68
dalam menggores lilin malam. Kemudian di tingkat lanjutan dikenalkan dengan pola.
Materi pembelajaran di sanggar ini disiapkan oleh instruktur sanggar yang dituliskan secara manual di kertas HVS. Materi pembelajaran yang meliputi
sejarah batik dan desain tradisional, bahan penyusun lilin malam, cara memersiapkan pewarna kimia dan pewarna alami, cara memegang dan
menggunakan canting serta cara membersihkannya, cara mengaplikasikan lilin dalam garis halus dan tebal, cara menggunakan batik cap, serta cara
menghilangkan lilin dari kain merupakan materi dasar dalam pembelajaran. Karena peserta sanggar yang mayoritas masih belum mengetahui tentang batik
sangat memerlukan pengetahuan ini. Dari penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa pemilihan materi
pembelajaran yang terdapat di sanggar secara umum sama dengan materi pembelajaran yang ada pada sekolah formal. Hanya saja system penyusunan,
penyampaian dan proses pembelajarannya yang berbeda. Jika sekolah formal proses penyampaian materinya disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat, maka
di sanggar ini materi disampaikan secara garis besar dan diikuti dengan praktek. Hal ini dikarenakan tidak ada kurikulum yang menjadi patokan dalam penyusunan
materi pembelajaran, sehingga materinya bersifat luwes.
b. Metode Pembelajaran
Dalam pembelajaran private di “Intensive Batik Course” menggunakan dua metode dalam pelaksanaannya, yaitu metode ceramah dan metode latihan
partisipasi. Berikut penjelasan dari masing-masing metode tersebut.
69
1. Metode Demonstrasi
Dalam pembelajaran di sanggar “Intensive Batik Course” ini menggunakan metode demonstrasi. Metode demontrasi ini digunakan untuk mempertunjukkan
bahan-bahan dan peralatan membatik serta mempertunjukkan cara membatik kepada peserta sanggar. Metode ini sangat penting digunakan dalam
pembelajaran ini karena perlu adanya suatu pengetahuan dan pengalaman yang diberikan dari instruktur sanggar. Sehingga dengan dilakukannya pembelajaran
dengan metode demonstrasi ini peserta sanggar akan mengetahui dan paham saat akan melakukan praktek nanti.
2. Metode Latihan
Pembelajaran di sanggar ini juga menggunakan metode latihan untuk tercapainya tujuan awal pembelajaran. Di sanggar ini menggunakan metode
latihan karena pembelajaran di sanggar merupakan pembelajaran tentang keterampilan. Dengan cara latihan peserta sanggar dapat meningkatkan
keterampilan, sikap dan kebiasaannya dalam membatik. Karena dalam membatik perlu adanya kebiasaan diri agar mampu berkarya batik dengan baik, misalnya
dalam hal mencanting. Dengan adanya latihan mencanting ini peserta sanggar akan terbiasa dan merasa luwes saat memainkan canting, dan secara otomatis
hasilnya pun juga bisa lebih rapi. Metode latihan partisipatif juga sangat perlu digunakan dalam
pembelajaran di sanggar ini, karena dengan berlatih membuat karya batik. Dengan pelatihan tersebut dapat menghasilkan sejumlah pengalaman secara individual
70
mengenai keterampilan-keterampilan. Misalnya terampil dalam mencanting, mengembangkan motif dan mewarnai.
3. Metode Ceramah
Dalam pembelajaran di sanggar “Intensive Batik Course” ini menggunakan metode ceramah. Dalam pembelajaran ini instruktur sanggar menjelaskan tentang
materi batik mulai dari sejarah, perkembangan, jenis batik, bahan-bahan batik, kegunaan batik bermotif tertentu, dan lain sebagainya. Karena peserta sanggar
batik yang mayoritas belum tahu tentang bagaimana batik ini perlu adanya suatu pemahaman tentang batik yang didapatkan dengan cara metode ceramah seperti
ini. Jika metode ceramah ini tidak dilakukan oleh instruktur sanggar, maka para peserta sanggar pun tidak akan mengerti dengan dasar-dasar batik.
Metode ceramah di sanggar batik dilakukan di waktu awal setiap pertemuan. Sehingga sebelum peserta sanggar praktek membuat batik selalu
diberikan materi batik yang baru dengan cara metode ceramah. Metode ceramah yang dilakukan instruktur sanggar dilakukan dengan bantuan media berupa hand
out dan juga media tentang batik seperti bagan pewarna batik, contoh-contoh alat- alat dan bahan batik, dan lain sebagainya.
Metode ceramah bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang baru kepada peserta sanggar tentang batik, karena mayoritas peserta sanggar tersebut
masih belum mengetahui tentang batik. Metode pembelajaran ceramah sangat sesuai dan dibutuhkan untuk proses pembelajaran batik di sanggar ini karena perlu
adanya suatu penjelasan dalam pengetahuan maupun prosesnya. Sehingga dapat
71
membuka pengetahuan peserta sanggar untuk memulai proses pembelajarannya sebelum melakukan praktek membatik.
Setiap metode pembelajaran apapun mempunyai kelemahan dan kelebihan dalam penerapannya, maka dalam suatu pembelajaran memadukan beberapa
metode untuk mengurangi kelemahan pada setiap metode. Hal ini berkaitan erat dengan materi yang disampaikan. Sehingga membentuk metode belajar yang
efektif dan menarik pada subyek didik. Suatu metode mempunyai hubungan yang erat dengan materi belajarnya, sehingga pemilihan metode dapat lebih efektif
dalam pelaksanaannya. Masalah dalam hal ini adalah strategi pembelajaran dan hasil karya peserta sanggar. Maka metode yang cocok adalah metode demonstrasi,
latihan dan metode ceramah.
4. Media Pembelajaran
Pembelajaran di sanggar “Intensive Batik Course” ini menggunakan beberapa media pembelajaran untuk membantu jalannya pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 3 April 2016, kegiatan pembelajaran pada sanggar ini memakai berbagai media untuk membantu jalannya proses
pembelajaran. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1
Handout Materi tentang Pengenalan Batik. Di dalamnya terdapat penjelasan mulai dari jenis kain, jenis lilin malam,
jenis pewarna, jenis canting, dan cara-cara dalam setiap tahap membatik. Media hand out yang dipakai dalam pembelajaran disusun oleh instruktur sanggar sendiri
dengan cara menulis secara menual pada kertas HVS polio, kemudian kertas tersebut di foto copy. Materi dalam hand out tersebut dibuat berdasarkan