standar spesialis paru yang ditetapkan. b.
Memberikan pertolongan pertama kepada pasien gawat darurat tanpa memungut biaya pelayanan terlebih dahulu.
c. Menyelenggarakan pelayanan selama 24 jam.
d. Melaksanakan fungsi rujukan.
II.2.3 Faktor- Faktor Pengadaan Rumah Sakit Paru
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pengadaan rumah sakit paru yaitu: a.
Kesadaran masyarakat mengenai penyakit semakin baik, terutama dalam penyakit paru.
b. Degenerasi penyakit.
c. Kemajuan teknologi.
d. Pertambahan penduduk.
II.2.4 Perencanaan Rumah Sakit Paru
Dalam merencanakan sebuah rumah sakit paru, persyaratan khusus untuk ruang menggunakan perencanaan untuk rumah sakit pada umumnya. Perbedaannya terletak
pada tersedianya satu zona yang menyediakan fasilitas pengobatan dan pemeriksaan khusus penyakit paru.
II.3 Lokasi
II.3.1 Deskripsi Proyek
Proyek yang berjudul Rumah Sakit Paru Medan ini merupakan proyek yang berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan paru serta merupakan pusat rujukan,
pendidikan, dan penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka Rumah Sakit Paru adalah suatu banguan
atau kelompok bangunan yang merupakan pusat pelayanan kesehatan paru yang tidak hanya berfungsi melayani pengobatan masalah kesehatan paru juga melayani
pencegahan timbulnya penyakit paru dengan mengadakan kegiatan pengajaran dan penyuluhan pada masyarakat mengenai masalah kesehatan paru dengan tujuan
memenuhi kebutuhan masyarakat Sumatera Utara terhadap pelayanan kesehatan paru dan menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat dari segi kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
II.3.2 Tinjauan Pemilihan Kota Medan
Pemilihan lokasi kota Medan untuk Rumah Sakit paru ini berdasarkan sebagai berikut:
a. Medan merupakan kota metropolitan, kota terbesar ke-3 di Indonesia, dan ibukota
Propinsi Sumatera Utara, sehingga menjadikannya sebagai pusat kegiatan di Sumatera Utara.
b. Adanya transportasi darat yang baik menuju kota Medan.
c. Tingkat ekonomi dan sosial budaya yang cukup tinggi.
II.3.3 Kriteria Pemilihan Lokasi
Sebagai sebuah bangunan publik, pendidikan, dan kesehatan untuk semua lapisan masyarakat, hal pertama yang harus dilakuakn ialah memilih lokasi yang
mendukung keberadaan Rumah Sakit Paru beserta fasilitas pendukungnya tersebut, yaitu :
a. Lokasi merupakan daerah wilayah pengembangan
b. Dekat dengan kawasan urban kota sebagai acuan untuk sasaran pengunjung yang
diperkirakan akan menjadi pengunjung utama untuk bangunan ini. c.
Tidak berada pada kawasan perindustrian
Kriteria lokasi pendirian rumah sakit Paru juga haruslah mendukung akan fungsi bangunan tersebut. Berikut syarat-syarat fisik rumah sakit paru-paru :
a. Untuk menciptakan suasana tenang maka letak rumah sakit Paru-paru di daerah
yang bebas polusi dan jauh dari daerah industri. b.
Banyak pepohonan yang baik berfungsi sebagai penyedia oksigen alami. c.
Rumah sakit Paru-paru cocok berada di daerah yang panas dengan suhu ± 32.5ºC banyak sinar matahari guna menekan perkembangan virus TBC yang merupakan
penyakit terbesar paru-paru. d.
Kelembaban udara 20 - 90 e.
Memiliki pemandanganpanorama yang indah f.
Kecepatan angin 10 ms - 100 ms
Universitas Sumatera Utara
g. Dengan kemajuan pengobatan dan teknologi medis sampai saat ini lokasi rumah
sakit paru-paru sangat dimungkinkan untuk berada di tengah kota dengan syarat memiliki pengondisian udara yang baik
Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia pada tahun 2009 berkisar antara 20,8º C – 24,4º C dan suhu maksimum berkisar
antara 33,5º C – 36,5º C serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 21,00º C – 23,6º C dan suhu maksimum berkisar antara 32,6ºC – 34,2º C.
Selanjutnya mengenai kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 76 - 83 . Dan kecepatan angin rata-rata sebesar 1,73 msec sedangkan rata-rata total laju
penguapan tiap bulannya 115,48 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2009 per bulan 45 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 182
mm dan pada Stasiun Polonia per bulannya 228,6 mm medan dalam angka. Dari data diatas, kota Medan dapat dijadikan lokasi yang cocok untuk didirikannya rumah sakit
khusus paru. Dalam pemilihan lokasi untuk Rumah Sakit paru perlu pula diperhatikan
Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan RUTRK. Penentuan lokasi harus sesuai dengan kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan kota. Berdasarkan RUTRK,
wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan dikelompokkan ke dalam 5 Wilayah Pengembangan Pembangunan WPP, yaitu seperti yang terlihat pada tabel 2.7 :
Tabel 2.7 Peruntukan Lahan Untuk WPP Kotamadya Medan
W P
P Cakupan Kecamatan Pusat
Pengembangan Sasaran Peruntukan
A 1.Kecamatan Medan
Belawan 2. Kecamatan Medan
Marelan 3. Kecamatan Medan
Belawan Pelabuhan, industri,
permukiman, rekreasi, maritim, usaha kegiatan
pembangunan jalan baru, jaringan air minum, septic
Universitas Sumatera Utara
Labuhan tank, pendidikan
B 1. Kecamatan Medan
Deli Tanjung Mulia
Kawasan perkantoran,
perdagangan, rekreasi
indoor, permukiman, pembangunan jalan baru,
jaringan air minum, pembuangan sampah dan
sarana pendidikan. C
1. Kecamatan Medan Timur
2. Kecamatan Medan Perjuangan
3. Kecamatan Medan Tembung
4. Kecamatan Medan Area
5 Kecamatan Medan Denai
6. Kecamatan Medan Amplas
Aksara Permukiman, perdagangan,
rekreasi, pembangunan saluran air minum, septic
tank, sarana pendidikan, dan kesehatan.
D 1. Kecamatan Medan
Johor 2. Kecamatan Medan
Baru 3. Kecamatan Medan
Kota Inti kota
Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor,
permukiman dengan program kegiatan pembangunan
perumahan permanent, penanganan sampah dan
sarana pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
4. Kecamatan Medan Maimoon
5. Kecamatan Medan Polonia
E 1. Kecamatan Medan
Barat 2. Kecamatan Medan
Helvetia 3. Kecamatan Medan
Petisah 4. Kecamatan Medan
Sunggal 5. Kecamatan Medan
Selayang 6. Kecamatan Medan
Tuntungan Sei Sikambing
Kawasan permukiman, perdagangan, rekreasi,
program kegiatan sambungan air minum, septic tank, jalan
baru, rumah permanent, sarana pendidikan dan
kesehatan.
Sumber : RUTRK Medan
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK diatas, maka WPP yang tepat untuk membangun Rumah Sakit Paru adalah pada WPP C dan E, yaitu untuk
peruntukan wilayah sarana kesehatan. Dan pada tabel 2.8, kriteria pemilihan lokasi yang baik untuk rumah sakit paru ini.
Tabel 2.8 Kriteria Lahan Untuk Menentukan Lokasi
No. Kriteria Lokasi
1. Tinjauan terhadap
Berada di kawasan pusat dengan kepadatan
Universitas Sumatera Utara
struktur kota sedang.
Berada pada kawasan dengan popularitas dan citra kawasan yang baik.
2. Wilayah Pengembangan
Berada di WPP yang sesuai dan merupakan termasuk dalam wilayah pengembangan kota
Medan. 3.
Lingkungan Terletak di antara fungsi-fungsi lain yang
menunjang aktivitas pada bangunan. Dekat dengan sarana pendidikan,
perdagangan, permukiman, serta rekreasi. 4.
Pencapaian atau aksesibilitas
Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik angkutan umum ,pribadi mapun pribadi.
5. Area pelayanan
Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang dapat saling mendukung dengan
bangunan yang direncanakan seperti fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
Berada di titik tengah antara beberapa rumah sakit umum pemerintah maupun swasta,
untuk menunjang fungsinya sebagai rumah sakit rujukan rumah sakit dan klinik PARU.
6. Utilitas kota lingkungan Dekat dengan jaringan utilitas yang memadai
sebagai pendukung dalam lokasi site listrik, air, telefon, drainase, dll
7. Status kepemilikian
Ada status hak milik 8.
Nilai lahan Sebaiknya nilai lahan diusahakan seminimum
mungkin
Universitas Sumatera Utara
9. Orientasi
Orientasi bangunan sebaiknya dapat mengurangi cahaya yang masuk kedalam
bangunan 10. View
Adanya view yang bagus baik dari dalam site maupun dari luar site.
11. Ukuran lahan Harus mencukupi untuk program fungsional
dan fasilitas-fasilitas yang direncanakan. 1 Ha
12. Kontur tapak topografi Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan
perencanaan bangunan.
Sumber : Time-Saver Standard for Building Types dan hasil olah data
II.3.4 Analisis Pemilihan Lokasi