Ekologi Cacing Tanah PENDAHULUAN

menyenangi serasah daun yang keras yang sering mengandung CN tinggi Edwards Lofty, 1997.

2.2. Ekologi Cacing Tanah

Pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan pada karakteristik ekologinya kadang-kadang memberikan keuntungan praktis seperti kemampuan untuk menilai perbedaan lingkungan. Hasil penelitian Paoletti 1999; dan Jimenez et al. 1998 menunjukkan: a. Lahan peternakan dan padang rumput memiliki kepadatan dan biomas cacing tanah yang lebih tinggi b. Hutan berdaun gugur lebih tinggi biomas dan kepadatan cacing tanahnya dibandingkan hutan berdaun jarum c. Lahan pertanian yang diolah intensif lebih rendah populasi cacingnya dibandingkan kebun buah-buahan. Cacing tanah secara umum dapat dikelompokkan berdasarkan tempat hidupnya, kotorannya, kenampakan warna, dan makanan kesukaannya Edwards, 1998; Paoletti, 1999 dalam Ansyori 2004 sebagai berikut: a. Epigaesis; cacing yang aktif dipermukaan, warna gelap, penyamaran efektif, tidak membuat lubang, kotoran tidak nampak jelas, pemakan serasah di permukaan tanah dan tidak mencerna tanah. Contohnya Lumbricus rubellus dan Lumbricus castaneus. b. Anazesis; berukuran besar, membuat lubang terbuka permanen ke permukaan tanah, pemakan sersah di permukaan tanah dan membawanya ke dalam tanah, mencerna sebagian tanah, kotoran di permukaan tanah atau terselip di antara tanah. Contohnya Eophila tellinii, Lumbricus terrestris, dan Allolobophora longa. c. Endogaesis; hidup di dalam tanah dekat permukaan tanah, sering dalam dan meluas, kotoran di dalam lubang, tidak berwarna, tanpa penyamaran, pemakan tanah dan bahan organik, serta akar-akar mati. Contohnya Allolobophora chlorotica, Allolobophora caliginosa, dan Allolobophora rosea Universitas Sumatera Utara d. Coprophagic; hidup pada pupuk kandang, contohnya Eisenia foetida,Dendrobaena veneta dan Metaphire schmardae. e. Arboricolous; hidup di dalam suspensi tanah pada hutan tropik basah, contohnya Androrrhinus spp. Aktivitas hidup cacing tanah dalam suatu ekosistem tanah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti : iklim curah hujan, intensitas cahaya dan lain sebagainya, sifat fisik dan kimia tanah temperatur, kelembaban, kadar air tanah, pH dan kadar organik tanah, nutrien unsur hara dan biota vegetasi dasar dan fauna tanah lainnya serta pemanfaatan dan pengolahan tanah Hanafiah, 2005. Selanjutnya Populasi cacing tanah sangat erat hubungannya dengan keadaan lingkungan, dimana cacing itu beraksi cepat terhadap perubahan lingkungan, baik yang datang dari tanah, faktor iklim dan pengolahan tanah sesuai kemampuan mempertahankan dirinya Adianto, 1993. Selanjutnya dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap populasi cacing tanah adalah : a. Kelembaban Tanah Kelembaban tanah sangat erat hubungan dengan popul asi cacing tanah, karena tubuh hewan tanah mengandung air, oleh karena itu kondisi tanah yang kering dapat menyebabkan tubuh cacing tanah kehilangan air dan hal ini merupakan masalah yang besar bagi kelulusan hidupnya Anas, 1990 b. Suhu Tanah Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat erat menentukan kehadiran dan kepadatan organisme tanah dengan demikian suhu tanah akan menentukan tingkat dekomposisi material organik tanah. Fluktuasi suhu tanah lebih rendah dari suhu udara, dan suhu tanah sangat tergantung dari suhu udara, suhu tanah lapisan tanah mengalami fluktuasi dalam satu hari satu malam dan tergantung musim. Fluktuasi itu juga tergantung kondisi cuaca, topografi daerah dan keadaan tanah Suin, 1997. c. pH Tanah Keasaman pH tanah sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan kegiatan cacing tanah, karena cacing tanah sangat sensitif terhadap pH tanah, sehingga pH tanah Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu faktor pembatas, namun demikian toleransi cacing tanah terhadap pH pada umumnya bervariasi untuk masing-masing spesies Edward Lofty, 1997. d. Bahan Organik bahan organik tanah sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan populasi cacing tanah, karena bahan organik yang terdapat di tanah sangat diperlukan untuk melanjutkan kehidupannya Buckman dan Brady, 1982. Selanjutnya dijelaskan bahwa sumber utama materi organik tanah adalah yang berasal dari serasah tumbuhan dan tubuh hewan tanah yang telah mati. Pada umumnya bahan organik ini banyak terdapat di tanah yang kelembabannya cukup tinggi, oleh sebab itu cacing tanah lebih banyak jumlahya pada tanah yang kelembaban tinggi dibandingkan dengan yang rendah 2.3 Tanaman Kelapa Sawit 2.3.1 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit