25
2.2.3.1 Ciri-ciri Sintaktis
1 Koordinasi menghubungkan dua klausa atau lebih yang setara, sedangkan subordinasi menghubungkan klausa yang salah satu diantaranya
merupakan bagian dari klausa yang lain. Contoh: 17 Ada perempuan yang menumbuk padi, tetapi ada juga perempuan
yang membuat tepung. 18 Dia pindah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal.
2 Pada umumnya posisi klausa yang diawali oleh koordinator dan, atau, tetapi tidak dapat diubah strukturnya. Sebaliknya posisi klausa yang
diawali subordinator dapat diubah struktur kalimatnya. Contoh: 19 Dalam pengungsian itu saya sering melihat orang ditembak musuh
dan mayatnya dibuang begitu saja. 20 Kita jangan bertindak sebelum atasan kita mengambil keputusan.
Pada kalimat 19 konstruksinya tidak dapat diubah dan apabila klausa yang didahului oleh koordinator dipaksa diletakkan di awal kalimat
akan menghasilkan kalimat yang tidak berterima. Sebaliknya apabila kalimat 20 konstruksinya diubah akan menghasilkan kalimat yang
berterima. 3 Sebuah koordinator tidak boleh didahului oleh koordinator lain, tetapi
dapat diikuti kata yang merincikan jenis hubungan antar kedua klausa yang dihubungkan itu. Contoh:
21 Sidang membahas usul salah satu peserta dan kemudian menerimanya dengan suara bulat.
26
22 Pesakitan itu tidak menunjukkan sikap penyesalan dan malah mengancam hakim yang memimpin sidang.
Penggunaan kemudian pada kalimat 21 adalah untuk lebih memperjelas gabungan klausa yang menunjukkan waktu. Penggunaan
malah pada kalimat 22 untuk menekankan gabungan klausa yang menunjukkan penegasan.
2.2.3.2 Ciri-ciri Semantis
Secara semantis kata penghubung subordinatif memiliki ciri-ciri: 1
Dalam hubungan subordinatif, klausa yang mengikuti subordinator memuat informasi atau pernyataan yang dianggap sekunder oleh pemakai
bahasa, sedangkan klausa yang lain memuat pesan utama kalimat tersebut. Perbedaan semantik itu sejajar dengan perbedaan sintaksis yang telah
diuraikan di atas. Untuk memperjelas uraian di atas, dapat dilihat pada contoh kalimat di bawah ini:
23 Orang itu putus asa dan bunuh diri. 24 Pemuda itu bekerja keras dan berhasil.
25 Orang itu bunuh diri karena dia putus asa. 26 Pemuda itu berhasil karena dia bekerja keras.
Kalimat 23 dan 24 terdiri dari dua klausa yang dihubungkan oleh koordinator, sedangkan kalimat 25 dan 26 terdiri atas dua klausa yang
dihubungkan oleh subordinator. Kedua kelompok kalimat itu mempunyai isi pesan yang kurang lebih sama, yaitu hubungan sebab akibat.
27
Perbedaannya terdapat pada pengutamaan pesan oleh setiap klausa. Dalam kalimat 25 pesan klausa pertama lebih diutamakan daripada klausa
kedua. Dengan kata lain matinya orang itu dengan bunuh diri lebih diutamakan, sedangkan keputusasaannya dianggap sudah diketahui oleh
pendengar atau pembaca. Demikian juga kalimat 26 keberhasilan pemuda itu lebih diutamakan daripada kerja kerasnya. Pengutamaan
seperti itu tidak terdapat dalam kalimat 23 dan 24. 2 Kalimat sematan yang dihubungkan oleh subordinator umumnya dapat
diganti dengan kata atau frase tertentu sesuai dengan makna kalimat sematan itu. Jika kalimat sematan itu menyatakan waktu, kata atau frase
yang mengacu waktu dapat dipakai sebagai pengganti. Bandingkan contoh a dan b berikut ini:
27 a. Kami harus pergi sebelum dia datang. b. Kami harus pergi sebelum pukul lima.
28 a. Saya tidak tahu kapan dia akan pindah. b. Saya tidak tahu waktu kepindahannya.
2.2.4 Makna Kata Penghubung dalam Hubungan Koordinatif