Pemeriksaan Keabsahan Data STRATEGI PEMBELAJARAN BATIK DI SANGGAR “INTENSIVE BATIK COURSE” TAMANSARI YOGYAKARTA.

52

2. Sejarah Berdirinya Sanggar Batik “Intensive Batik Course”

Sanggar batik “Intensive Batik Course” berawal dari keadaan instruktur sanggar yang terdesak oleh kebutuhan ekonomi. Sebagai seorang guru di tahun 60-an penghidupannya agak sulit. Ia kemudian mempelajari seni membatik, dan hasil karyanya kemudian dijual. Suatu hari di tahun 1970 ia melihat di depan rumahnya ada sepasang suami istri turis asing duduk-duduk dengan wajah murung, mereka adalah Mrs Smand Snid dan Mr Jeffry Wilton dari Thailand. Ketika ditanya oleh Pak Hadjir apakah dia kehilangan sesuatu? Mereka menjawab “Saya ingin belajar membatik, tetapi sangat kecewa di Yogyakarta tidak ada kursus membatik”. Pak hadjir kemudian menawarkan diri untuk mengajarnya. Tetapi karena pada waktu itu Pak Hadjir masih belum punya ilmu tentang membatik akhirnya Pak Hadjir meminta tolong kepada temannya untuk mengajarkan batik kepada kedua turis tersebut, tetapi Pak Hadjir berperan sebagai pemandu bahasanya. Kemudian Pak Hadjir langsung membeli peralatan dan perlengkapan untuk membatik seadanya. Esoknya dua orang itu mulai belajar membatik. Ternyata hasil karya yang diciptakan kedua tersebut sangat bagus, karena pada dasarnya kedua orang tersebut adalah seniman. Sehingga sangatlah gampang baginya untuk membuat karya yang bagus baginya, hanya saja teknik pembuatan batiknya seperti apa dia tidak tahu. Kemudian karya tersebut dibawa ke hotel tempat mereka berdua menginap bersama rekan-rekan turis nya. Di penginapannya karya batik tersebut sangat dikagumi oleh teman-temannya. Teman-temannya 53 menyanyakan di manakah dia membelinya? Kedua turis tersebut menjawab bahwa mereka tidak beli, tetapi mereka membuat sendiri dengan mengikuti kursus di sanggar batik “Intensive Batik Course”. Sejak itulah Hadjir mulai dikenal orang asing, karena banyak rombongan wisatawan yang ikut berlatih batik di “Intensive Batik Course”. Nama Hadjir menjadi terkenal karena gethok tular omongan dari mulut ke mulut dan juga karena namanya tercantum di semua buku petunjuk wisata international. Keterangan lebih lengkap terdapat dalam buku “Student Guide to Asia” karya David Jenkins dari Australia. Dikatakan di sekitar Taman Sari banyak terdapat galeri batik ukuran kecil dan tepat di pinggir jalan masuk utama Gapura terdapat “Intensive Batik Course”, salah satu pusat batik “Kerjakan Sendiri” paling populer di Jogja. Untuk mengetahui lebih jelas tentang tulisan orang asing yang memuat berita tentang sanggar “Intensive Batik Course” dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2: Tulisan panduan wisata orang asing yang memuat tentang “Intensive Batik Course” No Nama Pengarang Judul Buku 1. David Jenkins Student Guide to Asia 2. Tony Wheeler South East Asia on a Shoestring 3. Bill Dalton Indonesia Hand Book 4. Rober Treichler Suedostasien Selbst Entdecken 5. Pedro Tarallo Le Guide du Routard Kegiatan pembelajaran membatik di sanggar “Intensive Batik Course” ini pernah ditulis oleh seorang jurnalis USA bernama Lewis W. Simon. Diterbitkan di surat kabar The Washington Post pada tanggal 15 Juni 1983. Sehingga hal ini semakin membuat “Intensive Batik Course” semakin dikenal oleh orang asing. 54 Sanggar ini pada mulanya bernama “Intensive and Informative Batik Course” pada tahun 1970-an. Kemudian sanggar tersebut pada tahun 1980 mendatangkan guru batik dari “Research Batik Centre” Semaki. Setelah itu barulah sanggar tersebut berubah nama menjadi “Intensive Batik Course”. Nama sanggar batik ini dibuat sendiri oleh Pak Hadjir selaku instruktur sanggar batik. Pada tahun 1995 sanggar ini telah mendapat izin dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyelenggarakan kursus. Lihat lampiran hal. 139 Sanggar batik “Intensive Batik Course” ini memiliki fungsi yaitu memfasilitasi peserta sanggar yang memiliki minat dan bakat di bidang kerajinan batik, sehingga diharapkan para peserta sanggar bisa mengoptimalkan bakatnya dalam berkarya batik. Memfasilitasi peserta sanggar, maksudnya peserta sanggar yang kemampuannya biasa saja dilatih untuk menjadi mahir dalam membatik, dan peserta didik yang belum bisa sama sekali dalam membatik akan tahu dan bisa untuk membatik. Secara umum sanggar batik “Intensive Batik Course” tidak jauh berbeda dengan sanggar-sanggar batik yang ada di daerah Yogyakarta maupun luar kota Yogyakarta. Namun perbedaan sanggar “Intensive Batik Course”secara khusus dengan sanggar-sanggar batik yang lain di antaranya adalah proses awal dari pembelajaran batik. Pada awal proses membatik, peserta sanggar dilatih untuk melemaskan tangan meluweskan tangan untuk mencanting, dengan cara diajarkan untuk mencanting suatu pola yang telah digambarkan di atas kain menggunakan teres pewarna yang berbentuk seperti Nirmana Dwimatra.