5
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Lajunya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan kian kompleknya masalah yang ada didalam suatu perusahaan, mendapatkan sumber daya manusia yang
kompeten dan ahli dibidangnya adalah salah satunya, banyak konsep dan cara dilakukan untuk mendapatkan karyawan yang memiliki keahlian dan
profesionalisme tinggi dalam bekerja. Begitu banyak perubahan pola pikir para ahli ekonomi mengenai pentingnya sumber daya manusia dalam suatu perusahaan, ada
yang menciptakan teori bahwa sesungguhnya karyawan hanyalah suatu bagian dari perusahaan yang harus dioptimalkan layaknya sebuah mesin dan tak ada bedanya
dengan sumber daya lain yang memang harus dioptimalkan, namun tak sedikit pula para ahli yang menciptakan teori bahwa karyawan adalah sebuah asset bagi
perusahaan sehingga harus diperlakukan sedemikian rupa. Hal ini didasarkan bahwa karyawan adalah sumber daya yang selalu berbeda setiap individunya dan
memiliki keinginan yang tak bisa disamakan dengan sumber daya lain. Dilihat dari tujuan perusahaan dan tujuan karyawan dalam menjalankan
pekerjaannya, diharapkan tidak ada kesenjangan antara keduanya, untuk itu perusahaan harus berusaha untuk menyelesaikan antara tujuan karyawan dengan
tempat mereka bekerja apakah terdapat hubungan timbal balik atau sebaliknya. Apabila berhasil mencapai keuntungan, berarti karyawan akan terjamin
kelangsungan pendapatannya, mereka akan merasa aman dan hal ini akan dapat
Universitas Sumatera Utara
6
mendorong karyawan melaksanakan pekerjaannya dengan penuh konsentrasi. Tujuan perusahaan tidak akan tercapai tanpa peran aktif tenaga kerja yang
terampil dan disiplin, meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya. Mengatur karyawan sangat sulit dan kompleks karena mereka
mempunyai pikiran, perasaan, status, keraguan dan latar belakang yang heterogen. Sehingga tenaga kerja tidak dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya seperti mengatur
mesin, modal, dan gedung. Maka dari itu, kedisiplinan kerja masih sulit untuk diwujudkan karena masih banyak permasalahan - permasalahan yang ada dalam
perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya komunikasi antara atasan dengan bawahan yang harmonis. Karena setiap pola tingkah laku dan sikap atasan
merupakan panutan bagi setiap karyawan. Kewajiban untuk meningkatkan kedisiplinan kerja bukan hanya menjadi
tugas karyawan saja, melainkan kewajiban para pemimpin perusahaan yang juga harus menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang besar untuk
membina karyawan, sehingga dengan adanya kedisiplinan pada karyawan di harapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan menghasilkan
tenaga kerja yang lebih berprestasi dan efisien. Untuk menjamin agar karyawan perusahaan tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya dapat seefesien dan
seefektif mungkin maka perlu ditetapkan disiplin kerja. Menurut Malayu 2009:193, “Kedisiplinan merupakan kesadaran atau
kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma- norma yang berlaku. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan
Universitas Sumatera Utara
7
seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis”.
Kedisiplinan yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Hal itu dapat mendorong adanya gairah
kerja,semangat kerja dan terwujudnya tujuan perusahaan. Oleh karena itu,seorang manajer harus bertindak tegas agar para bawahannya mempunyai disiplin yang
baik. Seorang manajer dikatakan efektif dalam kepemimpinannya jika para bawahannya berdisiplin dengan baik.
Dalam usahanya untuk menghindari perilaku yang tidak diharapkan dan untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, perusahaan harus dapat menetapkan
sanksi terhadap pelanggaran peraturan, sehingga perusahaan dapat menghindari pengulangan-pengulangan perilaku yang tidak diinginkan tersebut. Dampaknya
terhadap para karyawan adalah bahwa disiplin kerjanya dapat ditingkatkan dan dengan begitu produktivitas kerjanya juga meningkat.
Untuk mendapatkan suatu hasil produk yang baik dan bermutu tinggi maka diperlukan tak hanya dibutuhkan disiplin kerja saja, tetapi juga membutuhkan
pengawasan yang baik. Pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan
atau hasil yang dikehendaki Lubis, 1985:154. Pada setiap perusahaan memerlukan pengawasan dari pihak manajer.
Pengawasan ini dilakukan oleh manajer sebagai suatu usaha membandingkan apakah yang dilakukan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Hal ini berarti juga
pengawasan merupakan tindakan atau kegiatan manajer yang mengusahakan agar
Universitas Sumatera Utara
8
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil kerja yang dikehendaki. Pengawasan kerja merupakan hal yang sangat penting dalam setiap
pekerjaan baik dalam perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Sebab dengan adanya pengawasan kerja yang baik maka sesuatu pekerjaan akan dapat berjalan
lancar dan dapat menghasilkan suatu hasil kerja yang optimal. Semakin lancarnya kerja dan disertai pengawasan yang baik akan dapat mengakibatkan suatu pekerjaan
yang dapat menghasilkan suatu hasil produksi yang baik serta mengalami kemajuan. Dengan pengawasan kerja yang baik akan mendorong karyawan lebih
giat dalam bekerja dan menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi. Produktivitas kerja sering diartikan sebagai kemampuan seseorang atau
kelompok orang untuk menghasilkan barang dan jasa. Seorang karyawan yang produktif adalah karyawan yang cekatan dan mampu menghasilkan barang dan jasa
sesuai mutu yang ditetapkan dan waktu yang lebih singkat, sehingga akhirnya dapat tercapai tingkat produktivitas kerja karyawan yang tinggi. Dengan demikian
penting bagi seorang manajer berusaha untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, agar perusahaan dapat berkembang dan dapat mempertahankan usahanya
Lubis, 1985:154. Perusahaan apabila melaksanakan pengawasan secara baik sesuai sengan
aturan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan, maka dengan sendirinya disiplin kerja karyawan akan baik.
Tjing Bing Tie, 1987:160 mengatakan bahwa: “Pada umumnya disiplin yang baik terdapat apabila karyawan datang kekantor atau perusahaan dengan teratur dan tepat
pada waktunya, apabila mereka berpakaian serba baik pada tepat pekerjaannya,
Universitas Sumatera Utara
9
apabila menggunakan bahan-bahan dan perlengkapan dengan hati-hati, apabila mereka menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan, dan
mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan dan apabila menyelesaikan dengan semangat yang baik.
PT. Midas Multi Industry merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi karung plastik. PT. Midas Multi Industry didirikan di Medan,
Sumatera Utara pada akhir tahun 1980. Faktor pengawasan dan disiplin kerja merupakan faktor yang penting bagi perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu manajer harus melakukan pengawasan kerja yang efektif, maka dengan sendirinya disiplin kerja karyawanpun akan baik sehingga
karyawan bisa mencapai prestasi kerja yang optimal dalam bentuk produktivitas kerja.
Fakta yang ada dilapangan menunjukkan adanya gejala-gejala yang cenderung terjadi penurunan produktivitas kerja para karyawan bagian produksi.
Hal ini disebabkan kurangnya pengawasan yang efektif dan kurangnya sikap disiplin kerja karyawan. Untuk itu dalam meningkatkan produktivitas kerja
karyawan manajer harus melakukan pengawasan yang baik sehingga sikap disiplin kerja dalam diri karyawan muncul. Dengan demikian karyawan akan mengerjakan
pekerjaan dengan baik dan disiplin yang tinggi. Menurut hasil pra survei yang telah dilakukan oleh peneliti. Disiplin kerja
karyawan PT. Midas Multi Industry dapat dilihat dari ketaatan peraturan tata tertib yang berlaku. Tabel berikut merupakan bentuk disiplin karyawan.
Universitas Sumatera Utara
10
Tabel 1.1 Daftar Absensi
Karyawan Bagian Produksi Pada Tahun 2011 – 2013
Tahun Absensi
Cuti Sakit
Izin Mangkir
2011 1,65
1,25 1,47
1,60 2012
2,01 1,03
1,40 2,76
2013 1,39
1,2 1,26
4,01 Sumber : PT. Midas Multi Industry.
Tabel 1.1. menunjukkan bahwa absensi karyawan bagian produksi dari tahun 2011-2013 terlihat mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada tahun
2011 sebesar 1,60, tahun 2012 sebesar 2,76, dan tahun 2013 sebesar 4,01. Dapat dikatakan bahwa akibat dari banyaknya ketidakhadiran karyawan PT Midas
Multi Industry yang tidak beralasan berdampak pada produktivitas kerja karyawan yang semakin menurun.
Masalah kedisiplinan kerja lainnya terdapat pedoman kerja yang masih sering diabaikan oleh para buruh sehingga karyawan produksi sering melakukan
kesalahan dalam bekerja. Akibatnya terjadi susut produksi berupa produk gagal atau rusak. Produk gagal ini hanya dapat dijual kembali dengan harga setengah
kalinya dari harga bahan baku, yang nantinya dapat menjadi tambahan bagi pendapatan lain-lain.
Masalah pengawasan kerja karyawan produksi pada PT. Midas Multi Indutry juga dinilai masih kurang efektif. Karyawan bagian produksi pada PT.
Midas Multi Industry cenderung kurang pengawasan dari manajer, manajer kurang
Universitas Sumatera Utara
11
mengawasi sikap kerja karyawan produksi karena hanya ada tiga orang supervisor yang mengawasi semua karyawan produksi yang bekerja, sehingga sikap disiplin
karyawan pun kurang. Supervisor melakukan pengecekan ke lapangan hanya setiap 2 jam ke setiap bagian, terkadang malah supervisor malas atau bolos untuk
melakukan pengecekan ke lapangan karena manajer juga mempunyai kesibukan atau pekerjaan lainnya yang harus dikerjakannya. Masalah lainnya adalah kurang
tegasnya sikap manajer dalam mengambil sikap atau memberikan sanksi terhadap karyawan yang kurang disiplin. Perusahaan menerapkan pendisiplinan kepada
karyawan yang tidak hadir atau mangkir kerja diberikan teguran lisan secara langsung. Keadaan ini apabila dibiarkan terus menerus akan mempengaruhi pula
tingkat produktivitas kerja karyawan sehingga keuntungan perusahaan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Hal tersebut diatas sejalan dengan apa yang terjadi di perusahaan. Dari masalah kedisiplinan kerja yang menunjukkan tingginya tingkat absensi karyawan
berdampak pada penurunan jumlah produksi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.2
Tabel.1.2 Data Hasil Produksi
PT Midas Multi Industry
TAHUN HASIL
Karung Plastik PENURUNAN
JUMLAH PERSENTASE
2010 4.218.875 kg
2011 4.118.904 kg
99.971 2,43
2012 4.070.808 kg
48.096 1,18
2013 3.981.130 kg
89.678 2,53
Sumber Data : Lap.Tahunan Hasil Produksi PT. Midas Multi Industry
Universitas Sumatera Utara
12
Tabel 1.2 menjelaskan bahwa hasil produksi karung plastik pada PT Midas Multi Industry dari tahun 2010-2013 setiap tahunnya selalu mengalami penurunan
jumlah produksi. Pada tahun 2011 jumlah produksi menurun sebesar 2,43 dari tahun 2010, produksi tahun 2012 juga mengalami penurunan sebesar 1,18
dibandingkan produksi tahun 2011, begitu juga produksi pada tahun 2013 yang juga mengalami penurunan sebesar 2,53 dari tahun sebelumnya.
Pengaruh pengawasan kerja dan disiplin kerja terhadap karyawan menjadi sangat penting. Perusahaan perlu meningkatkan pengawasan yang efektif sehingga
sikap disiplin karyawan juga baik, untuk memacu produktivitas kerja karyawan. Karena apabila karyawan dalam bekerja ada pengawasan kerja yang efektif dari
manajer maka semangat kerja akan timbul dan para karyawan akan bekerja dengan rajin, disiplin, baik dan bertanggung jawab sehingga produktivitas kerja akan
meningkat dengan sendirinya. Dari masalah kedisiplinan kerja yang menunjukkan tingginya tingkat absensi
dan juga kurangnya pengawasan kerja dari para manajer berdampak pada produksi karung plastik dan produktivitas karyawan PT Midas Multi Industry. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 1.3
Universitas Sumatera Utara
13
Tabel 1.3 Produksi Karung Plastik dan Produktivitas Karyawan
Tahun 2011 – 2013
Tahun Jumlah
Karyawan Produksi Karung Plastik
Kg Produktivitas
OI Target
Pencapaian 2011
284 4.240.700
4.118.904 14.503
2012 284
4.278.824 4.070.808
14.333 2013
284 4.198.468
3.981.130 14.018
Rata – rata 4.239.330
4.056.947 14.284
Sumber : PT. Midas Multi Industry. Data diolah
Tabel 1.3 menjelaskan mengenai target yang diberikan oleh perusahaan dalam bentuk pencapaian produksi karung plastik dan produktivitas karyawan yang
ditentukan dan diharapkan. Tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah produksi karung plastik pada tahun 2011 - 2013 selalu di bawah target. Hal ini disebabkan
bahwa produktivitas karyawan belum optimal. Dapat dilihat pada produktivitas karyawan tahun 2011 – 2013 tidak mencapai target. Hal ini dapat dilihat pada rata –
rata pencapaian produktivitas karyawan sebesar 14.284 sedangkan target perusahaan 14.927. Diduga bahwa penurunan hasil produksi tahun 2011 - 2013
disebabkan tingkat absensi dan kurangnya pengawasan para manajer pada PT.Midas Multi Industry.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang didukung dengan teori-teori
tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Universitas Sumatera Utara
14
Disiplin Kerja dan Pengawasan terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Midas Multi Industry”.
1.2. Rumusan Masalah