1. Validitas Alat Ukur
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi ukurnya.
Suatu alat ukur yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data
tersebut. Pendekatan terhadap validitas alat ukur dilakukan dengan menyusun terlebih dahulu operasional aspek-aspek pengukuran yang tepat dalam blue-print.
Penelitian ini menggunakan face validity dan content validity. Face validity adalah tipe validitas yang paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan
pada penilaian terhadap format penampilan tes. Apabila penampilan tes telah meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak
diukur, maka dapat dikatakan bahwa face validity telah terpenuhi. Content validity berkaitan dengan item-item alat ukur sesuai dengan apa yang akan di ukur.
Content validity diperoleh melalui pendapat profesional dari dosen pembimbing dan dosen yang memiliki kompetensi dalam bidang yang hendak diteliti Azwar,
2000.
2. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Menurut Hadi 2000 reliabilitas alat ukur
menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda. Reliabilitas alat ukur
yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi item- item yang dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama. Reliabilitas
alat ukur ini sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur,
yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2002.
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal dimana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada
sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis, dan memiliki efisiensi yang tinggi Azwar, 2002. Teknik yang digunakan untuk
pengukuran reliabilitas alat ukur penelitian ini adalah teknik koefisien Alpha Cronbach. Untuk menguji reliabilitas ini menggunakan bantuan program SPSS
versi 16.0 for Windows. Batasan penerimaan reliabilitas dianggap memuaskan
apabila koefisiennya mencapai minimal 0,5 Azwar, 2000. 3.
Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda butir pernyataan untuk melihat sejauh mana butir pernyataan mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atau
tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis butir pernyataan ini adalah dengan memilih butir-butir pernyataan yang fungsi
ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain, memilih butir pernyataan yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur
oleh tes sebagai keseluruhan Azwar, 2000.
Pengujian daya beda butir pernyataan ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap butir pernyataan dengan suatu
kriteria yang relevan, yaitu skor total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment. Prosedur pengujian ini akan
menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks daya beda
butir pernyataan Azwar, 2000. Besarnya koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan nilai positif dan negatif. Semakin baik daya
diskriminasi aitem maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1,00 Azwar, 2000. Batasan nilai indeks daya beda aitem dalam penelitian ini adalah
0.30, sehingga setiap aitem yang memiliki harga kritik ≥ 0.30 sajalah yang akan digunakan dalam pengambilan data yang sebenarnya.
4. Hasil Uji Coba Alat Ukur Penelitian