39
D. Karakteristik Siswa SD
Menurut Piaget Izzaty, dkk., 2008:32, perkembangan kognitif anak dibagi menjadi empat tahap yaitu: sensorimotor, preoperational, concrete
operational, dan formal operational. Tahapan perkembangan kognitif tiap tahap dan merupakan suatu perkembangan yang saling berkaitan dan
berkesinambungan. Menurut Piaget tahap-tahap perkembangan kognitif adalah sebagai
berikut. 1.
Sensorimotor: belajar melalui perasaan, belajar melalui refleks, dan memanipulasi bahan. Tahap ini dimulai dari lahir sampai 18 bulan.
2. Praoperational: ide berdasarkan persepsinya, hanya dapat
memfokuskan pada
satu variabel
pada satu
waktu, dan
menyamaratakan berdasarkan pengalaman terbatas. Tahap ini dimulai dari umur 18 bulan sampai 6 tahun.
3. Concreate operational: ide berdasarkan pemikiran dan membatasi
pemikiran pada benda-benda dan kejadian yang akrab. Tahap ini dimulai dari umur 6 tahun sampai 12 tahun.
4. Formal operational: berpikir secara konseptual dan berpikir secara
hipotetis. Masa sekolah dasar termasuk ke dalam masa kanak-kanak akhir.
Pada masa siswa berpikir secara konkret. Siswa belum bisa berpikir secara abstrak. Ini disebabkan karena perkembangan kognitif siswa sekolah dasar
termasuk ke dalam tahap operasional konkret. Pada tahap ini siswa mampu
40
berpikir logis, meskipun terbatas pada hal yang pernah dialami. Seperti yang dikemukakan oleh Izzaty 2008:117, pada masa ini siswa mampu
berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada hal-hal yang bersifat konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami.
Dalam perkembangan bahasa, siswa sekolah dasar mengganggap belajar menulis itu lebih sulit daripada membaca. Kegiatan membaca dan
menulis tidak dapat dipisahkan karena kegiatan itu berhubungan satu sama lain. Izzaty 2008:108 mengemukakan belajar membaca dan menulis
membebaskan anak-anak dari keterbatasan untuk berkomunikasi langsung. Menulis merupakan tugas yang dirasa sulit daripada membaca bagi siswa.
Cara belajar menulis dilakukan setahap demi setahap dengan latihan dan diiringi dengan perkembangan membaca.
Semakin siswa itu lancar, semakin lancar juga proses menulisnya. Dengan membaca, siswa akan menemukan banyak kata-kata baru yang
dapat dijadikan referensi untuk kegiatan menulis. Jika siswa kurang lancar membaca, maka dia mempunyai sedikit kosa kata yang dapat digunakan
untuk menulis sehingga perkembangan menulisnya kurang maksimal. Dengan karakteristik yang seperti itu, maka guru dituntut untuk mengemas
proses pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tahap perkembangan siswa, lingkungan siswa, dan kehidupan sehari-hari siswa.
Anak kelas IV SD berada pada masa operasional konkret sehingga ide yang muncul berdasarkan pemikiran dan membatasi pemikiran pada
benda-benda dan kejadian yang akrab. Oleh karena itu, hendaknya
41
pembelajaran di SD harus direncanakan dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa secara langsung.
E. Kerangka Pikir