Hasil Penelitian Tambahan Hasil Penelitian

learning pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara diterima . Ga ris persamaan regresi yang dihasilkan adalah Y = 54.169 + 0.601 X. Artinya skor self regulated learning bertambah sebesar 54.169 + 0.601 jika nilai kecerdasan emosional = 1 satuan, dengan kata lain bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin baik juga self regulated learning mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

c. Hasil Penelitian Tambahan

1. Kategorisasi Data Kecerdasan Emosional Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor populasi terdistribusi normal. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam kecerdasan emosional yaitu tinggi dan rendah. Data penelitian tentang kategori kecerdasan emosional dapat dilihat pada tabel tertera pada tabel 18 berikut. Tabel 18. Skor Empirik dan Hipotetik Kecerdasan Emosional Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD KE 70 126 99.33 9.62 35 140 87.5 17.5 Berdasarkan tabel 18, variabel kecerdasan emosional memiliki mean empirik sebesar 99.33, sedangkan mean hipotetiknya adalah 87.5. Dalam penelitian ini, mean empirik kecerdasan emosional lebih tinggi dari mean hipotetiknya. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi daripada populasinya. Rangkuman data penelitian tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengkategorisasikan kecerdasan emosional pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Kecerdasan emosional dikategorisasikan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah dengan mempertimbangkan standart eror of measurement yang akan memberikan kecermatan hasil pengukuran. Rumusan standart eror dalam pengukuran self regulated learning yaitu: Se=Sx√ 1-Rxx’ Keterangan: Se = standar eror Sx = standar deviasi Rxx` =koefisien reliabilitas Berdasarkan pengolahan data self regulated learning pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara dengan bantuan SPSS 16.0 for windows diperoleh Rxx ’= 0,912 dan Sx= 17,5 sehingga standar eror dalam pengukuran ini adalah: Se = 17,5 √1-0,912 = 17,5 √0,088 = 17,5 x 0,29 = 5,075 Mengetahui besarnya Se akan dapat mengestimasi fluktuasi skor skala kecerdasan emosional yaitu: X ± Z α2 . Se Dengan menggunakan taraf kepercayaan 95 berarti sama dengan taraf signifikan 5 atau α = 0.05 sehingga α2= 0.025, maka diperoleh nilai z=1.96 bersadarkan tabel distribusi normal dengan begitu fluktuasi kecerdasan emosional sebesar: X ± 1,96 5,075 X ± 9.947 X ± 10 dibulatkan maka: X + 10 = 99+ 11 = 110 dan X - 10 = 99-11 = 88 Berdasarkan perhitungan di atas maka kategorisasi untuk variabel kecerdasan emosional dapat dilihat pada tabel 19 berikut. Tabel 19. Kategorisasi Data Kecerdasan Emosional Variabel Kriteria Jenjang Kategori Frekuensi N Persentase KE x 88 Rendah 53 13.73 x 110 Tinggi 56 14.50 88 x 110 Tidak Terklasifikasi 277 71.76 Berdasarkan tabel 19 di atas, diketahui sebanyak 53 orang 13.73 mahasiswa memiliki kecerdasan emosional yang rendah, 56 orang 14.50 dengan kecerdasan emosional yang tinggi dan 277 orang 71.76 tidak terklasifikasi karena tujuan penelitian hanya mengkategorikan subjek ke dalam 2 kategori saja. 2. Kategorisasi Data Self Regulated Learning Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor populasi terdistribusi normal. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam self regulated learning yaitu tinggi dan rendah. Data penelitian tentang kategori self regulated learning dapat dilihat pada tabel tertera pada tabel 20 berikut. Tabel 20. Skor Empirik dan Hipotetik Self Regulated Learning Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD SRL 65 161 113.84 14.52 41 164 102.5 20.5 Berdasarkan tabel 19, variabel self regulated learning memiliki mean empirik 113.84 dan mean hipotetik 102.5. Mean empirik self regulated learning lebih tinggi dari mean hipotetiknya. Hal ini berarti bahwa self regulated learning mahasiswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini lebih tinggi daripada populasinya. Rangkuman data penelitian tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengkategorisasikan self regulated learning pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Self regulated learning dikategorisasikan menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah dengan mempertimbangkan standart eror of measurement yang akan memberikan kecermatan hasil pengukuran. Rumusan standart eror dalam pengukuran self regulated learning yaitu: Se=Sx√ 1-Rxx’ Keterangan: Se = standar eror Sx = standar deviasi Rxx` =koefisien reliabilitas Berdasarkan pengolahan data self regulated learning pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara dengan bantuan SPSS 16.0 for windows diperoleh Rxx’= 0,924 dan Sx= 20,5 sehingga standar eror dalam pengukuran ini adalah: Se = 20,5 √1-0,924 = 20,5 √0,076 = 20,5 x 0,27 = 5,535 Mengetahui besarnya S e akan dapat mengestimasi fluktuasi skor skala self regulated learning yaitu: X ± Z α2 . Se Dengan menggunakan taraf kepercayaan 95 berarti sama dengan taraf signifikan 5 atau α = 0.05 sehingga α2= 0.025, maka diperoleh nilai z=1.96 bersadarkan tabel distribusi normal dengan begitu fluktuasi self reguilated learning sebesar: X ± 1,96 5,535 X ± 10,84 X ± 11 dibulatkan maka: X + 11 = 114+ 11 = 125 dan X - 11 = 114-11 = 103 Berdasarkan perhitungan di atas maka kategorisasi untuk variabel self regulated learning dapat dilihat pada tabel 21 berikut. Tabel 21. Kategorisasi Data Self Regulated Learning Variabel Kriteria Jenjang Kategori Frekuensi N Persentase SRL x 103 Rendah 82 21.24 x 125 Tinggi 82 21.24 103 x 125 Tidak Terklasifikasi 222 57.51 Berdasarkan tabel 21 di atas, diketahui sebanyak 82 orang 21.24 mahasiswa memiliki self regulated learning yang rendah, 82 orang 21.24 dengan self regulated learning yang tinggi dan 222 orang 57.51 tidak terklasifikasi karena tujuan penelitian hanya mengkategorikan subjek ke dalam 2 kategori saja. 3. Gambaran Kecerdasan Emosional Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Hasil penelitian tambahan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecerdasan emosional pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Gambaran tersebut meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi yang disajikan dalam tabel 22 di bawah ini. Tabel 22. Gambaran Kecerdasan Emosional Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah N Min Max Mean Standar Deviasi Laki-laki 174 70 126 99.14 9.908 Perempuan 212 72 126 99.49 9.400 Berdasarkan tabel 22 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kecerdasan emosional pada subjek penelitian berjenis kelamin perempuan adalah 99.49, sedangkan subjek berjenis kelamin laki-laki adalah 99.14. Mahasiswa perempuan memiliki rata-rata kecerdasan emosional yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa laki-laki. 4. Gambaran Self Regulated Learning Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Hasil penelitian tambahan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai self regulated learning pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Gambaran tersebut meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi yang disajikan dalam tabel 23 di bawah ini. Tabel 23. Gambaran Self Regulated Learning Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah N Min Max Mean Standar Deviasi Laki-laki 174 65 153 110.70 15.573 Perempuan 212 70 161 116.42 13.088 Berdasarkan tabel 23 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata self regulated learning pada subjek penelitian berjenis kelamin perempuan lebih tinggi dibandingkan subjek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki, yaitu 116.42 110.70.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh bahwa ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap self regulated learning pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Hasil ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Pintrich dan Groot 1990 bahwa kondisi afeksi atau reaksi-reaksi emosional dapat memberi perubahan self regulated learning individu dalam pencapaian tujuan dan pengunaan proses-proses metakognitif. Mahasiswa dengan kecerdasan emosional yang baik memiliki kesadaran akan kekuatan dan kelemahan diri, serta berorientasi ke arah perbaikan diri. Kemampuan ini membantu mahasiswa tersebut dalam menghadapi beban dan tugas-tugas dalam perkuliahan serta mewujudkan proses pembelajaran yang tepat. Schunk dalam Schunk Zimmerman, 1998 juga mengemukakan bahwa self-regulated learning dapat berlangsung apabila peserta didik secara sistematis mengarahkan afeksi, perilaku, dan kognisinya dengan cara memberi perhatian pada instruksi-instruksi, tugas-tugas, melakukan proses dan menginterpretasikan pengetahuan, mengulang dan mengingat informasi serta mengembangkan dan