6
c. Bagaimanakah kegalatan penggunaan kata penghubung dalam paragraf
berbahasa Indonesia karya siswa kelas 6 SD di Kabupaten Rembang?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, secara umum penelitian ini bertujuan mendeskripsi ihwal penggunaan kata penghubung dalam paragraf
berbahasa Indonesia karya siswa kelas 6 SD di Kabupaten Rembang. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:
1 mendeskripsi hubungan semantis yang dibangun kata penghubung
intrakalimat dalam paragraf karya siswa kelas 6 SD di Kabupaten Rembang?
2 menjelaskan hubungan semantis yang dibangun kata penghubung
antarkalimat dalam paragraf karya siswa kelas 6 SD di Kabupaten Rembang?
3 mengidentifikasi kegalatan penggunaan kata penghubung dalam paragraf
karya siswa kelas 6 SD di Kabupaten Rembang?
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi empiris berupa deskripsi hubungan semantis kata penghubung
dalam paragraf karya siswa kelas 6 SD di Rembang.
7
Adapun manfaat khusus hasil penelitian ini adalah dapat memberikan informasi tentang :
a. deskripsi hubungan semantis yang dibangun kata penghubung intrakalimat
dalam paragraf karya siswa kelas 6 SD di Kabupaten Rembang? b.
deskripsi hubungan semantis yang diciptakan kata penghubung antarkalimat dalam paragraf karya siswa kelas 6 SD di Kabupaten
Rembang? c.
deskripsi kegalatan penggunaan kata penghubung dalam paragraf karya siswa kelas 6 SD di Kabupaten Rembang?
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis bagi guru dari hasil penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai bahan perbaikan pemelajaran keterampilan berbahasa
produktif dan memberikan semangat kepada guru dalam pemelajaran bahasa Indonesia.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS
2.1
Kajian Pustaka
Penelitian yang bertalian dengan kata penghubung telah dilakukan beberapa peneliti, tetapi penelitian-penelitian tersebut tidak mengungkapkan
hubungan semantis yang dibangun oleh kata penghubung dalam teks karya siswa SD, terlebih lagi siswa SD di Kabupaten Rembang. Adapun para
peneliti terdahulu yang telah melakukan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan kata penghubung, antara lain 1 Gianto 1983, 2 Ramlan
993, 3 Soemardi 1995, 4 Mustakim 1996, 5 Sumadi 1998, 6 Chunifah 2001, 7 Asrofah 2002, 8 Sumardi 2002, 9 Asri 2002,
10 Handayani 2002, Gianto 1983 meneliti konjungsi dan, atau, tetapi. Tujuan penelitian
ini ialah mempelajari perilaku sintaktis dan semantis tiga kata bahasa Indonesia tersebut dengan pendekatan intuisi bahasawan yang memanfaatkan
teori competence Chomsky. Hasilnya menunjukkan, dalam analisis sintaktis kata dan, atau, tetapi dapat berterima pemakaiannya bila didapati dalam
ikatan dengan ujaran yang lain konjungta yang letaknya mengapit ketiga kata tadi. Dalam analisis semantis diketahui kata dan, atau, tetapi masing-
masing menyatakan gabungan, pilihan, kontras pada konjungta yang mengapit ketiga tersebut.
9
Dalam buku “Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia”, Ramlan 1993 meneliti tentang kepaduan dan pertalian makna
antarkalimat dalam wacana bahasa Indonesia. Penelitian yang dilakukan menitikberatkan kepada teks monolog dan tidak banyak data yang berwujud
teks dialog. Kemudian, Seomardi 1995 meneliti analisa kekohesian antarklausa
dalam wacana paper mahasiswa D2 PGSD FIP IKIP Yogyakarta. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kohesi antarklausa mahasiswa masih banyak
kesalahan dalam penggunaan konjungsi. Hal tersebut menimbulkan kebingungan dan salah menafsirkan maknanya, sehingga kalimat yang
dibangun kehilangan hubungan semantis. Sementara itu, Mustakim 1996 meneliti konjungsi dan implikasinya
sebagai bahan pengajaran bahasa Indonesia di SLTP. Penelitian ini khusus membahas perilaku sintaktis, morfologis dan fungsi konjungsi serta
implikasinya sebagai bahan pembelajaran bahasa Indonesia di SLTP. Korpus penelitian ini diambil dari teks tertulis yaitu majalah, koran, buletin dan buku.
Hasilnya adalah, secara sintaktis konjungsi koordinatif dan, atau, tetapi posisinya selalu diapit oleh konjungta baca Gianto 1983, konjungsi
subordinatif dapat diletakkan di tengah kalimat, khusus yang menyatakan makna akibat, makna kenyataan dan makna hasil dapat diletakkan pada awal
kalimat. Secara morfologis konjungsi dibedakan atas konjungsi bentuk tunggal dan bentuk kompleks. Sedangkan fungsi konjungsi adalah membentuk
kata majemuk.
10
Penelitian tentang kesatuan dan kepaduan dalam wacana naratif bahasa Jawa, dilakukan Sumadi 1998. Penelitian tentang sarana kesatuan dan
kepaduan dalam wacana naratif bahasa Jawa yang dilakukannya membahas juga tentang penggunan kata penghubung. Data penelitian ini berupa alinea
yang diambil dari wacana naratif bahasa Jawa Baru. Korpus penelitian ini adalah novel, roman, kisah, riwayat, dongeng, babad yang berupa buku,
majalah atau antologi. Hasil penelitian ini di dalamnya terdapat pembahasan tentang sarana kohesi dalam wacana naratif bahasa Jawa, diantaranya adalah
kohesi konjungtif bahasa Jawa yang dapat dibedakan atas: konjungsi adisi, konjungsi kontras, konjungsi kausalitas, konjungsi tempo, konjungsi
instrumen, konjungsi konklusi, konjungsi kondisi, konjungsi kondisi, konjungsi intensitas, konjungsi komparasi, konjungsi similaritas, dan
konjungsi validitas. Disamping itu, penelitian tentang penggunaan kohesi gramatikal dalam
wacana buku ”Pintar Berbahasa Indonesia SLTP Kelas 3” dilakukan oleh Chunifah 2001. Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi faktual
tentang penggunan kohesi gramatikal konjungsi dalam wacana buku ”Pintar Berbahasa Indonesia SLTP Kelas 3”. Hasilnya menunjukkan, ditemukan
kohesi konjungsi dalam wacana buku ”Pintar Berbahasa Indonesia SLTP Kelas 3” bertipe konjungsi aditif, pertentangan, temporal, kausal, penjelas,
tegasan, dan konjungsi hubungan akibat. Atas dasar hasil penelitian ini dapat dipertimbangkan bahwa kohesi gramatikal konjungsi perlu diberikan dalam
pemelajaran wacana.
11
Selanjutnya, Asrofah 2002 meneliti kohesi, koherensi dan fungsinya di dalam teks novel trilogi karya Ahmad Tohari. Penelitian tersebut
diantaranya berusaha mengetahui jenis-jenis kohesi yang terdapat dalam teks novel trilogi karya Ahmad Tohari. Kohesi dalam teks novel trilogi karya
Ahmad Tohari, diantaranya ditemukan kohesi konjungtif yang terdiri atas: kohesi konjungtif aditif, konjungtif adversatif, konjungtif temporal, konjungtif
kontinuatif, dan konjungtif kausal. Masih mengenai penelitian wacana, Sumardi 2002 meneliti kesatuan
dan kepaduan antarkalimat dan antarparagraf dalam wacana siswa kelas 1 SMU di Kulon Progo. Penelitian ini diantaranya bertujuan mendeskripsi
sarana kohesi dan koherensi antar kalimat dan antarparagraf dengan korpus data penelitian wacana siswa kelas 1 SMU di Kulon Progo. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kohesi dan koherensi antarkalimat dan antarparagraf wacana siswa kelas 1 SMU di Kulon Progo sebagai berikut. Sarana kohesi
dan koherensi antarkalimat meliputi 1 sarana kohesi antarkalimat a pengurutan, b elipsis, c penggantian, d pemasifan; 2 sarana koherensi
antarkalimat a leksikal, b hubungan semantis antarkalimat. Sarana frase, c klausa, d kalimat.
Selain itu, penelitian kepaduan wacana pada buku teks bahasa Indonesia sekolah dasar dilakukan Asri 2002. Tujuan penelitian ini
diantaranya adalah mendeskripsi tipe kohesi dan koherensi serta distribusinya yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia sekolah dasar. Korpus data
diambil dari buku teks bahasa Indonesia secara acak pada bagian awal, tengah
12
dan akhir. Hasil penelitian ini menunjukkan, tipe kohesi gramatikal buku teks bahasa Indonesia sekolah dasar kelas 3, 4, 5, dan 6, yaitu, penyulihan,
pengacuan konjungsi, dan pelesapan. Kohesi leksikal yaitu: repetisi, sinonimi, kolokasi dan superordinat. Sedangkan koherensinya, yaitu: latar-simpulan,
parafrastis, sebab-akibat, syarat-hasil, argumentatif, amplikatif, aditif, sarana- hasil, identifikasi, spesifik generik, generik spesifik. Dalam penelitian ini
ditemukan distribusi untuk pengacuan konjungsi sebanyak Penelitian yang khusus meneliti konjungsi antarparagraf dalam wacana
bahasa Jawa, dilakuakan oleh Handayani 2002. Tujuan penelitian ini diantaranya adalah mendeskripsi hubungan makna yang dinyatakan oleh
konjungsi antarparagraf dalam wacana bahasa Jawa. Korpus data penelitian ini adalah konjungsi antarparagraf yang digunakan dalam wacana bahasa Jawa
tulis yaitu novel bahasa Jawa, cerpen bahasa Jawa, majalah bahasa Jawa, dan buku pelajaran bahasa Jawa. Hubungan makna yang dinyatakan oleh
konjungsi antarparagraf koordinatif meliputi 1 hubungan makna berlebihan, 2 hubungan makna perlawanan, 3 hubungan makna perturutan, 4
hubungan makna penjumlahan, dan 5 hubungan makna waktu bersamaan. Hubungan makna yang dinyatakan oleh konjungsi antarparagraf subordinatif
mencakupi 1 hubungan makna keakibatan, 2 hubungan makna waktu, 3 hubungan makna penerang, dan 4 hubungan makna perkecualian..
Dari penelusuran kepustakaan, penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu belum menyentuh realisasi penggunaan kata penghubung dalam teks
karya siswa SD. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa penelitian
13
penggunaan kata penghubung dalam paragraf berbahasa Indonesia karya siswa SD dengan mengambil korpus data karangan siswa kelas 6 Sd di Kabupaten
Rembang secara akademis layak dan sepanjang pengetahuan penulis belum pernah dilakukan.
2.2 Kerangka Teoretis