2.4 Hipotesis
Dari latar belakang permasalahan dan uraian teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan adalah “diduga terdapat hubungan antara terpaan
tayangan Provocative Proactive dengan tingkat berpikir kritis mahasiswa di Surabaya”.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Untuk mengetahui perbedaan persepsi dari berbagai pihak mengenai definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini, maka peneliti akan
menjelaskan variabel dalam penelitian ini : Variabel bebas : Terpaan tayangan Provocative Proactive di Metro TV
Variabel terikat : Tingkat berpikir kritis mahasiswa di Surabaya
3.1.1 Terpaan Tayangan Provocative Proactive di Metro TV Variabel Bebas atau variabel X
Variabel bebas atau variabel X adalah terpaan tayangan Provocative Proactive di Metro TV, yang dapat dioperasionalkan sebagai jumlah waktu
durasi yang digunakan untuk menonton tayangan Provocative Proactive di Metro TV. Tayangan Provocative Proactive di Metro TV merupakan program
acara talkshow terbaru di Metro TV yang mengajak masayarakat khususnya mahasiswa untuk berpikir kritis dalam memahami permasalahan di masyarakat
dan lingkungannya. Terpaan tayangan Provocative Proactive di Metro TV ini akan dijabarkan
dalam indikator frekuensi dan durasi yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Frekuensi, yaitu seberapa sering mahasiswa responden tersebut
menonton tayangan Provocative Proactive di Metro TV . dalam kuisioner peneliti menggunakan pertanyaan tertutup. Frekuensi
operasionalnya adalah frekuensi responden menonton tayangan Provocative Proactive di Metro TV dalam empat bulan terakhir.
Pengguanaan frekuensi dikategorikan menjadi 3 dengan pengukuran lebar Interval.
2. Durasi, seberapa lama responden menonton tayangan Provocative
Proactive di Metro TV. Indikator tersebut akan dituangkan dalam kuisioner dalam bentuk pertanyaan
tertutup, yaitu dengan memberikan pilihan jawaban kepada responden.
3.1.2 Tingkat Berpikir Kritis Mahasiswa di Surabaya Variabel Terikat
atau variabel Y
Variabel terikat atau variabel Y adalah tingkat berpikir kritis mahasiswa di Surabaya. Karakteristik mahasiswa yang ideal yaitu mampu berpikir kritis
dalam menanggapi berbagai masalah politik, sosial dan budaya. Mahasiswa yang mampu berpikir kritis akan selalu aktif mengajukan pertanyaan, terbuka akan
segala informasi, selalu bertanya tehadap pernyataan yang kurang dipahami, tidak emosional dalam menyikapi permasalahan – permasalahan politik, dan lain
sebagainya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Indikator - indikator atau karakteristik dari berpikir kritis sebagai berikut : 1.
Menanyakan pertanyaan 2.
Mengevaluasi informasi, 3.
Berpikir dengan logika, 4.
Berani menyampaikan kebenaran, 5.
Bersikap netral, 6.
Penuh pertimbangan saat berpendapat, 7.
Cermat, 8.
Menganalisis, 9.
Pemecahan masalah, 10.
Membatasi permasalahan, 11.
Menghargai ambiguitas Hal – hal tersebut akan dijabarkan menjadi sebuah penyataan – pernyataan
yang lebih operasional. Pernyataan – pernyataan yang operasional inilah yang akan menjadi komponen skala pengukuran.
Pernyataan – pernyataan tersebut terdiri dari pernyataan yang menyatakan hal – hal positif, yaitu kalimat dari pernyataan tersebut bersifat mendukung atau
memihak. Pernyataan positif ini disebut sebgai pernyataan yang favorable. Selain itu, pernyataan – pernyataan tersebut juga terdiri hal – hal negatif, yaitu bersifat
tidak mendukung ataupun kontra terhadap objek yang hendak diungkap. Pernyataan yang negatif ini disebut sebagai pernyataan yang unfavorable.
Cara pengukuran penelitian ini menggunakan Skala Likert, yaitu dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pernyataan dan kemudian
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
diminta untuk memberikan jawaban : Sangat setuju, Setuju, Ragu – Ragu, Tidak setuju, dan Sangat tidak setuju. Jawaban – jawaban tersebut kemudian diberi skor
1 sampai dengan 5 Singarimbun, 1989:111 Namun untuk pernyataan favorable skor yang diberikan 5 sampai dengan 1
untuk jawaban sangat setuju, setuju, ragu – ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Sedangkan, untuk pernyataan unfavorable skor 1 sampai dengan 5
diberikan untuk jawaban sangat setuju, setuju, ragu – ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
3.1.3 Pengukuran Variabel
Untuk mengukur variabel terpaan tayangan Provocative Proactive di Metro TV yaitu frekuensi dan durasi dapat dilakukan melalui :
1. Indikator Frekuensi :
R = Frekuensi terpaan tinggi dikurangi terpaan terendah K = Interval atau kategori yang diinginkan
I = 18 – 1 = 5,6666 dibulatka 6 3
I = Jarak Pengukuran R Jarak Interval
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sehingga intervalnya adalah : 1 – 6 dikategorikan rendah
skor 1 7 – 12 dikategorikan sedang
skor 2 13 – 18 dikategorikan tinggi
skor 3 Indikator Frekuensi digolongkan menjadi Tinggi, Sedang, Rendah yang
dilihat dari jawaban responden melalui pertanyaan kuisioner. 2.
Indikator Durasi R = Durasi terpaan tinggi dikurangi durasi terpaan terendah
K = Interval atau kategori yang diinginkan
I = 30 – 1 = 9,6666 dibulatkan 10 3
Sehingga intervalnya adalah 1 – 10 dikategorikan rendah
skor 1 11 – 20 dikategorikan sedang
skor 2 21 – 30 dikategorikan tinggi
skor 3 Indikator Durasi digolongkan menjadi Tinggi, Sedang, Rendah yang dilihat
dari jawaban responden melalui pertanyaan kuisioner. I = Jarak Pengukuran R
Jarak Interval
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Untuk mengetahui frekuensi dan durasi responden tertinggi maupun terendah dapat dilihat melalu jawaban responden yang berupa pertanyaan tertutup.
Kemudian setelah mendapatkan hasil dari frekuensi dan durasi dengan menggunakan rumus diatas, maka untuk mengetahui tinggi rendahnya pada
variabel terpaan tayangan Provocative Proactive di Metro TV digunakan rumus :
Rrange=skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah Jenjang
yang diinginkan
Keterangan : a.
Skor tertinggi diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor tertinggi dikalikan dengan jumlah keseluruhan item yang terdapat dalam
kuisioner. b.
Skor terendah diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor dengan nilai terendah dikalikan dengan jumlah keseluruhan item dalam
kuisioner. c.
Jenjang yang diinginkan sebanyak 3 yang dijadikan dalam bentuk Tinggi, Sedang, dan Rendah.
Jumlah item pertanyaan mengenai terpaan tayangan Provocative Proactive di Metro TV terdiri atas 2 item pertanyaan, sehingga perhitungan untuk
mengetahui terpaan acara tersebut adalah sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Skor terendah = 2 x 1 = 2 Skor tertinggi = 2 x 3 = 6
Jenjang = 3
Lebar interval = 6 - 2 = 1,333 dibulatkan menjadi 1 3
Jadi, batasan skor terpaan tayangan Provocative Proactive di Metro TV dikategorikan sebagai berikut :
Jumlah skor 2 sampai 3 kategori rendah
Jumlah skor 4 sampai 5 kategori sedang
Jumlah skor 6 kategori tinggi
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat berpikir kritis mahasiswa di Surabaya, dilakukan pemberian skor pada pilihan jawaban sebagai berikut :
Sangat Setuju : diberi skor 5
Setuju : diberi skor 4
Ragu – ragu : diberi skor 3
Tidak setuju : diberi skor 2
Sangat tidak setuju : diberi skor 1
Setiap pilihan jawaban dikategorikan kedalam tiga interval, yaitu tinggi, sedang, rendah. Penentuan interval dilakukan dengan rumus :
Rrange=skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah Jenjang
yang diinginkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Keterangan : a.
Skor tertinggi diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor tertinggi Sangat setuju, skor 5 dikalikan dengan jumlah keseluruhan
item yang terdapat dalam kuisioner. b.
Skor terendah diperoleh melalui hasil perkalian dari pemberian skor dengan nilai terendah Sangat tidak setuju, skor 1 dikalikan dengan
jumlah keseluruhan item dalam kuisioner. c.
Jenjang yang diinginkan sebanyak 3 yang dijadikan dalam bentuk interval Tinggi, Sedang, dan Rendah.
Jumlah pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 12 item. Sehingga penghitungannya :
Skor Terendah = 11 x 1 =11 Skor Tertinggi = 11 x 5 = 55
Range = 55 - 11 = 14, 667 dibulatkan menjadi 15 3
Berdasarkan rumus diatas maka tingkat berpikir kritis responden dikategorikan sebagai berikut :
Rendah 11 - 25 Sedang 26 - 40
Tinggi 41 - 55
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Maka dari perhitungan lebar interval tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Apabila perhitungan skor jawaban masuk dalam kategori antara 11 - 25
maka tingkat berpikir kritis mahasiswa cenderung rendah. Berpikir kritis mahasiswa rendah yaitu mahasiswa pasif dan kurang peduli dalam
menyikapi sebuah permasalahan. 2.
Apabila perhitungan skor jawaban masuk dalam kategori antara 26 - 40 maka tingkat berpikir kritis mahasiswa cenderung sedang. Berpikir kritis
mahasiswa sedang yaitu mahasiswa masih pada tingkat pasif dan peduli dalam menyikapi sebuah permasalahan.
3. Apabila perhitungan skor jawaban masuk dalam kategori antara 41 - 55
maka tingkat berpikir kritis mahasiswa cenderung tinggi. Berpikir kritis mahasiswa tinggi yaitu mahasiswa aktif, sangat peduli dan berani
berargument dalam menyikapi sebuah permasalahan.
3.2 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.1 Populasi dan Sampel
Dari judul yang diambil oleh peneliti, responden dari penelitian ini yaitu Mahasiswa tanpa melihat karakteristik tertentu. Mahasiswa yang menjadi
responden peneliti merupakan mahasiswa dari semester awal sampai dengan akhir yang menonton tayangan Provocative Proactive, karena pada semester tersebut
mahasiswa diduga memiliki tingkat berpikir dan mampu membedakan baik buruk suatu masalah. Pada semester awal mahasiswa mampu mengevaluasi
permasalahan namun masih pada tingkatan pasif yaitu tidak berani mengutarakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pendapatnya, sedangkan mahasiswa pada semester akhir cenderung aktif saat mengevaluasi, mampu berpendapat didepan publik dan memecahkan masalah
secara kritis. Mahasiswa dianggap sebagai agen perubahan yang menganut Tri Dharma Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian, sehingga diharapkan menjadi
sosok yang idealis, cerdas, bijaksana,dan responsive terhadap sosial. Selanjutnya lokasi penelitian yaitu di Surabaya, maka populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jumlah mahasiswa di Surabaya, yaitu 472.856 jiwa Sumber : situs resmi Kementrian Pendidikan Nasional
http:www.kemdiknas.go.idmedia213881index_pt_0809.pdf
3.2.2 Teknik Penarikan Sampel
Mengingat responden dalam penelitian ini banyak dan tersebar luas di wilayah kota Surabaya, teknik penarikan sampel dilakukan adalah teknik
multistage cluster random sampling. Teknik ini digunakan jika populasi letaknya tersebar secara geografis. Sedangkan untuk menentukan responden dilakukan
secara bertahap berdasarkan wilayah – wilayah yang ada : a.
Pemerintah kota Surabaya terdiri dari 5 wilayah, yaitu Surabaya Utara, Surabaya Selatan, Surabaya Timur, Surabaya Barat, dan
Surabaya Pusat. b.
Tahap kedua dilakukan pemilihan secara acak, maka terpilih wilayah Surabaya Selatan dan Surabaya Timur.
c. Kemudian tahap ketiga dipilih universitas negeri dan swasta yang
berada di wilayah Surabaya Selatan dan Surabaya Timur.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kemudian untuk menentukan jumlah sampel di setiap universitas dapat ditentukan dengan rumus :
N1 = n1 x n N
Keterangan : N1 : Jumlah sampel dimasing – masing wilayah
n1 : Ukuran Stratum Ke-1 n : Jumlah sampel yang telah ditentukan
N : Jumlah Populasi Jumlah populasi yaitu Mahasiswa di Surabaya yaitu 472.856 jiwa. Penarikan
sampel dari jumlah Mahasiswa di Surabaya akan ditentukan dengan rumus Yamane :
n= N
Nd
2
+1
Keterangan : n= Jumlah sampel yang diperlukan
N= Jumlah populasi d=Presisi 10 derajat ketelitian 0,1
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan bisa dikategorikan dalam dua jenis, yaitu : 1.
Data Primer Data yang diperoleh secara langsung melalui daftar pertanyaan secara
terstruktur kepada responden yang berisi daftar pertanyaan yang ada pada kuisioner. Selain itu dalam menyebarkan kuisioner yang diajukan jika
terdapat pertanyaan yang kurang dipahami oleh responden maka peneliti dapat menjelaskan agar tidak salah dalam mengisi kuisioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui bahan – bahan pustaka yang terkait dengan masalah – masalah yang akan diteliti. Bahan – bahan pustaka
didapat dari buku – buku literature atau informasi tertulis lainnya. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan instansi – instansi terkait.
3.5 Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode statistik. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan antara dua variabel,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Untuk menguji hubungan antara kedua nya maka digunakan koofesien
korelasi Rank Spearman, karena data dalam penelitian ini berbentuk data ordinal yaitu berjenjang atau bertingkat antara antara satu data dengan yang lainnya tidak
sama. Rumus Rank Spearman dapat dijelaskan sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Keterangan : ρ = koofesien korelasi Rank Spearman
n = jumlah sampel ∑ di = jumlah total hitungan Rank X dan Rank Y
Untuk mempermudah menghitung data variabel X dan Y ke dalam rumus Rank Spearman
maka diperlukan tabel penolong sebagai berikut :
Responden X
Y Rank X
Rank Y di di
2
1 2
3 4
Dst Jumlah
∑ d
i
2
Tabel 3.1 Tabel Penolong Koofesien Korelasi Rank Spearman
ρ= 1 – 6 ∑ d
i
2
n n
2
– 1
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ada ataupun tidak adanya korelasi dinyatakan dalam angka pada indeks. Betapapun kecilnya indeks korelasi, jika bukan 0, 0000 dapat diartikan bahwa
kedua variabel yang dikorelasikan terdapatnya korelasi. Intepretasi kuat atau lemahnya korelasi dapat juga diketahui dari besar
kecilnya angka dalam indeks korelasi. Semakin besar angka dalam indeks korelasi, semakin tinggi pula korelasi kedua variabel yang dikorelasikan.
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0 – 0,55 Hubungan Tidak Kuat
0,56 – 0,65 Hubungan Cukup Kuat
0,66 – 0,75 Hubungan Kuat
0,76 – 0,99 Hubungan Sangat Kuat
1 Hubungan Sangat Sempurna
Sumber : Supangat,Andi, 2007 :362-363
Tabel 3.2 Tabel Pedoman Untuk Memberikan Intepretasi Koefisien Korelasi
Untuk memperjelas pembuktian hipotesis, maka akan digunakan analisis t
test
dengan taraf signifikasn 5 dan dejarat kesalahan dk = n-2 yang menggunakan rumus sebagai berikut : Sudjana : 380
t
test =
ρ √ n - 2 √ 1 - ρ
2
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Keterangan :
t
test =
koofesien signifikan ρ = koofesien korelasi Rank Spearman
n = jumlah sampel Dengan hipotesis statistiknya dapat dikemukakan sebagai berikut :
Ho = Tidak erdapat hubungan antara terpaan tayangan Provocative Proactive di Metro TV terhadap tingkat berpikir kritis mahasiswa di Surabaya.
Hi = Terdapat hubungan antara terpaan tayangan Provocative Proactive di Metro TV terhadap tingkat berpikir kritis mahasiswa di Surabaya.
Dengan ketentuan sebagai berikut :
Bila
t
test
t
tabel,
maka Ho diterima dan Hi ditolak
Tetapi sebaliknya, jika
t
test
t
tabel
, maka Hi diterima dan Ho ditolak.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Metro TV