Deskripsi Kebutuhan Ruang Tinjauan Fungsi 1 Deskripsi Pemakai dan kegiatannya.

II.4.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang

Pembagian ruang yang ada dalam perencanaan rumah sakit paru dapat dibagi dalam zona berikut ; a. Zona pertama, merupakan zona terluar yang bersifat publik dan orientasinya adalah masyarakat umum, terdiri dari : • Penunjang utama kesehatan, pada dasarnya terdapat tiga cara yang umum dilakukan oleh sebuah rumah sakit untuk menunjang program kesehatan, yaitu melalui pendidikan dan training, memberikan bantuan teknis dan bantuan administrasi. Hal ini dikarenakan pasien rawat jalan menggunakan semua fasilitas diagnosa dan terapi selama kunjungannya. Perhatian harus ditujukan pada sirkulasi yang harus memberikan aliran yang tidak terganggu dari berbagai jalur lalu lintas yang melintasi bagian itu. Juga harus dirancang untuk menangani kursi roda dan kereta sorong. • Bagian Administrasi, dilakukan oleh karyawan di bagian administrasi, staf, dan direksi rumah sakit. Diadakan pada hari kerja, yaitu Senin-Sabtu dari jam 08.00- 15.00 WIB. Kegiatan Tata Usaha di bidang administrasi, antara lain: 1. Bagian umum, mengurus administrasi pasien rawat jalan dan pasien rawat nginap. 2. Bagian Medical Record, mencatat segala surat keluar dan masuk serta membuat memcatat kartu pasien yang berobat baik itu pasien lama maupun pasien baru. b. Zona Analisa, bagian yang memproses pekerjaan yang dilimpahkan dari zona pertama, terdiri dari : • Laboratorium, fungsi utama laboratorium klinis adalah melakukan uji atau test klinis dalam enam bidang utama yaitu bakteriologi, biokimia, histologi, serologi, haematologi dan sitologi untuk membantu staff medis dalam melakukan dan mengkonfirmasi diagnosa dan dalam pengobatan serta pencegahan penyakit. Praktek perawatan medis modern memerlukan lebih banyak pengujian klinis. Laboratorium ini haruslah berada di lantai dasar untuk dapat melayani pasien Universitas Sumatera Utara rawat jalan, bagian unit gawat darurat dan bagian penerimaan pasien. Juga harus berdekatan dan mudah diakses oleh bagian bedah. Ruangan dibutuhkan untuk hal-hal berikut : 1. Ruang kerja dengan ruang untuk peralatan, mikroskop, inkubator, sentrifugal, dll. Ruang kerja juga harus diperlengkapi dengan vakum, gas, peralatan listtrik, baik dan air. 2. Bak untuk mencuci tangan dan membuang cairan yang tidak beracun. 3. Tempat pengumpulan spesimen untuk darah, urine dan feses. Daerah pengumpulan spesimen darah, harus dilengkapi dengan meja kerja, ruang tempat duduk pasien dan bak air untuk mencuci tangan. Sementara untuk bagian pengambilan spesimen urine dan fases, harus ada toilet dilengkapi dengan bak air, tempat untuk menempatkan spesimen. Jendela kecil disediakan untuk menyerahkan spesimen. 4. Fasilitas penyimpanan untuk bahan pereaksi, standar, suplai dan spesimen lainnya dalam bentuk slide mikroskopik. 5. Penyimpanan untuk cairan kimia dan cairan yang mudah terbakar. 6. Bak darah untuk tempat penyimpanan darah dalam kulkas – dibahas terpisah. 7. Bagian administrasi termasuk kantor, kesekretariatan dan pekerjaan administrasi serta ruang untuk arsip dan pencatatan. 8. Fasilitas staff. 9. Daerah sterilisasi. 10. Tempat pencucian gelas – bagian kotor yang harus dipisahkan dan ditutup. 11. Penyimpanan spesimen bedah. • Apotek, diperuntukkan bagi pasien luar out-patient dan pasien dalam yang rawat nginap in-patient yang aktivitas didalamnya meliputi pemesanan,pembelian, penyimpanan dan dispensing semua obat. c. Zona proses, merupakan daerah transisi antara zona terluar dan dalam, terdiri dari: • Ruang operasi, dilakukan oleh ahli medis. Ruang operasi merupakan ruang yang paling kompleks, namun paling penting di dalam suatu rumah sakit. Lokasi terbaik untuk bagian operasi adalah yang memungkinkan aliran pasien yang Universitas Sumatera Utara mulus dan tidak terganggu, serta adanya kemudahan bagi staff dan alat kebersihan berlalu lalang. Ruang operasi sebaiknya diletakkan ditengah dan di lantai bawah agar mudah dicapai dari segala ruang perawatan dan pasien dari luar. Perlu diperhatikan integrasinya dengan baik lain yang erat hubungannya dengan ruang operasi, yaitu klinik, dan ruang steril induk. Pembagian zona ruang operasi, yaitu : 1. Zona terluar, yang terdiri dari ruang administrasi, ruang penerima. 2. Zona tengah, yang merupakan tempat kerja diluar aktivitas beda, dan batas terjauh yang dapat dimasuki oleh pegawai atau orang luar. Yang termasuk dalam zona ini recovery room dan gudang. 3. Zona dalam, adalah ruang bedah yang harus terjaga kebersihan dan tingkat sterilnya. Dalam zona ini orang luar tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan ini. Fasilitas Ruang pada Ruang operasi: 1. Kantor, ruang administrasi dan ruang terima pasien. 2. Ruang transfer, ruangan ini harus cukup luas untuk memindahkan pasien dari trolley ruang nginap ke trolley ruang operasi. 3. Ruang ganti untuk staff medis. 4. Ruang anastesi, proses anastesi termasuk pekerjaan paling rumit dan memerlukan keterlibatan penuh selama operasi berlangsung. Aktivitas ini juga memerlukan kantor, tempat menyimpan peralatan dan tempat khusus melakukan induksi. 5. Setiap unit ruang operasi tidak boleh kurang dari 6mx6m 36M 2 , dan memiliki akses dari ruang anastesi, ruang membersihkan badan dan ruang supply namun dengan pintu yang terpisah. 6. Ruang scrub up membersihkan badan.Fasilitas ini dapat melayani dua ruang operasi. Didalam ruang ini para staff medis memakai baju, masker, dan mencuci tangan. 7. Ruang pencucian, satu ruang pancucian dapat melayani dua ruang operasi. Ruang ini digunakan untuk membersihkan peralatan. 8. Ruang Sub Steril, ruang ini digunakan untuk mensterilkan peralatan yang sudah dipakai, jika sistem sterilisasi yang dipakai tidak sentral. Universitas Sumatera Utara 9. Tempat penyimpanan trolley, diperlukan tempat untuk menyimpan trolley pasien yang dioperasi. Tempat ini tidak boleh menghalangi pintu. 10. Ruang recovery ruang penyembuhan, ruangan ini disediakan untuk menunggu pasien sadar dari pengaruh bius sesudah operasi. Ruang ini ditempatkan didekat pintu masuk pasien. 11. Storage, di dalam ruang penyimpanan harus disediakan bagi keperluan berikut :  Peralatan bedah yang bersih seperti perban, linen, dll  Air yang steril  Alat bius  Persediaan darah, tulang dan paru • Ruang Kebidanan, bagian ini hampir sama dengan ruang operasi, namun pada ruang ini tidak selalu harus aseptik seperti halnya ruang operasi. d. Zona Perawatan, merupakan zona terdalam tetapi memiliki akses ke zona terluar yaitu ke daerah publik, terdiri dari : • Ruang Inap, dilakukan bila pasien memerlukan pemeriksaan dan pengawasan ekstra. Kegiatan ini diadakan setiap hari khusus untuk pasien rawat inap, dan untuk pasien rawat jalan dilaksanakan pada hari kerja. Ruang rawat inap ini dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu : 1 Ruang VIP : 1 tempat tidur 2 Ruang kelas I : 2 tempat tidur 3 Ruang kelas II : 4 tempat tidur 4 Ruang kelas III : 5 tempat tidur Ruang inap digunakan untuk menampung pasien yang terkena beberapa hal, sehingga ruang inap berfungsi sebagai : 1. Menggantikan fungsi rumah dalam hal memberikan makan, mandi dan tidur secara teratur. 2. Memberikan kemudahan memeriksa, merawat dan mengobati penyakit yang diderita pasien. 3. Menyiapkan pasien agar dapat kembali ke kehidupannya semula. Bentuk dari ruang inap : Universitas Sumatera Utara 1. Nighttingale, ruang inap terdiri dari 25-30 tempat tidur dengan bentuk yang persegi dan dibuat dalam bentuk perencanaan terbuka open plan dimana servis area letakkan di salah satu atau kedua ujung sebelah ruang perawat atau ruang pengawas diletakkan di gang diantara dua barisan tempat tidur. Bentuk ruang inap ini merupakan ruang yang paling bising diantara tipe yang ada. 2. Koridor tunggal, susunan ruang sederhana dengan koridor disatu sisi yang digunakan untuk melayani ruangan disisi lain. Bentuk ruang seperti ini memiliki beberapa keuntungan yaitu dapat diterangi dan diatur sirkulasinya secara alami dan lewat jendela. Ruang perawat dan ruang servis diletakkan di tengah sehingga jaraknya dengan ruang yang dilayani dapat diminimalkan. 3. Koridor double, type koridor double ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu :  Hubungan langsung antara kamar pasien dan ruang perawat  Fleksibilitas pelayanan yang tinggi bagi pasien dan dapat memanfaatkan pelayanan yang disebarkan di bagian tengah  Mengisolasi aktivitas dan percakapan petugas didalam ruang tengah sehinnga di dalam koridor luar tidak ribut dan mengganggu pasien  Bagian yang pertama disebut ruang pelayanan kotor, dan digunakan untuk menyimpan dan membersihkan peralatan dan kain yang kotor  Bagian yang kedua disebut clean utility, dan digunakan untuk menyimpan kartu pasien, pakaian bersih, dan perlengkapan lain yang disalurkan dari pusat peralatan dan ruang steril  Lify ditempatkan diluar ruang perawatan untuk mengurangi gangguan suara 4. Bentuk L, pada ruang ini ruang servis dan ruang pendukung diletakkan terpisah sehingga tidak saling mengganggu dengan ruang inap 5. Bentuk T, keuntungan type ini sama dengan bentuk L, dimana servis dan penunjang diletakkan pada bagian yang vertikal sedang ruang inap yang dilengkapi dengan koridor dibagian horizontal. Universitas Sumatera Utara 6. Bentuk sirkuit balap Race Track Ward, ruang inap diletakkan di bagian lingkar luar dari denah yang berbentuk persegi dengan sisi yang relatif panjang, sedang ruang servis dan penunjang diletakkan di tengah. Dengan demikian ruang untuk pasien memiliki view ke luar tetapi ruang staff medis tidak. Petugas medis harus menempuh koridor yang relatif panjang dalam melayani ruang inap dan komunikasi antara staff agak sulit. Hal ini dikarenakan penempatan ruang yang linier dan panjang 7. Bentuk Silang, bentuk denah ruang inap ini diletakkan pada tingkat luar dan ruang servis dan penunjang diletakkan dibagian tengah pada perpotongan sisi vertikal dan horizontal. Bentuk ini menghasilkan sirkulasi yang berpotongan dan ruwet. 8. Ruang-ruang rawat inap sebaiknya dikelompokkan dalam bagian sebagai berikut :  Ruang VIP terletak dalam 1 blok, jendela kamar berorientasi ke pandangan luar yang lapangke taman dengan jumlah pasien VIP 1 orang dengan fasilitas kamar mandi di dalam  Ruang kelas I dan II digabung dalam 1 blok  Kelas I untuk 2 tempat tidur dan kelas II untuk 4 tempat tidur  Ruang kelas III untuk 6 tempat tidur  Bila ruang perawatan tidak berada di lantai dasar harus ada akses yang mudah bagi pelayanan dengan roda atau lift khusus  Akses pencapaian ke setiap ruanganblok harus dapat dengan mudah dicapai  Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan jumlah pasien yang akan ditampung  Sinar pagi sedapat mungkin masuk  Alur petugas dan pengunjung terpisah  Setiap ruangan atau minimal pada setiap stasiun perawat terdapat wastafel dengan air mengalir  Tidak digunakan bahan yang mudah terbakar  Kamar perawatan harus mendapat pencahayaan paruhari yang cukup Universitas Sumatera Utara  Bila mungkin pintu utama menuju blok perawatan kedap asap dan tidak mudah terbakar e. Zona kelima, yaitu kelompok ruang-ruang servis, yaitu : • Bagian makanan dan dapur,sebagai tempat penyediaan makanan bagi pasien rawat inap. Sistem pelayanan dapur yang diterapkan adalah sentralisasi. Konsep tata ruang unit dapur mempunyai hubungan yang kuat dengan unit perawatan. Perletakan unit dapur ditempatkan pada daerah servis jauh dari pencapaian maupun penglihatan pengunjung serta memiliki pintu masukkeluar sendiri. Lokasi dapur sebaiknya ditempatkan di lantai dasar dan dapat dicapai langsung dari tempat menurunkan barang dari luar yang harus dimasukkan ke dalam kamar pendingin tanpa melewati koridor yang diperuntukkan untuk publik dan petugas medis. Sistem pendistribusian makanan yang terpusat dalam desentralisasi masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Sistem terpusat seluruh makanan disiapkan didapur pusat lalu dikirimkan ke ruang inap. Lalu peralatan yang kotor dikumpulkan kembali lalu dibersihkan secara terpusat, memerlukan pegawai yang relatif lebih sedikit, kualitas makanan sering menurun, dan makanan menjadi dingin karena lamanya waktu distribusi dan transportasi. Sistem desentralisasi makanan tetap terjaga, baik kehangatan maupun kualitasnya, memerlukan petugas yang lebih banyak, dan ruang dapur, pencucian piring jumlahnya lebih banyak dan tersebar. Komponen dapur, yaitu : 1. Gudang dan ruang pendingin untuk bahan makanan 2. Tempat memasak 3. Ruang penyediaan 4. Makanan khusus 5. Pencucian piring • Laundry, fasilitas khusus untuk perlengkapan unit perawatan dan kebutuhan pasien. Kegiatan cuci terdiri atas : 1. Penerimaan, collecting, dan sorting 2. Disinfeksi bila perlu 3. Pencucian dan pemisahan 4. Pengeringan 5. Setrika Universitas Sumatera Utara 6. Perbaikan 7. Pemberian kode dan pembungkusan 8. penyimpanan 9. pengiriman Sebaiknya diletakkan di lantai dasar berdekatan dengan ruang linen yang ditempatkan secara terpusat. Ruang linen yang terpusat digunakan untuk mensupply seluruh bagian dan harus dilengkapi dengan rak penyimpanan, ruang menjahit, dan memberi tanda pakaian baru. Pakaian serta linen yang harus dicuci harus disortir di ruang pakaian dan kain kotor yang diletakkan paling ujung dari ruang cuci. Untuk pencucian kain kotor dapat diserahkan pada orang luar atau dikerjakan sendiri. Jika dikerjakan sendiri harus dilengkapi dengan ruang dan fasilitas pengeringan dan pencucian. Fasilitas ini mencakup : 1. Ruang pakaian kotor 2. Ruang pakaian bersih dan ruang jahit 3. Gudang penyimpanan untuk kereta pakaian yang sudah selesai di cuci 4. Ruang cuci dan peralatan yang memungkinkan keperluan linen minimal selama 7 hari 5. Gudang untuk petugas kebersihan dan gudang untuk menyimpan supply barang habis pakai beserta peralatan yang dibutuhkan 6. Gudang untuk material linen dan pakaian yang sudah kering 7. Unit cuci dilengkapi dengan kegiatan :  Kegiatan administrasi yang mencatat, menghitung bahan cucian kotor yang masuk serta melakukan pencatatat terhadap arus cucian bersih yang keluar  Gudang obat cuci, disinfektan dan ruang jahit  Fasilitas staf • Gudang, sebagai tempat penyimpanan alat-alat, perlengkapan kebersihan bangunan. Rumah sakit secara teratur mengonsumsi berbagai macam bahan dalam jumlah besar, sehingga perlu merencanakan tempat menyimpan barang tersebut. Secara umum diperlukan luas 2 m 2 gudang untuk setiap tempat tidur untuk sebuah rumah sakit. Selain perencanaan ruang-ruang tersebut, dalam Universitas Sumatera Utara perencanaan rumah sakit juga berkaitan erat dengan ketentuan koridor, pintu, tangga, dan lift. 1. Koridor, lebar koridor pada umumnya minimal 1,5 m, yang harus juga disesuaikan dengan lalu lintas yang ada. Untuk lorong yang juga dijadikan tempat pasien berbaring, lebar minimalnya 2,25 m dengan tinggi langit- langit sampai 2,4m. 2. Pintu, pada konstruksi pintu harus diperhatikan faktor higienis. Bagian permukaan pintu harus terbuat dari bahan yang steril dan harus diberi peredam bunyi seperti dinding. 3. Tangga, dibuat sedemikian untuk keamanan. Lebar tangga dan bagian datar antara dua anak tangga dari tangga darurat sebaiknya 1,5 m, dan tidak melebihi 2,5 m. Lebar bagian datar antara dua anak tangga tidak mempersempit daun pintu. Tinggi tingkatan 17 cm, lebar anak tangga yang datar 28 cm. 4. Lift, fungsi lift untuk pengangkutan orang, obat-obatan, cucian, makanan dan tempat tidur. Lapisan lift tahan api. Kamar lift untuk mengangkut tempat tidur harus diukur sehingga dapat menampung satu atau dua tempat tidur. f. Zona keenam, yaitu daerah pelayanan Mekanikal Elektrikal.

II.4.3 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria