Pengaruh Pengukuran Kinerja dan Kompensasi terhadap Motivasi pada Karyawan PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

(1)

Lampiran 1:

KUESIONER BAGI KARYAWAN PADA KANTOR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II TANJUNG MORAWA

Nama : Bagian :

Data Diri Responden

Cara pengisian dengan menyilang (X) angka: 1. Jenis Kelamin : a. Pria

b. Wanita

c. Lainnya

2. Status Perkawinan : a. Menikah

b. Belum Menikah

c. Lainnya

3. Usia : a. Kurang dari 20

b. Antara 20-35

c. Antara 35-50

d. Lainnya

4. Pendidikan Terakhir : a. SMA

b. Diploma III

c. S1

d. Lainnya

5. Jumlah Tanggungan Keluarga : a. Tidak ada

b. 1-3 orang

c. 4-6 orang

d. Lainnya

6. Lama Bekerja Diperusahaan : a. < 1 Tahun

b. 2-4 tahun

c. >5 Tahun

d. Lainnya

Keterangan: SS = Sangat Setuju

S = Setuju

KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju


(2)

Keterangan Pengisian:

Harap diisi dengan sejujurnya, dengan menyilang (X) SS, S, KS, TS, STS pada jawaban.

PENGUKURAN KINERJA

1. Kualitas kerja yang saya berikan kepada perusahaan sesuai dengan standart perusahaan:

a. SS b.S c. KS d. TS e. STS

2. Kuantitas kerja yang saya berikan kepada perusahaan sesuai dengan peraturan/kebijakan perusahaan:

a. SS b.S c. KS d. TS e. STS

3. Saya selalu tepat waktu dalam melakukan sagala pekerjaan:

a. SS b.S c. KS d. TS e. STS

4. Saya selalu tepat waktu masuk kantor dan pulang kantor, dan kehadiran saya tidak kurang dari 90% (jarang absen) hari kerja:

a. SS b.S c. KS d. TS e. STS

5. Saya melakukan setiap pekerjaan dengan penuh tanggung jawab:

a. SS b.S c. KS d. TS e. STS

KOMPENSASI

6. Nilai kompensasi yang saya terima telah sesuai dengan kemampuan perusahaan:

a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

7. Pemberian kompensasi yang diberikan perusahaan telah sesuai dengan prestasi kerja saya:

a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

8. Penentuan besarnya kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan telah sesuai dengan masa kerja karyawan tersebut:

a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

9. Penentuan besarnya kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan telah sesuai dengan tingkat pendidikan karyawan tersebut:

a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

10. Jumlah kompensasi yang diberikan perusahaan sesuai dengan tenaga, pikiran dan waqktu yang telah karyawan keluarkan:

a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

11. Pembayaran kompensasi yang dilakukan perusahaan kepada karyawan selalu tepat waktu:

a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

12. Pembayaran kompensasi yang dilakukan perusahaan kepada karyawan telah sesuai dengan kebijakan pemerintah:

a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

13. Besarnya kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dapat mencakupi kebutuhan hidup sehari-hari:

a. SS b. S c. KS d. TS e. STS

MOTIVASI

14. Saya selalu masuk kerja dan jarang absen:

a. SS b.S c. KS d.TS e.STS

15. Selama saya bekerja diperusahaan pencapaian prestasi kerja saya sangat tinggi:

a. SS b.S c. KS d. TS e.STS

16. Tanggung jawab saya terhadap pekerjaan yang dibebankan kepada saya:

a. SS b.S c. KS d. TS e.STS


(3)

a. SS b.S c. KS d. TS e.STS 18. Minat kerja saya terhadap setiap pekerjaan yang diberikan perusahaan kepada saya

sangat tinggi:

a. SS b.S c. KS d. TS e.STS

19. Selama saya bekerja diperusahaan, tingkat tuntutan karyawan kepada perusahaan sangat rendah:

a. SS b.S c. KS d. TS e.STS

20. Saya belum pernah melakukan pemogokan selama bekerja diperusahaan:

a. SS b.S c. KS d. TS e.STS


(4)

Lampiran 2:

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengukuran Kinerja Tangggapan

Responden

Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

PK1 3 3.30 22 24.18 49 53.85 17 18.68 0 0,00 PK2 4 4.40 19 20.88 53 58.24 15 16.48 0 0,00 PK3 2 2.20 22 24.18 47 51.65 20 21.98 0 0,00 PK4 4 4.40 20 21.98 46 50.55 21 23.08 0 0,00 PK5 2 2.20 17 18.68 49 53.85 23 25.27 0 0,00

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kompensasi Tanggapan

Responden

Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

K1 7 7.69 14 15.38 43 47.25 27 29.67 0 0.00 K2 8 8.79 20 21.98 41 45.05 22 24.18 0 0.00 K3 6 6.59 19 20.88 47 51.65 19 20.88 0 0.00 K4 5 5.49 21 23.08 45 49.45 20 21.98 0 0.00 K5 5 5.49 21 23.08 44 48.35 21 23.08 0 0.00 K6 3 3.30 30 32.97 44 48.35 14 15.38 0 0.00 K7 1 1.10 5 5.49 53 58.24 32 35.16 0 0.00 K8 2 2.20 3 3.30 54 59.34 32 35.16 0 0.00

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi Tanggapan

Responden

Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

M1 0 0.00 2 2.20 51 56.04 38 41.76 0 0.00 M2 0 0.00 2 2.20 58 63.74 31 34.07 0 0.00 M3 0 0.00 2 2.20 51 56.04 38 41.76 0 0.00 M4 0 0.00 2 2.20 56 61.54 33 36.26 0 0.00 M5 0 0.00 3 3.30 53 58.24 35 38.46 0 0.00 M6 1 1.10 1 1.10 58 63.74 30 32.97 1 1.10 M7 1 1.10 5 5.49 52 57.14 33 36.26 0 0.00


(5)

LAMPIRAN 3: OUTPUT SPSS

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT Motivasi

/METHOD=ENTER Pengukuran.Kinerja Kompensasi /SCATTERPLOT=(*ZPRED ,*SRESID)

/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID) /SAVE RESID.

Regression

[DataSet0]

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Kompensasi,

Pengukuran.Ki nerjaa

. Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Motivasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .730a .533 .522 2.36556 .533 50.173 2 88 .000 1.537

a. Predictors: (Constant), Kompensasi, Pengukuran.Kinerja b. Dependent Variable: Motivasi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 561.521 2 280.761 50.173 .000a

Residual 492.435 88 5.596

Total 1053.956 90

a. Predictors: (Constant), Kompensasi, Pengukuran.Kinerja b. Dependent Variable: Motivasi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Correlations

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 3.347 1.575 2.126 .036

Pengukuran.Kinerja .292 .101 .245 2.895 .005 .537 .295 .211 .741 1.349

Kompensasi .444 .065 .574 6.782 .000 .699 .586 .494 .741 1.349


(6)

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension

Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions (Constant)

Pengukuran.Kin

erja Kompensasi

1

dimension1

1 2.967 1.000 .00 .00 .00

2 .017 13.289 .77 .70 .00

3 .016 13.696 .22 .30 1.00

a. Dependent Variable: Motivasi

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension

Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions (Constant)

Pengukuran.Kin

erja Kompensasi

1

dimension1

1 2.967 1.000 .00 .00 .00

2 .017 13.289 .77 .70 .00

3 .016 13.696 .22 .30 1.00

a. Dependent Variable: Motivasi

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 13.3734 23.6921 18.5934 2.49782 91

Std. Predicted Value -2.090 2.041 .000 1.000 91

Standard Error of Predicted Value

.250 .863 .408 .135 91

Adjusted Predicted Value 13.3318 23.7381 18.6087 2.50752 91

Residual -6.15131 5.93219 .00000 2.33912 91

Std. Residual -2.600 2.508 .000 .989 91

Stud. Residual -2.627 2.561 -.003 1.005 91

Deleted Residual -6.27912 6.18502 -.01528 2.41609 91

Stud. Deleted Residual -2.721 2.647 -.006 1.017 91

Mahal. Distance .017 10.988 1.978 2.008 91

Cook's Distance .000 .150 .011 .023 91

Centered Leverage Value .000 .122 .022 .022 91

a. Dependent Variable: Motivasi


(7)

(8)

NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS. NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

Notes

Output Created 09-Oct-2013 16:22:14

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 91

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.

Syntax NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.006

Number of Cases Alloweda 196608

a. Based on availability of workspace memory.


(9)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 91

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.33912353

Most Extreme Differences Absolute .099

Positive .099

Negative -.089

Kolmogorov-Smirnov Z .944

Asymp. Sig. (2-tailed) .335

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Edwin, Mustafa dan Hardius Usman, 2006. Proses Penelitian Kuantitatif, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi & Manajemen, USU Press, Medan.

Hariandja, M. T. E, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Grasindo, Jakarta. Hasibuan, Melayu S.P, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksar, Jakarta. Mardiasmo, 2004. Akuntansi Sektor Publik. Andi Offset, Yogyakarta.

Mangkunegara, Anwar P, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Rosdakarya.

Mathis, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Nawawi, Hadari, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Panggabean, Mutiara S, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia, Jakarta. Sadjiarto, 2000. “Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Volume 2 Nomor 2 Tahun 2000.

Rivai, Veithzal, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Grafindo Persada, Jakarta, Bandung.

Sastrohadiwiryo, Siswanto, 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Sihotang, A, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Pradyna Paramita, Jakarta. Sedarmayanti, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: PT. Refika Aditama. Sugiyono, 2004. Statistik Untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung.

Tanjung, Andri, 2005. “Pengaruh Kompensasi Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian Personalia PT. Agronesia Divisi Industri Makanan dan Minuman Bandung”. Skripsi Fakultas Bisnis dan ManajemenUniversitas Widyatama, Bandung

Walpole, Ronal E, 2001. Pengantar Statistika, Edisi Ketiga, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.


(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah desain kausal. Menurut Edwin (2006:84) desain kausal dilakukan jika peneliti mempelajari penyebab dari satu atau lebih masalah. Peneliti kausal tidak hanya terbatas pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya

(X Mempengaruhi Y), tetapi juga dapat berpengaruh secara berantai (X1,X2 mempengaruhi

Y). Adapun variabel XI, X2 digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran kinerja dan

kompensasi terhadap motivasi. Variabel dependen adalah motivasi.

3.2 Tempat danWaktu Penilaian.

Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa. Waktu penelitian dimulai dari bulan september 2012 sampai dengan bulan Juni 2013.

3.3 Definisi Operasional

1. Variabel Independen (X): Pengukuran Kinerja dan Kompensasi terhadap motivasi

meliputi

a. Pengukuran kinerja (X1), yaitu suatu penilaian untuk menentukan seberapa efektif

suatu operasi berjalan berdasarkan kinerja yang ditetapkan sebelumnya

b. Kompensasi (X2), yaitu balas jasa yang diberikan Organisasi atau Perusahaan

kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap.


(12)

2. Variabel Dependen (Y) : Motivasi

Motivasi merupakan keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau menggerakkan dan mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.

Ringkasan definisi operasional tercantum pada tabel 3.1:

Tabel 3.1

Definisi Operasioanal Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Pengukuran

kinerja (X1)

Suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non financial

-Kualitas kerja

-Kuantitas kerja

-Ketepatan waktu

-Kehadiran

-Tanggung jawab

-Kerja sama

dengan yang lain

Skala Likert Ordinal

Kompensasi (X2)

Sebagai bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi

-Nilai nominal

-Penentuan pemberian kompensasi individu -Metode pembayaran -Pemenuhan kebutuhan hidup Skala Likert Ordinal

Motivasi (Y) Keadaan dalam pribadi

seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan

-Tingkat absensi

-Pencapaian

prestasi

-Tanggung jawab

-Minat terhadap

pekerjaan

-Disiplin kerja

-Tuntutan

-Pemogokan

Skala Likert Ordinal

Sumber : Diolah oleh Penulis (2012)

3.4 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masing-masing variabel X (pengukuran kinerja dan kompensasi) dan variabel Y (motivasi) adalah skala


(13)

likert. Skala tersebut digunakan untuk mengkur sikap, pendapatan, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2004:132). Skala likert digunakan untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, maka setiap pertanyaan diberi skor 5 jika sangat setuju sampai skor 1 jika sangat tidak setuju sebagaimana tercantum pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

Keterangan Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2008:133) 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi Penelitian

Menurut Erlina (2008:75), populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu. Karyawan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa terdiri dari 957 orang terbagi dalam beberapa definisi tercantum pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Jumlah Karyawan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

Divisi Jumlah Karyawan (orang)

Afdeling I 40

Afdeling II 49

Afdeling III 56

Afdeling IV 57

Afdeling V 72

Afdeling VI 51

Afdeling VII 58

Afdeling VIII 59

Afdeling IX 91

Kantor 139 Sipil 45

Bengkel Motor 14

Transport 50

Pabrik Kelapa Sawit 123

Bengkel Pabrik Kelapa Sawit 53

Total 957 Sumber: PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa (2012)


(14)

3.5.2 Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2008:75), Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai, pimpinan, pria dan wanita di PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terdiri dari 91 orang untuk meneliti kinerja pegawai PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

Sedangkan, Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008:75). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian yaitu seluruh karyawan, pimpinan, baik pria maupun wanita yang berjumlah 91 orang yang merupakan populasi dari penelitian. Populasi dalam penelitian ini, seluruhnya dijadikan sampel dalam penelitian. Data mengenai populasi dan sampel, dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3.4 Jumlah Sampel Divisi Populasi

(Orang)

Sampel (Orang) Jumlah (Orang)

Afdeling I 40 40/957 x 91 = 3,80 4

Afdeling II 49 49/957 x 91 = 4,65 5

Afdeling III 56 56/957 x 91 5

Afdeling IV 57 57/957 x 91 5

Afdeling V 72 72/957 x 91 7

Afdeling VI 51 51/957 x 91 5

Afdeling VII 58 58/957 x 91 5

Afdeling VIII 59 59/957 x 91 6

Afdeling IX 91 91/957 x 91 9

Kantor 139 139/957 x 91 13

Sipil 45 45/957 x 91 4

Bengkel Motor 14 14/957 x 91 1

Transport 50 50/957 x 91 5

Pabrik Kelapa Sawit 123 123/957 x 91 12

Bengkel Pabrik Kelapa Sawit 53 53/957 x 91 5

Total 957 91


(15)

Peneliti mengambil 91 orang sebagai responden dari divisi-divisi yang ada di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa yang terdiri dari para karyawan pelaksana. Alasannya adalah untuk mengetahui pengukuran kinerja dan kompensasi pekerjaan pada setiap divisi yang ada di perusahaan.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumbernya dan kemudian data ini

diolah kembali untuk tujuan-tujuan sesuai dengan kebutuhannya. Data primer dalam penelitian ini didapat dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada karyawan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa

2. Data sekunder adalah data yang didapat lewat literatur-literatur atau tulisan-tulisan

yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, lapora-laporan ini bisa didapat dari dokumen perusahaan atau studi pustaka yang dilakukan oleh penulis dan

browsing lewat internet, jurnal, penelitian terdahulu di departemen akuntansi USU, dan informasi dari internet.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah

pertanyaan kepada responden dengan beberapa alternative jawaban. Kuesioner tersebut

diperoleh dari Kuesioner skripsi dari tahun sebelumnya

b. Studi dokumentasi dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan-bahan dari

perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, seperti: Sejarah Perushaan, Jumlah Karyawan dan Struktur Organisasi perusahaan.


(16)

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas 3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner sebagai instrument penelitian Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2005). Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Pengujian validitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistik Product and Services Solution ), dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid

2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang mempunyai indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Repeted measure atau pengukuran yaitu seseorang akan disodori pertanyaan yang sama

pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya

2. One shot atau pengukuran sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan yang lain atau mengukur korelasi antara jawaban dengan pertanyaan.

Untuk melakukan uji ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS, dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha > r tabel maka pernyataan reliabel


(17)

Untuk melakukan uji ini digunakan bantuan SPSS. Responden untuk menguji validitas dan reliabilitas adalah karyawan PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa sebanyak 30 orang yang tidak termasuk dalam responden penelitian.

3.9 Teknik Analisis

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan adalah:

1. Metode Deskripstif

Metode analisis deskriptif ialah suatu metode dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterpresentasikan sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden peneliti.

2. Metode Kuantitatif

Metode analisis kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka. Pada metode ini peneliti menggunakan metode analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh

variabel independen (X1, X2) terhadap variabel dependen (Y). Sehubungan dengan

arti hipotesis analisis menggunakan bantuan software SPSS dengan rumus regresi

linear berganda sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Y = Motivasi

a = Konstanta

b1 , b2 = Koefisien arah regresi

X1 = Pengukuran Kinerja

X2 = Kompensasi

E = Error (Pengganggu)


(18)

Sebelum dilakukan analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji Asumsi Klasik yaitu

3.9.1 Uji Asumsi Klasik

Menurut Imam Ghozali (2005:114)Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi dalam

model regresi berganda sebelum data dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik.

Untuk mendeteksinya yaitu dengan melihat grafik histogram dan kurva normal probabilitas plot. Pada grafik histogram, suatu data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang baik pada sisi kanan. Pada kurva normal probabiliti plot, data dikatakan normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu

dengan yang lainnya. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance

Inflation Factor) dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka terjadi multikolinieritas diantara variabel independen (Erlina, 2008:105). Sebaliknya, jika nilai VIF dibawah 2, maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam model penelitian.

3. Uji linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Model dibentuk berdasarkan tinjauan teoritis bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya adalah linear. Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasi apakah sifat linear antar dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai dengan hasil observasi yang ada.

3.9.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t dan uji-f.

a. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t, yaitu dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap dependen.


(19)

Ha1 : b1 ≠ 0, artinya pengukuran kinerja secara parsial berpengaruh terhadap

motivasi

Ha2 : b2 ≠ 0, artinya kompensasi secara parsial berpengaruh terhadap motivasi

Uji hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan signifikan thitung dengan

ketentuan:

Jika signifikasi < 0,05, maka H0 diterima

Jika signifikasi > 0,05, maka Ha ditolak

b. Uji Signifikasi Simultan (Uji-F)

Uji-F, yaitu untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara serentak (simultan) terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : b1 = b2 = 0, artinya pengukuran kinerja dan kompensasi tidak berpengaruh

secara simultan terhadap motivasi

H0 : b2 = b2≠ 0, artinya pengukuran kinerja dan kompensasi berpengaruh secara

simultan terhadap motivasi.

c. Uji Koefisien Determinasi Adjusted (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan variabel-variabel independen dapat menjelaskan variasi dalam

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara nol sampai

dengan satu. Nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel

independensi terhadap variabel dependen.bila nilai R2 mendekati nol

menunjukkan semakin lemahnya penagruh variabel independen terhadap variasi

dependen, sebaliknya jika nilai R2 mendekati satu menunjukkan semakim kuat


(20)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1Hasil Penelitian

4.1.1Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara III

Perusahaan Perseroan PT Perkebunan II bergerak di bidang usaha pertanian dan perkebunan didirikan dengan Akte Notaris GHS Loemban Tobing, SH No. 12 tanggal 5 April 1976 yang diperbaiki dengan Akte Notaris No. 54 tanggal 21 Desember 1976 dan pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/43/8 tanggal 28 Januari 1977 dan telah diumumkan dalam Lembaran Negara Tingkat 1 Medan tanggal 19 Februari 1977 No.10/1977/PT. Perseroan Terbatas ini bernama Perusahaan Perseroan PT Perkebunan II disingkat “PT Perkebunan II” merupakan perubahan bentuk dan gabungan dari PN Perkebunan II dengan PN Perkebunan Sawit Seberang.

Pendirian perusahaan ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1969, Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan dan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1975. Mulai 1984 menurut Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham, Akte Pendirian tersebut di atas telah diubah dan deterangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah No. 94 tanggal 13 Agustus 1984 yang kemudian diperbaiki dengan Akte No. 26 tanggal 8 Maret 1985 dengan persetujuan Menteri Kehakiman No. C2-5013-HT.0104 tahun 1985 tanggal 14 Agustus 1985. Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 20 Desember 1990 Akte tersebut mengalami perubahan kembali dengan Akte Notaris Imas Fatimah No. 2 tanggal 1 April 1991 dengan persetujuan Menteri Kehakiman No. C2-4939-HT.01.04TH-91 tanggal 20 September 1991.


(21)

Pada tanggal 11 Maret 1996 kembali diadakan reorganisasi berdasarkan nilai kerja dimana PT Perkebunan II dan PT Perkebunan IX yang didirikan dengan Akte Notaris GHS. Loemban Tobing, SH No. 6 tanggal 1 April 1974 dan sesuai dengan Akte Notaris Ahmad Bajumi, SH No. 100 tanggal 18 September 1983 dilebur dan digabungkan menjadi satu dengan nama PT Perkebunan Nusantara II yang dibentuk dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH No 35 tertanggal 11 Maret 1996. Akte pendirian ini kemudian disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No. C2.8330.HT.01.01.TH.96 dan diumumkan dalam Berita Negara RI No. 81. Pendirian perusahaan yang merupakan hasil pelebura PTP-II dan PTP-IX berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 tahun 1996. Kemudian pada tanggal 8 Oktober 2002 terjadi perubahan modal dasar perseroan sesuai Akte Notaris Sri Rahayu H. Prastyo, SH. 1:34 PM 7/21/2008.

Untuk saat ini Rumah Sakit yang dimiliki oleh perusahaan terdiri dari:

1. Rumah Sakit Tembakau Deli terletak di Medan

2. Rumah Sakit Selamat terletak di Kabupaten Langkat

3. Rumah Sakit Bangkatan terletak di Binjai

4. Rumah Sakit GL. Tobing di kabupaten Deli Serdang

PT. Perkebunan Nusdantara II (Persero) juga bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah terutama dibidang ekonomi dan pembanguan nasional pada umumnya dan di sektor pertanian dalam arti yang seluas-luasnya pada khususnya, untuk tujuan tersebut perseroanmenjalankan beberapa kegiatan usaha meliputi:

1. Pengusahaan areal tanaman yang meliputi pembukaan dan pengolahan tanah,

penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budi daya tanaman tersebut.


(22)

2. Produksi yang meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

3. Perdagangan yang meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam

hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha perseroan.

4. Meningkatkan produktivitas tanaman dan menghasilkan mutu produksi melalui

peningkatan pemeliharaan tanaman, pengawasan, dan pengolahan

5. Meningkatkan daya saing komoditas melalui pengawasan proses produksi dan

pengendalian biaya produksi dengan tidak mengorbankan kultur teknis tanaman untuk jangka panjang

6. Mengantisipasi semakin banyaknya tingkat pencurian serta penjarahan produksi

dengan system pam swakarsa di tiap-tiap kebun serta meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait.

7. Meningkatkan sumber daya manusia di semua lapisan karayawan secara

berkesinambungan dan terarah.

8. Menyesuaikan pelaksanaan investasi dengan ketersediaan dana serta

memperhatikan skla prioritas investasi yang dapa menunjang peningkatan mutu dan produksi.

9. Menyelesaikan perpanjangan hak guna usaha atas areal yang tak bermasalah.

10.Pengembangan usaha dibidang perkebunan, agriwisata dan agrobisnis.

4.1.2Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara II

PTPN II memiliki visi dan misi dalam mencapai tujuan yang telah ditargetkan manajemen perusahaan. Visi dan misi tersebut antara lain terlampir dibawah ini.


(23)

a. Visi PT. Perkebunan II Tanjung Morawa:

Adapun Visi dari PTPN II ini adalah turut melaksanakan dan menopang kebijaksanaan serta program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional umumnya. Khusus di sub sektor perkebunan dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat

b. Misi PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

Adapun yang menjadi misi perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa adalah.:

1. Profitisasi melalui pendayagunaan, pengelolaan perusahaan di bidang perkebunan,

dengan mengusahakan lima budidaya komoditi unggulan yakni kelapa sawit, karet, kakao, tembakau dan tebu secara efisien, ekonomis sehingga dapat mencapai produk yang memenuhi standard kualitas yang dibutuhkan oleh konsumen, serta melakukan diversifikasi usaha yang dapat mendukung kinerja perusahaan.

2. Pengelolaan produksi yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang

berwawasan lingkungan, memiliki daya saing yang kuat, serta meningkatkan kemitraan dengan petani untuk memenuhi pasar dalam dan luar negeri guna kelangsungan usaha dalam mendukung pertanian perkebunan.


(24)

(25)

4.2Karakteristik Responden

Pada sub-bagian ini akan dijelaskan secara deskriptif mengenai karakteristik responden yang diperoleh melalui survei yang dilakukan. Kegunaan sub-bagian ini adalah untuk melihat sebaran dan kondisi responden penelitian ini sehingga dapat diperlihatkan keberadaan responden yang mengikuti penelitian ini.

4.2.1Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Deskripsi tentang tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) %

1. SMU 10 10,98

2. Diploma III 35 38,47

3. Strata-1 41 45,05

4. Strata-2 5 5,50

Jumlah 91 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa 10 orang (10,98%) responden memiliki berpendidikan SMU, 35 orang (38,47%) responden memiliki pendidikan D3, 41 orang (45,05%) responden memiliki pendidikan S-1 dan hanya 5 orang (5,50%) responden yang memiliki pendidikan S-2. Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa yang memiliki latar belakang pendidikan strata-1 lebih dominan hal ini akan sangat berpengaruh pada kemampuannya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan pada daftar pertanyaan yang diajukan. Dari data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kemampuan responden untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan.


(26)

4.2.2Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Deskripsi tentang jenis kelamin responden dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) %

1. Perempuan 32 35,16

2. Laki-Laki 59 64,84

Jumlah 91 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa 32 orang (35,16%) responden memiliki jenis kelamin wanita, dan 59 orang (64,84%) responden memiliki jenis kelamin laki-laki. Secara rata-rata dapat dikatakan bahwa jumlah karyawan lebih banyak laki-laki dibandingkan dengan perempuan.

4.2.3Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Deskripsi tentang usia (umur) responden dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia (Tahun) Jumlah (Orang) %

1. < 30 23 25,27

2. 30-40 42 46,15

3. 40-50 21 23,08

4. > 50 5 5,50

Jumlah 91 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa 23 orang (25,27%) responden memiliki usia yang lebih kecil dari 30 tahun, 42 orang (46,15%) responden memiliki usia antara 30 hingga 40 tahun, 21 orang (23,08%) responden memiliki usia antara 40 hingga 50 tahun dan hanya 5 orang (5,50%) responden yang memiliki usia di atas 50 tahun. Secara rata-rata dapat dikatakan bahwa tingkat usia responden berada pada tingkat usia 30-40 tahun.


(27)

4.2.4Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Deskripsi tentang lama bekerja responden dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

No. Lama Bekerja

(Tahun)

Jumlah (Orang) %

1. 0 – 10 31 34,06

2. 10 – 20 36 39,57

3. >20 24 26,37

Jumlah 91 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa 31 orang (34,06%) responden telah bekerja selama kurang dari 10 tahun, 36 orang (39,57%) responden telah memiliki pengalaman bekerja antara 10 – 20 tahun, dan 24 orang (26,37%) responden telah memiliki pengalaman bekerja lebih dari 20 tahun. Secara rata-rata dapat dikatakan bahwa tingkat pengalaman bekerja responden merata pada setiap kelompok. Semakin tinggi pengalaman bekerja karyawan akan lebih memberikan pemecahan masalah yang baik bagi perusahaan.

4.2.5Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Deskripsi tentang status pernikahan responden dapat dilihat pada Tabel 5.5 di bawah ini.

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

No. Status Pernikahan Jumlah (Orang) %

1. Belum Menikah 33 36,27

2. Sudah Menikah 58 63,73

Jumlah 91 100


(28)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa 33 orang (36,27%) responden belum menikah, dan 58 orang (63,73%) responden telah menikah. Secara rata-rata dapat dikatakan bahwa para karyawan telah menikah. Data ini menunjukkan bahwa pernikahan tidak menghalangi responden untuk melaksanakan pekerjaan demi meningkatkan kemampuan perusahaan.

4.3Hasil Uji Kualitas Data

Sebelum dilakukan analisis regresi dan korelasi, maka terlebih dahulu diuji valid dan reliabelnya suatu instrumen atau alat pencarian data. Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

bantuan software SPSS dengan cara one shot method artinya pengujian validitas dan

reliabilitas kuesioner cukup dilakukan sekali.

4.3.1Uji Validitas Variabel Pengukuran Kinerja

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat nilai untuk setiap butir pertanyaan yang

dilakukan untuk mengukur tingkat kinerja. Nilai keseluruhannya > 0,3 yang

berarti bahwa setiap butir pertanyaan dari tingkat kinerja adalah valid.

Tabel 4.6

Uji Validitas Variabel Pengukuran Kinerja

No. Pertanyaan Keterangan

1. Apakah kulaitas pekerjaan karyawan sesuai

dengan standart peusahaan?

0.693 Valid

2. Apakah kuntitas pekerjaan sesuai dengan

peraturan/kebijakan perusahaan?

0.763 Valid

3. Apakah karyawan selalu tepat waktu dalam

melakukan segala pekerjaan?

0.765 Valid

4. Apakah karyawan selalu tepat waktu masuk

kantor dan apakah karyawan jarang absen?

0.764 Valid

5. Apakah karyawan bertanggung jawab dalam

setiap pekerjaannya?

0.853 Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)


(29)

4.3.2Uji Validitas Variabel Kompensasi

Pada Tabel 4.7 dapat dilihat nilai untuk setiap butir pertanyaan yang

dilakukan untuk mengukur tingkat kompensasi. Nilai keseluruhannya > 0,3 yang

berarti bahwa setiap butir pertanyaan dari tingkat kompensasi adalah valid.

Tabel 4.7

Uji Validitas Kompensasi

No Pertanyaan Keterangan

1. Apakah nilai kompensasi yang diterima karwayan telah sesuai dengan kemampuan perusahaan

0.607 Valid 2. Apakah pemberian kompensasi telah sesuai dengan prestasi

kerja karywan?

0.787 Valid 3. Apakah penentuan besarnya kompensasi setiap karyawan

telah sesuai dengan berapa lamanya karyawan tersebut bekerja dalam perusahaan itu?

0.746 Valid

4. Apakah penentuan besarnya kompensasi setiap karyawan telah sesuai tingkat pendidikan setiap karyawan?

0.825 Valid 5. Apakah penentuan besarnya kompensasi setiap karyawan

telah sesuai dengan tenaga, pikiran dan waktu karyawan?

0.836 Valid 6. Apakah pembayaran kompensasi kepada karyawan selalu

tepat waktu?

0.556 Valid 7. Apakah pembayaran kompensasi kepada karyawan telah

sesuai dengan kibijakan pemerintah?

0.687 Valid 8. Apakah besarnya kompensasi yg diberikan perusahaan

kepada setiap perusahaan telah mencukupi kebutuhan sehari-hari?

0.597 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

4.3.3Uji Validitas Motivasi

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat nilai untuk setiap butir pertanyaan yang

dilakukan untuk mengukur tingkat motivasi. Nilai keseluruhannya > 0,3 yang


(30)

Tabel 4.8 Uji Validitas Motivasi

No. Pertanyaan Keterangan

1. Apakah karyawan selalu masuk kerja dan jarang absen? 0.937 Valid

2. Apakah selama bekerja karyawan mencapai prestasi kerja yang sangat tinggi?

0.842 Valid 3. Apakah karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan yang

telah diberikan?

0.937 Valid 4. Apakah setiap karyawan mempunyai disiplin kerja yang

tinggi?

0.937 Valid 5. Apakah setiap karyawan memiliki minat yang sangat

tinggi terhadap pekerjaan yang diberikan perusahaan?

0.953 Valid 6. Apakah tingkat tuntutan karyawan pada perusahaan

sangat rendah?

0.792 Valid 7. Apakah karyawan pernah melakukan pemogokan

terhadap perusahaan?

0.846 Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

4.3.4Uji Realibilitas Variabel

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan untuk pertanyaan yang diulang adalah sama atau jawabannya sama. Uji ini digunakan untuk melihat konsistensi jawaban. Pengujian reliabilitas (tingkat kehandalan) dari suatu variabel dapat dilakukan dengan melihat nilai Cronbach Alpha. Ghozali (2002) menuliskan dalam bukunya bahwa suatu instrument dikatakan handal apabila nilai Cronbach Alphanya > 0,60.

Pada Tabel 4.9 di bawah ini dapat dilihat nilai Cronbach Alpha untuk setiap variabel yang digunakan. Nilai Cronbach-Alpha keseluruhannya > 0,6 yang menandakan bahwa setiap butir variabel adalah handal (reliable).

Tabel 4.9 Uji Realibilitas Variabel

No. Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan

1 Kinerja 0.825 Reliabel

2 Kompensasi 0.856 Reliabel

3 Motivasi 0.955 Reliabel


(31)

4.4Penjelasan Jawaban Responden 4.4.1Variable Pengukuran Kinerja

Tanggapan responden tentang kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara II dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengukuran Kinerja

Tangggapan Responden

Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

PK1 3 3.30 22 24.18 49 53.85 17 18.68 0 0,00

PK2 4 4.40 19 20.88 53 58.24 15 16.48 0 0,00

PK3 2 2.20 22 24.18 47 51.65 20 21.98 0 0,00

PK4 4 4.40 20 21.98 46 50.55 21 23.08 0 0,00

PK5 2 2.20 17 18.68 49 53.85 23 25.27 0 0,00

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah) Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan PK1 (Kulaitas kerja yang saya berikan sesuai dengan standar

perusahaan), dapat dijelaskan bahwa 3 orang (3,30%) responden menjawab sangat setuju, 22 orang (24,18%) responden menjawab setuju, 49 orang (53,18%) responden menjawab kurang setuju, 7 orang (18,68%) responden menjawab tidak setuju. Pada PK1 ini tidak ada memilih jawaban sangat tidak setuju.

2. Pada pernyataan PK2 (Kulaitas kerja yang saya berikan sesuai dengan

peraturan/kebijakan perusahaan), dapat dijelaskan bahwa 4 orang (4,40%) responden menjawab sangat setuju, 19 orang (20,88%) responden menjawab setuju, 53 orang (58,24%) responden menjawab kurang setuju, 15 orang (16,48%) responden menjawab tidak setuju. Pada PK2 ini tidak ada memilih jawaban sangat tidak setuju.

3. Pada pernyataan PK3 (saya selalu tepat waktu dalam melakukan segala pekerjaan), dapat

dijelaskan bahwa 2 orang (2,20%) responden menjawab sangat setuju, 22 orang (24,18%) responden menjawab setuju, 47 orang (51,65%) responden menjawab kurang


(32)

setuju, 20 orang (21,98%) responden menjawab tidak setuju. Pada PK3 ini tidak ada memilih jawaban sangat tidak setuju.

4. Pada pernyataan PK4 (saya selalu tepat waktu masuk kantor dan pulang kantor dan

kehadiran saya tidak kurang dari 90% (jarang absen) hari kerja), dapat dijelaskan bahwa 4 orang (4,40%) responden menjawab sangat setuju, 20 orang (21,98%) responden menjawab setuju, 46 orang (50,55%) responden menjawab kurang setuju, 21 orang (23,08%) responden menjawab tidak setuju. Pada PK4 ini tidak ada memilih jawaban sangat tidak setuju.

5. Pada pernyataan PK5 (saya melakukan setiap pekerjaan dengan penuh tanggung jawab),

dapat dijelaskan bahwa 2 orang (2,20%) responden menjawab sangat setuju, 17 orang (16,68%) responden menjawab setuju, 49 orang (53,85%) responden menjawab kurang setuju, 23 orang (25,27%) responden menjawab tidak setuju. Pada PK5 ini tidak ada memilih jawaban sangat tidak setuju.

4.4.2Variabel Kompensasi

Tanggapan responden tentang kompensai PT. Perkebunan Nusantara II dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini.

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kompensasi

Tanggapan Responden

Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

K1 7 7.69 14 15.38 43 47.25 27 29.67 0 0.00

K2 8 8.79 20 21.98 41 45.05 22 24.18 0 0.00

K3 6 6.59 19 20.88 47 51.65 19 20.88 0 0.00

K4 5 5.49 21 23.08 45 49.45 20 21.98 0 0.00

K5 5 5.49 21 23.08 44 48.35 21 23.08 0 0.00

K6 3 3.30 30 32.97 44 48.35 14 15.38 0 0.00

K7 1 1.10 5 5.49 53 58.24 32 35.16 0 0.00

K8 2 2.20 3 3.30 54 59.34 32 35.16 0 0.00

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah) Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:


(33)

1. Pada pernyataan K1 (nilai kompensasi yang saya terima telah sesuai dengan kemampuan perusahaan) dapat dijelaskan bahwa 7 orang (7,69%) responden menjawab sangat setuju, 14 orang (15,38%) responden menjawab setuju, 43 orang (47,25%) responden menjawab kurang setuju, 27 orang (29,67%) responden menjawab tidak setuju. Pada K1 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.

2. Pada pernyataan K2 (pemberian kompensasi yang diberikan perusahaan telah sesuai

dengan prsetasi kerja saya) dapat dijelaskan bahwa 8 orang (8,79%) responden menjawab sangat setuju, 20 orang (21,98%) responden menjawab setuju, 41 orang (45,05%) responden menjawab kurang setuju, 22 orang (24,18%) responden menjawab tidak setuju. Pada K2 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.

3. Pada pernyataan K3 (penentuan besarnya kompensasi yang diberikan perusahaan

kepada karyawan telah sesuai dengan masa kerja karyawan tersebut) dapat dijelaskan bahwa 6 orang (6,59%) responden menjawab sangat setuju, 19 orang (20,88%) responden menjawab setuju, 47 orang (51,65%) responden menjawab kurang setuju, 19 orang (20,88%) responden menjawab tidak setuju. Pada K3 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.

4. Pada pernyataan K4 (penentuan besarnya kompensasi yang diberikan perusahaan sesuai

dengan tingkat pendidikan karyawan) dapat dijelaskan bahwa 5 orang (5,49%) responden menjawab sangat setuju, 21 orang (23,08%) responden menjawab setuju, 45 orang (49,45%) responden menjawab kurang setuju, 20 orang (21,98%) responden menjawab tidak setuju. Pada K4 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.

5. Pada pernyataan K5 (jumlah kompensasi yang diberikan perusahaan sesuai dengan

tenaga, pikiran dan waktu yang telah karyawan keluarkan) dapat dijelaskan bahwa 5 orang (5,49%) responden menjawab sangat setuju, 21 orang (23,08%) responden menjawab setuju, 44 orang (48,35%) responden menjawab kurang setuju, 21 orang (23,08%) responden menjawab tidak setuju. Pada K5 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.

6. Pada pernyataan K6 (pembayaran kompensasi yang dilakukan perusahaan kepada

karyawan selalu tepat waktu) dapat dijelaskan bahwa 3 orang (3,30%) responden menjawab sangat setuju, 30 orang (32,97%) responden menjawab setuju, 44 orang (48,35%) responden menjawab kurang setuju, 14 orang (15,38%) responden menjawab tidak setuju. Pada K6 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.

7. Pada pernyataan K7 (pembayaran kompensasi yang dilakukan perusahaan kepada


(34)

(1,10%) responden menjawab sangat setuju, 5 orang (5,49%) responden menjawab setuju, 53 orang (58,24%) responden menjawab kurang setuju, 32 orang (35,16%) responden menjawab tidak setuju. Pada K7 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.

8. Pada pernyataan K8 (besarnya kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada

karyawan dapat mencakupi kebutuhan hidup sehari-hari) dapat dijelaskan bahwa 2 orang (2,20%) responden menjawab sangat setuju, 3 orang (3,30%) responden menjawab setuju, 54 orang (59,34%) responden menjawab kurang setuju, 32 orang (35,16%) responden menjawab tidak setuju. Pada K8 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.

4.4.3Variabel Motivasi

Tanggapan responden tentang motivasi PT. Perkebunan Nusantara II dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi

Tanggapan Responden

Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

M1 0 0.00 2 2.20 51 56.04 38 41.76 0 0.00

M2 0 0.00 2 2.20 58 63.74 31 34.07 0 0.00

M3 0 0.00 2 2.20 51 56.04 38 41.76 0 0.00

M4 0 0.00 2 2.20 56 61.54 33 36.26 0 0.00

M5 0 0.00 3 3.30 53 58.24 35 38.46 0 0.00

M6 1 1.10 1 1.10 58 63.74 30 32.97 1 1.10

M7 1 1.10 5 5.49 52 57.14 33 36.26 0 0.00

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah) Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan M1 (saya selalu masuk kerja dan jarang absen), dapat dijelaskan bahwa

0 orang (0,00%) responden menjawab sangat setuju, 2 orang (2,20%) responden menjawab setuju, 51 orang (56,04%) responden menjawab kurang setuju, 38 orang (41,76%) responden menjawab tidak setuju. Pada M1 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.


(35)

2. Pada pernyataan M2 (Selama saya bekerja diperusahaan pencapaian prestasi kerja saya sangat tinggi), dapat dijelaskan bahwa 0 orang (0,00%) responden menjawab sangat setuju, 2 orang (2,20%) responden menjawab setuju, 58 orang (63,74%) responden menjawab kurang setuju, 31 orang (34,07%) responden menjawab tidak setuju. Pada M2 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.

3. Pada pernyataan M3 (tanggung jawab saya terhadap pekerjaan yang diberikan

perusahan kepada saya sangat tinggi), dapat dijelaskan bahwa 0 orang (0,00%) responden menjawab sangat setuju, 2 orang (2,20%) responden menjawab setuju, 51 orang (56,04%) responden menjawab kurang setuju, 38 orang (41,76%) responden menjawab tidak setuju. Pada M3 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.

4. Pada pernyataan M4 (saya termasuk karyawan yang disiplin kerja tinggi) dapat

dijelaskan bahwa 0 orang (0,00%) responden menjawab sangat setuju, 2 orang (2,20%) responden menjawab setuju, 56 orang (61,54%) responden menjawab kurang setuju, 33 orang (36,26%) responden menjawab tidak setuju. Pada M4 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.

5. Pada pernyataan M5 (minat kerja saya terhadap setiap pekerjaan yang diberikan

perusahaan kepada saya sangat tinggi), dapat dijelaskan bahwa 0 orang (0,00%) responden menjawab sangat setuju, 3 orang (3,30%) responden menjawab setuju, 53 orang (58,24%) responden menjawab kurang setuju, 35 orang (38,46%) responden menjawab tidak setuju. Pada M5 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.

6. Pada pernyataan M6 (selama saya bekerja diperusahaan, tingkat tuntutan karyawan pada

perusahaan sangat rendah) dapat dijelaskan bahwa 1 orang (1,10%) responden menjawab sangat setuju, 1 orang (1,10%) responden menjawab setuju, 58 orang (63,74%) responden menjawab kurang setuju, 30 orang (32,97%) responden menjawab tidak setuju, dan 1 orang (1,10%) responden menjawab sangat tidak setuju

7. Pada pernyataan M7 (saya belum pernah melakukan pemogokan selama bekerja

diperusahaan), dapat dijelaskan bahwa 1 orang (1,10%) responden menjawab sangat setuju, 5 orang (5,49%) responden menjawab setuju, 52 orang (57,14%) responden menjawab kurang setuju, 33 orang (36,26%) responden menjawab tidak setuju. Pada M7 ini tidak ada yang memilih sangat tidak setuju.


(36)

4.5Pengujian Asumsi Klasik 4.5.1Uji Normalitas

Peneliti dalam melakukan regresi berganda atau yang lainnya, yang pertama kali dilakukan adalah melakukan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah model regresi yang digunakan memiliki residual yang terdistribusi secara normal. Suatu regresi apabila didapatkan residual yang tidak tersebar secara normal maka akan menghasilkan regresi yang tidak baik atau tidak konsisten dan efisien.

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi secara normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada penelitian ini digunakan kedua cara tersebut.

a. Analisis Grafik

Analisis grafik dapat dilakukan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P plot. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data yang membentuk lonceng. Pada grafik P-P plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan melainkan menyebar disekitar garis diagonal. Pada penelitian ini distribusi data pada grafik histogram (gambar 4.1) berbentuk lonceng dan pada grafik P-P plot (gambar 4.2), titik -titiknya tidak menceng ke salah satu sisi, sehingga dapat disimpulkan bahwa pola distribusi datanya adalah normal. Grafik histogram dan dan grafik P-P Plot dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2.


(37)

Gambar 4.1 Grafik Histogram

(Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah))

Pada grafik P-P Plot yang disajikan pada gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, tidak jauh dari garis diagonal dan tidak melenceng ke kiri dan ke kanan. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas, hal ini terlihat dari titik-titik yang mengikuti diagonal grafik.


(38)

Gambar 4.2 Grafik P-P Plot

(Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah))

b. Analisis Statistik

Salah satu analisis statistik untuk menguji normalitas adalah uji statistik

non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji ini dilakukan dengan membuat hipotesis :

Jika probabilitas < 0,05, maka Ha diterima, artinya data residual tidak berdistribusi normal. Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima, artinya data residual


(39)

Tabel 4.13

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 91

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.33912353

Most Extreme Differences Absolute .099

Positive .099

Negative -.089

Kolmogorov-Smirnov Z .944

Asymp. Sig. (2-tailed) .335

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa hasil pengujian statistik dengan model

Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov 0.335 lebih besar dari 0.05.

4.5.2Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah ada korelasi yang erat antar variabel bebas yang akan digunakan dalam suatu regresi. Keberadaan multikolinearitas dalam suatu regresi ak an mengganggu hasil regresi tersebut sehingga tidak menghasilkan parameter yang efisien dan efektif sehingga akan membuat kesalahan dalam parameter yang dihasilkan. Regresi yang baik adalah suatu regresi yang tidak memiliki multikolinearitas di dalamnya sehingga tidak ada gangguan yang diharapkan akan terjadi pada regresi tersebut.

Ghozali (2005) dalam bukunya menuliskan bahwa keberadaan multikolinearitas

dapat dilihat melalui nilai VIF (Variance Inflation Factors) atau nilai toleransinya.


(40)

kebalikannya dengan melihat nilai toleransinya yang > 0,1 dan sebaliknya. Hasil perhitungan nilai VIF atau toleransi yang dilakukan untuk regresi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.14 di bawah ini.

Tabel 4.14

Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF (Constant)

Pengukuran.Kinerja .741 1.349

Kompensasi .741 1.349

a. Dependent Variable: Motivasi

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa angka tolerance dari variabel

independen motivasi kerja dan lingkungan kerja mempunyai nilai tolerance lebih dari

0,10 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar variabel indpenden yang ni lainya lebih

dari 95%. Sementara itu, hasil perhitungan nilai Variance Inflantion Factor (VIF) juga

menunjukkan hal yang sama. Tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen tersebut.

4.5.3Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Dalam model regresi dinyatakan telah terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Dalam model regresi tidak terjadi


(41)

heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y.

Gambar 4.3 berikut ini menyajikan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah

terjadi heteroskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.

Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas

4.6Uji Hipotesis

Pada bagian sebelumnya telah diuji asumsi klasik pada suatu persamaan atau regresi dan telah diperoleh hasil di mana regresi berganda yang telah diestimasi telah memenuhi asumsi-asumsi klasik. Pada bagian selanjutnya akan dilakukan pengujian terhadap hasil regresi yang diperoleh baik secara serempak dengan menggunakan Uji-F dan melakukan pengujian parsial dengan menggunakan Uji-t.

4.6.1Analisis Regresi Berganda

Regresi berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antar beberapa variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Metode yang digunakan untuk melakukan


(42)

analisis regresi berganda adalah metode enter. Pengujian dengan regresi berganda ditunjukkan dalam tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 4.15

 

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Berdasarkan tabel 4.15 diatas, maka analisis statistik deskriptif adalah sebagai berikut :

1. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen, yaitu

kompensasi dan pengukuran kinerja.

2. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan (removed ).

3. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter.

Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.347 .1575 2.126 .036

Pengukuran.Kinerja (X1) .292 .101 .245 2.895 .005

Kompensasi (X2) .444 .065 .574 6.782 .000

a. Dependent Variable: Motivasi

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Regresi linear berganda berdasarkan table 4.16 dapat dibuat persamaaannya sebagai berikut :


(43)

Persamaan regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut:

1. Koefisien regresi pengukuran kinerja bernilai positif sebesar 0,289, hal ini

menunjukkan pengukuran kinerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi, sehingga adanya peningkatan intensitas kinerja akan meningkatkan motivasi karyawan.

2. Koefisien regresi lingkungan kerja bernilai positif sebesar 0,809, hal ini

menunjukkan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi, sehingga adanya peningkatan kompensasi akan meningkatkan motivasi karyawan.

4.6.2Koefisien Determinasi (

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan

variabel-variabel independen dapat menjelaskan variasi dalam variabel-variabel dependen. Dengan kata lain,

koefisien determinan digunakan untuk mengukur pengaruh kinerja (X1), dan kompensasi

menjelaskan variabel motivasi pada karyawan PT. Pekebunan Nusantara II Tanjung Morawa.

Tabel 4.17

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .730a .533 .522 2.36556

a. Predictors: (Constant), Kompensasi, Pengukuran.Kinerja b. Dependent Variable: Motivasi

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Berdasarkan tampilan output model summary pada tabel 4.17 dapat dilihat bahwa:

1. Besarnya adjusted R square (koefisien determinasi yang telah disesuaikan) adalah


(44)

variasi dari kedua variabel independen yaitu pengukuran kinerja dan kompensasi, sedangkan sisanya 46,7 % dijelaskan oleh sebab lain di luar model yang diteliti.

2. R= 0,730 berarti hubungan antara variabel pengukuran kinerja (X1), dan kompensasi

(X2) terhadap motivasi (Y) sebesar 73%. Artinya hubungannya sangat erat.

3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 2.36556. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.6.3Uji Serempak atau Simultan (Uji F)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F (F test). Uji F

dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.18 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 561.521 2 280.761 50.173 .000a

Residual 492.435 88 5.596

Total 1053.956 90

a. Predictors: (Constant), Kompensasi, Pengukuran.Kinerja b. Dependent Variable: Motivasi

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Hasil uji ANOVA (Analysis of Variance) atau uji F pada table 4.18 didapat

sebesar 2460,639 dengan tingkat signifikasi 0,000, dan nilai lebih besar dari

nilai yakni 3,15, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain >

(50.173 > 3,15). Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika > dan


(45)

independen (pengukuran kinerja dan kompensasi) secara serempak adalah signifikan terhadap motivasi karyawan.

4.6.4Uji Parsial (Uji t)

Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 18 maka diperoleh hasil regresi antara pengukuran kinerja dan kompensasi terhadap motivasi karyawan yang dapat di lihat pada tabel 4.19, berikut:

Tabel 4.19 Hasil Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.347 .1575 2.126 .036

Pengukuran.Kinerja .292 .101 .245 2.895 .005

Kompensasi .444 .065 .574 6.782 .000

a. Dependent Variable: Motivasi

Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Berdasarkan table 4.19 dapat dilihat bahwa:

1. Variabel Pengukuran Kinerja (X1)

Nilai adalah 2,895 dan nilai 1,661 maka > (2,895> 1,661)

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengukuran kinerja berpengaruh positif dan signifikan (0.001 < 0.05) secara parsial terhadap motivasi karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.

2. Variabel Kompensasi (X2)

Nilai adalah 6,782 dan nilai 1,661 maka > (6,782>1,661)


(46)

signifikan (0.000 < 0.05) secara parsial terhadap motivasi karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.

4.7Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini menguji pengukuran kinerja dan kompensasi terhadap motivasi karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa. Secara keseluruhan, hasil pengujian dengan menggunakan program statistik SPSS dimuka membuktikan bahwa hipotesis yang dirumuskan dapat diterima. Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pengukuran kinerja dan kompensasi terhadap motivasi karyawan dapat dibuktikan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Darma (2010) menemukan bahwa adanya hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja. Dengan demikian berarti semakin tingginya motivasi kerja seorang karyawan maka akan sangat membantu mencapai produktivitas kerja secara optimal. Melalui hasil uji signifikansi parsial juga dapat dilihat bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel motivasi maka akan meningkatkan kinerja sebesar 0,423.

Selain itu, pengaruh antara kompensasi terhadap motivasi karyawan juga dapat dibuktikan. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif signifikan antara kompensasi dengan motivasi dengan tingkat signifikansi dibawah 0,05 (sebesar 0,000), ini menunjukkan hipotesis dapat diterima, artinya bahwa kompensasi berpengaruh positif terhadap motivasi.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tanjung, (2005) menemukan bahwa adanya hubungan positif dan signifikan antara kompensasi terhadap motivasi kerja

karyawan. Dengan demikian berarti semakin tingginya kompensasiyang diberikan kepada


(47)

optimal. Melalui hasil uji signifikansi parsial juga dapat dilihat bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel kompensasi maka akan meningkatkan motivasi karyawan sebesar 0.270.

Berdasarkan pengujian koefisien determinasi bahwa hubungan antara pengukuran kinerja dan kompensasi sebesar 99,1% yang artinya mempunyai hubungan yang sangat erat.

Didapat juga adjusted R Square sebesar 0.533, yang berarti 53,3% tingkat motivasi dapat

dijelaskan oleh pengukuran kinerja dan kompensasi, sedangkan sisanya 46,7% dijelaskan oleh sebab lain di luar model yang diteliti.


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa pengukuran kinerja dan kompensasi

secara simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan PT. Perkebunan

Nusantara II Tanjung Morawa.

2. Berdasarkan pengujian variabel independen secara parsial membuktikan bahwa

variabel pengukuran kinerja dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap motivasi kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.

3. Berdasarkan pengujian determinasi (R2) menunjukkan bahwa hubungan antara

variabel pengukuran kinerja (X1) dan Kompensasi (X2) terhadap motivasi (Y) sebesar

91,1% yang artinya mempunyai hubungan yang sangat erat. Nilai adjusted R square

sebesar 0,533 nilai ini menunjukkan bahwa 53,3% motivasi karyawan dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen yaitu pengukuran kinerja dan

kompensasi, sedangkan sisanya 46,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang


(49)

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu:

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya satu perusahaan.

Hal ini menyebabkan tingkat generalisasi dari hasil penelitian sangat rendah.

2. Penggunaan kuesioner cenderung menimbulkan liciency bias atau respon bias dari

responden akibat tidak serius dan murah dalam memberi jawaban semua pertanyaan

di dalam kuesioner.

C. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Memperluas lingkup penelitian dan memperbanyak sampel, sehingga hasil penelitian

dapat digeneralisasikan dan dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan akurasi

hasil penelitian.

2. Pengukuran kinerja dan kompensasi secara simultan berpengaruh terhadap motivasi

kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, sehingga disarankan

agar PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa dapat tetap mempertahankan

kebijkan selama ini yang diberlakukan kepada karyawannya.

3. Bagi peneliti selanjutnya agar menambahkan variabel penelitian seperti

kepemimpinan, pengawasan, pelatihan kerja, kedisplinan, dan kepuasan kerja yang

mungkin berpengaruh terhadap motivasi karyawan PT. Perkebunan Nusantara II


(50)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengukuran Kinerja

2.1.1.1 Pengertian Pengukuran Kinerja

Dewasa ini pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting

bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan

perencanaan tujuan dimasa yang akan datang. Menurut Rivai (2004:309) pengertian

pengukuran kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya.

Menurut Mathis ( 2006 : 113 ) faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan

yaitu kemampuan karyawan untuk pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang dicurahkan,

dan dukungan organisasi yang diterimanya. Sehubungan dengan fungsi manajemen

manapun, aktivitas manajemen sumber daya manusia harus dikembangkan, dievaluasi,

dan diubah apabila perlu sehingga mereka dapat memberikan kontribusi pada kinerja

kompetitif organisasi dan individu di tempat kerja. Faktor – faktor yang mempengaruhi

karyawan dalam bekerja, yaitu kemampuan karyawan untuk melakukan pekerjan

tersebut, tingkat usaha yang dicurahkan, dan dukungan organisasi.

Pengertian pengukuran kinerja menurut Larry D. Stout (dalam Yuwono 2002)

adalah proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah

pencapaian misi (mission accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa

produk, jasa ataupun suatu proses. Selanjutnya, Menurut Yuwono et al (2002)

pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai


(51)

Robertson dalam Mahmudi (2010) menyatakan bahwa pengukuran kinerja

merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan dan

sasaran yang telah ditentukan, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber

daya dalam menghasilkan barang atau jasa, kualitas barang atau jasa, perbandingan hasil

kerja dengan target dan efektifitas tindakan dalam mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2007:309) pengertian pengukuran kinerja

adalah suatu proses penilaian kinerja yang dilakukan pemimpin perusahaan secara

sistematis berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Dari kedua pengertian

diatas dapat ditarik kesimpulan yang sistematis terhadap karyawan dan perusahaan.

Dalam hal ini dapat dilihat dari kepribadiannya, sumbangannya dan potensinya adalah

seorang pengawas untuk satu atau beberapa tujuan tertentu yang hendak dicapai.

2.1.1.2 Tujuan Pengukuran Kinerja

Menurut Rivai (2004:312) Tujuan dan kegunaan pengukuran kinerja pada

dasarnya meliputi:

1. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan selama ini

2. Memberikan imbalan yang serasi, misalnya untuk memberikan gaji berkala, insentif

dan lain-lain

3. Mendorong pertanggung jawaban dari karyawan

4. Untuk menjaga tingkat kinerja

5. Meningkatkan motivasi kerja

6. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi

pemberhentian dan penetapan besarnya balas jasa.

7. Sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan bagi


(52)

Sedangkan menurut Parker (1996) dalam Sadjiarto (2000:138-150) dalam “Jurnal

Akuntansi dan Keuangan Volume 2 No. 2 Tahun 2000” manfaat pengukuran kinerja

adalah sebagai berikut:

1. Pengukuran kinerja meningkatkan mutu pengambilan keputusan

2. Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas internal

3. Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas public

4. Pengukuran kinerja mendukung perencanaan strategi dan penetapan tujuan

5. Pengukuran kinerja memungkinkan suatu entitas untuk menentukan penggunaan

sumber daya secara efektif.

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Pengukuran kinerja meningkatkan mutu pengambilan keputusan

Seringkali keputusan yang diambil pemerintah dilakukan dalam keterbatasan data

dan berbagai pertimbangan politik serta tekanan dari pihak-pihak yang

berkepentingan. Proses pengembangan pengukuran kinerja membuat pihak legislatif

dapat memfokuskan perhatian pada hasil yang didapat, memberikan evaluasi yang

benar terhadap pelaksanaan anggaran, serta melakukan diskusi mengenai

usulan-usulan program baru.

2. Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas internal

Dengan adanya pengukuran kinerja ini, secara otomatis akan tercipta akuntabilitas di

seluruh lini pemerintah, dari lini terbawah sampai lini teratas.

3. Pengukuran kinerja meningkatkan akuntabilitas public

Meskipun bagi sebagian pihak pelaporan evaluasi kinerja pemerintah kepada

masyarakat dirasakan cukup menakutkan, namun publikasi laporan ini sangat


(53)

masyarakat terhadap pengambilan kebijakan pemerintah menjadi semakin besar dan

kualitas hasil suatu program juga semakin diperhatikan.

4. Pengukuran kinerja mendukung perencanaan strategi dan penetapan tujuan

Proses perencanaan strategi dan tujuan akan berkurang berarti tanpa adanya

kemampuan untuk mengukur kinerja dan kemajuan suatu program. Tanpa adanya

ukuran-ukuran ini, kesuksesan suatu program juga tidak akan pernah dinilai dengan

obyektif.

5. Pengukuran kinerja memungkinkan suatu entitas untuk menentukan penggunaan

sumber daya secara efektif.

Evaluasi yang dilakukan cenderung mengarah kepada penilaian, apakah pemerintah

memang dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dalam hal

ini pemrintah juga mempunyai kesempatan untuk menyerahkan sebagian pelayanan

public kepada sector swasta dengan tetap bertujuan untuk memberikan pelayanan

yang terbaik.

2.1.1.3 Aspek-aspek Yang Dinilai Dalam Pengukuran Kinerja

Dari hasil studi Lazar dan Wikstrom (1977) dalam buku Veithzal Rivai

(2004:324) bahwa, faktor yag paling umum muncul dalam pengukuran kinerja

pengetahuan tentang pekerjaannya, kepemimpinan, inisiatif, kualitas pekerjaan, kerja

sama, pengembangan keputusan, kreativitas, dapat diandalkan, perencanaan,

komunikasi, kecerdasan, pemecahan masalah, sikap, usaha. Dari aspek-aspek yang

dinilai tersebut dapat dikelompokkan menjadi:

1. Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik,

dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan


(54)

2. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas

perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing ke dalam bidang

operasional perusahaan secara menyeluruh, yang pada intinya individual tersebut

memahami tugas, fungsi serta tanggung jawab sebagai seorang karyawan.

3. Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemampuan untuk bekerja

sama dengan orang lain, motivasi karyawan dan lain-lain.

Ada 7 aspek untuk mengukur pengukuran kinerja menurut Sedermayanti (2008:268),

yaitu:

1. Prestasi Kerja

Penilai menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan oleh karyawan tersebut mengenai uraian pekerjaannya.

2. Tanggung Jawab

Kejadian karyawan dalam mempertanggung jawabkan kebijaksanaannya, pekerjaan dan hasil kinerjanya, sarana dan prasarana yang digunakannya, perilaku serta hasil kerja dari bawahannya.

3. Ketaatan

Karyawan menaati segala peraturan yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan atau organisasi

4. Kejujuran

Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya, memenuhi perjanjian baik untuk dirinya sendiri maupun terhadap orang lain sperti kepada para bawahannya.

5. Kerjasama

Kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain, sehingga hasil pekerjaan akan lebih baik.

6. Prakarsa (Inisiatif)

Kemampuan berfikir yang rasional dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisa, menilai, menciptakan, memberikan alasan, mendapat kesimpulan dan membuat keputusan.

7. Kepemimpinan

Kemampuan untuk memimpin, mempengaruhi, mempunyai pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa, dan dapat memotivasi orang lain atau bawahannya untuk bekerja secara efektif.

2.1.1.4 Program Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja harus dikatakan dengan usaha pencapaian kinerja yang


(55)

kemudian menentukan standar / dimensi-dimensi kinerja serta ukurannya, diikuti dengan

penentuan metode penilaian, pelaksanaan, dan evaluasi.

Marihot (2003:199), menyatakan bahwa program pengukuran kinerja adalah sebagai

berikut:

1. Penentuan Sasaran

Penentuan sasaran harus spesifik, terukur, menantang dan didasarkan pada waktu tertentu. Disammping itu, perlu pula diperhatikan proses penentuan sasaran tersebut, yaitu diharapkan sasaran tugas individu dirumuskan bersama-sama antara atasan dan bawahan. Setiap sasaran merupakan sasaran yang diturunkan atau diterjemahkan dari sasaran yang lebih tinggi. Jadi sasaran unit adalah bagian dari sasaran organisasi. 2. Penentuan standar kinerja

Penilaian kinerja menghendaki penilaian tersebut harus benar-benar obyektif, yaitu mengukur kinerja karyawan yang sesungguhnya yang disebut dengan job related. Artinya, pelaksanaan penilaian harus mencerminkan pelaksanaan kinerja yang sesungguhnya atau mengevaluasi perilaku yang mencerminkan keberhasilab pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu, sistem penilaian kinerja harus:

a. Mempunyai standar yang menunjukkan perilaku kerja yang sedang dinilai yang umumnya diterjemahkan dari sasaran kerja, misalnya hasil kerja.

b. Memiliki ukuran yang dapat dipercaya, dengan pengertian bila mana digunakan oleh orang lain atau beberapa orang dalam waktu yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang sama.

c. Harus praktis dalam arti mudah digunakan dan dipahami oleh penilai dan yang dinilai.

3. Penentuan metode dan pelaksanaan penilaian

Metode yang dimaksudkan disini adalah pendekatan atau cara serta perlengkapan yang digunakan seperti formulir dan pelaksanaannya.

4. Evaluasi Penilaian

Evaluasi penilaian merupakan pemberian umpan balik kepada pegawai mengenai aspek-aspek kinerja yang harus diubah dan dipertahankan serta berbagai tindakan yang harus diambil, baik oleh organisasi maupun pegawai dalam upaya perbaikan kinerja pada masa yang akan datang.

Rivai (2008:342), menyatakan bahwa ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam

program pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:

1. Tujuan pengukuran

Tujuan penelitian harus ditetapkan sebab hal ini akan menjadi acuan dari program pengukuran.

2. Instrument pengukuran. Hal ini penting yang berhubungan dengan

instrumen-instrumen diantaranya:

a. Teknik yang digunakan apakah rating scale, checklist, penilaian sendiri atau MBO (management by objective) harus disesuaikan dengan tujuan penelitian.

b. Kualitas instrument yang dicirikan: validity (kesahihan), realibility (dapat dipercaya), dan practicability (kepraktisan).


(56)

3. Standar pengukuran

Standar pengukuran harus ditetapkan dahulu, untuk acuan penskoran dan mengurangi ketidakpuasan orang yang dinilai karena merasa tidak diperlakukan tidak adil karena standar nilai yang tidak jelas.

4. Siapa yang menilai

Penilai bisa atasan langsung, diri sendiri, dan sesama karyawan dan atasan (bersama-sama), psikolog dan sebagainya, disesuaikan dengan metode dan tujuan penilaian. 5. Siapa yang dinilai

Yang dinilai adalah karyawan dan dinilai menurut pekerjaan masing-masing. 6. Kapan harus dinilai

Jadwal yang paling banyak digunakan adalah setengah tahun. 7. Pelatihan bagi penilai

Hal ini dimaksudkan agar penilai dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan, seperti kecenderungan terlalu keras, terlalu murah, serupa dengan saya, gender, agama, kesukuan, almamater.

8. Feed back

Bagi karyawan hendaknya menjadikan hasil penilaian untuk memperbaiki kinerja mereka. Sedangkan bagi perusahaan hasil penilaian berfungsi sebagai pengendali dalam proses pengambilan keputusan.

2.1.2 Kompensasi

2.1.2.1 Pengertian Kompensasi

Suatu cara departemen personalia dalam usaha untuk meningkatkan kepuasan

kerja karyawan adalah melalui pemberian kompensasi. Kompensasi merupakan segala

sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Maksud dari

tujuan pemberian kompensasi ini yaitu untuk membantu pegawai memenuhi kebutuhan

diluar kebutuhan rasa adil, serta meningkatkan motivasi kerja karyawan dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Berikut merupakan

definisi kompensasi menurut beberapa para ahli. Definisi kompensasi menurut

Panggabean (2004:75) mengemukakan bahwa kompensasi dapat didefinisikan sebagai

setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas

kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi.

Kompensasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2002) adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Tujuan pemberian


(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Penelitian ... 3

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 3

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis ... 6

2.1.1 Pengukuran Kinerja ... 6

2.1.1.1 Pengetian Pengukuran Kinerja ... 6

2.1.1.2 Tujuan Pengukuran Kinerja ... 6

2.1.1.3 Aspek-aspek yang Dinilai dalam Pengukuran Kinerja ... 8

2.1.1.4 Program Pengukuran Kinerja ... 9

2.1.2 Kompensasi ... 11

2.1.2.1 Pengertian Kompensasi ... 12

2.1.2.2 Jenis-jenis Kompensasi ... 13

2.1.2.3 Tujuan Kompensasi ... 14

2.1.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kompensasi ... 18

2.1.2.5 Tahapan Menetapkan Kompensasi ... 21

2.1.2.6 Tantangan yang Dihadapi Dalam Menetapkan Kompensasi . 22 2.1.3 Motivasi ... 23

2.1.3.1 Pengertian Motivasi ... 23

2.1.3.2 Tujuan Motivasi ... 24

2.1.3.3 Jenis Motivasi ... 25

2.1.3.4 Metode Motivasi ... 25

2.1.3.5 Proses Motivasi ... 26

2.1.3.6 Prinsi-prinsip Dalam Motivasi Kerja ... 28

2.1.3.7 Teori-teori Motivasi ... 28

2.1.3.8 Model-model Motivasi... 31

2.1.3.9 Pengukuran Motivasi ... 31

2.1.4.0 Pengaruh Pingukuran kinerja dan Kompensasi Terhadap Motivasi ... 31


(2)

vi  

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 32

2.3 Kerangka Konseptual ... 33

2.4 Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 35

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

3.3 Definisi Operasional ... 35

3.4 Skala Pengukuran Variabel ... 37

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

3.5.1 Populasi Penelitian ... 37

3.5.2 Sampel Penelitian ... 38

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 39

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument ... 41

3.8.1 Uji Validitas ... 41

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 41

3.9 Teknik Analisis ... 42

3.9.1 Uji Asumsi Klasik ... 43

3.9.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 44

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 46

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan... 46

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 49

4.1.3 Struktur Organisasi ... 51

4.2 Karakteristik Responden ... 52

4.2.1 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan ... 52

4.2.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

4.2.3 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 53

4.2.4 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja ... 54

4.3 Hasil Uji Kualitas Data ... 55

4.3.1 Uji Validitas Pengukuran Kinerja ... 55

4.3.2 Uji Validitas Kompensasi ... 56

4.3.3 Uji Validitas Motivasi ... 57

4.3.4 Uji Realibilitas Variabel ... 58

4.4 Penjelasan Jawaban Responden ... 58

4.4.1 Variabel Pengukuran Kinerja ... 58

4.4.2 Variabel Kompensasi ... 60

4.4.3 Variabel Motivasi ... 62

4.5 Pengujian Asumsi Klasik ... 64

4.2.1 Uji Normalitas ... 64

4.2.2 Uji Multikolineiritas... 68


(3)

4.6 Uji Hipotesis ... 71

4.6.1 Analisis Regresi Berganda ... 71

4.6.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 72

4.6.3 Uji Serempak atau Simultan (Uji F) ... 74

4.6.4 Uji Parsial (Uji T) ... 74

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 79


(4)

viii  

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 32

3.1 Operasional Variabel ... 36

3.2 Instrumen Skala Likert ... 37

3.3 Jumlah Populasi Perusahaan ... 38

3.4 Jumlah Sampel Perusahaan ... 39

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 52

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 53

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 54

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 55

4.6 Uji Validitas Variabel Pengukuran Kinerja ... 56

4.7 Uji Validitas Kompensasi ... 56

4.8 Uji Validitas Motivasi ... 57

4.9 Uji Realibilitas Variabel ... 58

4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengukuran kinerja .... 59

4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kompensasi ... 60

4.12 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi ... 63

4.13 Uji Kolmogrov-Smirnov ... 68

4.14 Uji Multikolinearitas ... 69

4.15 Uji Hipotesis ... 71

4.16 Hasil Analisi Regresi ... 72

4.17 Hasil Uji Serempak dan Simultan (Uji-f) ... 74


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 34

4.1 Histogram ... 66

4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot... 67


(6)

x  

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 88

2 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 86

3 Uji Asumsi Klasik ... 94