Pembatasan Masalah Perumusan Masalah

10 g. Kurangnya dinas perhubungan melakukan pengawasan terhadap kendaraan angkutan umum yang belum lulus uji laik jalan sehingga banyak kendaraan angkutan yang belum lulus uji tetap beroperasi h. Kurang tegasnya pihak-pihak berwenang dalam menegakkan hukum bagi para pengemudi angkutan umum yang melakukan pelanggaran sehingga tidak ada rasa takut bagi para pelanggar untuk mengabaikan aturan-aturan tersebut.

2. Pembatasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini penulis membatasi hanya pada masalah-masalah yang berkaitan dengan judul penelitian seperti : a. Bagaimana Dinas Perhubungan melakukan sosialisasi UU No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang difokuskan pada pelaksanaan Uji Laik Jalan? b. Bagaimana Dinas Perhubungan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Uji Laik Jalan? c. Bagaimana penegakkan hukum terhadap pelanggaran yang kerap dilakukan oleh para pengemudi angkutan umum dengan mengabaikan peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah? Dalam penelitian ini sudah dibatasi menjadi suatu ruang lingkup yang kecil sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang akurat dan mampu untuk menjawab setiap permasalahan yang penulis kaji. 11

3. Perumusan Masalah

Sejak disahkannya UU No.14 Tahun 1992, timbul berbagai tanggapan atau komentar dan kritikan masyarakat. Reaksi masyarakat tersebut dilakukan dengan berbagai cara, seperti melakukan demonstrasi, penyebaran pamflet atau selebaran gelap, secara lisan atau melalui media massa dan sebagainya. Walaupun tanggapan tersebut ada yang bersifat pro dan kontra terhadap UU No.14 Tahun 1992, namun secara umum tanggapan atau reaksi masyarakat tersebut lebih banyak yang bersifat menolak. Dalam buku Pedoman Memasyarakatkan UU No 14 Tahun 1992 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan, masalah yang menjadi sorotan atau yang ditanggapi masyarakat atau yang menimbulkan berbagai tanggapan dari masyarakat antara lain: a. Masyarakat sangat awam terhadap proses lahirnya UU tersebut, latar belakangnya serta materinya secara utuh belum disosialisasikan atau dimasyarakatkan b. Adanya sanksi hukuman yang dirasakan sangat berat, tidak sesuai dengan kondisi sosial ekonomi sebagian besar masyarakat. c. Masyarakat kesulitan memenuhi berbagai ketentuan yang tertera dalam undang-undang tersebut, seperti perlengkapan sabuk keselamatan, asuransi dan sebagainya. d. Adanya perbedaan pendapat diantara para pakar tentang penerapan acara pemeriksaan terhadap sanksi hukuman yang tinggi seperti yang termuat dalam UU No.14 Tahun 1992. e. Adanya kekhawatiran sementara pihak atas dasar kasus-kasus yang terjadi dalam praktek di lapangan dengan ancaman yang tinggi tersebut dapat memberi peluang meningkatnya denda damai atau pungutan liar pungli. Dari uraian di atas penulis menarik benang merah dari beberapa permasalahan yang ada, yaitu: 12 1. Bagaimana UU No.14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan berkaitan dengan Pasal 12 tentang Uji Laik Jalan disosialisasikan oleh Dinas PerhubunganDLLAJ dan jajarannya terhadap Kendaraan Angkutan Umum? 2. Sejauh mana pengawasan Dinas PerhubunganDLLAJ dan jajarannya terhadap Kendaraan Angkutan Umum dalam hal Uji Laik Jalan? 3. Bagaimana penegakan hukum terhadap pelanggaran UU No. 14 Tahun 1992 berkaitan dengan Uji Laik Jalan Kendaraan Angkutan umum?

4. Tujuan Penelitian