47
misalnya karena takut mendapatkan stigma negatif dari masyarakat yang terlanjur menganggap tabu pernikahan siri atau karena pertimbangan-pertimbangan rumit yang
memaksa seseorang untuk merahasiakan pernikahannya. Keempat, pernikahan siri adalah yang tidak di catat dengan kantor pencatatan perkawinan.
Salah satu masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat adalah “kumpul kebo” yang terkesan menjadi hal yang biasa dengan anggapan bahwa hal
tersebut adalah bagian dari kehidupan modern. “Kumpul kebo” memiliki pengertian perbuatan tinggal bersama antara laki-laki dan perempuan tanpa diikat oleh suatu tali
perkawinan yang sah. Sementara Kumpul kebo dalam arti hidup bersama dan melakukan hubungan seksual tanpa menikah, merupakan fenomena yang sangat biasa
dan dimaklumi secara kultural di negara-negara barat.
77
Norma-norma Indonesia tidak menyediakan ruang bagi pasangan “kumpul kebo”. Oleh karena itu berita seseorang yang menjalani kehidupan “kumpul kebo”
akan menjadi gaduh sosial. Namun norma yang menabukan “kumpul kebo” dan sanksi sosial yang mengancampelakunya ternyata tidak cukup kuat untuk sekedar
meminimalkan banyaknya pelaku “kumpul kebo”.
2. Nikah Sirri dan Kumpul Kebo Menurut Islam
Hukum Islam dirumuskan oleh Allah Swt. Secara umum tidak lain bertujuan untuk meraih kemaslahatan dan menghindarkan kemudaratan.Nikah siri adalah
perkawinanpernikahan yang sah menurut agama, akan tetapi tidak dilangsungkan di hadapan Pegawai Pencatat Nikah PPN pada Kantor Urusan Agama Kecamatan
77
http:digilib.uin-suka.ac.id1151
Universitas Sumatera Utara
48
setempat dalam hal ini tidak ada dikhotomi tentang keabsahan suatu pernikahan antara Hukum Islam dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
maupun dengan Kompilasi Hukum Islam sebagai Hukum positif yang berlaku di Indonesia., Suatu perkawinannikah siri apabila telah memenuhi rukun dan syarat
perkawinan seperti diatur dalam syari’at Islam, walaupun tidak tercatat, secara syari nikahnya sudah dianggap sah. Hanya saja menjadi dianggap tidak ada apabila tidak
dicatatkankan sebagaimana dikehendaki oleh Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 2 ayat 2 yang menyatakan bahwa tiap–tiap perkawinan
dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
78
Nikah Siri tidak identik dengan istilah kumpulkebo dan hubungan tanpa nikah kumpul diluar nikah seperti gundik-gundik, kumpul kebo, atau kawin kontrak Tidak
terpenuhinya ketentuan dalam Kompilasi Hukum Islam. Persyaratan seperti tersebut dalam Pasal 39 Kompilasi Hukum Islam berarti perkawinan tidak sahperkawinan
batal demi hukum, adapun mengenai fakta pertama, yakni pernikahan tanpa wali; sesungguhnya Islam telah melarang seorang wanita menikah tanpa wali.Ketentuan
semacam ini didasarkan pada sebuah hadits yang dituturkan dari sahabat Abu Musa Ra; bahwasanya Rasulullah Saw bersabda yang artinya;
“Tidak sah suatu pernikahan tanpa seorang wali.” HR yang lima kecuali Imam An Nasaaiy .
79
78
Ibid, hal.6
79
HR yang lima kecuali Imam An Nasaaiy, lihat, Imam Asy Syaukani, Nailul Authar VI: 230 hadits ke 2648.
Universitas Sumatera Utara
49
Berdasarkan dalalah al-iqtidla’, kata ”laa” pada hadits menunjukkan pengertian ‘tidak sah’, bukan sekedar ’tidak sempurna’ sebagaimana pendapat
sebagian ahli fikih. Makna semacam ini dipertegas dan diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah Saw pernah bersabda:
“Wanita mana pun yang menikah tanpa mendapat izin walinya, maka pernikahannya batil; pernikahannya batil; pernikahannya batil”. HR yang lima
kecuali Imam An Nasaaiy.
80
Abu Hurayrah Ra juga meriwayatkan sebuah hadits, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
”Seorang wanita tidak boleh menikahkan wanita lainnya. Seorang wanita juga tidak berhak menikahkan dirinya sendiri. Sebab, sesungguhnya wanita pezina itu
adalah seorang wanita yang menikahkan dirinya sendiri”
81
. HR Ibn Majah dan Ad Daruquthniy
Berdasarkan hadits-hadits di atas dapatlah disimpulkan bahwa pernikahan tanpa wali adalah pernikahan batil. Pelakunya telah melakukan maksiat kepada Allah
Swt, dan berhak mendapatkan sanksi di dunia. Hanya saja, syariat belum menetapkan bentuk dan kadar sanksi bagi orang-orang yang terlibat dalam pernikahan tanpa wali.
Oleh karena itu, kasus pernikahan tanpa wali dimasukkan ke dalam bab ta’zir, dan keputusan mengenai bentuk dan kadar sanksinya diserahkan sepenuhnya kepada
seorang qadliy hakim. Seorang hakim boleh menetapkan sanksi penjara, pengasingan, dan lain sebagainya kepada pelaku pernikahan tanpa wali.
80
Ibid, hadits ke 2649.
81
HR Ibn Majah dan Ad Daruquthniy. Lihat, Imam Asy Syaukaniy, Nailul Authar VI: 231 hadits ke 2649
Universitas Sumatera Utara
50
Meski menurut hukum fikih islam perkawinan siri adalah sah tetapi menurut hukum Negara tidak diakui sehingga bila terjadi permasalahan rumah tangga
termasuk bila terjadi perceraian maka hanya bisa diluar jalur hukum Negara alias diselesaikan dengan jalan musyawarah menurut hukum Islam dan penyelesaian kasus
gugatan nikah siri,hanya bisa diselesaikan menurut hukum adat. Mengenai kedudukan suami istri menurut Undang-Undang Perkawinan dan
Kompilasi Hukum Islam bahwa karena perkawinanpernikahan siri tidak dikenal dan tidak diakui dalam hukum Negara maka ia tidak mempunyai hak dalam hal
perlindungan hukum atas perkawinan yang mereka jalani. Hak suami atau istri baru bisa dilindungi oleh undang-undang setelah memiliki alat bukti yang otentik tentang
perkawinannya. Persoalan akan muncul, ketika perkawinanpernikahan yang telah sah
memenuhi syarat dan hukum menurut agama Islam tetapi tidak dicatatkan pada lembaga pencatatan Negara. Hal ini akan menimbulkan banyak masalah setelah
perkawinan.Inilah yang biasa disebut sebagai dampak perkawinan siri. Tidak dapat dipungkiri perkawinan siri menjadikan kesenangan di depan, membawa petaka
dibelakang, berdampak negatif dan hak hukumnya tidak terpenuhi. Sebagian besar ahli hukum mengakui bahwa perkawinan siri adalah sah secara fikih Islam tetapi
berdampak negatif terutama terhadap wanita dan anak yang dilahirkan bila terjadi perceraian.
Negara sebagai pondasi masyarakat kurang memberikan penekanan terhadap masalah zina dan kumpul kebo, misalnya dalam memberikan hukuman bagi pelaku
Universitas Sumatera Utara
51
maksimal 5 tahun penjara sesuai dengan pasal 484 Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan dihukum 5 tahun dan denda Rp,600.000 bagi
pelaku kumpul kebo dalam hal maksud dari kumpul kebo hidup serumah tanpa ada ikatan perkawinan.
Disamping itu dalam Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana delik zina dan kumpul kebo hanya masuk pada delik aduan sehingga
kerangka hukum bagi pelaku zina dan kumpul kebo kurang begitu kuat, serta juga tidak dijelaskan secara rinci tentang kriteria delik zina dan kumpul kebo, serta unsur
yang ada dalam delik tersebut
82
Al-Quran dan Hadist hanya memberikan penjelasan terhadap sanksi yang harus dijatuhkan terhadap pelaku zina. Fakta inilah yang
mengundang sejumlah kalangan ulama untuk memberikan pendapat terhadap kriteria delik zina dan kumpul kebo yang wajib dijatuhi hukuman. Dan tentunya masih
banyak pendapat para ulama yang menjelaskan tentang kriteria delik zina dan kumpul kebo yang wajib dijatuhi hukuman, yang jelas orang yang melakukan delik
zina dan kumpul kebo didasari suka sama suka dan tidak ada unsur paksaan. Disamping kriteria, zina dan kumpul kebo, juga mencakup tiga unsur, yaitu
unsur formil, materil, dan unsur moril. Pelaku zina dan kumpul kebo yang wajib dijatuhi hukuman adalah mereka yang mampu mempertanggung jawabkan pidananya.
Jadi secara garis besar kriteria zina dan kumpul kebo adalah: adanya persetubuhan tanpa nikah, adanya perbuatan yang diharamkan, perbuatan tersebut
didasari suka sama suka, perbuatan tersebut dilakukan oleh seorang mukallaf dan
82
http:digilib.uin-suka.ac.id1151
Universitas Sumatera Utara
52
perbuatan tersebut dilarang oleh syara. Apabila dari segi kriteria,unsur dan syarat- syarat lain ada pada pelaku delik zina akan dijatuhi hukuman had, sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Bagi pezina muhsan akan dikenakan hukuman rajam sampai mati, hukuman ini diberikan karena pezina muhsan
tidak bisa menjaga keihsanan pada dirinya.
83
Sedang bagi kumpul kebo ghairu muhsan bentuk sanksinya adalah hukuman jilid seratus kali dan pengasingan taghrib, ditetapkan hukuman jilid adalah untuk
memerangi psikologis yang mendorong terjadinya jarimah kumpul kebo ghairu muhsan.
3. Dampak Negatif Pernikahan Siri Dalam Keluarga Dan Masyarakat