Penegak Hukum Penegakan Hukum Bidang LLAJ

42

C. Penegakan Hukum Bidang LLAJ

1. Penegak Hukum

Pelaksanaan hukum didalam masyarakat selain tergantung pada kesadaran hukum masyarakat juga sangat banyak ditentukan oleh para petugas penegak hukum. Oleh karena itu tidak jarang terjadi beberapa peraturan hukum tidak dapat terlaksana dengan baik karena adanya oknum penegak hukum yang tidak melaksanakan ketentuan hukum atau melaksanakan ketentuan hukum dengan cara tidak sebagaimana mestinya. Hal yang paling penting sehubungan dengan masalah penegakan hukum adalah bagaimana memberi kesadaran hukum dalam diri para penegak hukum itu tidak hanya memaksakan pelaksanaan hukum kepada orang lain saja sedangkan ia sendiri tidak tahu atau kurang mentaati ketentuan hukum yang sebenarnya juga berlaku bagi dirinya sendiri. Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para penegak hukum sangatlah merusak kepercayaan masyarakat terhadap hukum berarti pula akan merusak kesadaran hukum masyarakat itu sendiri. “Penegak hukum di Indonesia : a. Kepolisian b. Kejaksaan c. Hakim d. Masyarakat yang paham akan hukum” Gunawan, 1993: 32. Aparatur penegak hukum mencakup pengertian institusi penegak hukum dan aparat orangnya penegak hukum. Dalam arti sempit apartur 43 penegak hukum yang terlibat tegaknya hukum itu dimulai dari saksi, polisi, penasihat hukum, jaksa, hakim dan petugas-petugas sipir pemasyarakatan. Setiap aparatur dan aparat terkait mencakup pula pihak-pihak yang bersangkutan dengan tugas atau perannya yaitu terkait dengan kegiatan pelaporan atau pengaduan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pembuktian, penjatuhan vonis dan pemberian sanksi serta upaya pemasyarakatan kembali resosialisasi terpidana. Wewenang dalam menegakkan hukum dibidang lalu lintas dan angkutan jalan selain dari kepolisian juga berlaku bagi dinas lalu lintas angkutan dan jalan DLLAJ untuk menangani pelanggaran pada uji laik jalan. Penegakan hukum dibidang lalu lintas dan angkutan jalan adalah proses dilakukannya upaya untuk tegak atau berfungsinya norma-norma hukum dibidang LLAJ secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang diatur dalam UU No. 14 tahun 1992 dan peraturan pemerintahnya. Dalam suatu kewenangan tertentu PPNS DLLAJ dapat melakukan peyidikan namun hanya berlaku pada pelanggaran dibidang lalu lintas dan angkutan jalan. Berdasarkan pasal 53 ayat 2 UULLAJ No. 14 tahun 1992 membatasi lingkup operasional wewenang PPNS DLLAJ dalam 6 enam macam hak berbuat atau melakukan tindakan, dan ada 2 dua macam kewajiban atas penggunaan hak tersebut yaitu : a. Hak berbuat melakukan tindakan : 44 1 Memeriksa pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan kendaraaan bermotor 2 Melarang atau menunda pengoperasian kendaraan brmotor yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan 3 Meminta keterangan dan barang bukti dari pengemudi, pemilik kendaraan atau pengusaha angkutan umum sehubungan dengan tidak pidana yang menyangkut persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor 4 Menyita tanda uji kendaraan yang tidak sah 5 Memeriksa pengijinan angkutan umum di terminal 6 Memeriksa berat kendaraan beserta muatannya b. Kewajiban 1 Membuat dan menandatangani Berita Acara Pemeriksaan atas setiap tindakannya tersebut diatas yaitu tentang : a Pemerikaan benda kendaraa bermotor b Pemeriksaan tersangka pengemudi, awak pemilik kendaraan, atau pengusaha angkuta umum c Penyitaan surat tanda uji kendaraan yang tidak sah d Penghentian penyidikan 2 Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup tentang adanya tindak pidana yang menyangkut : a Persyaratan teknis dan laik jalan kendraan bermotor b Perijinan angkutan umum 45 Berdasarkan ketentuan diatas jelas bahwa wewenang dalam melakukan penertiban dan melaksanakan pengawasan terhadap uji laik jalan ada pada dinas lalu lintas dan angkutan jalan DLLAJ sebagai pelaksana Uji Berkala Kir setiap 6 enam bulan sekali.

2. Pengawasan