Analisis Strategi Pemasaran Industri Rumah Tangga Sandal (Studi Kasus pada Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan di Pusat Industri Kecil Medan)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Hurryanti, Ratih. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas. Bandung : Alphabeta Hunger, J. David & Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis.

Yogyakarta: Andi

Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian,Alih Bahasa Ancella Anitawati Hermawan, Edisi Kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT Prehallindo

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran : Analisa, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jakarta:Salemba Empat

Rangkuti, Freddy. 2013. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Bisnis.Jakarta: Kencana Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sumiarti, Ati. 2000. Manajemen Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Jakarta: Erlangga

Suyanto, Bagong dan Sutina. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Edisi Pertama. Malang : Bayumedia Utoyo, Bambang. 2009. Geografi Membuka Cakrawala Dunia 2. Jakarta:Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Jurnal

Sulistiono, Angga & Mulyana Mumuh. 2010. Strategi Pengembangan Pemasaran UKM Pengrajin Sepatu Sandal. http://mmulyana.files.wordpress.com(diakses pada 27 November 2013)


(2)

Skripsi

Agustine Melinda, 2013 dalam skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Pada Tauko Medan Melalui Analisis SWOT

Alamia, Ricka 2008 dalam skripsi yang berjudul Analisis SWOT Pada Warung Bang Man di Kawasan Warung Kopi (Warkop) Harapan Medan.

Audiansyah, Ferroly 2008 dalam skripsi yang berjudul Analisis SWOT pada Industri Kecil Penghasil Ulos di Tapanuli Utara.

Rukmini, 2011 dalam skripsi yang berjudul Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Pada Rumah Makan Kamang Jaya

Yumanda Syahreza, 2009 dalam skripsi yang berjudul Strategi Pemasaran Keripik Singkong Industri Rumah Tangga Cap Kelinci Di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Medan

Website

hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_5_1984.htm


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatankualitatifuntuk merumuskan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Fauzan Jln. Menteng VII Komplek Pusat Industri Kecil no. B-5 Medan. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2014.

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif ini tidak menggunakan populasi dan sampel, sehingga menggunakan informan. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut (Suyanto 2005:172) informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu:

1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pemilik industri rumah tangga sandal Jl. Menteng VII Medan yaitu Bapak Ade Sofyan Zulkifli.Ada beberapa hal yang ditanyakan kepada pemilik usaha seperti


(4)

modal,penentuan pesanan yang diminta sales, izin usaha, pemberian upah karyawan/tukang, produksi, tentang penyimpanan stok barang, keuntungan dan kerugian serta penentuan proses pemasaran.

2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah dua orang karyawan, sedangkan hal yang ditanyakan kepada tukang sebatas cara permbuatan produk dan upah mereka.Jumlah informan utama pada penelitian ini adalah 2 orang yaitu :

a. Ajo (27 tahun) b. Rendi (33 tahun)

3. Informan tambahan, merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi yang diteliti. Informan tambahan dalam penelitian ini adalah agen pemasar (sales). Beberapa hal yang ditanyakan kepada sales seperti penentuan bahan baku, harga, jangka waktu penyelesaian produk, biaya dan proses pemasaran ke grosir atau toko. Jumlah informan tambahan pada penelitian ini adalah 2 orang yaitu :

a. Ata (48 tahun)

b. Edy Hasibuan (52 tahun)

3.4 Defenisi Konsep

Defenisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Strategi Pemasaran adalahmengalokasikan dan mengkordinasi sumber daya dalam kegiatan pemasaran untuk mencapai tujuan usaha di dalam produk-produk spesifik.


(5)

2. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenagakerja 4 orangdan memiliki modal yang kecil

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan dan wawancara mendalam.

a. Pengamatan

Pengamatan yang bisa digunakan peneliti kualitatif dalam melakukan penelitiannya adalah dengan berperan serta secara lengkap. Dalam teknik ini, peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamatinya.

b. Wawancara

Dalam penelitian kualtitatif, wawancara mendalam biasanya dilaukan secara tidak berstruktur. Namun demikian, peneliti boleh melakukan wawancara untuk penelitian kualitatif secara tidak berstruktur. Data yang dikumpulkan melalui wawancara adalah data verbal yang diperoleh melalui percakapan atau tanya jawab. Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan tiga pola pendekatan.

1. Dalam bentuk percakapan informal yang dilakukan secara spontanitas, santai, tanpa pola atau arah yang ditemukan sebelumnya.


(6)

2. Menggunakan lembaran berisi garis besar pokok-pokok topik atau masalah yang dijadikan pegangan dalam melakukan wawancara 3. Menggunakan daftar pertanyaan (pedoman wawancara) yang lebih

terperinci, bersifat terbuka yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dan akan diajukan menurut pertanyaan yang telah dibuat.

2. Data sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara:

a. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca sumber tertulis seperti buku,arsip, artikel ilmiah yang relevan dengan permasalahan kebijakan bisnis.

b. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi dilaukian dengan mempelajari catatan atau dokumen lain yang ditemukan di lapangan yang mendukung pemecahan permasalahan penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Badgan, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, cacatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah di pahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada oranglain. (Sugiyono 2005:244)


(7)

Teknik analisis data yang digunakandalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis SWOT dan Matriks SWOT dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan untuk mengetahui peluang, ancaman, kelemahan dan kekuatan yang kemudian akan dianalisis untuk mengetahui strategi apa yang cocok diterapkan di suatu usaha.

3.6.1. Data yang Terkumpul

Pada tahap ini, data ya ng diperoleh dari hasil wawancara dan wawancarapeneliti bukan hanya sebatas dikumpulkan, melainkan juga disusun berdasarkan aspek-aspeknya.

3.6.2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengelola, menyajikan dan menginterpretasikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai penelitian.

3.6.3. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi yag dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal organisasi serta analisis mengenai ancaman dan peluang yang dihadapi organisasi yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal organisasi.

Analisis SWOT ini dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesess) dan ancaman (threats). Kekuatan, kelemahan, pelluang, dan ancasman merupakan faktor-faktor strategi perusahaan yang perlu di analisis oleh suatu perusahaan.


(8)

3.6.4. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)

Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan. Tahapnya adalah:

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.)

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk meperolah faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).


(9)

e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Tabel 3.1 IFAS

Faktor-Faktor Strategi Internal

(1)

Bobot (2)

Rating (3)

Bobot x Rating (4)

Kekuatan 0,00 0 0,00

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

Kelemahan

1 000 0 000

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

Total 0,00 0 0,00


(10)

3.6.5. Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan dan rating sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor eksternal, yakni peluang dan ancaman dengan menggunakan Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS).

Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS). a. Susunlah dlam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman). b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemebrian nilai atau ratinguntuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1.Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstading) sampai dengan 1,0 (poor).


(11)

e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Tabel 3.2 EFAS

Faktor-Faktor Strategi Internal

(1)

Bobot (2)

Rating (3)

Bobot x Rating (4)

Peluang 0,00 0 0,00

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

Ancaman

1 000 0 000

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

Total 0,00 0 0,00

Sumber: Rangkuti (2013:26)

3.6.6. Matriks SWOT

Setelah dilakukan analisis SWOT maka akan ditemukan strategi yangtepat.Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancmana eksternla yang dihadapi suatuusaha dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.


(12)

IFAS EFAS

STRENGTHS (S)

Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal

WEAKNESSES (W)

Tentukan 5-10 Kekuatan Internal

OPPORTUNITIES (O)

Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal

STRATEGISO

Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

THREATHS (T)

Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan yang mengatasi ancaman

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti 2013:83

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Ini adalah srategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perushaan untuk mengatasi ancaman.


(13)

Srategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif danberusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.


(14)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

A. Sejarah singkat Industri Rumah Tangga

Usaha Fauzan didirikan pada bulan November Tahun 2013. Pemilik usaha ini adalah Bapak Ade Sofyan. Latar belakang Bapak Ade Sofyan dalam mendirikan usaha ini diantaranya karena faktor ekonomi yang tidak mendukung penghasilan keluarga. Berbekal pengalaman sebagai pekerja pembuatan sandal yang sama, beliau pun mulai berniat untuk terjun dalam produksi dan pemasaran sandal sendiri. Dengan modal yang sedikit, Bapak Ade Sofyan memulai usaha ini dan terus menerima pesanan dari Palembang, Jambi, Sumatra Barat, Aceh, Medan dan sekitarnya. Perkembangan sandal kulit makin bervariasi. Sandal kulit yang awalnya menjadi salah satu fashion eksklusif saat ini mulai digemari berbagai kalangan dengan berbagai aktivitas. Dulu orang hanya menggunakan sandal kulit ketika menghadiri event-event resmi, sehingga produk sendal kulit identik dengan golongan masyarakat kelas tertentu. Seiring dengan perkembangan fashion dan teknologi, pemakaian sendal kulit saat ini lebih fleksibel dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Kondisi itulah yang menjadi latar belakang Bapak Ade Sofyan menekuni

Pak Sofyan mengatakan jika usaha sandal kulitnya tersebut baru saja ditekuninya. “Saya menekuni usaha pembuatan sandal kulit ini karena melihat


(15)

teman saya yang sukses dalam menjalankan bisnis ini,” Menggunakan “Levi’s” sebagai trade mark disandalnya yang tentunya penggunaan merek ini ditentukan oleh agen pemasaran. Saat ini Pak Sofyan melayani produksi sandal kulit pria dan wanita. Produksi tersebut dikerjakan sendiri di rumahnya yang merupakan lokasi Pusat Industri Kecil (PIK) Menteng VII Medan.

Dalam sehari, Pak Sofyan mampu menghasilkan minimal 20 lusin/minggu yang tentunya disesuaikan dengan pesanan. Demi menjaga kualitas produknya, Pak Sofyan konsisten menggunakan bahan baku kulit sapi asli pada mukaan sandal yang dibeli langsung dari toko bahan baku, meskipun menggunakan kulit sapi asli, namun harga yang mereka tawarkan tetap terjangkau.

Selama ini, Pak Sofyan tidak pernah melakukan pemasaran secara aktif untuk mempromosikan usaha sendal kulitnya tersebut. Karena sistem pemasaran yang dijalankan merupakan sistem keagenan.

Proses produksi sandal hanya menggunakan peralatan sederhana berupa paku, palu, lem, cetakan, catut/ tang, dan mesin jahit. Dalam proses produksi, awalnya dilakukan pembuatan pola terlebih dahulu, setelah pola terbentuk bahan baku kulit dipotong sesuai ukuran, kulit yang masih tebal kemudian ditipiskan dengan jalan diseset, baru dilanjutkan dengan proses dijahit, dan yang terakhir dilakukan finishing serta penambahan aksesoris.


(16)

Karyawan Sales B. Struktur Kerja Usaha

Agar aktivitas usaha dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan suatu struktur kerja yang baik pula. Struktur kerja ini dibuat untuk menciptakan suatu peran yang dapat memaksimalkan efektifitas kinerja dalam usaha tersebut. Sedangkan struktur kerja usaha memiliki tujuan untuk menciptakan hubungan baik di antara bagian-bagian tugas dari struktur kerja usaha tersebut sehingga dapat terbentuk kordinasi yang baik yaitudengan adanya suatu kesatuan perintah dan tanggung jawab sehingga dapat melakukan pengawasan terhadap tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian struktur kerja usaha dari usaha industri rumah tangga sandal Fauzan.Tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian struktur kerja usaha dari industri rumah tangga sandal Fauzan digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4.1 Bagan sederhana struktur organisasi perusahaan

Pemilik Usaha


(17)

C. Produk dan Pasar Sasaran

Produk

Usaha industri rumah tangga sandal Fauzan merupakan industri kecil berskala rumah tangga didasarkan dari tenaga kerja sedikit dan modal yang kecil untuk memasarkan produk-produk sandal. Kegiatan pemasaran yang dilakukan harus tepat dengan mengetahui selera pasar dan tentunya harus sesuai dengan segmen pasar yang dituju. Adapun bidang usaha (produk) yang dipasarkan oleh industri rumah tangga Fauzan adalah sandal.

Pasar Sasaran

Setiap usaha harus menentukan siapa yang menjadi pasar sasaran atau segmen pasar yang dituju, untuk mengoptimalkan pendapatan usaha. Hal ini harus dlakukan karena terdapat pesaing yang mempunyai posisi yang baik dalam memuaskan konsumen, agar usaha berhasil dan sukses ada baiknya menetapkan pasar yang menjadi sasarannya sehingga konsumen yang telah ada dapat dipertahankan dan agar dapat menjangkau konsumen potensial lainya. Pasar sasaran yang menjadi sasaran utama industri rumah tangga sandal Fauzan adalah masyarakat umum karena sandal termasuk tidak hanya untuk kebutuhan sandang atau alas kaki tetapi sudah menjadi trend dalam hal penampilan yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan keinginan pasar.


(18)

Mekanisme yang digunakan oleh industri rumah tangga sandal Fauzan adalah :

a. Cara Pemasaran

Berdasarkan informasi, pemilik usaha hanya melakukan pemasarannya dengan cara menggunakan sales yang melakukan pemasaran produk tersebut secara langsung ke grosir maupun toko dan pemilik usaha juga berperan secara langsung dalam melakukan pemasaransebagai pemasok. Dengan melakukan pemasaran produk tersebut ke berbagai daerah mulai dari Aceh, Medan sekitarnya, Brastagi, Kabanjahe, Kisaran, Pekanbaru, Jambi hingga ke Riau.

Dalam hal ini sales sangat memiliki pengaruh dalam hal pemasaran produk karena sales langsung mengetahui perkembangan dan permintaan pasar dalam melakukan pemasaran yang dapat memenuhi keinginan grosir dan toko berdasarkan produk dan harga yang telah disepakati bersama. Kesepakatan dan kepercayaan dalam hal pemesanan jumlah produk dan harga merupakan kebiasaan yang dipakai oleh pemilik usaha kepada sales, grosir dan toko dalam melakukan pemasarannya. Karena pemilik usaha menggunakan koneksi pertemanan agar mendapatkan sales yang sesuai dan grosir serta toko yang tepat untuk memasarkan produknya tersebut sebagai pemasok.

b. Kualitas dan Tren Produk

Industri rumah tangga sandal Fauzan sangat memperhatikan kualitas dan model produk yang ditawarkan kepada sales, grosir dan toko, dapat diketahui dari kesepakatan antara pemilik usaha , sales, grosir dan toko untuk menentukan bahan baku dan model dari produk yang akan diproduksi. Sandal merupakan


(19)

produk utama mereka, bahan baku sandal yang dipilih sesuai dengan kesepakatan mereka berdasarkan kenyamanan pemakai sandal. Desain sandalyang dibuat juga disesuaikan dengan perkembangan mode. Keunggulan yang diberikan oleh pemilik usaha ini dibanding usaha lain berdasarkan, sandal dijahit untuk memberikan kualitas ketahanan, kerapian kerja, bentuk pola pada sandal yang berbeda yakni pas di kaki dan nyaman dipakai. Begitu pula dengan teknik pembuatan sandal pertama kali mereka menggambar pola pada alas sandal dengan menggunakan pensil di atas busa P4(Tebal 4) atau teknik awal ini lebih sering disebut sebagai teknik ngemal, lalu pola pada alas tersebut digunting kemudian dilem dengan lem latex, direkatkan pada bena yakni cetakan merk yang direkatkan diatas busa P4, setelah bena dan busa P4 direkatkan, bena dibuat bolongan pada titik yang telah digambar sebelumnya untuk merekatkan mukaan sandal. Mukaan dibuat dengan cara dibentuk pola dengan cara menggambar pola diatas plastik sintetis, pada alas mukaan yang terbuat dari kulit juga digambar polanya atau kedua teknik ini disebut ngemal. Kemudian pola digunting lalu direkatkan dengan lem kemudian dijahit. Setelah mukaan direkatkan pada bena yang telah dibolongin, ditarik tali mukaan tersebut lalu ditentukan ukuran sandalnya sesuai dengan cetakan kaki kayudan dicocokkan dengan ukuran 38-42, ukuran kaki laki-laki dewasa. Proses selanjutnya pembuatan tapak based disesuaikan dengan ukuran 38-42 alas atas sandal kemudian tapak based direkatkanlalu dijahit sesuai dengan pola. Setelah dilakukan proses penjahitan sandal lalu dirapikan dengan cara digunting bena yang kurang rapi setelah itu digerinda. Kemudian dilakukan penyemprotan warna pada sandal agar lebih menarik. Proses akhir yakni packing, dimana sandal yang telah melewati proses


(20)

pembuatan disusun per pasang sesuai dengan modelnya lalu diselipkan karton dimukaan sandal agar bentuk sandalnya tetap hingga dimasukkan ke dalam kotak sandal. Setelah itu sandal siap untuk diberikan kepada sales untuk dipasarkan. Dengan mengutamakan kualitas dan model produk yang diharapkan oleh sales, grosir dan toko agar dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli dan menggunakan produk sandal yang diproduksi oleh industri rumah tangga sandal Fauzan.

c. Pendekatan harga

Pendekatan harga pada produk sandal disesuaikan dengan kesepakatan antara pemilik usaha dengan sales harga sandal Rp.30.000,-/pasang dan kesepakatan antara pemilik usaha dengan grosir harga sandal Rp.35.000,-/pasang.

Harga yang ditetapkan oleh pemilik usaha disesuaikan dengan modal, biaya produksi, gaji karyawan, biaya lain-lain yang untungnya berdasarkan selisih dari keseluruhan biaya dalam produksi karena harga ini juga disesuaikan dengan kesepakatan yang ditawarkan oleh sales, grosir dan toko kepada pemilik usaha agar harga yang akan ditetapkan untuk dijual kepada konsumen menjadi lebih terjangkau dan dapat bersaing dengan produk sandal lainnya.

Potongan harga yang diberikan berbeda setiap cara pembayaran. Terhadap pembayaran kontan diberikan potongan harga hingga 15% dari jumlah pemesanan, dimana harga yang diberikan Rp.30.000,- per pasang tanpa kotak dan Rp.35.000 per pasang dengan kotaknya, terhadap pembayaran yang dilakukan dengan giro harganya menjadi naik hingga 15% atau lebih, dimana harga perpasang yang diberikan Rp.35.000,- per pasang tanpa kotak, dan Rp.38.000,-


(21)

per pasang dengan kotaknya. Penetapan harga juga dilakukan jika melakukan kesepakatan antara pemilik usaha dengan grosir, toko besar dan toko ecer dimana pemilik usaha menawarkan produknya, pemilik usaha membuat harga berbeda dengan agen, dan biasanya harganya lebih tinggi mencapai Rp. 50.000,- per pasangnya.

d. Tempat (Saluran Distribusi)

Dalam rangka kegiatan memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen, maka salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah memilih secara tepat saluran distribusi yang akan digunakan. Saluran distribusi yang terlalu panjang menyebabkan makin banyak mata rantai yang ikut dalam kegiatan pemasaran. Hal ini berarti kemungkinan penyebaran barang produksi secara luas, tetapi sebaliknya menimbulkan biaya yang lebih besar sehingga dapat menyebabkan harga yang mahal sampai ke konsumen ataupun keuntungan perusahaan kecil. Sebaliknya saluran distribusi yang terlalu pendek kurang efektif untuk penyebarluasan, tetapi karena mata rantai pemasaran lebih pendek maka biaya produksi dapat ditekan sehingga harga sampai ke konsumen dapat lebih rendah. Pemilik usaha lebih memilih memasarkan sandal dengan menggunakan saluran distribusi dimana pemilik usaha menggunakan institusi pemasaran yakni agen pemasaran (sales), memasarkan kepada pedagang toko dan pedagang eceran. Pemilik usaha pun juga melakukan sistem distribusi sendiri agar memperbesar saluran distribusi usahanya. Pemilik usaha tidak langsung menjualnya langsung kepada konsumen karena menggunakan perantara agen pemasaran, grosir dan toko. Hal ini membuat keuntungan lebih kepada pemilik usaha karena harga yang ditetapkan kepada agen dan grosir cukup berbeda, dimana pemilik usaha memiliki


(22)

keuntungan lebih banyak dengan mendistribusikannya langsung ke grosir karena sebagai pemasok daripada melalui agen.

Gambar 4.2 Prosedur Saluran Distribusi Sandal Fauzan

Produsen → Agen → Grosir/Toko Besar/Pengecer→ Konsumen

Produsen → Grosir/Toko Besar/Pengecer → Konsumen Sumber: Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan (2014)

Pemilik usaha menggunakan sistem pendistribusian sandal seperti bagan di atas, sehingga pemilik usaha hanya melakukan pemasaran kepada agen pemasaran dan kepada grosir.

e. Promosi

Pemilik usaha tidak terlalu melakukan promosi layaknya sebuah perusahaan atau usaha besar seperti membuat papan reklame, memasarkan melalui media ataupun iklan, pemilik usaha hanya melakukan promosi sederhana melalui potongan harga berdasarkan jumlah pesanan dan secara kekeluargaan dengan cara penjualan langsungyakni Pak Ade Sofyan melakukan proses membujuk calon pembeli seperti grosir toko besar atau toko ecer untuk memesan dan membeli sandaldari Pak Ade sebagai pemasoknya dengan menggunakan komunikasi tatap muka. Komunikasi tatap muka yang dimaksud adalah pemilik usaha langsung menghampiri calon pembeli dalam pemasaran sehari-hari dikenal dengan istilah


(23)

“menjemput bola”untuk melakukan penawaran dan penjualan sandalnya. Pak Ade juga memperoleh agen pemasaran dengan melakukan komunikasi tatap muka dimana agen pemasaran ini merupakan rekan atau relasi pemilik usaha. Sehingga pemilik usaha melakukan promosi dengan penjualanlangsunguntuk mendapatkan calon pembeli yaitu grosir, toko besar dan toko ecer serta agen pemasarannya untuk memasarkan dan menjual sandal.

4.1.2 Penyajian Data A. Informan Kunci

Informan kunci yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, maka dalam penelitian ini yang ditunjuk sebagai informan kunci adalah pemilik usaha industri rumah tangga sandal Fauzan yaitu bapak Ade Sofyan Zulkifli.

Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi usaha industri rumah tangga sandal Fauzan maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan mengenai strategi pemasaran berdasarkan sumber daya finansial, sumber daya fisik, sumber daya manusia, sumber daya organisasional, dan kemampuan yang dimiliki usaha untuk mengkoordinasikan sumber daya yang dimiliki dalam aspek internal dan pertanyaan mengenai hambatan seperti transportasi dan bahan baku, pengaruh pihak luar yakni sales, toko dan grosir sebagai distributor dalam aspek eksternal. Setelah melakukan wawancara dengan pemilik usaha bernama Ade Sofyan Zulkifli, maka diperoleh hasil wawancara yang telah diringkas sebagai berikut.


(24)

Peneliti mengajukan pertanyaan seputar kebijakan produk yang diproduksi Industri Rumah Tangga Fauzan yang dirangkum dalam satu pertanyaan yaitu : bagaimanakah kebijakan yang digunakan pada produk sandal yang menjadi pilihan agen pemasaran dan grosir ataupun toko? Jelaskan!

“Yang saya ketahui pembeli lebih mementingkan kualitas dan tren produk daripada kuantitas, ya saya sendiri melakukan pengembangan produk hanya pada kualitas dan model sandal sendiri. Saya sendiri yang membuat dan memodifikasi model sandal itu semua tergantung pemesanan. Karena model dan bentuk sandal ditentukan pihak pemesan seperti sales, pihak toko dan grosir. Sandal ini memiliki kualitas yang berbeda dari yang lain dilihat dari sisi bahan yang mempengaruhi kekuatan sandal dan juga proses sandal itu dijahit kuat agar tidak mudah rusak serta pada kerapian sandal sendiri. Pola ataupun bentuk sandal ini sendiri mengikuti pola kaki yang pas sehingga sandal nyaman untuk dipakai.” (Ade Sofyan Zulkifli, Pemilik usaha Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan. Medan. Senin, 3 Februari 2014 pukul 15.00)

Peneliti mengajukan pertanyaan seputar kebijakan harga sandal yang digunakan Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan yang dirangkum dalam satu pertanyaan yaitu: Bagaimanakah kebijakan pendekatan harga yang dilakukan Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan? Jelaskan!

“Kebijakan untuk menetapkan harga tentu ada.Dimana kita harus kalkulasikan dari mulai modal, kemudian biaya listrik, air, sampah dan gaji tukang kemudian selisihnya itu adalah untungnya. Bagaimanapun pembuatan satu produk dan setiap pengeluaran kecil apapun itu diperhitungkan dan masuk dalam biaya satu produk termasuk biaya transportasi mengambil bahan baku dan mengantarkan barang. Biaya per item sudah diperkirakan Rp.250,- dalam sepasang sandal dan ditotalkan keseluruhan item biayanya untuk satu sandal sekitar Rp.5000,-kemudian strategi dan penetapan harga pun dibuat berdasarkan cara pemesanan dan cara pembayaran yang dilakukan. Penetapan harga pada produk sandal disesuaikan dengan kesepakatan antara saya dengan sales harga


(25)

sandal Rp.30.000,-/pasang dan kesepakatan antara saya dengan grosir harga sandal Rp.35.000,-/pasang. Potongan harga yang diberikan berbeda setiap pembayaran. Terhadap pembayaran kontan diberikan potongan harga hingga 15% dimana harga per pasang yang diberikan Rp.30.000,- per pasang tanpa kotak dan Rp.35.000 per pasang dengan kotaknya, terhadap pembayaran yang dilakukan dengan giro harganya menjadi naik hingga 15% atau lebih, dimana harga perpasang yang diberikan Rp.35.000,- per pasang tanpa kotak, dan Rp.38.000,- per pasang dengan kotaknya. Begitu cara saya menentukan harganya. Sedangkan sistem upah yang diberikan sesuai dengan kinerja dan target yang diselesaikan oleh tukang.” (Ade Sofyan Zulkifli, Pemilik usaha Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan. Medan. Senin, 3 Februari 2014 pukul 15.00)

Peneliti mengajukan pertanyaan seputar kegiatan saluran distribusi yang dilakukan oleh Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan, yang terangkum dalam satu pertanyaan yaitu: Bagaimanakah cara saluran distribusi yang dilakukan oleh Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan dalam memasarkan sandal? Jelaskan!

“Distribusi memang harus saya lakukan dalam mendistribusikan produk sandal ini. Saya memilih dua cara dalam mendistribusikan produk sandal , dengan menggunakan perantara pemasar atau biasanya disebut agen pemasaran dan saya sendiri yang mendistribusikan langsung ke grosir dan toko. Sama hal dengan cara kerja agen pemasar, saya mengantar secara langsung produk pesanan. Sebenarnya menggunakan agen pemasaran ini sangat membantu produksi agar pekerjaan lebih efektif dan efisien, kemudian saya bisa mengawasi kinerja karyawan. Mengontrol bahan baku, produksi, keuangan dan mengontrol pemasaran. Bisa dikatakan agen pemasar mengehmat waktu saya dalam mendistribusikan produk meskipun saya juga mendistribusikan produk sandal ini tetapi agen pemasar mampu mendistribusikan sandal sampai ke daerah yang jaraknya sangat jauh. Saya hanya mendistribusikan produk ke


(26)

daerah yang terdekat seperti daerah Brastagi, Kabanjahe dan Medan sekitarnya. Sedangkan para agen pemasar mendistribusikan produk sandal ke berbagai daerah seperti Aceh, Kisaran, Duri, Pekanbaru, Riau dan berbagai daerah kecil lainnya yang jauh dari Medan. Kita tidak mungkin menunggu usaha kita untuk dijual atau ada yang membeli, dengan adanya agen pemasar sangat membantu saya terutama dalam proses produksi. Sehingga saya bisa fokus pada produksi sandal dan daerah pemasaran saya sendiri dalam mendistribusikan produk sandal.”

(Ade Sofyan Zulkifli, Pemilik usaha Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan. Medan. Senin, 3 Februari 2014 pukul 15.00)

Peneliti mengajukan pertanyaan seputar kegiatan promosi yang dilakukan Industri Ruamah Tangga Sandal Fauzan yang terangkum dalam satu pertanyaan, yaitu: Bagaimanakah cara promosi yang dilakukan oleh pemilik Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan untuk menjaga distributor, grosirdan toko? Jelaskan!

“Untuk memperkenalkan produk sandal dan bengkel usaha saya ini memang melakukan promosi tapi tidak menggunakan iklan, media dan atau sebagainya seperti layaknya sebuah pabrik atau perusahaan besar pada umumnya. Saya mempromosikannya dengan cara saya sendiri yakni berkomunikasi secara kekeluargaan , saling mengenal satu sama lain dan semuanya ini berawal dari teman dan rekan saya sendiri untuk membantu memromosikan produk sandal ini. Seperti cara berkomunikasi layaknya kerabat , keluarga atau teman lama, maka dari hal komunikasi tatap muka ini kita dapat melalukan kesepakatan dengan modal keperecayaan. Saya memberitahu dan bertemu dengan teman dan rekan saya bahwa saya memiliki bengkel sandal untuk memproduksi sandal yang mampu membuat sandal sesuai dengan pesanan atau keinginan agen pemasar, grosir dan toko. Dengan cara membawa model contoh sandal kepda calon pembeli dan pemesan, menawarkan tipe sandal, harga, lama produksi, bahan baku dan banyak pesanan yang akan dibuat sehingga timbul kesepakatan


(27)

pembelian dan produksi karena trik komunikasi kekeluargaan dan kekerabatan.” (Ade Sofyan Zulkifli, Pemilik usaha Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan. Medan. Senin, 3 Februari 2014 pukul 15.00)

Peneliti mengajukan seputar lingkungan luar terhadap perkembangan Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan saat ini maupun dimasa yang akan datang yang terangkum dalam satu pertanyaan yaitu: Menurut anda, siapa saja pihak eksternal yang memperngaruhi maju mundurnya usaha serta apa saja pengaruhnya terhadap perkembangan Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan? Jelaskan!

“Pihak yang paling mempengaruhi perkembangan usaha tentu saja para agen pemasar, para pemasok dan para pesaing yang memiliki bengkel sandal yang memiliki kemampuan membuat sandal sesuai keinginan para pemsesan dan pembeli produk. Karena para agen pemasar berperan besar dalam mendistribusikan produk sandal ini, dan karena mereka sudah memiliki banyak link grosir dan toko untuk mendistribusikan produk. Para pemasok yang memiliki barang selalu baru dan tersedia sangat membantu saya untuk mempercepat produksi dan penyesuaian bahan baku sesuai dengan permintaan pemesan. Pesaing juga membantu saya dari segi teknologi, apalagi saya tidak mempunyai mesin jahit sandal untuk membuat sandal tahan lama, para pesaing memiliki jadi saya terbantu dalam hal menjahit sandal. Dan yang paling berpengaruh adalah pemasok, jika bahan baku yang saya butuhkan untuk produksi tidak tersedia produksi sandal otomatis akan menjadi terbengkalai. Saya tidak mampu memproduksi sandal tepat waktu dan pasti saya akan melakukan penguluran waktu, kemudian jika agen pemasar selalu melakukan pembayaran menggunakan giro modal untuk pembuatan produk juga tidak dapat berjalan maksimal karena modal pembuatan sandal sendiri berdasarkan panjar para agen pemasar kepada saya. Para pesaing pun sangat jelas mempengaruhi dari segi merebut waktu yang cepat dalam memproduksi sandal dan dari kualitas teknologi dan karyawan yang dimiliki oleh pesaing kemudian izin usaha yang masih di tingkat kelurahan saja karena memang saya tinggal di


(28)

lokasi usaha dan komunitas usaha kecil ini juga mempengaruhi usaha yang baru saja saya mulai. Sejauh ini hanya beberapa hal itu yang menurut saya berpengaruh.”(Ade Sofyan Zulkifli, Pemilik usaha Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan. Medan. Senin, 3 Februari 2014 pukul 15.00)

Peneliti mengajukan pertanyaan seputar hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan yang terangkum dalam satu pertanyaan yaitu: Menurut anda, apa sajakah yang menjadi hambatan Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan selama ini ditinjau dari aspek internal dan eksternal perusahaan? Jelaskan!

“Menurut saya, hambatan internal usaha ini terutama pada modal yang sangat minim untuk melanjutkan usaha apalagi untuk mengembangkannya. Karena modal tergantung pada pesanan dan pembayaran di muka oleh pemesan sandal. Sarana dan prasarana terbatas sangat mempengaruhi produksi saya saat ini yang masih sangat sederhana dan juga lokasi usaha ini bengkel produksi adalah tempat tinggal saya jadi sangat terganggu baik dari aktivitas keluarga maupun produksi. Karyawan pun sangat terbatas jadi membuat proses produksi memakan waktu yang lama dan kesulitan menambahkaryawan yang terpercaya dan memiliki keahlian. Dalam mengontrol waktu produksi dan pemasaran juga saya yang terkadang tidak sesuai dengan permintaan. Hal ini terlebih pada manajemen waktu dalam memproduksi sandal untuk mengontrol kinerja karyawan dan dalam memasarkan sandal atas permintaan agen dan grosir. Hambatan eksternalnya terlebih pesaing antara agen dan saya sendiri dalam memasarkan sandal ini kepada pihak grosir dan toko juga pesaing sesama pemilik udaha bengkel produk sandal. Kemudian teknologi yang saya miliki memang sangat sederhana dan terbatas sehingga mempersulit proses produksi. Dan juga produk sandal ini tergantung dari keadaan pasar dimana ada beberapa faktor pembeli yang akan membeli produk dan kemungkinan perusahaan besar yang menentukan tren pasar. Kemudian izin usaha yang hanya dari kelurahan saja dan kesulitan mencari suntikan dana sehingga belum


(29)

mampu untuk mendapatkan izin untuk membuat izin merk dagang sendiri untuk mengembangkan usaha ini.” (Ade Sofyan Zulkifli, Pemilik usaha Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan. Medan. Senin, 3 Februari 2014 pukul 15.00)

B.Informan Utama

Informan utama adalah mereka yang terlibat yaitu secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Ditunjuklah dua orang tukang yang ditunjuk peneliti Ajo (27 tahun), Rendi (33 tahun). Berikut ini adalah hasil wawancara dengan tiga orang tukang yang telah diringkas sebagai berikut :

a. Ajo (27 tahun)

Peneliti mengajukan pertanyaan seputar proses pembuatan sandal dan upah yang mereka terima. Bagaimana proses pembuatan sandal yang anda kerjakan? Menurut anda, bagaimanakah sistem pemberian upah yang anda terima? Jelaskan!

“Kalau saya tukang yang membuat bawahan, bawahan sandal yang dimaksud membuat awal pola menyatukan mukaan atau tali sandal dan tapak dasar sandal. Awalnya menggambar pola pada alas sandal dengan menggunakan pensil di atas busa P4(Tebal 4) atau teknik awal ini lebih sering disebut sebagai teknik ngemal, lalu pola pada alas tersebut digunting kemudian dilem dengan lem latex, direkatkan pada bena yakni cetakan merk yang direkatkan diatas busa P4, setelah bena dan busa P4 direkatkan, bena dibuat bolongan pada titik yang telah digambar sebelumnya untuk merekatkan mukaan sandal. Mukaan atau tali sandal beda tukang yang mengerjakannya, dan itu adalah bagian tukang lain yang ahli. Setelah mukaan direkatkan pada bena yang telah dibolongin, ditarik tali mukaan tersebut lalu ditentukan ukuran sandalnya sesuai dengan cetakan kaki kayu dan dicocokkan dengan ukuran 38-42, ukuran kaki laki-laki dewasa. Proses selanjutnya pembuatan tapak based disesuaikan dengan ukuran 38-42 alas atas sandal kemudian tapak based direkatkan lalu dijahit sesuai dengan pola. Setelah dilakukan proses penjahitan sandal lalu dirapikan dengan cara


(30)

digunting bena yang kurang rapi setelah itu digerinda. Kemudian dilakukan penyemprotan warna pada sandal agar lebih menarik. Proses akhir yakni packing, dimana sandal yang telah melewati proses pembuatan disusun per pasang sesuai dengan modelnya lalu diselipkan karton dimukaan sandal agar bentuk sandalnya tetap hingga dimasukkan ke dalam kotak sandal. Dan biasanya saya merangkap di tugas ini yakni gerinda dan packing. Upah yang saya peroleh cukup besar jika saya dapat mencapai target memproduksi sandal selama 1 minggu berkisar Rp 900.000,- hingga Rp 1.200.000,- yah bisa dikatakan cukup untuk keluarga.”(Ajo, Tukang. Medan. Selasa 4 Februari 2014. Pukul 15.30).

b. Rendi (33 tahun)

Peneliti mengajukan pertanyaan seputar proses pembuatan sandal dan upah yan mereka terima. Bagaimana proses pembuatan sandal yang anda kerjakan? Menurut anda, bagaimanakah sistem pemberian upah yang anda terima? Jelaskan!

“Saya memang yang membuat bagian tali sandal tapi kami sering menyebutkannya mukaan. Mukaan dibuat dengan cara dibentuk pola dengan cara menggambar pola diatas plastik sintetis, pada alas mukaan yang terbuat dari kulit juga digambar polanya atau kedua teknik ini disebut ngemal. Kemudian pola digunting lalu direkatkan dengan lem kemudian dijahit. Setelah mukaan direkatkan pada bena yang telah dibolongin, ditarik tali mukaan tersebut lalu ditentukan ukuran sandalnya sesuai dengan cetakan kaki kayu dan dicocokkan dengan ukuran 38-42, ukuran kaki laki-laki dewasa. Saya hanya membuat tali sandal dengan berbagai maca modifikasi modelnya dan menyesuaikan dengan ukuran cetakan taki sandal berdasarkan cetakan kaki. Untuk mendapatkan upah banyak saya harus mengejar target pembuatan mukaan berapa banyak dalam waktu seminggu. Upah saya cukup dan lebih daripada teman-teman tukang disini.” (Rendi, Tukang. Medan. Selasa 4 Februari 2014. Pukul 15.55).


(31)

C.Informan Tambahan

Informan tambahan, merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi yang diteliti. Informan tambahan dalam penelitian ini adalah agen pemasar (sales). Beberapa hal yang ditanyakan kepada sales seperti penentuan bahan baku, harga, jangka waktu penyelesaian produk, biaya dan proses pemasaran ke grosir atau toko. Pemilik usaha menunjuk dua agen pemasaran sebagai informan tambahan yaitu Ata (48 tahun) dan Edy Hasibuan (52 tahun), berikut ini adalah hasil wawancara dengan dua orang agen pemasaran yang telah diringkas sebagai berikut :

a. Ata (48 tahun)

Bagaimanakah kesepakatan bahan baku, harga, jangka waktu penyelesaian produk dan biaya? Bagaimanakah proses pemasaran yang dilakukan ke grosir atau toko? Bagaimana modal yang anda peroleh untuk memesan sandal? Serta, apa saja kendala dan peluang yang dihadapi dalam melakukan pemasaran?

”Sebenarnya dalam melakukan pemesanan sandal disini tidak begitu rumit karena pemilik usaha ini adalah rekan saya, hanya kesepakatan berdasarkan kekeluargaan dan kepercayaan dari mulai modal untuk pembuatan, penentuan harga, spesifikasi model sandal dan waktu pengerjaan sandal hingga pembayaran sangat mudah dan sesuai harapan masing-masing pihak. Karena semua bahan baku, model sandal, jumlah pemesanan dan waktu pembuatan sandal saya tentukan sendiri dan berdasarkan kemampuan Pak Sofyan juga jadi produknya memiliki kualitas dan harganya bersaing. Kendalanya hampir tidak ada dalam pemesanan sandal, hanya saja dalam hal modal dan lama waktu pembuatan saja. Saya memasarkan produk ke grosir, toko besar dan ada juga toko penjual ecer. Lokasi pemasaran saya Pekanbaru, Kisaran, Duri Riau dan


(32)

daerah kecil lainnya dimana pasar berminat dengan sandal yang saya distribusikan. Saya membawa berbagai model sandal kepada pemilik grosir dan toko dan menawarkannya. Syukur-syukur diterima baik dan dipesan oleh mereka, karena ada banyak pesaing distributor lainnya terutama distributor orang chinese yang menjual produk mereka sendiri. Terkadang sangat sulit untuk mencari grosir dan toko yang membayar kontan atas barang yang mereka pesan karena saya juga butuh modal untuk memesan sandal ke Pak Sofyan. Biaya transport, penginapan, barang rusak di jalan, dan biaya lain-lain di perjalanan keluar daerah memasarkan produk. Tapi produk sandal ini termasuk barang yang diminati pasar hampir satu tahun belakangan ini sehingga mudah dalam memasarkannya. Harganya pun saya dapat tentukan sendiri dan termasuk saya mendapatkan untung yang sangat lumayan jika memasarkannya ke toko ecer. Karena sandal merupakan alas kaki yang tidak akan pernah ditinggalkan pemakainya dari kalangan apapun.” (Ata, Agen Pemasaran. Medan. Senin 3 Maret 2014. Pukul 12.55).

b. Edy Hasibuan (52 tahun)

Bagaimanakah kesepakatan bahan baku, harga, jangka waktu penyelesaian produk dan biaya? Bagaimanakah proses pemasaran yang dilakukan ke grosir atau toko? Bagaimana modal yang anda peroleh untuk memesan sandal? Serta, apa saja kendala dan peluang yang dihadapi dalam melakukan pemasaran?

”Cara saya menawarkan sama dengan cara agen lain menawarkan barang ke toko ataupun grosir, itu tergantung keahlian kita dalam menawarkan produk dengan bahasa kita sehari-hari tidak seperti penawaran yang dilakukan perusahaan besar. Saya membawa barang contoh dengan berbagai model, kemudian toko ataupun grosir memilih model mana yang mereka inginkan dan langsung membeli beberapa lusin atau beberapa kodi yang mereka butuhkan. Kemudahaan dan kesulitan memasarkan produk tergantung dari kualitas barang karena sandal merupakan semi barang harian dimana dalam satu hari


(33)

ada saja yang berminat untuk membeli. Saya hanya memesan barang dengan trade mark ini dari Pak Ade, dan kesepakatan harga yang kami lakukan adalah kesepakatan harga umum yang telah ada sebelumnya dan tergantung dari kualitas dan harga bahan baku. Semakin mahal bahan baku dan kualitasnya semakin mahal harganya, sehingga saya langsung saja memesan barang dari Pak Ade. Dengan menggunakan pembayaran 25% tunai untuk modal awal pembuatan kepada Pak Ade dan 75% lagi sisanya menggunakan pembayaran giro 2-3 bulan jangka waktu. Setelah pemesanan dilakukan, barang selesai saya ambil dari Pak Ade, saya langsung pasarkan. Barang yang laku saya sangat bersyukur, tapi kalau ada barang yang tidak laku pada saat saya pasarkan, akan saya simpan dan akan dipasarkan lagi. Modal awal saya dari kepercayaan teman saya untuk memasarkan produknya.Dari keuntungan itulah modal saya berikutnya berasal. Jika barang belum laku saya menawarkan dengan harga yang lebih murah dengan keuntungan hanya 20%-30% tapi terkadang saya juga dapat menjual dengan keuntungan mencapai 60%.

Saya memasarkan sandal ke daerah Riau dan sekitarnya, dimana pesaing itu selalu ada. Kendala yang masih sering saya hadapi diperjalanan luar kota dalam memasarkan produk adanya pungutan-pungutan yang tidak resmi.” (Edy Hasibuan, Agen Pemasaran. Medan. Selasa 4 Maret 2014. Pukul 12.55).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Identifikasi Lingkungan Usaha

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber serta hasil observasi langsung di usaha Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan maka dapat digolongkan faktor-faktor lingkungan usaha yang mempengaruhi yang terdiri dari lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal terdiri dari Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness), sedangkan lingkungan eksternal terdiri atas Peluang (Opportunity), dan Ancaman (Threats).


(34)

A. Lingkungan Internal 1. Kekuatan (Strength)

Kekuatan yang dimiliki suatu usaha merupakan hasil dari analisa lingkungan internal usaha. Berdasarkan hasil penelitian, kekuatan yang dimiliki oleh usaha Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan diperoleh analisa lingkungan internal dikemukakan sebagai berikut.

a. Memiliki karyawan berpengalaman memproduksi barang berkualitas

Usaha ini memiliki empat karyawan yang sudah terampil dan berpengalaman di industri kecil lain sebelum bekerja di usaha Bapak Sofyan. Mereka memang sudah ahli dalam membuat sandal terlihat dari cara kerja mereka yang rapi dan mempunyai target sendiri dalam menyelesaikan berapa banyak sandal yang mereka ingin selesaikan sesuai kemampuan dan upah yang mereka inginkan.

b. Pemilik usaha dapat mengolah sumberdaya finansial untuk produksi

Bapak Sofyan dapat mengolah sumber dana ataupun modal awal yang diberikan oleh distributor dan pemesan dari grosir atau toko dimulai dari modal pembelian bahan baku, biaya produksi, upah karyawan hingga keuntungan bersih yang diharapkan.

c. Memiliki bengkel produksi sendiri

Bengkel produksi sendiri yang dimiliki Bapak Sofyan ada karena dia juga mampu dan mengetahui cara proses pembuatan sandal. Bengkel sederhana yang dimilikinya mampu menyerap tenaga kerja dan meminimalkan pengangguran. Dan juga dengan memiliki bengkel produksi sendiri dia merasa memiliki keuntungan lebih besar daripada menjadi distributor yang sebelumnya


(35)

menjadi pekerjaan Bapak Sofyan. Sehingga dia tidak perlu mencari jasa bengkel untuk pembuatan sandal dan dia mampu menekan biaya yang dapat memberikan harga jual yang terjangkau.

d. Pemilik mengelola seluruh kegiatan operasional dan pemasaran barang Bapak Sofyan memiliki kemampuan manajemen sederhana dalam mengelola kegiatan produksi dimana dia dapat memantau dan ikut mengambil tugas dalam pembelian bahan baku, mengemas produk, membantu karyawan dalam menyelesaikan sandal dan dalam mengkordinir karyawan serta distributornya (agen pemasaran). Di sela kesibukannya membuat sandal, dia juga ikut melakukan pemasaran sandalnya diluar kota. Karena pemasaran yang dilakukan menggunakan agen pemasaran untuk daerah ataupun wilayah yang terpencil dan beda provinsi yang tidak dapat dijangkau oleh Bapak Sofyan, dia dapat mengkordinir seluruh kegiatannya dari mulai waktu hingga proses kegiatan pembuatan dan pemasaran produk yang dilakukannya sendiri.

e. Pemilik komunikatif dalam mempromosikan produk

Dalam menawarkan produk pemilik mencari sendiri distributordan grosir serta toko untuk memasarkan barangnya. Cara yang dia lakukan sangat sederhana memperoleh distributor yang mana adalah rekan kerjanya dulu saat menjadi seorang agen pemasaran dan wilayah pemasarannya saat ini adalah wilayah pemasarannya dulu. Komunikatif disini yakni pemilik usaha memperkenalkan produk buatannya secara kekeluargaan dan memiliki teknik berbicara dengan bahasa sehari-hari yang mampu meyakinkan calon pembeli.


(36)

Pemilik usaha dan para pemesan sandal merasa sangat nyaman dan terbiasa dengan kesepakatan dengan yang mereka sering lakukan dimulai dengan kesepakatan harga yang dilakukan, jumlah sandal yang akan diproduksi dan mutu yang di inginkan berdasarkan bahan baku yang mereka sepakati. Sehingga adanya hubungan mutualisme antara kedua pihak.

g. Loyalitas ditributor dan pemesan barang cukup kuat

Pemilik usaha dengan distributor dan pemesan barang memiliki hubungan yang baik sebab pada awalnya mereka adalah rekan sesama agen pemasaran dimana mereka melakukan kesepakatan dengan cara kekeluargaan sehingga loyalitas itu muncul dengan sendirinya.

2. Kelemahan (Weakness)

Hasil analisa lingkungan internal perusahaan tidak hanya memiliki kekuatan saja, melainkan memiliki kelemahan. Secara garis besarkelemahan yang dimiliki oleh usaha Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan yang diperoleh dari hasil analisa lingkungan internal dikemukakan sebagai berikut.

a. Modal dan akses pembiayaan terbatas

Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan industri rumah tanggakarena pada umumnya merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas dan dari pembayaran sales, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi. Persyaratan


(37)

yang menjadi hambatan terbesar adalah adanya ketentuan mengenai agunan karena Pak Ade Sofyan tidak memiliki harta yang memadai dan cukup untuk dijadikan agunan.

Terkait dengan hal tersebut, Usaha Sandal Fauzan juga menjumpai kesulitan dalam hal akses terhadap sumber pembiayaan. Selama ini yang cukup familiar yang diketahui adalah mekanisme pembiayaan yang disediakan oleh bank dimana disyaratkan adanya agunan. Terhadap akses pembiayaan lainnya seperti investasi, usaha sandal pak fauzan belum memiliki akses untuk itu. Dari sisi investasi sendiri, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila memang gerbang investasi hendak dibuka untuk industri rumah angga, antara lain kebijakan, jangka waktu, pajak, peraturan, hak atas tanah, infrastruktur, dan iklim usaha.

b. Peralatan dan bengkel produksi yang kurang memadai

Peralatan yang digunakan untuk memproduksi sandal masih sangat sederhana dan ada beberapa alat yang tidak dimiliki. Ditambah lagi ketidakmampuan pemilik usaha untuk menyewa lokasi usaha untuk bengkel produksi, sehingga pemilik menggunakan tempat tinggalnya sebagai bengkel produksi sandal.

c. Membutuhkan lebih banyak karyawan terampil

Industri rumah tanggaini tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha keluarga. Keterbatasan kuantitas dan kualitas SDM baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk


(38)

berkembang dengan optimal. Disamping itu dengan keterbatasan kuantitas dan kualitas SDM-nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya.

d. Sistem perencanaan dan pengendalian yang masih sederhana

Kemampuan dan manajemen yang dimiliki oleh Bapak Sofyan dalammelakukan perencanaan hanya masih dalam ruang lingkup peningkatan pendapatan belum sampai pengembangan usaha hingga kepemilikan hak paten untuk membuat merk sendiri. Pengendalian usaha sendiri masih sangat tergantung dari pemilik usaha karena Bapak Sofyan yang mengatur seluruh kegiatan yang akan dilakukan.

e. Lemahnya jaringan usaha

Industri rumah tangga ini merupakan unit usaha keluarga, mempunyai jaringan usaha yang sangat terbatas, kurangnya distributor sebagai mitra usaha, karena selama ini Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan memiliki sedikit distributor sehingga usaha bergantung pada distributor terhadap peningkatan volume produksi dan penjualan sandal. Dengan sedikitnya distributor tersebut pemilik usha melakukan pemasaran sendiri di beberapa wilayah syang dapat mengganggu kegiatan operasional. Dengan hal ini, pemilik usaha tidak mampu menjangkau wilayah usaha yang lebih luas ditambah lagi produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif.


(39)

Peluang

a. Luasnya pasar di Indonesia

Masyarakat yang begitu banyak menjadi keuntungan bagi usaha ini dimana sandal yang merupakan alas kaki yang selalu diminati dan tidak pernah ditinggalkan oleh masyarakat dalam menggunakannya.Sehingga pasar yakni masyarakat tidak akan berubah terhadap kebutuhan akan sandal.

b. Tren pasar yang sesuai dengan produk sandal ini

Sandal yang menggunakan trade mark dengan merk terkenal yang diproduksi oleh usaha ini. Trade mark yang digunakan saat ini sedang diminati dan sedang tren di pasar.

c. Hubungan dengan pemasok bahan baku cukup baik

Bapak Sopyan selaku pemilik usaha Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan memilik hubungan yang cukup baik dengan pemasok dengan melakukan kesepakatan dan saling mempercayai. Sehingga pembayaran dapat menggunakan giro para pemesan barang dan tetap melakukan kesepakatan harga langganan tetap.

d. Tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan ekonomi nasional

Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan tidak terlalu terkena dampak perubahan ekonomi yang tidak stabil apalagi ekonomi yang menurun. Karena usaha kecil menggantungkan volume penjualan terhadap pasar masyarakat bukan saham ataupun investasi seperti yang dilakukan oleh pabrik ataupun perusahaan besar. Jadi usaha hanya perlu mengembangkan pasar sasarannya untuk meningkatkan volume penjualan.


(40)

a. Sarana dan Prasarana usaha terbatas

Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang dimiliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usaha Pak Ade Sofyan sebagaimana yang diharapkan. Kesulitan dalam memperoleh tempat untuk menjalankan usaha juga disebabkan karena mahalnya harga sewa atau tempat yang ada kurang strategis.

b. Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif

Upaya pemberdayaan Home Industry dari tahun ke tahun selalu dimonitor dan dievaluasi perkembangannya dalam hal kontribusinya terhadap penciptaan produk domestik bruto (PDB), penyerapan tenaga kerja, dan perkembangan pelaku usahanya. Indikator ekonomi makro tersebut selalu dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan pemberdayaan Usaha Kecil serta menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan kebijakan yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Kebijaksanaan Pemerintah untuk menumbuhkembangkan Home Industry, meskipun dari tahun ke tahun terus disempurnakan, namun dirasakan belum sepenuhnya kondusif. Hal ini terlihat antara lain masih terjadinya persaingan yang kurang sehat antara pengusaha-pengusaha kecil dan menengah dengan pengusaha-pengusaha besar. Kendala lain yang dihadapi adalah mendapatkan perizinan untuk menjalankan usaha. Keluhan yang seringkali terdengar mengenai banyaknya prosedur yang harus diikuti dengan biaya yang tidak murah, ditambah lagi dengan jangka waktu yang lama. Hal ini sedikit banyak terkait dengan kebijakan perekonomian pemerintah yang dinilai tidak memihak pihak kecil


(41)

Usaha ini tidak terlepas dari pesaing, dimana usaha Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan terdapat pesaing yang telah lama terjun di usaha ini dan munculnya industri rumah tangga yang sejenis karena usaha ini berlokasi di kawasan industri kecil. Sehingga pemilik usaha harus berhati-hati dengan memantapkan strategi agar dapat unggul diantara pesaing.

d. Terbatasnya Akses Informasi

Usaha ini juga menemui kesulitan dalam hal akses terhadap informasi. Minimnya informasi yang diketahui sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap kompetisi dari produk yang dihasilkan dalam hal kualitas. Efek dari hal ini adalah tidak mampunyai produk sandal Fauzan menembus pasar yang lebih luas lagi. karena tidak memiliki jalur ataupun akses terhadap pasar tersebut, pada akhirnya hanya beredar di pasar domestik.

4.2.2 Analisis Faktor Strategi Internal (IFAS)

Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan. Tahapnya adalah:

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadapa posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.)


(42)

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk meperolah faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.


(43)

Tabel 4.1 IFAS

Sumber: data diolah

Keterangan

Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan

1. Memiliki karyawan yang berpengalaman

memproduksi barang berkualitas

0.05 4 0.20

2. Pemilik usaha mampu mengolah sumberdaya

finansial untuk produksi

0.05 3 0.15

3. Memiliki bengkel produksi sendiri 0.10 4 0.40 4. Pemilik mengelola seluruh kegiatan operasional

dan pemasaran barang

0.10 3 0.30

5. Pemilik komunikatif dalam mempromosikan

produk

0.10 4 0.40

6. Harga, kuantitas dan kualitas sandal ditentukan

hasil kesepakatan

0.15 4 0.60

7. Loyalitas ditributor dan pemesan barang cukup

kuat

0.10 4 0.40

Total Skor Kekuatan 2.45 Kelemahan

1. Modal dan akses pembiayaan terbatas 0.10 1 0.10 2. Peralatan dan bengkel produksi yang kurang

memadai

0.05 1 0.05

3.Membutuhkan lebih banyak karyawan terampil 0.05 2 0.10 4. Sistem perencanaan dan pengendalian yang

masih sederhana

0.05 2 0.10

5. Lemahnya jaringan usaha 0.10 1 0.10 Total Skor Kelemahan 0.45 Selisih Skor kekuatan dan kelemahan 1.00 2.00


(44)

Bobot :

0,00-0,05 = Pengaruh kecil 0,06-0,10 = Pengaruh sedang 0,11-0,20 = Pengaruh besar

0,15-0,20 = Pengaruh sangat besar Rating pada matrik IFAS

4 = sangat kuat 3 = kuat 2 = lemah 1 = sangat lemah

4.2.3 Analisis Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor eksternal, yakni peluang dan ancaman dengan menggunakan Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS).

Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS).

a. Susunlah dlam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman). b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang


(45)

bersangkutan. Pemeberian nilai atau ratinguntuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1.Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstading) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Berikut adalah penyajian faktor-faktor internal pada tabel EFAS :

Tabel 4.2 EFAS


(46)

Keterangan Bobot :

0,00-0,05 = Pengaruh kecil 0,06-0,10 = Pengaruh sedang 0,11-0,20 = Pengaruh besar

0,15-0,20 = Pengaruh sangat besar Rating pada matrik EFAS

4 = sangat besar 3 = besar 2 = kecil 1 = sangat kecil

Peluang

1. Luasnya pasar di Indonesia 0.20 3 0.60 2.Tren pasar yang sesuai dengan produk sandal

ini

0.15 3 0.45 3.Hubungan dengan pemasok bahan baku cukup

baik

0.15 4 0.60 4.Tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan

ekonomi nasional

0.05 3 0.15 Total Skor Peluang 1.80 Ancaman

1. Sarana dan prasarana usaha terbatas 0.15 2 0.30 2.Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif 0.20 1 0.20

3.Pesaing 0.15 1 0.15

4. Terbatasnya Akses Informasi 0.05 2 0.10 Total Skor Kelemahan 0.75 Selisih Skor kekuatan dan kelemahan 1.00 1.05


(47)

4.2.4 Analisa Diagram SWOT

Setelah menyusun kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal melalui matrik IFAS dan EFAS, maka langkah selanjutnya adalah membuat analisa diagram SWOT untuk mengetahui posisi usaha.

Analisa diagram SWOT memiliki sasaran untuk mengidentifikasi satu dari empat pola atau sel yang terdapat dalam diagram ini menyarankan strategi yang dapat mendukung usaha dalam kondisi tersebut. Dalam analisis diagram SWOT skor kekuatan dikuragi skor kelemahan dalam matrik IFAS dan skor peluang dikurangi skor ancaman dari matrik EFAS. Nilai selisih yang diperoleh dimasukkan kedalam diagram untuk mengetahui kondisi usaha dan alternatif strategi. Berdasarkan hasil dari analisis faktor internal usaha pada IFAS diperoleh hasil 2.00 ( total kekuatan sebesar 2.45 dikurangi total skor kelemahan sebesar 0.45) untuk faktor kekuatan, sedangkan faktor eksternal usaha pada matrik EFAS diperoleh hasil 1.05(total skor peluang sebesar 1.80 dikurangi total skor ancaman sebesar 0.75). Untuk faktor peluang, maka diagram SWOT dapat digambarkan pada gambar 4.2 :


(48)

Peluang Lingkungan

Strategi Turn Around Strategi Agresif

III I

Kelemahan 1.05 Kekuatan

2.00

Strategi Defensif Strategi Diversifikasi

IV II

Ancaman Lingkungan

Sumber : data diolah 2014

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa posisi usaha berada pada kuadran I. Hal ini berarti usaha ini memiliki peluang lingkungan sebesar 1.05 dan memiliki kekuatan internal sebesar 2.00, maka strategi yang sesuai dengan kondisi usaha adalah strategi agresif atau perluasan untuk memaksimalkan kekuatan internal dan eksternal usaha. Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan juga dapat melakukan strategi perluasan pemasaran, pengembangan produk dan pengembangan lokasi usaha.


(49)

Menganalisis usaha dengan matriks SWOT dengan menyesuaikan antara peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki usaha, dengan bertujuan mengembangkan strategi alternatif bagi usaha yang mendukung strategi agresif sesuai dengan posisi usaha pada diagram SWOT. Analisis matrik SWOT Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3 Matriks SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

STRENGTHS (S) Kekuatan

1. Memiliki karyawan yang berpengalaman

memproduksi barang berkualitas

2. Pemilik usaha mampu mengolah sumberdaya finansial untuk produksi 3. Memiliki bengkel produksi

sendiri

4. Pemilik mengelola seluruh kegiatan operasional dan pemasaran barang

5. Pemilik komunikatif dalam mempromosikan produk 6. Harga, kuantitas dan kualitas

sandal ditentukan hasil kesepakatan

7. Loyalitas ditributor dan pemesan barang cukup kuat

WEAKNESSES (W)

Kelemahan

1. Modal dan akses pembiayaan terbatas 2. Peralatan dan bengkel

produksi yang kurang memadai

3. Membutuhkan lebih banyak karyawan terampil

4. Sistem perencanaan dan pengendalian yang masih sederhana

5. Lemahnya jaringan usaha

OPPORTUNITIES (O) Peluang

1. Luasnya pasar di Indonesia 2. Tren pasar yang sesuai

dengan produk sandal ini 3. Hubungan dengan pemasok

bahan baku cukup baik 4. Tidak terlalu berpengaruh

STRATEGI SO

1. Memanfaatkan luasnya pasar dengan menambah sales dan grosir atau toko dalam dan luar daerah (S7,O1)

2. Meningkatkan hubungan dan jumlah terhadap pemasok

STRATEGI WO

1. Memperluas jaringan usaha dan pemasaran sandal (W5,O1) 2. Meningkatkan kualitas

karyawan dalam

pembuatan sandal untuk mengikuti tren (W3,O2)


(50)

terhadap perubahan ekonomi nasioanl merosot

dan distributor (S7,O3) 3. Meningkatkan pemasaran

melalui kualitas dan hargasandal yang sesuai dengan tren pasar (S1,S6,O2)

4. Mempertahankan kegiatan usaha terhadap perubahan ekonomi (S2,S4,S5,O4)

3. Mengajukan kredit kepada bank atau koperasi untuk menambah modal dan peningkatan sarana dan prasarana usaha (W1,W2.O4)

THREATHS (T) Ancaman

1. Sarana dan prasarana usaha terbatas

2. Iklim Usaha Belum sepenuhnya Kondusif 3. Pesaing

4. Terbatasnya akses Informasi

STRATEGI ST

1. Menjaga sarana dan prasarana agar proses produksi tetap berjalan dengan lancar (S1,T1) 2. Menjaga kualitas dan

hubungan jaringan usaha agar bertahan dalam persaingan (S6,S7,T3) 3. Menjaga sistem pemasaran

yang masih memerlukan pengembangan (S4,T2) 4. Tetap mengikuti

perkembangan tren dengan mengikuti permintaan distributor yang sesuai pasar (S4,S6,S7,T2,T4)

STRATEGI WT

1. Membuat potongan harga sesuai kesepakatandengan distributor (W1,T4) 2. Meningkatkan kegiatan

produksi dan pemasaran (W2,T1,T2)

Sumber : data diolah 2014

Tahap terakhir yang dilakukan adalah tahap pengambilan keputusan, bertujuan untuk menyusun beberapa strategi yang telah digambarkan pada Matriks SWOT sehingga strategi yang muncul dapat dijadikan sebagai acuan dalam memperbaiki pemasaran pada Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan. Adapun strategi yang dimaksud adalah:

1. Meningkatkan wilayah pemasaran dengan menambah sales, grosir dan toko di dalam dan luar daerah agar memperoleh keuntungan yang besar.


(51)

2. Meningkatkan kualitas sandal dengan mengandalkan ketrampilan karyawan berpengalaman berdasarkan tren pasar.

3. Mengandalkan kepercayaaan untuk meningkatkan jumlah pemesanan dari distributor dan menjadi pemasok ke grosir atau toko.

4. Meningkatkan hubungan baik kepada pemasok bahan baku dengan menjaga kepercayaan.

5. Mempertahankan dan meningkatkan kegiatan usaha dengan menambah pengetahuan pemilik usaha dalam mengendalikan produksi dan pemasarannya terhadap perubahan ekonomi.


(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pemasaran pada usaha Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan dapat disimpulkan bahwa :

a. Strategi yang dilakukan Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan berdasarkan unsur taktik pemasaran melalui bauran pemasaran yaitu produk, harga, saluran distribusi dan promosi, yang masih tergolong sederhana.Kualitas produk mereka masih harus mengikuti tren pasar.Pendekatan harga yang masih disesusaikan dengan kesepakatan antara pemilik usaha dengan distributor dan grosir. Saluran distribusi masih terbatas dan belum bisa menguasai pasar, terutama pasar lokal.Promosi masih cenderung sederhana karena masih hanya sebatas potongan harga dan melakukan promosi dari mulut ke mulut.Kelemahan modal yang masih terbatas dan produk ini belum mampu menguasai pasar.

b. Memiliki kekuatan pada kualitas kenyamanan bagi pemakai sandal, tersedianya bengkel produksi sendiri dan sarana sederhana ini yang membuat usahatidak perlu mengeluarkan biaya lebih dalam memproduksi yang menjadi strategi harga yang digunakan pemilik usaha. Saluran distribusi yang digunakan pemilik usaha dengan menggunakan agen pemasar dan wilayah pemasaran serta menjadi pemasok grosir dan toko.


(53)

c. Berdasarkan analisa SWOT, posisi usaha Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan berada pada kuadran I, hal tersebut berarti usaha ini mempunyai peluang lingkungan sebesar 1.05 dan kekuatan internal sebesar 2.00. Maka strategi yang sesuai untuk dilakukan adalah strategi agresif untuk memaksimalkan kekuatan dengan memanfaatkan Peluang.

5.2Saran

Beberapa saran yang diberikan peneliti sebagai bahan pertimbangan bagi usaha :

1. Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan sebaiknya membuat strategi produk berdasarkan kebutuhan dan keinginan pasar melalui kualitas dan memiliki merk sendiri yang dikenal baik oleh pasar sehingga dapat menentukan dan menetapkan strategi harga sendiri. Saluran distribusi tetap ada kemudian pemilik usaha menentukan sendiri target pasar agar dapat bersaing dan promosi yang harus dilakukan dengan berbagai macam melalui media elektronik, mengikuti pameran usaha yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta dan cara promosi menggunakan katalog yang mampu menembus target pasar yang diinginkan untuk meningkatkan pendapatan penjualan dan pemasaran.

2. Berdasarkan hasil analisis SWOT Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan seharusnya Meningkatkan wilayah pemasaran dengan menambah sales, grosir dan toko di dalam dan luar daerah agar memperoleh keuntungan yang besar. Meningkatkan kualitas sandal dengan mengandalkan ketrampilan karyawan berpengalaman berdasarkan tren pasar.


(54)

3. Mengandalkan kepercayaaan untuk meningkatkan jumlah pemesanan dari distributor dan menjadi pemasok ke grosir atau toko. Meningkatkan hubungan baikkepada pemasok bahan baku dengan menjaga kepercayaan.Mempertahankan dan meningkatkan kegiatan usaha dengan menambah pengetahuan pemilik usaha dalam mengendalikan produksi dan pemasarannya terhadap perubahan ekonomi.


(55)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Industri Kecil

2.1.1. Pengertian Industri

A. Pengertian Industri

Sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1984, pengertian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku industri, bahan setengah jadi, barang jadi, kegiatan rancang bangun, dan perekayasaan industri. B. Jenis dan Klasifikasi Industri

Jenis industri berbeda-beda untuk tiap daerah atau negara, tergantung padasumberdaya yang tersedia, tingkat teknologi, serta perkembangan daerah atau negara tersebut. Pada umumnya semakin maju tingkat perindustrian disuatu daerah, makin banyak jumlah dan jenis industri serta makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut.

Adapunklasifikasi industri sesuai dengan berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai berikut :

1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Tenaga Kerja

a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja 4 orang dan memiliki modal yang kecil. Misalnya industri kerajinan dan industri makanan ringan.


(56)

b. Industri Kecil, yang industri yang menggunakan tenaga kerja 5 sampai 19 orang dan memiliki modal yang relatif kecil Misalnya industri genteng dan industri batubata.

c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja 20 sampai 99 orang dan memiliki modal cukup besar. Misalnya industri bordir dan industri keramik.

d. Industri besar, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja lebih dari 100 orang dan memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk saham. Misalnya industri tekstil, industri mobil dan industri besi/baja.

2. Klasifikasi Industri Berdasarkan Produk yang Dihasilkan

a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut dan dapat dinikmati secara langsung. Misalnya industri makanan dan minuman, industri konveksi, dan industri anyaman.

b. Industri sekunder, yaitu industri yangmenghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati. Misalnya industri pemintalan benang, industri baja, industri ban dan industri tekstil.

c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati melainkan berupa jasa yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masayarakat. Misalnya industri angkutan dan industri perbankan.


(57)

3. Klasifikasi Industri Berdasarkan Lokasi Unit Usaha

a. Industri berorientasi pada pasar, yaitu industri yang didirikan didekat daerah persebaran pasar.

b. Industri berorientasi pada tenaga kerja, yaitu industri yang didirikan didekat daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tapi pendidikannya kurang.

c. Industri berorientasi pada pengolahan, yaitu industri yang didirikan didekat tempat pengolahan.

d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan ditempat tersedianya bahan baku.

e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan orang lain, yaitu industri yangdidirikan dimana saja dan tidak terikat oleh syarat-syarat diatas. 4. Klasifikasi Industri berdasarkan Subjek Pengelola

a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakanmilik rakyat.Misalnya, industri kerajinan dan industri makanan ringan. b. Industri negara (BUMN), yaitu industri yang dikelola dan

merupakan milik negara. Misalnya industri kertas, industri pupuk, industri perminyakan dan industri baja.

5. Klasifikasi Industri Berdasarkan Cara Pengorganisasian

a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki modal relatif kecil, teknologisederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang, produknya masih sederhana dan lokasi pemasarannya pun masih terbatas. Misalnya industri kerajinan dan industri makanan ringan.


(58)

b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki modal relatif besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerjanya antara 10-200 orang,tenaga kerja tidak tetap dan lokasi pemasarannya relatif lebih luas. Misalnya industri bordir dan industri sepatu.

c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki modal sangat besar, teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banayak dan terampil dan lokasi pemasarannya berskala nasional dan internasional. Misalnya industri otomotif,industri barang-barang elektronik dan industri transportasi.

C. Industri Kecil

1. Pengertian Industri Kecil

Berdasarkan Badan Pusat Statistik, industri kecil adalah suatu industri dapat dikatakan kecil jika jumlah pekerjanya berkisar antara 5-19 orang, dimana kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perorangan atau rumahtangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang maupun jasa untuk diperniagakan secara komersial dengan jumlah tenaga kerja dan modal yang relatif kecil

2. Ciri Ciri Industri Kecil

Industri kecil umumnya berskala kecil, kurang maju dalam teknologi, sangat bergantung pada sumber daya lokal, jauh lebih padat tenaga kerja, tenaga kerja berasal dari pekerja yang masih mimiliki hubungan kekeluargaan, memiliki akses dana sendiri atau lokal, merupakan fenomena/industri pedesaan.


(59)

3. Klasifikasi Industri Kecil

Badan Pusat Statistik (BPS) mengklasifikasikan Industri Kecil dalam tiga kategori, yaitu:

1. Industri yang berskala besar dengan jumlah pekerja paling sedikit 50 orang.

2. Industri yang berskala sedang dengan jumlah pekerja 20 sampai 49 orang.

3. Industri yang berskala kecil dengan jumlah pekerja 5 sampai 19 orang.

Jenis-jenis industri ada 3, yaitu : industri lokal, industri sentra, industrimandiri.

2.1.2. Usaha Kecil Menengah (UKM)

Usaha kecil dan menengah (UKM) dalam perekonomian suatu negara memiliki peran sangat penting. Bukan saja di Indonesia, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa posisi usaha kecil dan menengah mempunyai peranan strategis di negara-negara lain juga. Indikasi yang menunjukkan peranan usaha kecil dan menengah itu dapat dilihat dari kontribusinya terhadap PDB, Eksport non migas, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang cukup berarti.

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau usahanya tersebut memiliki hasil penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit


(60)

dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).Beberapa ciri keunggulan pengusaha kecil diantaranya adalah:

1. Umumnya mencapai motivasi yang tinggi.

2. Lebih mudah mencari jaminan dibanding dengan pengusaha besar. 3. Fleksibel terhadap perkembangan dan perubahan teknologi.

Yang dimaksud dengan Usaha Menengah adalah kegiatan ekonomiyang mempunyai kriteria :

1. Asset Rp. 10 milyar,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau

2. Omzet tahunan Rp. 50 milyar,-

Sedangkan Konsep UKM, yang dimaksud dengan UKM adalah

kegiatan ekonomi dengan kriteria :

1. Asset Rp.50 milyar,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau

2. Omzet Rp.250 milyar,-

2.1.3. Industri Rumah Tangga

Menurut Badan Pusat Statistik, industri rumah tangga yaitu industri yang menggunakan tenagakerja 4 orangdan memiliki modal yang kecil. Misalnya industri kerajinandan industri makanan ringan. Kemudian industri kecil memiliki industri yang lebih spesifik berdasarkantenaga kerja merupakan industri rumah


(61)

tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja 4 orang dan memiliki modal yang kecil. Misalnya industri kerajinan dan industri makanan ringan. Dimana industri rumah tangga ini merupakan industri primer yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut dan dapat dinikmati secara langsung, misalnya industri kerajinan atau industri anyaman. Industri rumah tangga merupakan industri rakyat yang dikelola dan merupakan milik rakyat.

Biasanya industri rumah tangga dikelola langsung oleh pemiliknya dankaryawan dari usaha tersebut merupakan sanak saudara pemilik industri rumah tangga. Produksi, pemasaran dan lapora keuangan belum memakai sistem yang pasti dikarenakan sistem yang digunakan masih bersifat tradisional atau melaksanakan seluruh kegiatannya berdasarkan pemahaman pemilik industri rumah tangga tersebut.

2.2. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (SWOT)

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untukmerumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi.


(1)

13. Teman-teman seperjuangan : Ruth Sitorus S.Ab, Suci Pasaribu, Elsa Manik, Iis Ariska, Vandi Jufri, Agus Sitorus, Andre Masago Manik, danuntuk teman-teman stambuk 2010 yang selama ini telah memberikan semangat, dorongan dan saran baik dalam pengerjaan skripsi ini maupun dalam proses belajar sehari-hari.

Dengan bantuan dan dukungan yang telah penulis dapatkan, akhirnya Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Damai sejahtera dari Tuhan senantiasa menyertai kita semua.

Medan, April 2014 Penulis


(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Industri Kecil... 9

2.1.1. Pengertian Industri ... 9

2.1.2 .Usaha Kecil Menengah ... 13

2.1.3. Industri Rumah Tangga ... 14

2.2 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (SWOT)... 15

2.2.1. Analisis Lingkungan Eksternal ... 18

2.2.2. Analisis Lingkungan Internal ... 24

2.3 Pemasaran ... 25

2.3.1. Unsur-unsur Utama Pemasaran ... 25


(3)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian ... 32

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Informan Penelitian... 32

3.4 Defenisi Konsep ... 33

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 34

3.6 Teknik Analisis Data... 35

3.6.1. Data yang Terkumpul... 36

3.6.2. Analisis Deskriptif... 36

3.6.3. Analisis SWOT... 36

3.6.4. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)………. 37

3.6.5. Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)………. 39

3.6.6. Matriks SWOT……… 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian………. 43

4.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian……… 43

4.1.2. Penyajian Data………... 52

4.2 Pembahasan………. 63

4.2.1 Identifikasi Lingkungan Perusahaan………... 63

4.2.2 Analisis Faktor Strategi Internal (IFAS)……….. 71

4.2.3 Analisis Faktor Strategi Eksternal (EFAS)……….. 74

4.2.4 Analisa Diagram SWOT……….. 77


(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……… 82

5.2 Saran………. 83


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel : 2.1 Matriks SWOT ... 17

Tabel : 2.2 Variabel Penting Dalam Lingkungan Sosial ... 19

Tabel : 3.1 IFAS………. 38

Tabel : 3.2 EFAS……… 40

Tabel : 3.3 Matriks SWOT………. 41

Tabel : 4.1 IFAS………. 73

Tabel : 4.2 EFAS……… 76


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar : 2.1Analisis Lingkungan Eksternal... 22 Gambar : 2.2 Proses Distribusi Barang……… 30 Gambar : 4.1 Bagan Sederhana Struktur Organisasi Perusahaan………… 45 Gambar : 4.2 Prosedur Saluran Distribusi Sandal Fauzan……….. 51 Gambar : 4.3 Diagram SWOT Industri Rumah Tangga Sandal Fauzan…. 78