PEMBAHASAN ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Tabel 23. Gambaran Self Regulated Learning Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah N Min Max Mean Standar Deviasi Laki-laki 174 65 153 110.70 15.573 Perempuan 212 70 161 116.42 13.088 Berdasarkan tabel 23 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata self regulated learning pada subjek penelitian berjenis kelamin perempuan lebih tinggi dibandingkan subjek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki, yaitu 116.42 110.70.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh bahwa ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap self regulated learning pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Hasil ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Pintrich dan Groot 1990 bahwa kondisi afeksi atau reaksi-reaksi emosional dapat memberi perubahan self regulated learning individu dalam pencapaian tujuan dan pengunaan proses-proses metakognitif. Mahasiswa dengan kecerdasan emosional yang baik memiliki kesadaran akan kekuatan dan kelemahan diri, serta berorientasi ke arah perbaikan diri. Kemampuan ini membantu mahasiswa tersebut dalam menghadapi beban dan tugas-tugas dalam perkuliahan serta mewujudkan proses pembelajaran yang tepat. Schunk dalam Schunk Zimmerman, 1998 juga mengemukakan bahwa self-regulated learning dapat berlangsung apabila peserta didik secara sistematis mengarahkan afeksi, perilaku, dan kognisinya dengan cara memberi perhatian pada instruksi-instruksi, tugas-tugas, melakukan proses dan menginterpretasikan pengetahuan, mengulang dan mengingat informasi serta mengembangkan dan memelihara keyakinan positifnya tentang kemampuan belajar dan mampu mengantisipasi hasil belajarnya. Selain itu, Papalia dalam Gunarsa, 2004 menyebutkan bahwa faktor- faktor yang dapat mengembangkan regulasi diri adalah proses perhatian dan kesadaran terhadap emosi negatif. Individu yang memberikan atensi atau perhatian serta sadar akan emosi negatif adalah individu yang mengenali diri dan memahami emosinya sehingga mampu meregulasi dirinya dengan lebih baik. Gilliom dalam Gunarsa, 2004 juga mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi diri adalah regulasi emosional. Seseorang yang mampu meregulasi emosinya dengan baik akan mampu meregulasi diri dalam tugas-tugas tertentu. Demikian juga dalam penerapan self regulated learning, kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan R square R 2 yang diperoleh dari pengaruh kecerdasan emosional terhadap self regulated learning adalah sebesar 0.158. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kecerdasan emosional terhadap self regulated learning mahasiswa adalah sebesar 15.8. Artinya kecerdasan emosional memberikan sumbangan efektif sebesar 15.8 dalam meningkatkan self regulated learning pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Cobb 2003 menyatakan bahwa faktor lain yang turut mempengaruhi self regulated learning yang tidak diteliti dalam penelitian ini adalah motivasi, self efficacy, dan tujuan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dari variabel kecerdasan emosional menunjukkan µ empirik µ hipotetik yaitu 99.33 87.5. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi daripada populasinya. Perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dari variabel self regulated learning menunjukkan µ empirik µ hipotetik yaitu 113.84 102.5. Hal ini juga menunjukkan bahwa mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki self regulated learning yang lebih tinggi daripada populasinya. Berdasarkan pengkategorisasian yang dilakukan terhadap data hasil penelitian dari 386 orang mahasiswa yang menjadi subjek penelitian, diperoleh bahwa 53 orang 13.73 mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional pada kategori rendah, 56 orang 14.50 berada pada kategori tinggi, dan 277 orang 71.76 berada pada kategori tidak terklasifikasikan. Sedangkan untuk data self regulated learning diperoleh bahwa 82 orang 21.24 mahasiswa berada pada kategori rendah, 82 orang 21.24 berada pada kategori tinggi, dan 222 orang 57.51 berada pada kategori tidak terklasifikasikan. Hasil penelitian tambahan mengenai gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin diperoleh bahwa nilai rata-rata kecerdasan emosional pada mahasiswa berjenis kelamin perempuan lebih tinggi dari mahasiswa laki- laki, dimana rata-rata mahasiswa perempuan adalah 99.49, sedangkan mahasiswa laki-laki adalah 99.14. Akan tetapi, perbedaan selisih rata-rata antara laki-laki dan perempuan tidak begitu besar sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguji perbedaan kecerdasan emosional pada laki-laki dan perempuan. Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan memiliki self regulated learning yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa laki-laki, dimana nilai rata-rata mahasiswa perempuan adalah 116.42, sedangkan mahasiswa laki-laki adalah 110.70. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Zimmerman dan Martinez-Ponz 1990 bahwa ada perbedaan penerapan self regulated learning antara pelajar laki-laki dan perempuan. Menurut Zimmerman, pelajar perempuan lebih sering menggunakan strategi memonitor diri self monitoring, membuat rencana dan tujuan belajar goal setting planning, mengatur lingkungan belajar environmental structuring dibandingkan pelajar laki-laki.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan di uraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini dan pada bagian akhir akan dikemukakan saran baik yang bersifat pengembangan penelitian maupun praktis yang mungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan topik yang sama.

A. KESIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian dan analisis data, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap self regulated learning pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara. 2. Semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin baik juga self regulated learning mahasiswa Universitas Sumatera Utara. 3. Kecerdasan emosional memberikan sumbangan efektif sebesar 15.8 dalam meningkatkan self regulated learning pada mahasiswa, sedangkan sisanya dipengaruhi faktor lain seperti self efficacy, motivasi, dan tujuan.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang dikemukakan, maka peneliti mengemukakan beberapa saran. Saran-saran yang dikemukakan oleh peneliti diharapkan dapat berguna bagi perkembangan kelanjutan studi ilmiah.