Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagian besar anak Indonesia belajar bahasa Indonesia bukan sebagai bahasa ibu melainkan sebagai bahasa kedua. Sebagian besar anak tersebut lahir dan memulai hidupnya pada keluarga yang menggunakan bahasa daerah dengan lingkungan dan budaya lokal dalam wajah aslinya. Dengan latar belakang tersebut maka pemelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar SD mempunyai arti penting dalam proses pembudayaan Indonesia kepada anak- anak yang lahir dengan keberagaman budaya daerah tersebut. Pemelajaran bahasa Indonesia di SD dititikberatkan kepada kecakapan berbahasa yang mencakupi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keterampilan menyimak dan membaca disebut keterampilan reseptif, yaitu keterampilan menerima atau memahami wacana yang disampaikan oleh orang lain. Keterampilan berbicara dan menulis disebut keterampilan produktif, yaitu keterampilan menggunakan bahasa atau menghasilkan wacana untuk orang lain. Pembelajaran empat keterampilan itu dapat berimbang atau menekankan kepada aspek tertentu sesuai dengan tujuan dan situasi pembelajaran. Dalam praktiknya pemelajaran empat keterampilan tersebut tidak dapat berimbang bobotnya pada semua situasi. Yang perlu diperhatikan ialah adanya keseimbangan kemajuan pemelajaran empat keterampilan itu 2 dengan kemajuan pemelajaran kebahasaan tata bahasa dan kosa kata yang menjadi landasan pengembangan empat keterampilan berbahasa tersebut Sumardi 200: 10-11. Dari empat keterampilan berbahasa tersebut, menulis merupakan aktivitas berbahasa yang tidak banyak disukai. Hal itu dapat diamati dari aktivitas kehidupan sehari-hari yang sangat didominasi oleh budaya lisan Rahardjo 1999: 1. Oleh karena itu, upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius. Upaya itu harus dilakukan sejak dini dan dapat dilakukan analitis, misalnya dengan mengetahui kemajuan pembelajaran kebahasaan tata bahasa yang menjadi landasan pengembangan empat keterampilan berbahasa tersebut. Berkaitan dengan pembelajaran kebahasaan, salah satu hal yang patut mendapat perhatian adalah pembelajaran menyusun kalimat majemuk yang melibatkan penggunaan kata penghubung. Dalam menyusun kalimat majemuk, siswa dituntut mengetahui makna dari tiap-tiap konsep kata, frasa, klausa, kalimat dan menghubungkannya secara logis. Hubungan makna tersebut dapat direalisasikan secara implisit yaitu dengan tanda , dan ; dan secara ekplisit yaitu menggunakan kata penghubung secara nyata. Jean Piaget, ahli psikologi perkembangan anak menyatakan bahwa anak usia 8-11 th adalah dalam fase operational conctrete. Pengaruhnya dalam pembelajaran berbahasa adalah siswa menyatakan maksudnya secara nyata. Dalam menyatakan hubungan semantis intrakalimat dan antarkalimat, mereka menyatakannya secara nyata dengan menggunakan kata penghubung. 3 Akan tetapi, penulis sering menemukan penggunaan kata penghubung yang tidak tepat atau tidak ada kata penghubung dalam kalimat yang seharusnya menggunakan kata penghubung. Kesalahan penggunaan kata penghubung juga sering terjadi, terutama kesalahan penalaran. Keadaan tersebut mengakibatkan karangan yang dibangun kehilangan hubungan semantis. Kesulitan menggunakan kata penghubung tersebut menurut dugaan penulis disebabkan kata penghubung itu ada yang mudah, ada yang biasa, ada yang sulit, dan bahkan ada yang sangat sulit. Sebagai contoh, kata penghubung serta diduga lebih sulit dibandingkan dan karena memerlukan pengalaman dan cita bahasa. Demikian pula kata penghubung akan tetapi diduga lebih sulit dibandingkan kata penghubung tetapi. Kurikulum pasca 2004 secara khusus tidak mencantumkan kompetensi dasar yang bertalian dengan kata penghubung. Akan tetapi, kemajuan pembelajaran empat keterampilan berbahasa harus sejalan dengan kemajuan pembelajaran kebahasaan, misalnya pembelajaran menyusun kalimat majemuk yang sering melibatkan penggunaan kata penghubung. Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa kata penghubung mempunyai peran yang penting dalam keterampilan berbahasa produktif untuk menghubungkan konsep-konsep sehingga menjadi proposisi yang logis. Kelogisan itu mencakupi hubungan semantis intrakalimat yang meliputi hubungan semantis antarkata, hubungan semantis antarfrasa dan hubungan 4 semantis antarklausa. Selain itu perlu diperhatikan pula kelogisan hubungan semantis antarkalimat. Mengingat pentingnya peran kata penghubung dalam menyusun proposisi yang logis dalam teks karya siswa, dipandang perlu mengetahui realisasi penggunaan kata penghubung dalam paragraf karya siswa kelas 6 SD. Dipilihnya kelas 6 didasarkan atas pertimbangan bahwa karya siswa kelas 6 adalah karya terbaik siswa SD. Hasilnya diharapkan dapat memberikan masukan bagi perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran menulis kepada siswa SD di waktu yang akan datang. Selain itu diharapkan dapat memberikan semangat kepada guru untuk meningkatkan pembelajaran keterampilan berbahasa produktif lebih optimal. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud mengangkat masalah itu sebagai bahan penelitian dengan judul “Penggunanan Kata Penghubung dalam Paragraf Bahasa Indonesia Karya Siswa SD di Kabupaten Rembang”.

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengetahuan siswa terhadap kata penghubung dalam kalimat majemuk Bahasa Indonesia pada kelas V MI Arrahmaniyah Depok

0 6 117

ANALISIS PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA Analisis Penggunaan Kata Ulang Bahasa Indonesia Dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara Dan Kaitannya Dengan Pembelajaran Bahasa Di SMA.

0 0 15

ANALISIS PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA Analisis Penggunaan Kata Ulang Bahasa Indonesia Dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara Dan Kaitannya Dengan Pembelajaran Bahasa Di SMA.

0 2 14

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN Penggunaan Kata Ulang Bahasa Indonesia Dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy.

0 0 17

PENDAHAULUAN Penggunaan Kata Ulang Bahasa Indonesia Dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy.

0 1 4

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN Penggunaan Kata Ulang Bahasa Indonesia Dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy.

0 1 15

ANALISIS KONTRASTIF WORTSTELLUNG DALAM BAHASA JERMAN DAN BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG KORELATIF : Zweiteilige Konjunktion.

7 55 16

Perbedaan Makna Kata Penghubung Bahasa Mandarin "Buguan" dan Jinguan" dalam Bahasa Indonesia.

5 14 19

Kabupaten Rembang Dalam Angka 2016

0 0 328

Bahan Ajar Bahasa Indonesia.ppt | Potret Sekolah Indonesia kata penghubung 2

0 0 31