58
Jika tiga hal ini telah dipenuhi, maka pernikahan seseorang dianggap sah secara fikih Islam walaupun tidak dicatatkan dalam pencatatan sipil.
Pelaku nikah siri“tidak memperoleh perlindungan hukum”, tidak dapat melakukan tuntutan hukum ke Pengadilantidak mendapat pelayanan penegakan
hukum, seperti : pengaduan minta diceraikan, tuntutan nafkah, tuntutan anak, tuntutan harta warisan dan lain sebagainya karena si Penuntut tidak dapat
membuktikan adanya perkawinan yang sah menurut Undang-Undang;
5. Hal-Hal Positif yang Didapat dari Penyiaran Pernikahan
Sebuah keluarga rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah, serta bahagia dan kekal. Untuk mewujudkan tujuan yang mulia tersebut, banyak faktor
yang harus dipenuhi, salah satu di antaranya adalah adanya legalitas dari negara. Untuk mendapatkan legalitas dari negara, Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang No. 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan mengatur bahwa tiap-tiap perkawinan dicatatkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan khusus bagi yang
beragama Islam, Pasal 5 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam mengharuskan agar setiap perkawinan yang dilakukan dicatatkan agar terjamin ketertiban perkawinan bagi
masyarakat. Bukti autentik bahwa perkawinan telah tercatat adalah dikeluarkannya Buku Nikah oleh instansi yang bewenang Kantor Urusan Agama bagi yang
beragama Islam dan Kantor Catatan Sipil bagi yang beragama selain Islam.
Universitas Sumatera Utara
59
Demikian halnya bagi pasangan suami isteri yang memiliki Buku Nikah akan merasa aman dan tenteram dalam kehidupan rumah tangganya tanpa ada rasa khawatir .
87
Oleh itu, pencatatan perkawinanpernikahan pada hakikatnya berujuan untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi kedua belah pihak suami
isteri, termasuk kepastian dan perlindungan hukum terhadap akibat yang ditimbulkan dari perkawinan itu sendiri, yaitu tentang hak dan kewajiban masing-masing secara
timbal balik, tentang anak-anak yang dilahirkan, dan hak-hak anak berupa warisan dari orang tuanya kelak.
Adapun beberapa hal – hal positif yang didapat dari Penyiaran Pernikahan, antara lain :
a. dapat tercegah munculnya fitnah di tengah-tengah masyarakat; b. memudahkan masyarakat untuk memberikan kesaksiannya, jika kelak ada
persoalan-persoalan yang menyangkut kedua mempelai; c. memudahkan untuk mengidentifikasi apakah seseorang sudah menikah atau
belum. d. istri mendapat perlindungan hukum begitu juga dengan anak-anak.
Hal semacam ini tentunya berbeda dengan perkawinanpernikahan yang tidak disiarkan, atau dirahasiakan sirri. Selain akan menyebabkan munculnya fitnah;
misalnya jika perempuan yang dinikahi siri hamil, maka akan muncul dugaan-dugaan negatif dari masyarakat terhadap perempuan tersebut; pernikahan siri juga akan
menyulitkan pelakunya ketika dimintai persaksian mengenai pernikahannya. Jika ia
87
Ibid., 13
Universitas Sumatera Utara
60
tidak memiliki dokumen resmi, maka dalam semua kasus yang membutuhkan persaksian, ia harus menghadirkan saksi-saksi pernikahan sirinya; dan hal ini
tentunya akan sangat menyulitkan dirinya. Atas dasar itu, anjuran untuk mencatatkan pernikahan di lembaga pencatatan negara menjadi relevan, demi mewujudkan
kemudahan-kemudahan bagi suami isteri dan masyarakat serta untuk mencegah adanya fitnah.
6. Landasan Terkait Catatan Pernikahan