dikatakan mengalami salah penyesuaian jika tidak selamanya membawa kepuasan bagi individu atau pada akhirnya membawa individu konflik dengan
lingkungannya. Kepuasan individu terhadap perilakunya bukanlah ukuran bahwa perilaku itu dapat manimbulkan kesulitan dikemudian hari, perilaku yang perlu
dipertahankan atau dibentuk pada individu adalah perilaku yang bukan sekedar memperoleh kepuasan pada jangka pendek, tetapi perilaku yang tidak menghadapi
kasulitan- kesulitan yang lebih luasdan dalam jangka yang lebih panjang.
2.6.5 Tahap-Tahap Konseling, meliputi:
Menurut Rosjidan dalam Gantina 2011:157-160, konseling behavioral memiliki empat tahap, yaitu: melakukan asesmen
asessment
, menentukan tujuan
goal setting
, mengimplementasikan teknik
technique implementation
dan evaluasi dan mengakhiri konseling
evaluation- termination
. 1
Melakukan Asesemen
Assesment,
tahap ini bertujuan untuk menentukan apa yang dilakukan oleh konseli pada saat ini. Dalam
kegiatan ini konselor melakukan analisis ABC, yaitu A=
Antecedent
pencetus perilaku, B=
Behavior
perilaku yang dipermasalahkan tipe tingkah laku, frekuensi tingkah laku, durasi tingkah laku, intensitas
tingkah laku. Data tingkah laku ini menjadi data awal
baseline data
yang akan dibandingkan dengan tingkah laku setelah intervensi. C=
Consequence
konsekuensi atau akibat perilaku tersebut. 2
Menetapkan Tujuan
Goal setting,
dalam tahap ini konselor dan konseli menentukan tujuan konseling sesuai dengan kesepakatan
bersama berdasarkan informasi yang telah disusun dan dianalisis.
menyusun perangkat untuk merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling.
Goal setting
disusun atas tiga langkah, yaitu: membantu konseli untuk memandang masalahnya atas dasar tujuan-
tujuan yang diinginkan, memperhatikan tujuan konseli berdasarkan kemungkinan hambatan- hambatan situasional tujuan belajar yang
dapat diterima dan dapat diukur, dan memecahkan tujuan kedalam sub- tujuan dan menyusun tujuan menjadi susunan yang berurutan.
3 Implementasi tenik
Technique implementation,
menentukan strategi belajar yang akan dipakai dalam mencapai tingkah laku yang ingin
diubah. Setelah tujuan konseling dirumuskan, konselor dan konseli menentukan strategi belajar yang terbaik untuk membantu konseli
mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkan. Konselor dan konseli mengimplementasikan teknik- teknik konseling sesuai dengan
masalah yang dialami oleh konseli tingkah laku
excessive
atau
deficit
. Dalam implementasi teknik konselor membandingkan perubahan tingkah laku antara baseline data dengan data intervensi.
4
Evaluation-Termination,
melihat apa yang telah yang diperbuat oleh klien, keefektifan konseling dan teknik yang digunakan. Evaluasi
konseling behavioral merupakan proses yang berkesinambuangan. Evaluasi dibuat atas dasar apa yang konseli perbuat. Tingkah laku
konseli digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas konselor dan efektifitas tertentu dari teknik yang digunakan. Terminasi
lebih dari sekadar mengakhiri konseling. Terminasi meliputi: menguji
apa yang konseli lakukan terakhir, eksplorasi kemungkinan kebutuhan konseling tambahan, membantu konseli mentransfer apa yang
dipelajari dalam konseling ke tingkah laku konseli dan memberi jalan untuk memantau secara terus menerus tingkah laku konseli.
Sedangkan menurut Fauzan 2004: 16 tahapan
treatment
dengan menggunakan konseling behavioristik digolongkan menjadi lima tahapan yaitu
assesment, goal setting,
penerapan teknik konseling, evaluasi serta
feed back
umpan balik.
2.6.6 Teknik