Tayangan Provocative Proactive Berfikir Kritis

melalui suara audio dan gambar visual tersebut berlangsung secara bersamaan sinkron dan hidup, sangat cepat aktual, terlebih lagi pada saat siaran langsung live broadcast dan dapat menjangkau ruang yang sangat luas Wahyudi, 1996:3

2.1.3 Tayangan Provocative Proactive

Tayangan Provocative Proactive merupakan salah satu program acara talkshow stasiun televisi Metro TV yang ditayangkan setiap hari kamis pukul 22.05 WIB. Program acara ini mempunyai tujuan untuk memprovokasi pikiran pemirsa, mengajak pemirsa untuk lebih berpikir kritis terhadap suatu permasalahan. Program acara Provocative proactive ini dipandu oleh host Pandji Pragiwaksono, Ronald Surapradja, Raditya Dika, J Flow. Pada acara ini, para host mewakili beberapa karakter dari seluruh lapisan masyarakat. Tema – tema yang diangkat tiap episodenya merupakan berita – berita atau isu – isu yang terhangat selama seminggu baik masalah ekonomi, sosial, dan budaya. Program acara ini menampilkan background atau latar sebagai warung kopi. Hal ini dikarenakan filosofi warung kopi merupakan tempat berkumpulnya masyarakat dari bermacam – macam status sosial, ekonomi, dan budaya. Dari hal itu, banyak hal – hal yang dibicarakan mulai dari masalah sosial maupun masalah politik.

2.1.4 Berfikir Kritis

Kata kritis secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kritikos dan kriterion. Kritikos berarti mencerna penilaian dan kriterion berarti standar. Jadi kritis berarti mencerna penilaian berdasarkan standar. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai berpikir yang secara eksplisit dilatari oleh penilaian yang beralasan dan berdasarkan standar yang sesuai dalam rangka mencari kebenaran, keuntungan, dan nilai sesuatu Paul, et al, 1995. Berpikir Kritis critical thinking adalah sinonim dari pengambilan keputusan decision making, perencanaan stratejik strategic planning, proses ilmiah scientific process, dan pemecahan masalah problem solving. Menurut Peter Facione berpikir kritis dapat diterjemahkan sebagai proses penilaian atau pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan dan dilakukan secara mandiri. Richard Paul juga mendefinisikan berpikir kritis sebagai proses merumuskan alasan yang tertib secara aktif dan terampil dari menyusun konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mengintegrasikan sintesis, atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, pemberian alasan reasoning atau komunikasi sebagai dasar dalam menentukan tindakan. Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses berpikir kritis ini adalah kejelasan clarity, tingkat akurasi accuracy, tingkat kepresisian precision relevansi relevance, logika berpikir yang digunakan logic, keluasan sudut pandang breadth, kedalaman berpikir depth, kejujuran honesty, kelengkapan informasi information dan bagaimana implikasi dari solusi yang kita kemukakan implication. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Floyd L. Ruch dalam bukunya Psychology and life 1967, berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur – unsur lingkungan dengan lingkungan dengan menggunakan lambang – lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak Abdul Rahman Saleh, 2009:227 Berpikir kritis dapat muncul kapanpun diperlukan suatu penilaian, keputusan, atau penyelesaian sebuah masalah secara umum. Kapan pun seseorang perlu berusaha untuk mengetahui apa yang perlu dipercaya, apa yang perlu diketahui alasannya. Proses itu melalui usaha dan reflektif seperti membaca, menulis, berbicara dan mendengar. Semua dapat dilakukan secara kritis maupun tidak. Berpikir kritis sangat penting terutama untuk menjadi pembaca yang cermat dan penulis kreatif. Dari uraian ini kita mengetahui bahwa secara umum, berpikir kritis merupakan “sebuah cara mengatasi permasalahan kehidupan”. Robert Ennis 1985 dalam Morgan 1999 memberikan definisi berpikir kritis adalah berpikir reflektif yang berfokus pada pola pengambilan keputusan tentang apa yang harus diyakini dan harus dilakukan. Berdasarkan definisi tersebut, maka kemampuan berpikir kritis menurut Ennis terdiri atas duabelas komponen yaitu merumuskan masalah, menganalisis argumen, menanyakan dan menjawab pertanyaan, menilai kredibilitas sumber informasi, melakukan observasi dan menilai laporan hasil observasi, membuat deduksi dan menilai deduksi, membuat induksi dan menilai induksi, mengevaluasi, mendefinisikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dan menilai definisi, mengidentifikasi asumsi, memutuskan dan melaksanakan, serta berinteraksi dengan orang lain. Dressel Mayhew 1954 dalam Morgan 1999 mengutip kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan oleh Komite Berpikir Kritis Antar-Universitas Intercollege Committee on Critical Thinking yang terdiri atas kemampuan mendefinisikan masalah, kemampuan menyeleksi informasi untuk pemecahan masalah, kemampuan mengenali asumsi-asumsi, kemampuan merumuskan hipotesis, dan kemampuan menarik kesimpulan. Wade 1995 mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi: 1. Kegiatan merumuskan pertanyaan, 2. Membatasi permasalahan, 3. Menguji data-data, 4. Menganalisis berbagai pendapat, 5. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional, 6. Menghindari penyederhanaan berlebihan, 7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan 8. Mentoleransi ambiguitas Karakteristik lain yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan Beyer 1995: 12-15 secara lengkap dalam buku Critical Thinking, yaitu: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Watak dispositions Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan- pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. b. Kriteria criteria Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang. c. Argumen Argument Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Pertimbangan atau pemikiran reasoning Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data. e. Sudut Pandang Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda. f. Prosedur penerapan kriteria procedures for applying criteria Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan. Sehubungan dengan itu, Zeidler, et al 1992 menyatakan ciri-ciri orang yang mampu berpikir kritis adalah memiliki perangkat pikiran tertentu yang dipergunakan untuk mendekati gagasannya, dan memiliki motivasi kuat untuk mencari dan memecahkan masalah. Serta bersikap skeptis yaitu tidak mudah menerima ide atau gagasan kecuali dia sudah dapat membuktikan kebenarannya. http:supraptojielwongsolo.wordpress.com20080613menggunakan- ketrampilan-berpikir-untuk-meningkatkan-mutu-pembelajaran Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Ciri-ciri utama berpikir kritis adalah bahwa tidak menerima dan atau menolak begitu saja temuan-temuan pemikiran yang sudah ada. Seorang yang berpikir kritis selalu berupaya mendekati suatu objek pemikiran dengan sangat hati-hati. Ia tidak menolak sesuatu kecuali dengan argumentasi-argumentasi yang masuk akal. Ciri – ciri berpikir kritis : 1. Menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh pertimbangan. 2. Bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan. 3. Dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis. 4. Berani menyampaikan kebenaran meskipun berat dirasakan. 5. Bersikap cermat, jujur dan ikhas karena Allah, baik dalam mengerjakan pekerjaan yang bertalian dengan agama Allah maupun dengan urusan duniawi 6. Kebencian terhadap suatu kaum, tidak mendorongnya untuk tidak berbuat jujur atau tidak berlaku adil. 7. Adil dalam memberikan kesaksikan tanpa melihat siapa orangnya walaupun akan merugikan diri sendiri, sahabat dan kerabat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 8. Keadilan ditegakkan dalam segala hal karena keadilan menimbulkan ketentraman, kemakmuran, dan kebahagiaan. Keadilan hanya akan mengakibatkan hal yang sebaliknya. Dalam penelitian ini, pengukuran berpikir kritis dilakukan dengan cara mengukur tingkat berpikir kritis mahasiswa di Surabaya pada saat mendapat terpaan tayangan program acara Provocative Proactive di Metro TV. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat berpikir kritis mahasiswa di Surabaya adalah menanyakan pertanyaan, berpikir dengan logika, berani menyampaikan kebenaran, bersikap netral, penuh pertimbangan saat berpendapat, cermat, menganalisis, pemecahan masalah, membatasi permasalahan, menghargai ambiguitas dan mengevaluasi informasi. Yang nantinya setiap pernyataan – pernyataan akan diberi skor dan dari jawaban atas semua pernyataan yang diajukan kepada responden tersebuat akan diberi skor yang kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan skor gabungan Singarimbun, 1989:110. Sehingga dapat diketahui tinggi, sedang, atau rendahnya tingkat berpikir kritis mahasiswa di Surabaya. Sumber : http:www.mandikdasmen.depdiknas.go.idwebresensi2.html

2.1.5 Mahasiswa

Dokumen yang terkait

Tayangan The Golden Ways dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap Peningkatan Motivasi Diri pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area)

0 45 118

Konstruksi Pemberitaan Kekerasan Terhadap Jemaat Ahmadiyah Pada Tayangan Provocative Proactive (Studi Analisis Framing Tentang Konstruksi Pemberitaan Dalam Frame Kekerasan Terhadap Jemaat Ahmadiyah Pada Tayangan Provocative Proactive di Metro TV)

0 47 112

Motivasi Menonton Dan Tayangan Just Alvin Di Metro TV (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Just Alvin di Metro TV Terhadap Motivasi Menonton Mahasiswa FISIP USU )

2 45 118

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

2 38 89

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 3 89

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN “REPORTASE INVESTIGASI” TRANS TV TERHADAP KECEMASAN PENGARUH TERPAAN TAYANGAN “REPORTASE INVESTIGASI” TRANS TV TERHADAP KECEMASAN MASYARAKAT SLEMAN DI YOGYAKARTA (Studi Eksplanatif Pengaruh Terpaan Tayangan Reportase Investigasi

0 4 17

HUBUNGAN TERPAAN TAYANGAN “NEZ ACADEMY” NET.TV TERHADAP MINAT REMAJA SURABAYA MENJADI SEORANG ENTERTAINER.

0 3 118

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 9

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 1

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN TERPAAN TAYANGAN PROVOCATIVE PROACTIVE DI METRO TV DENGAN TINGKAT BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DI SURABAYA (Studi Korelasional Terpaan Tayangan )

0 0 15