26
c Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk memperkecil risiko secara keseluruhan dan
memaksimumkan keuntungan. 3 Sudut Pandang Pemerintah
a Sebagai sumber pembiayaan badan usaha milik negara BUMN, sehingga tidak tergantung lagi pada subsidi dari
pemerintah. b Manajemen badan usaha menjadi lebih baik, manajemen di
tuntut untuk lebih profesional. c Meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, penghematan
devisa bagi pembiayaan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja.
2. Bank
a. Pengertian Bank
Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro,
tabungan, dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang kredit bagi masyarakat yang membutuhkan. Selain
itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang, atau menerima segala macam bentuk pembayaran
dan setoran, seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya Kasmir, 2013: 24. Menurut
Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998
27
tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Menurut Herman Darmawi 2011: 1, yang dimaksud dengan
perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah salah satu badan usaha finansial yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Lembaga perbankan Indonesia terdiri atas Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank
Perkreditan Rakyat.
b. Jenis-jenis Bank
Jenis-jenis bank menurut Kasmir 2013: 32-37 adalah sebagai berikut:
1 Dilihat dari segi fungsinya Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14
Tahun 1967, jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari: a Bank Umum
b Bank Pembangunan
28
c Bank Tabungan d Bank Pasar
e Bank Desa f Lumbung Desa
g Bank Pegawai h dan bank lainnya.
Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-undang
RI Nomor 10 Tahun 1998, jenis perbankan terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat BPR. Di mana Bank
Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsi menjadi Bank Umum sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa dan
Bank Pegawai menjadi Bank Perkreditan Rakyat. Adapun pengertian Bank Umum dan BPR menurut UU
Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut: a Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b Bank Perkreditan Rakyat BPR BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
29
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2 Dilihat dari segi kepemilikannya Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja
yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang
bersangkutan. Jenis-jenis bank dilihat dari segi kepemilikan terdiri atas:
a Bank milik pemerintah Bank milik pemerintah merupakan bank yang akte
pendirian dan modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah.
Contohnya adalah Bank Negara Indonesia 46 BNI, Bank Rakyat Indonesia BRI, dan Bank Tabungan Negara BTN.
Sedangkan bank milik pemerintah daerah pemda terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi.
Contohnya adalah BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Jawa Tengah, BPD Jawa Timur, BPD Sumatera Utara, BPD
Sumatera Selatan, BPD Sulawesi Selatan, dan BPD lainnya. b Bank milik swasta nasional
Bank milik swasta nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte
pendiriannya didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian
30
keuntungannya juga untuk keuntungan swasta. Contohnya adalah Bank Muamalat, Bank Central Asia, Bank Bumi Putra,
Bank Danamon, Bank Duta, Bank Lippo, Bank Nusa Internasional, Bank Niaga, Bank Universal, dan Bank
Internasional Indonesia. c Bank milik koperasi
Bank milik koperasi merupakan bank yang saham-saham kepemilikannya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan
hukum koperasi. Contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia.
d Bank milik asing Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di
luar negeri, baik milik swasta atau pemerintah asing serta kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya
adalah ABN AMRO bank, Deutsche Bank, American Express Bank, Bank of Africa, Bank of Tokyo, Bangkok Bank, City
Bank, Europian Asian Bank, Hongkong Bank, Standard Chartered Bank, dan Chase Manhattan Bank.
e Bank milik campuran Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya mayoritas dipegang oleh warga negara
Indonesia. Contohnya adalah Sumitono Niaga Bank, Bank
31
Merincorp, Bank Sakura Swadarma, Bank Finconesia, Mitsubishi Buana Bank, Inter Pacifik Bank, Paribas BBD
Indonesia, Ing Bank, Sanwa Indonesia Bank, dan Bank PDFCI. 3 Dilihat dari segi status
Dilihat dari segi kemampuannya dalam melayani masyarakat, bank umum dapat dibagi ke dalam dua macam. Pembagian jenis
ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran
kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal, maupun kualitas pelayanannya. Oleh
karena itu, untuk memperoleh status tersebut diperlukan penilaian- penilaian dengan kriteria tersebut. Status bank yang dimaksud
adalah sebagai berikut: a Bank devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata
uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, pembukaan
dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ditentukan oleh Bank
Indonesia.
32
b Bank non devisa Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai
izin untuk melakukan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.
4 Dilihat dari segi cara menentukan harga Jenis-jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam
menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok.
a Bank yang berdasarkan prinsip konvensional Dalam menentukan harga dan mencari keuntungan, bank yang
berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu:
1 Menentukan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan, maupun deposito. Harga
produk pinjaman kredit juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal
dengan istilah spread based. Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga pinjaman maka
dikenal dengan istilah negative spread, hal ini pernah terjadi di akhir tahun 1998 dan sepanjang tahun1999.
2 Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak perbankan barat menggunakan atau menerapkan berbagai biaya dalam
33
nominal atau persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
b Bank yang berdasarkan prinsip syariah Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank
yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut: 1 Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah.
2 Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal musyarakah.
3 Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah.
4 Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ijarah.
5 Adanya pilihan pemindahbukuan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa
iqtina.
3. Laporan Keuangan