31
tugas yang dilakukan secara berulang- ulang memberikan peluang untuk melakukan yang terbaik.
2.2.5. Independensi auditor
2.2.5.1. Pengertian Independensi auditor
Menurut Iz Irene 2004 dalam Deddy 2009, dua kata kunci dalam pengertian Independensi adalah:
1 Obyektivitas, yaitu suatu kondisi yang tidak bias, adil, dan tidak
memihak. 2
Integritas, yaitu prinsip moral yang tidak memihak, jujur, memandang dan mengemukakan fakta apa adanya.
Menurut Christiawan 2002 dalam Deddy 2009:31, independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik tidak
dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik
perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik.
Kode Etik Akuntan tahun 1994 dalam Deddy 2009:31 menyebutkan bahwa independensi adalah sikap yang diharapkan dari
seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip
integritas dan objektivitas.
32
Bekaitan dengan hal itu terdapat 4 hal yang mengganggu independensi akuntan publik, yaitu :
1 Akuntan publik memiliki mutual atau conflicting interest dengan
klien. 2
Mengaudit pekerjaan akuntan publik itu sendiri. 3
Berfungsi sebagai manajemen atau karyawan dari klien. 4
Bertindak sebagai penasihat advocate dari klien. Ini akan mengganggu independensi akuntan publik jika memiliki hubungan
bisnis, keuangan dan manajemen atau karyawan dengan kliennya. Definisi independensi dalam CPA Handbook menurut E.B. Wilcok
dalam Deddy 2009:31 adalah merupakan standard auditing yang penting karena opini akuntan independen bertujuan untuk menambah
kredibilitas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Mulyadi dan Puradireja 1998:25 memberikan definisi independensi lebih jelas
dengan mengemukakan: “ Independensi berarti bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.”
Dalam Standard Profesional Akuntan Publik 1994: 220.1-220.2 disebutkan bahwa sikap independen, diartikan sebagai sikap yang tidak
mudah dipengaruhi karena akuntan publik melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Akan tetapi independen dalam hal ini tidak
berarti mengharuskan ia bersikap sebagai penuntut, melainkan ia justru harus bersikap mengadili secara tidak memihak dengan tetap menyadari
kewajibannya untuk selalu bertindak jujur, tidak hanya kepada
33
manajemen dan pemilik perusahaan tetapi juga kepada pihak lain yang berkepentingan dengan laporan keuangan.
Sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktik akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh
setiap auditor. Auditor tidak hanya berkewajiban mempertahankan sikap mental independen, tetapi ia harus menghindari keadaan- keadaan
yang dapat mengakibatkan masyarakat meragukan independensinya. Dengan demikian, disamping auditor harus benar- benar independen, ia
masih juga harus menimbulkan persepsi dikalangan masyarakat bahwa ia benar- benar independen.
2.2.5.2. Pentingnya Independensi auditor