Faktor fisik kimia tanah pada masing-masing lokasi PTPN III Sei Mangkei

Gambar 4.4 Pontoscolex corethrurus

4.2 Faktor fisik kimia tanah pada masing-masing lokasi PTPN III Sei Mangkei

Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan terhadap faktor fisik kimia tanah pada areal kebun kelapa sawit PTPN III Sei Mangkei didapatkan nilai faktor fisik kimia tanah, seperti yang terlihat pada Tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2 Nilai Faktor Fisik-Kimia Tanah Pada Masing-Masing Lokasi di Perkebunan Kelapa Sawit PTPN III Sei Mangkei No Parameter Satuan Lokasi I Lokasi II Lokasi III 1 Kelembaban 67,00 81,00 91,00 2 pH - 7,00 6,20 5,90 3 Suhu C 28,50 29,00 28,00 4 Kadar air 15,68 21,63 34,04 5 Kadar organik 1,35 2,23 2,62 6 N-total 0,11 0,27 0,43 7 CN - 12,27 8,26 6,09 8 K-tukar Me100 0,19 0,51 0,58 9 Ca-tukar Me100 0,47 0,58 0,40 10 Mg-tukar Me100 2,38 8,72 9,26 11 P tersedia ppm 3,99 354,35 522,47 Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa limbah cair pabrik kelapa sawit yang dialirkan ke areal kebun ternyata berfungsi sebagai bahan organik, hal ini terlihat bahwa meningkatnya kadar air, Kadar organik, Mg tukar, K tukar, N-total dan P tersedia pada lokasi II dan III yang dialiri dengan limbah Cair Pabrik Kelapa sawit dibandingkan dengan yang tidak dialiri limbah pada lokasi I. Dari Tabel 4.2 juga terlihat pH tanah antar ketiga lokasi memiliki nilai kisaran yang cukup berbeda yaitu antara 5,9 – 7,0. Faktor fisik kimia tanah yang paling nampak perbedaannya adalah P tersedia pada lokasi I sangat rendah 3,99 sedangkan pada lokasi II 354,35 dan lokasi Universitas Sumatera Utara III 522,47. Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya P di lokasi III berarti tanaman penutup yang ada pada lokasi III cocok untuk perkembangbiakan cacing tanah. Menurut Muklis 2007, apabila P tinggi di suatu daerah itu berarti tanaman d daerah tersebut tergolong bagus. Suin 1982 menyatakan bahwa pada tanah dengan vegetasi dasarnya rapat, maka cacing tanah akan banyak ditemukan, karena kondisi fisik kimia tanahnya lebih baik dan juga sumber makanan yang banyak ditemukan. Sedangkan pada lokasi I kondisi fisik kimianya kurang bagus untuk perkembangbiakan cacing tanah karena Kelimpahan cacing tanah dipengaruhi oleh bahan organik, dengan meningkatnya bahan organik maka meningkat pula populasi cacing tanah , karena disekitar liang cacing tanah kaya akan N total dan C organik Kotoran feses cacing tanah mengandung banyak bahan organik yang tinggi, berupa N total dan nitrat, Ca dan Mg , dan kemampuan penukaran basa. Disini membuktikan bahwa cacing tanah berpengaruh baik terhadap produkt ivitas tanah. Karena cacing tanah dalam sifat kimia tanahnya berperan menghasilkan bahan organik, kemampuan dalam pertukaran kation, unsur P dan K yang tersedia akan meningkat. Buckman Brady 1982 menyatakan bahan organik tanah sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan populasi cacing tanah, karena bahan organik yang terdapat di tanah sangat diperlukan untuk melanjutkan kehidupannya. Selanjutnya Walwork 1970 menyatakan keberadaan spesies cacing tanah pada suatu areal sangat ditentukan oleh kandungan bahan organik di areal tersebut, apabila kandungan organiknya tinggi maka spesies cacing tanah juga akan banyak sehingga umumnya tanah yang banyak mengandung bahan organik memiliki aerasi dan porositas yang baik.

4.3 Kepadatan individum² dan Kepadatan Relatif Populasi Cacing Tanah