
Menurut Sumarsono 2004: 31 Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu kuesioner mengukur apa
yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-
masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total
dengan skor masing- masing pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas. Menurut
Masrun 1979 dalam Deddy 2009, suatu instrumen dianggap valid bilamana koefisien korelasi antara skor suatu indikator dengan skor
total seluruh indikator lebih besar 0,3 r ≥ 0,3.
64
3.4.2 Uji Reliabilitas.
Menurut Sekaran 2006, Reliabilitas adalah kemampuan suatu instrumen menunjukkan kestabilan dan kekonsistenan di dalam
mengukur konsep. Pengukuran reliabilitas dapat menggunakan koefisien Cronbach Alpha α yang menunjukkan seberapa bagus item
pertanyaan berhubungan positif dengan item pertanyaan yang lain. Pengukuran tersebut juga menunjukkan apakah responden menjawab
dengan stabil atau konsisten. Faktor-faktor atau item-item pertanyaan yang berada pada satu konstruk jika Cronbach Alpha α sebesar 0,6
atau lebih, maka instrumen itu dapat diterima Sekaran, 2006.
3.4.3 Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
mengikuti sebaran normal, dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov.
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah Sumarsono, 2004:40 :
1. Jika nilai signfikan nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5 maka
distribusi adalah tidak normal. 2.
Jika nilai signfikan nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 maka distribusi adalah normal.
3.5 Uji Asumsi Klasik
65
Uji asumsi klasik menyatakan bahwa persamaan regresi harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya pengambilan
keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk mengahasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi
dasar yang tidak boleh dilanggar oleh model regresi linier berganda, yaitu:
1. Tidak terdapat multikolineritas
2. Tidak terdapat heteroskedastisitas.
3. Tidak terdapat autokorelasi.
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka persamaan regresi linier yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE,
sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. 1
Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variable bebas. Deteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari besaran VIF Varians Inflation Factor, yaitu :
Ghozali, 2001 : 57 1.
Jika besaran VIF 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. 2.
Jika besaran VIF 10 maka terjadi multikolinieritas.
2 Uji Autokorelasi.
66
Autokorelasi adalah korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut urut waktu time series atau data
yang diambil pada waktu tertentu cross-sectional. Dalam model regresi linier berganda diasumsikan tidak terdapat gejala
autokorelasi. Karena penelitian ini tidak berdasarkan pada urut waktu time series, tetapi data yang diambil pada waktu tertentu
cross-sectional, maka tidak dilakukan uji autokorelasi. Identifikasi ada atau tidaknya gejala autokorelasi dapat diuji dengan uji Durbin
Watson dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1 : Autokorelasi
Durbin Watson Kriteria
0 DW dL dL DW du
du DW 4-du 4-du DW 4-dL
4-dL DW 4- Ada autokorelasi positif
Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi
Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi negatif
Sumber : Durbin Watson
3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskdeastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
67
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
Heteroskedastisitas Ghozali, 2001:77. Sedangkan kriteria
pengujiannya adalah : a.
Nilai probabilitas 0,005 berarti bebas dari heterokedastisitas.
b. Nilai probabilitas 0,005 berarti terjadi heterokedastisitas.
3.6 Teknik Analisis