1 Tahap awal yang meliputi : membina hubungan baik dengan klien
rapport, penyelenggarakan penstrukturan. Konselor menjelaskan kepada klien tentang struktur apa saja dalam konseling perorangan seperti
pengertian, tujuan, asas dan proses konseling, penetapan kontrak waktu. 2
Tahap kegiatan yang meliputi : mengidentifikasi masalah yang dialami klien, mendiagnosis masalah klien, melakukan prognosis untuk mencari
alternatif pemecahan masalah, dan memberikan
treatment
kepada klien 3
Tahap akhir meliputi adanya penurunan kecemasan klien, perubahan perilaku klien yang lebih positif, sehat, dan dinamis, adanya tujuan hidup
yang jelas dengan program yang jelas, dan adanya perubahan perilaku klien untuk mengatasi masalahnya. Pada tahap ini konselor melakukan
beberapa hal, seperti penilaian dengan menanyakan kepada klien tentang pemahamannya setelah mengikuti konseling
understanding
, perasaan klien pada saat dan setelah mengikuti proses konseling
comfortable
, langkah apa yang akan diambil oleh klien selanjutnya
action
, dan tindak lanjut.
2.5.4 Fungsi Konseling Perorangan
Setiap layanan dalam bimbingan konseling pada dasarnya diselenggaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Begitu juga dengan konseling perorangan,
konseling perorangan diselenggarakan karena disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan memiliki fungsi tertentu. Menurut Sukardi 2003: 44 fungsi utama
bimbingan yang didukung oleh layanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan. Dengan mengikuti konseling perorangan diharapkan dapat
membantu mengentaskan permasalahan yang dialami klien dan tidak menimbulkan masalah baru.
2.5.5 Azas Konseling Perorangan
Kekhasan yang paling mendasar layanan konseling perorangan adalah hubungan interpersonal yang amat intens antara klien dan konselor. Hubungan ini
benar-benar sangat mempribadi, sehingga boleh dikatakan antara kedua pribadi itu “saling masuk-memasuki”. Proses layanan konseling dikembangkan sejalan
dengan suasana yang demikian, sambil di dalamnya dibangun kemampuan khusus klien untuk keperluan kehidupannya. Asas-asas konseling memperlancar proses
dan memperkuat bangunan yang ada di dalamnya. Adapun asas-asas yang dimaksud menurut Prayitno 2004:14 adalah sebagai berikut:
1 Kerahasiaan
Dalam konseling perorangan ini, segala pembicaraan, keterangan, ataupun data-data yang diperoleh tidak boleh disebarkan kepada orang lain, jadi
hanya konselor dan klien yang mengetahuinya. 2
Kesukarelaan dan keterbukaan Proses konseling perorangan seharusnya dilakukan dengan sukarela tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun. Selain itu, dalam prosesnya klien diharapkan mau membuka diri terhadap konselor sehingga konselor dapat
mengetahui apa saja yang ada dalam diri maupun pikiran klien sehingga proses konseling dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. 3
Keputusan diambil oleh klien sendiri
Dalam hal ini klien dituntut untuk mandiri maksudnya mengambil keputusan sendiri dalam pennyelesaian masalahnya. Konselor hanya
membantu klien dalam memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah.
4 Kekinian dan kegiatan
Permasalahan yang diungkapkan klien dalam konseling perorangan adalah permasalahan yang sedang dihadapi klien saat ini, bukan permasalahan
masa lalu klien ataupun permasalahan yang akan dihadapi klien di masa mendatang. Dalam proses konseling perorangan dibutuhkan kerjasama
antara konselor dengan klien. Klien juga harus bekerja giat dengan cara aktif dalam proses konseling dan aktif dalam melaksanakanmenerapkan
hasil-hasil konseling perorangan. 5
Kenormatifan dan keahlian Pelaksanaan konseling perorangan tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku yaitu norma agama, norma adat, norma sosial, norma hukum. Selain itu, konseling perorangan juga harus dilakukan oleh
orang yang benar-benar ahli di bidangnya dalam hal ini adalah konselor sarjana bimbingan dan konseling.
2.5.6 Prinsip Konseling Perorangan