menyebabkan remaja mencapai tahap berpikir operasional formal. Tahap ini memungkinkan remaja mampu berpikir secara lebih
abstrak, menguji hipotesis dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanya daripada sekedar melihat apa adanya.
Kemampuan intelektual seperti ini yang membedakan fase remaja dari fase-fase sebelumnya. Mohammad Ali 2010:14
Sedangkan karakter siswa kelas XI TKJ SMK Muhammadiyah 3 Weleri
dalam belajar, guru butuh keaktifan yang lebih supaya siswanya melakukan yang diharapkan oleh guru. Dengan demikian, penelitian ini dimaksud supaya siswa
memiliki karakter yang baik untuk mencapai
On- Task behavior
pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
2.5 Konseling Perorangan
Bimbingan konseling pada dasarnya merupakan wadah untuk membantu siswa dalam mencapai perkembangan yang optimal dan membantu mengentaskan
permasalahan siswa. Dalam bimbingan konseling terdapat berbagai macam layanan. Layanan yang seringkali digunakan dalam membantu memecahkan
permasalahan secara perorangan yaitu layanan konseling perorangan.
2.5.1 Pengertian Konseling Perorangan
Secara etimologis istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu “consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai
dengan kata “menerima” atau “memahami”. Jadi konseling dapat diartikan sebagai suatu proses memberi bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli yang disebut konselor kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah
disebut klien yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Prayitno, 2004:105
Menurut Sukardi 2007: 63 konseling perorangan yaitu layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik yang mendapatkan
layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbingkonselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.
Konseling perorangan merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah
pribadi klien. Dalam suasana tatap muka dilaksanakan interaksi langsung antara klien dan konselor, membahas berbagai hal tentang masalah yang dialami klien.
Pembahasan tersebut bersifat mendalam menyentuh hal-hal penting tentang diri klien bahkan sangat penting yang boleh jadi penyangkut rahasia pribadi klien;
bersifat meluas meliputi berbagai sisi yang menyangkut permasalahan klien; tetapi juga bersifat
spesifik
menuju kearah pengentasan masalah Prayitno, 2004: 1. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konseling perorangan
merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah klien. Berdasarkan
pendapat-pendapat dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa konseling perorangan adalah layanan bimbingan konseling yang prosesnya dilakukan secara langsung
antara konselor dengan klien yang berfungsi untuk pengentasan masalah klien.
2.5.2 Tujuan Konseling Perorangan
Setiap layanan dalam bimbingan konseling tentunya memiliki tujuan tertentu. Demikian halnya dengan konseling perorangan. Menurut Prayitno 2004:
4-5 tujuan pelaksanaan konseling perorangan dibagi menjadi 2 yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1 Tujuan umum layanan konseling perorangan adalah terentaskannya
masalah yang dialami klien. Melalui layanan ini pula konselor membantu
mengurangi beban klien, meningkatkan kemampuan, dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh klien.
2 Tujuan khusus layanan konseling perorangan
a Klien diharapkan dapat memahami seluk beluk masalah yang dialami
secara mendalam, positif, dan dinamis. b
Pemahaman itu mengarah pada berkembangnya persepsi dan sikap serta kegiatan demi terentaskannya masalah yang dialami.
c Mengembangkan dan memelihara potensi klien dan berbagai unsur
positif yang ada pada diri klien yang juga merupakan kekuatan untuk mencegah menjalarnya masalah yang sedang dialami serta diharapkan
pula masalah-masalah baru yang mungkin timbul dicegah. Berdasarkan pendapat Gibson, Mitchell Basile
dalam Rif’at 2009 tujuan konseling perorangan yaitu :
1 Tujuan perkembangan yakni klien dibantu dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya serta mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi pada proses tersebut seperti perkembangan kehidupan sosial, pribadi,
emosional, kognitif, fisik dan sebagainya. 2
Tujuan pencegahan yakni konselor membantu klien menghindari hasil- hasil yang tidak diinginkan.
3 Tujuan peningkatan yakni klien dibantu oleh konselor untuk
mengembangkan keterampilan dan kemampuan. 4
Tujuan perbaikan yakni klien dibantu mengatasi danatau menghilangkan perkembangan yang tidak diinginkan.
5 Tujuan penyelidikan yakni menguji kelayakan tujuan untuk memeriksa
pilihan-pilihan, pengetesan keterampilan, dan mencoba aktivitas baru dan berbeda dan sebagainya.
6 Tujuan penguatan yakni membantu klien untuk menyadari apa yang
dilakukan, difikirkan dan dirasakan sudah baik. 7
Tujuan kognitif yakni menghasilkan fondasi dasar pembelajaran dan keterampilan kognitif.
8 Tujuan fisiologis yakni menghasilkan pemahaman dasar dan kebiasaan
untuk hidup sehat. 9
Tujuan psikologis yakni membantu mengembangkan keterampilan sosial yang baik, belajar mengontrol emosi, mengembangkan konsep diri positif
dan sebagainya. Berdasarkan pendapat-pendapat dari para ahli dapat disimpulkan tujuan
konseling perorangan yaitu membantu terentaskannya permasalahan klien, mengembangkan kemampuan dan potensi klien untuk mencegah menjalarnya
masalah yang sedang dialami serta diharapkan pula masalah-masalah baru yang mungkin timbul dicegah, berkembangnya persepsi dan sikap serta kegiatan demi
terentaskannya masalah yang dialami.
2.5.3 Tahap-tahap Konseling Perorangan