18
Menurut Keith Davis dalam Mangkunegara 2011:129 mengemukakan bahwa “Dicipline is management action to enforce organization standars”.
Berdasarkan pendapat Keith Davis, disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan menajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.
Seorang karyawan yang dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang bersangkutan konsekuen, konsisten, taat, bertanggung jawab atas tugas yang
diamanahkan kepadanya. Banyak problem yang dihadapi dalam memahami motif yang terbentuk dalam diri setiap tenaga kerja. Dengan demikian amat sulit
menerapkan disiplin terhadap pekerjaan bagi setiap tenaga kerja. Dengan demikian, disiplin kerja para tenaga kerja diharapkan terus dibina dan ditegakkan.
2.1.2 Tujuan Disiplin Kerja
Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama pembinaan disiplin kerja adalah demi kelangsungan perusahaan sesuai dnegan motif perusahaan.
Disiplin kerja adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional Handoko 2004:208.
Menurut Sastrohadiwiryo 2002:292 secara khusus tujuan pembinaan disiplin kerja para tenaga kerja, antara lain:
1. Agar para tenaga kerja menepati segala perturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku,
baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen. 2. Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu
memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang
Universitas Sumatera Utara
19
berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya.
4. Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan
5. Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2.1.3 Bentuk-bentuk Disiplin Kerja
Menurut Rivai 2008:825, terdapat empat perspektif daftar yang menyangkut disiplin kerja, yaitu:
1. Disiplin retributive retributive discipline, yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah
2. Disiplin korektif corrective discipline, yaitu berusaha membantu karyawan mengkoreksi perilakunya yang tidak tepat
3. Perspektif hak-hak individu individual rights perspective, yaitu berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-
tindakan disipliner 4. Perspektif utilitarian utilitarian perspective, yaitu berfokus kepada
penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak-dampak negatifnya.
Universitas Sumatera Utara
20
2.1.4 Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja
Tujuan utama pengadaan sanksi disiplin kerja bagi para karyawan yang melanggar norma-norma perusahaan adalah memperbaiki dan mendidik para
karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin. Menurut Mangkunegara 2011:131, pelaksanaan sanksi terhadap pelanggar
disiplin dengan memberikan peringatan, harus segera, konsisten, dan impersonal. a. Pemberian peringatan
Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga. Tujuan pemberian peringatan adalah agar
pegawai yang bersangkutan menyadari pelanggran yang telah dilakukannya. Di samping itu pula surat peringatan tersebut dapat
dijadikan bahan pertimbangan penilaian kondite pegawai. b. Pemberian Sanksi Harus Segera
Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberikan sanksi yang sesuai dengan peraturan organisasi yang berlaku. Tujuannya, agar
pegawai yang bersangkutan memahami sanksi pelanggaran yang berlaku di perusahaan. Kelalaian pemberian sanksi akan memperlemah disiplin
yang ada. Di samping itu, memberi peluang pelanggar untuk mengabaikan disiplin perusahaan.
c. Pemberian Sanksi Harus Konsisten Pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin harus konsisten.
Hal ini bertujuan agar pegawai sadar dan menghargai peraturan-
Universitas Sumatera Utara
21
peraturan yang berlaku pada perusahaan. Ketidakkonsistenan pemberian sanksi dapat mengakibatkan pegawai merasakan adanya diskriminasi
pegawai, ringannya sanksi, dan pengabaian disiplin. d. Pemberian Sanksi Harus Impersonal
Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak membeda-bedakan pegawai, tua muda, pria-wanita, tetap diberlakukan sama sesuai dengan
pepraturan yang berlaku. Tujuannya agar pegawai menyadari bahwa disiplin kerja berlaku untuk semua pegawai dengan sanksi pelanggaran
yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan. Pada umumnya sebagai pegangan manajer meskipun tidak mutlak, tingkat
dan jenis disiplin kerja terdiri atas sanksi disiplin berat, sanksi disiplin sedang dan sanksi disiplin ringan Rivai 2009 :831.
1. Sanksi disiplin berat Sanksi disiplin berat misalnya:
a. Demosi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatanpekerjaan yang diberikan sebelumnya
b. Pembebasan dari jabatanpekerjaan yang dijadikan sebagai karyawan biasa bagi yang memegang jabatan
c. Pemutusan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri karyawan yang bersangkutan
d. Pemutusan hubungan kerja tidak hormat sebagai karyawan di perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
22
2. Sanksi disiplin sedang a. Penundaan pemberian kompensasi yang sebelumnya telah dirancangkan
sebagaimana karyawan lainnya b. Penurunan upah sebesar satu kali upah yang biasanya diberikan, harian,
mingguan, atau bulanan c. Penundaan program promosi bagi karyawan yang bersangkutan pada
jabatan yang lebih tinggi. 3. Sanksi disiplin ringan
a. Teguran lisan kepada karyawan yang bersangkutan b. Teguran tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
2.1.5 Faktor-Faktor Disiplin Kerja