Faktor- faktor Penelitian Terdaluhu

ditentukan oleh guru dan mengerjakan tepat pada waktunya, memperhatikan penjelasan guru dan meminta ijin ketika ingin melakukan apapun saat di kelas. Dalam penelitian ini diharapkan siswa memiliki On- Task Behavior dalam mata pelajaran Bahasa Inggris sesuai dengan yang diperintahkan oleh gurunya. Sedangkan yang terjadi di kelas X TKJ SMK Muhammadiyah 3 Weleri pada tahun ajaran 20112012 adalah siswa memiliki perilaku yang tidak dikehendaki Off-Task Behavior pada mata pelajaran bahasa Inggris. Sehingga dalam penelitian ini adalah meninggkatkan On- Task Behavior siswa di kelas pada mata pelajaran bahasa Inggris.

2.2.2 Faktor- faktor

On-Task Behavior Faktor yang mempengaruhi menurut Christine 2007, menyebutkan faktor dari dalam diri siswa yang membuat siswa memiliki On- Task Behavior rendah di antaranya adalah kemampuan interaksi sosial yang buruk, tidak ada konsep yang jelas tentang apa yang dapat diterima dan kurangnya konsisten disiplin. On- Task Behavior adalah salah satu bentuk tujuan dari belajar, sehingga faktor untuk meningkatkan On-Task Behavior dipengaruhi juga dari faktor belajar. Menurut Dalyono 2009: 55-60 menyebutkan, ada 2 faktor yang mempengaruhi dalam belajar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kesehatan, inteligansi dan bakat, minat dan motivasi serta cara belajar. Sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. Dari kedua faktor tersebut memang sangat mempengaruhi dalam tercapainya On- Task Behaviour dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Dalam penelitian ini selain faktor eksternal, faktor internal memiliki peranan yang lebih penting, karena dalam mengelola diri, siswa yang bersangkutan yang bisa menetukan. Menurut Sukiman 2010, menyebutkan faktor dari dalam diri siswa di antaranya terkait dengan tingkah laku. Ada beberapa masalah tingkah laku pembelajar dalam proses belajar di kelas. Sedangkan faktor dari luar diri siswa diantaranya faktor ekologi atau lingkungan kelas, ketrampilan berkomunikasi guru dalam menyampaikan pelajaran dan materi yang diberikan sesuai kemampuan yang dimiliki siswa. Apabila ketiga faktor itu tidak dipenuhi, maka kemungkinan terbesar yang akan terjadi adalah siswa tidak memiliki On-Task Behavior dalam pelajaran dikarenakan lingkungan kelas yang tidak kondusif, cara guru menyampaikan materi yang membosankan juga materi yang disampaikan terlalu mudah atau terlalu sulit, sehingga membuat siswa lebih cenderung memiliki Off- Task Behavior daripada On-Task Behavior . Seperti yang disebutkan oleh Sukiman 2010 dalam penelitiannya, bahwa suatu nuansa penyajian materi pelajaran yang lebih tertuju pada masalah teknik penyelesaian target kurikulum, sementara faktor non-teknik belum mendapat perhatian secara proporsional. Faktor non- teknik dimaksud adalah iklim kelas dan lingkungan ekologi yang mendukung proses belajar- mengajar. Faktor-faktor inilah yang diprediksi sebagai akar permasalahan hasil belajar tidak maksimal. Dengan kata lain faktor ekologis yang membantu kelancaran proses belajar- mengajar perlu diciptakan sehingga aktualisasi tingkah laku Off-Task Behavior dapat diubah menjadi On-Task Behavior. Sedangkan menurut Abdulhak 2001 dalam Sukiman 2010, menyebutkan pembelajaran yang tidak memiliki interaksi yang kuat dan mendalam dengan menggunakan interaksi satu arah menjadikan pemahaman pembelajar dalam belajar sangat lemah, bahkan memiliki dampak terhadap kurangnya perhatian pembelajar dalam mengikuti kegiatan belajar. Interaksi menjadi ciri dari keberlangsungan pembelajaraan dan bahkan dapat dijadikan alat untuk memprediksi perolehan hasil belajar. Pembelajaran yang tidak memiliki interaksi yang kuat dan mendalam dengan menggunakan interaksi satu arah menjadikan pemahaman pembelajar dalam belajar sangat lemah, bahkan memiliki dampak terhadap kurangnya perhatian pembelajar dalam mengikuti kegiatan belajar. Anni 2007,73 menyebutkan beberapa prinsip belajar adalah keterdekatan contiguity , pengulangan repetition dan penguatan reinforcement . Prinsip keterdekatan menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin waktunya dengan respon yang diinginkan. Prinsip pengulangan menyatakan bahwa situasi stimulus dan responnya perlu diulang- ulang atau dipraktekkan agar belajar dapat diperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar. Sedangkan prinsip penguatan menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti dengan perolehan yang menyenangkan. Dalam On- Task Behavior ini, prinsip- prinsip belajar menjadi faktor yang mempengaruhi untuk kemunculannya. Pembelajaran menurut aliran behavioristik adalah upaya membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan lingkungan dengan tingkah laku siswa yang disebut pembelajaran perilaku. Dalam pembelajaran perilaku tidak lepas dari prinsip bahwa perilaku berubah menurut konsekuensi- konsekuensi langsung. Konsekuensi ini bisa berupa penguatan reinforcemen untuk perilaku yang benar atau hukuman punishment untuk perilaku yang salah. Sugandi 2007:34 Dari berbagai faktor yang disebutkan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa faktor dari dalam dan luar diri siswa sangat berpengaruh terhadap on- task behaviour yang dimiliki oleh siswa. Prinsip perkembangan kurikulum juga mempengaruhi On- Task Behavior siswa terhadap kurikulum pelajaran tersebut, dalam penilitian ini adalah pelajaran Bahasa Inggris. Oleh karena itu sistem pembelajaran yang komunikatif, kurikulum yang sesuai kemampuan siswa dan lingkungan kelas yang kondusif sangat membantu siswa untuk memiliki On-Task Behavior dalam mata pelajaran tersebut. Faktor yang mempengaruhi on-task behavior dari dalam diri siswa yaitu kemampuan komunikasi sosial, konsep yang jelas, konsisten disiplin, cara belajar, minat dan motivasi. Sedang faktor yang mempengaruhi on- task behavior dari luar diri siswa yaitu pengaruh lingkungan ekologi, interaksi dengan guru dan materi yang dilakukan.

2.2.3 Manfaat

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25