Kerangka Teori dan Konsepsi

11 Mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yaitu: 1. Nama :Muhammad Hekki Mikhail NIM :107011107 Program Studi : Magister Kenotariatan Judul Tesis : Analisis Hukum terhadap Hak Waris Istri NonMuslim Studi Putusan No.0141Pdt2012PA.SBY 2. Nama :Panji Aulia Ramadhan NIM :107011066 Program Studi : Magister Kenotariatan Judul Tesis : Analisis Yuridis Mengenai Kedudukan Isteri atas Harta Bersama bagi Isteri yang dicerai dari Pernikahan Siri berdasarkan Kompilasi Hukum Islam 3. Nama : Netti NIM : 097011066 Program Studi : Magister Kenotariatan Judul Tesis :Tinjauan Yuridis Pernikahan Siri Ditinjau dari Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori Universitas Sumatera Utara 12 Dalam setiap penelitian harus disertai dengan pemikiran-pemikiran teoritis, Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi. 18 Pendapat Gorys Keraf tentang definisi teori adalah 19 : “Asas-asas umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena-fenomena yang ada”. Teori berasal dari kata theoria dalam bahasa Latin yang berarti perenungan, yang pada gilirannya berasal dari kata thea dalam bahasa Yunani yang secara hakiki menyiratkan sesuatu yang disebut realitas. Dari kata dasar thea ini pula datang kata modern teater yang berarti pertunjukan atau tontonan. dalam banyak literatur, beberapa ahli menggunakan kata ini untuk menunjukkan bangunan berfikir yang tersusun sistematis, logis rasional, empiris kenyataannya, juga simbolis. 20 Teori berasal dari kata theoria dalam bahasa latin yang berarti perenungan, yang pada gilirannya berasal dari kata thea dalam bahasa Yunani yang secara hakiki menyiratkan sesuatu yang disebut realitas. Dari kata dasar thea ini pula datang kata modern teater yang berarti pertunjukan atau tontonan. Dalam banyak literatur, beberapa ahli menggunakan kata ini untuk menunjukkan bangunan berfikir yang tersusun sistematis, logis rasional, empiris kenyataannya, dan juga simbolis. 21 18 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, hal. 122 19 Soerjono Soekanto, 2008, Pengantar Penelitian Hukum, UI PressJakarta , hal.6. 20 H.R. Otje Salman dan Anton F. Susanto, 2004, Teori Hukum, PT. Refika Aditama, Bandung, hal. 21 21 Subekti, 1982, Pokok – Pokok Hukum Perdata, PT.Intermasa, Bandung, hal.25 Universitas Sumatera Utara 13 Menurut Shorter Oxford Dictionary, teori mempunyai beberapa definisi yang salah satunya lebih tepat sebagai suatu disiplin akademik,suatu skema atau sistem gagasan atau pernyataan yang dianggap sebagai penjelasan atau keterangan dari sekelompok fakta atau fenomena, suatu pernyataan tentang sesuatu yang dianggap sebagai hukum, prinsip umum atau penyebab sesuatu, yang diketahui atau diamati. 22 Menurut Neuman: “Teori adalah suatu sistem yang tersusun oleh berbagai abstraksi yang berinterkoneksi satu sama lainnya atau berbagai ide yang memadatkan dan mengorganisasi pengetahuan tentang dunia. la adalah cara yang ringkas untuk berfikir tentang dunia dan bagaimana dunia itu bekerja.” 23 Dengan mendasarkan kepada pendapat Malcom Walters, maka teori hendaknya meliputi semua pernyataan yang disusun dengan sengaja yang dapat memenuhi kriteria : a. Pernyataan itu harus abstrak, yaitu harus dipisahkan dari praktek-praktek sosial yang dilakukan. Teori biasanya mencapai abstraksi melalui pengembangan konsep teknis yang hanya digunakan dalam komunitas sosiologis dan sosial. b. Pernyataan itu harus tematis. Argumentasi tematis tertentu harus diungkapkan melalui seperangkat pernyataan yang menjadikan pernyataan itu koheren dan kuat. 22 Ibid 23 W.L. Neuman,1991, Social Research Methods, Allyn dan Bacon, London, hal. 20 dalam H.R. Otje Salman dan Anton F. Susanto, Loc. Cit Universitas Sumatera Utara 14 c. Pernyataan itu harus konsisten secara logika. Pernyataan-pernyataan itu tidak boleh saling berlawanan satu sama lain dan jika mungkin dapat ditarik kesimpulan dari satu dan lainnya. d. Pernyataan itu harus dijelaskan. Teori harus mengungkapkan suatu tesis atau argumentasi tentang fenomena, tertentu yang dapat menerangkan bentuk substansiatau eksistensinya. e. Pernyataan itu harus umum pada prinsipnya. Pernyataan itu harus dapat digunakan dan menerangkan semua atau contoh fenomena apapun yang mereka coba terangkan. f. Pernyataan-Pernyataan itu harus independen. Pernyataan itu tidak boleh dikurangi hingga penjelasan yang ditawarkan para partisipan untuk tingkah laku mereka sendiri. g. Pernyataan-pernyataan itu secara substansi harus valid. Pernyataan itu harus konsisten tentang apa yang diketahui dunia sosial oleh partisipan dan ahli-ahli lainnya. Minimal harus ada aturan-aturan penerjemahan yang dapat menghubungkan teori dengan ilmu bahkan pengetahuan lain. 24 Teori menguraikan jalan pikiran menurut kerangka yang logis artinya mendudukkan masalah penelitian yang telah dirumuskan didalam kerangka teoritis yang relevan, yang mampu menerangkan masalah tersebut. 25 24 Ibid, hal. 23 25 Made Wiratha, 2006, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis, Andi, Yogyakarta, hal. 6 Universitas Sumatera Utara 15 “Perkembangan ilmu hukum, selain bergantung pada metodologi, aktifitas penelitian dan imajinasi sosial sangat ditentukan oleh teori”. 26 “Teori berfungsi untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenaran.” 27 Menurut M. Solly Lubis bahwa : “Teori yang dimaksud disini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik tersebut tetap merupakan suatu abstraksi intelektual diamana pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengalaman empiris. Artinya teori ilmu hukum merupakan suatu penjelasan rasional yang bersesuaian dengan objek yang dijelaskannya. Suatu penjelasan walau bagaimanapun meyakinkan, tetapi harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar.” 28 Menetapkan landasan teori pada waktu diadakan penelitian agar tidak salah arah, M.Solly Lubis menyebutkan : “bahwa landasan teori adalah suatu kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai suatu kasus atau permasalahm problem yang dijadikan bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang mungkin disetujui ataupun tidak disetujui yang dijadikan rumusan dalam membuat kerangka berpikir dalam penulisan.” 29 Menurut Soerjono Soekanto bahwa : “Suatu kerangka konsepsional merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang ingin atau yang akan diteliti.” 30 Teori hukum sendiri boleh disebut sebagai kelanjutan dari mempelajari hukum positif, setidak-tidaknya dalam urutan yang demikian itulah kita 26 Ibid, hal. 6 27 J.J.J. M. Wuisman, 1996, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Asas-Asas, Penyunting : M. Hisyam, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 203 28 M. Solly Lubis, 1994, Filsafat Ilmu dan Penelitian, CV. Mandar Maju, Bandung, hal. 27 29 Ibid, hal. 80 30 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Op. Cit, hal. 132 Universitas Sumatera Utara 16 merekonstruksikan kehadiran teori hukum secara jelas. 31 Adapun teori yang digunakan adalah Teori Kepastian Hukum oleh Hans Kelsen” 32. dan untuk pemecahan masalah sisi substansi setiap sistem hukumnya digunakan teori maslahat mursalah yaitu maslahat yang secara eksplisit tidak ada satu dalil pun baik yang mengakuinya ataupun yang menolaknya 33 , Zaky a-Din Syakban, menyebutkan tiga syarat menggunakan maslahat mursalah karena tidak ada dalil yang menolaknya, dapat dipastikan , bersifat umum 34 . Menurut H.L.A. Hart hukum merupakan suatu sistem. Inti dari pemikirannya terletak pada apa yang dijelaskan oleh Hart sebagai primery rules dan secondary rules. Bagi Hart penyatuan tentang apa yang disebutnya sebagai primery rules dan secondary rules merupakan pusat dari sistem hukum.” 35 Mengenai primery rules aturan utama terdapat dua model. Model yang pertama, adalah primery rules yang didalamnya berisi apa yang disebut aturan sosial social rule, yang eksis apabila syarat-syarat sebagai berikut dipenuhi. Pertama, adanya suatu keteraturan perilaku didalam beberapa kelompok sosial, suatu hal yang umum dan banyak dijumpai dalam masyarakat untuk tercipta kondisi yang demikian diperlukan penyesuaian yang menitikberatkan pada perlunya tekanan sosial dengan memusatkan kepada perbuatan mereka yang menyimpang aspek internal. Kedua, 31 Satjipto Rahardjo, 1991, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,Bandung , hal. 253. 32 Penegakan-hukum http:www.sribd.comdoc1953532, diakses tanggal 20 Juni 2013. 33 H.Zamakhsyari, 2013, Teori-teori Hukum Islam dalam Fiqih dan Usul Fiqih, Cita Pustaka Media Perintis, hal.30 34 Zaky al-Din Sya’ban, 1965, Ushul al-Fiqh al-Islami, Mesir: Mathba’dah Dar al-Ta’lif, hal.173. 35 Ibid, hal. 90 Universitas Sumatera Utara 17 aturan itu harus dirasakan sebagai suatu kewajiban oleh suatu sebagian besar dalam anggota kelompok sosial yang relevan. Dari sudut pandang internal, anggota masyarakat itu merasakan bahwa aturan yang hendaknya dipatuhi itu menyediakan alasan baik untuk tekanan sosial dan reaksi yang kritis bagi perilaku yang tidak dapat menyesuaikan diri aspek eksternal. 36 Hart melihat aturan diatas sebagai satu kesatuan seperti dua muka dalam satu mata uang, setiap aturan mempunyai aspek internal dan eksternal yang dapat dilihatmemiliki sudut pandang masing-masing. Aturan menyatakan apa yang hendaknya seharusnya dilaksanakan ini juga sekaligus merupakan pernyataan tentang perilaku anggota kelompok sosial. Bagi Hart kedua-duanya baik aspek internal daneksternal sangat penting. 37 Menurut M. Yahya Harahap, tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga bahagia yang kekal dimana : 1. Suami istri saling bantu-membantu serta saling lengkap melengkapi. 2. Masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya dan untukpengembangan kepribadian itu suami-istri harus saling bantu-membantu. 3. Dan tujuan terakhir yang dikejar oleh keluarga bangsa Indonesia adalah keluarga bahagia yang sejahtera spritual dan material. 38 Syarat pengantin laki-laki dalam Islam, yaitu : 1. Tidak dipaksaterpaksa. 36 Ibid, hal. 91 37 Ibid 38 M. Yahya Harahap, 1986, Segi-segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, hal. 7 Universitas Sumatera Utara 18 2. Tidak dalam ihram haji atau ‘umrah. 3. Islam apabila kawin dengan perempuan Islam. Sedangkan syarat-syarat pengantin perempuan dalam Islam yaitu : 1. Bukan perempuan yang dalam ‘iddah. 2. Tidak dalam ikatan perkawinan dengan orang lain. 3. Antara laki-laki dan perempuan tersebut bukan muhrim. 4. Tidak dalam keadaan ihram haji dan ‘umrah. 5. Bukan perempuan musyrik. Akibat yang timbul karena kematian adalah terbukanya warisan dari si meninggal. Dalam pewarisan terdapat tiga unsur penting, yakni adanya harta peninggalan atau harta kekayaan pewaris yang disebut warisan nalaten Schap, adanya pewaris Erflater dan adanya ahli waris Erfenaam. 39 2. Konsepsional Konsep berasal dari Bahasa Latin, conceptus yang memiliki arti sebagai suatu kegiatan atau proses berfikir, daya berfikir khususnya penalaran dan pertimbangan. 40 “Konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum disamping yang lain-lain, seperti asas dan standar. Oleh karena itu, kebutuhan untuk membentuk konsep merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan pentingnya dalam hukum. Konsep adalah suatu kontruksi mental, yaitu yang dihasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analitis”. 41 39 Ibid, hal. 4 40 Komaruddin dan Yooke Tjuparmah Komaruddin, 2000, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, Bumi Aksara,Jakarta , hal. 122. 41 Satjipto Rahardjo, 1996, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 397 Universitas Sumatera Utara 19 “Kerangka konsepsional mengungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum.” 42 Kerangka konsepsional dalam merumuskan atau membentuk pengertian- pengertian hukum, kegunaannya tidak hanya terbatas pada penyusunan kerangka konsepsional saja, akan tetapi bahkan pada usaha merumuskan definisi-definisi operasional di luar peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, konsep merupakan unsur pokok dari suatu penelitian. 43 “Konsep merupakan salah satu bagian penting dari sebuah teori. Dalam suatu penelitian konsepsi dapat diartikan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang konkret, yang disebut definisi operasional operational definition”. 44 Pentingnyadefinisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dirumuskan kerangka konsepsi sebagai berikut : 1. Tinjauan yuridis diartikan sebagai suatu tinjauan dalam pandangan hukum. 2. Hak Waris Istri diartikan sebagai istri yang mempunyai hak untuk mendapatkan bagian dari harta peninggalan suami yang telah meninggal. 3. Perkawinan siri diartikan sebagai nikah yang dirahasiakan, berbeda dengan nikah pada umumnya yang dilakukan secara terang-terangan. 42 Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji, 1995, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 7 43 Koentjaraningrat, 1997, Metode Penelitian Masyarahat Gramedia Pustaka Utama,Jakarta, hal. 24. 44 Sultan Remy Sjahdeini, 1983, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Institute Bankir Indonesia, Jakarta, hal. 10 Universitas Sumatera Utara 20 4. Masyarakat adat Aceh diartikan sebagai sesuatu kebiasaan yang berhubungan dengan adat istiadat Aceh.

G. Metode Penelitian