Bahan Ajar Materi Pembelajaran Media Pembelajaran

19 pengembangan afeksi dan psikomotor, yang sudah tentu juga mengembangkan kognisi sebagai unsur penunjang. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 81 tahun 2013 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal menjelaskan Pendidikan nonformal selanjutnya disebut PNF adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Kemudian Lembaga Kursus dan Pelatihan selanjutnya disebut LKP adalah satuan pendidikan nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, danatau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selanjutnya Tilaar 2002:80 dalam bukunya yang berjudul Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia menjelaskan bahwa bentuk pendidikan nonformal yang dikenal sebagai pendidikan luar sekolah, dikenal dalam masyarakat dalam bentuk kursus-kursus. Biasanya lama pendidikan terbatas meskipun programnya tetap berstruktur. Suprijanto 2011: 8 mengatakan bahwa pendidikan nonformal sekurang- kurangnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1 merupakan pendidikan luar sistem persekolahan, 2 jarang berjenjang, dan 3 tidak ketat ketentuan- ketentuannya. Kemudian lanjut Suprijanto 2011: 8 Pendidikan nonformal dan formal memiliki suatu perbedaan. Perbedaan tersebut antara lain mengenai tempat, perjenjangan, waktu, umur peserta didik, orientasi studi, materi, penyajian materi, evaluasi, ijazah, persyaratan kelembagaan, perlengkapan, pengajar, peserta 20 didik dan biaya. Pada prinsipnya ketentuan pendidikan formal lebih ketat daripada ketentuan pendidikan nonformal. Penjelasan lebih lanjut oleh2011: 8 mengenai perbedaan antara pendidikan nonformal dan formal dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Perbedaan antara Pendidikan Nonformaldan Pendidikan Formal Pendidikan Nonformal Pendidikan Formal 1 2 1. Pada umumnya tidak dibagi atas jenjang. 2. Waktu penyampaian lebih pendek. 3. Umur peserta didik di suatu kursus tidak perlu sama. 4. Berorientasi studi jangka pendek dan cepat kerja. 5. Merupakan respons kebutuhan khusus yang mendesak. 6. Materi pelajaran lebih banyak bersifat praktis dan khusus. 7. Ijazah kurang memegang peranan penting, terutama bagi penerima peserta didik pada tingkat pendidikan lebih tinggi. 8. Pada umumnya terjadi di luar kelas. 9. Biaya pendidikan lebih murah. 10. Merupakan kegiatan sampingan. 11. Kurikulum dan materi lebih luwes. 12. Persyaratan kelembagaan lebih luwes. 13. Persyaratan perlengkapan lebih luwes. 14. Persyaratan pengajar lebih luwes. 15. Persyaratan peserta didik lebih luwes. 1. Selalu dibagi atas jenjang. 2. Waktu penyampaian lebih panjang. 3. Umur peserta didik di suatu kursus relatif homogen. 4. Berorientasi studi jangka panjang. 5. Merupakan respons kebutuhan umum dan relatif jangka panjang. 6. Materi pelajaran lebih banyak bersifat akademis dan umum. 7. Ijazah memegang peranan penting, terutama bagi penerima peserta didik pada tingkat pendidikan lebih tinggi. 8. Pada umumnya terjadi di kelas. 9. Biaya pendidikan lebih mahal. 10. Merupakan kegiatan utama. 11. Kurikulum dan materi lebih ketat. 12. Persyaratan kelembagaan lebih ketat. 13. Persyaratan perlengkapan lebih ketat. 14. Persyaratan pengajar lebih ketat. 15. Persyaratan peserta didik lebih ketat.