Telah diuji pada Tanggal : 21 Agustus 2014
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. Dr. Runtung, SH, MHum Anggota
: 1. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN 2. Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum
3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum 4. Dr. Dedi Harianto, SH, MHum
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: KIKKY FEBRIASI
Nim :
127011123
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis :
PERKEMBANGAN SYARAT MENGGADAI TANAH HARTA PUSAKA TINGGI DALAM MASYARAKAT
ADAT MINANGKABAU
DI KABUPATEN
AGAM NAGARI KAMANG MUDIAK
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.
Medan, Yang membuat Pernyataan
Nama : KIKKY FEBRIASI Nim
: 127011123
Universitas Sumatera Utara
i
ABSTRAK
Harta pusaka
tinggi merupakan
segala harta
yang diwariskan
kepada anakkeponakan perempuan secara turun temurun berdasarkan garis keturunan ibu,
bersifat kolektif yang digunakan untuk kemakmuran hidup anggota kaumnya. Tanah di muka bumi ini tidak bertambah bahkan berkurang dengan semakin luasnya wilayah
perairan dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat maka. Berdasarkan latar belakang maka penelitian perkembangan syarat menggadai tanah harta pusaka tinggi
dalam masyarakat adat Minangkabau di Kabupaten Agam nagari Kamang Mudiak penting untuk dilakukan.
Jenis penelitian menggunakan Yuridis Sosiologis digunakan untuk memberikan gambaran tentang perkembangan syarat menggadai tanah harta pusaka tinggi dalam
masyarakat adat Minangkabau di Kabupaten Agam Nagari Kamang Mudiak dalam praktek. Penelitian dilakukan dengan pendekatan Deskriptif Analisis.
Pada masyarakat adat di Minangkabau tanah harta pusaka tinggi tidak boleh dijual atau digadaikan. Menggadai tanah harta pusaka tinggi harus memenuhi 4 empat
syarat adat yaitu : mayek tabujua di tangah rumah, rumah gadang katirisan, gadih gadang alun balaki, mambangkik batang tarandam. Apabila dalam kaum membutuhkan
biaya tersebut yang harus dipenuhi dalam waktu cepat atas persetujuan anggota kaum maka gadai dapat dilaksanakan.
Empat syarat adat menggadai pada saat ini pengertiannya sudah diperluas sesuai tuntutan perkembangan zaman guna memenuhi kebutuhan hidup agar tercapai
kemakmuran hidup bagi anggota kaumnya seperti membayar hutang kaum, membayar ongkos irigasi untuk persawahan, membayar iuran nagari, membayar hutang darah,
membayar kecelakaan, tambahan ongkos naik haji, pendidikan dan pernikahan kemanakan.
Dampak adanya perkembangan syarat secara adat menggadai tanah harta pusaka tinggi di Kabupaten Agam nagari Kamang Mudiak terhadap tanah harta pusaka tinggi
menjadi berkurang karena sudah banyak tanah harta pusaka tinggi yang digadaikan oleh anggota kaumnya. Tujuan semula bahwa tanah harta pusaka untuk membantu dalam
memenuhi kebutuhan kehidupan anggota kaumnya pada saat ini tidak dapat dilaksanakan lagi sebab dengan berkurangnya tanah harta pusaka tinggi maka berkurang pula hasil
pencahariannya.
Perjanjian gadai tanah harta pusaka tinggi sebaiknya diketahui dan ditandatangani oleh Walinagari dan perjanjian tersebut juga dijadikan arsip dokumen di kantor
Walinagari jika terjadi perselisihan maka arsip dokumen tersebut tersimpan rapi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan gadai tanah harta pusaka tinggi
di nagari Kamang Mudiak tetap berlangsung menurut Hukum Adatnya dan statusnya tetap ada, walaupun dewasa ini telah berlaku Hukum Nasional UUPA Pasal 7 UU. No.
56Prp1960 akan tetapi Hukum Nasional ini tidak digunakan oleh masyarakat nagari Kamang Mudiak, mereka memilih menggunakan Hukum Adatnya sendiri.
Kata Kunci : Syarat Menggadai, Harta Pusaka Tinggi
Universitas Sumatera Utara
ii
ABSTRACT
Harta Pusaka Tinggi high heritage is all of the properties inherited to the daughtersnieces hereditarily based on maternal lineage, collective in nature and to be used
for the prosperity of their family members. The land in this world will not increase but even decrease in line with the increasing breadth of territorial waters and the increasing
population growth. Based on the background above, it is important to conduct a study on the development of terms and condition of mortgaging the land of high heritage in the indigenous
people of Minangkabau Nagari Kamang Mudiak Agam District.
This sociological juridical study with descriptive analytical approach was intended to describe the development of terms and condition of mortgaging the land of high heritage in
the indigenous people of Minangkabau Nagari Kamang Mudiak Agam District in practice. This study was conducted through descriptive analytical approach.
In the indigenous people of Minangkabau, the land belongs to the property of high heritage must not be sold or mortgaged. To mortgage the land belongs to the property of high
heritage should meet 4 four conditions, namely: mayek tabujua di tangah rumah, rumah gadang katirisan, gadih gadang alun balaki, mambangkik batang tarandam one of the
family members of dead, family home of damaged, the daughter of the family is not married yet, to save from oblivion. If the family needs money as soon as possible to pay the cost
related to the 4 conditions above, with the agreement of all family members, then the mortgage can be done.
In line with time development, the understanding of the four conditions above have been expanded to meet the necessities of life in order to achieve the prosperity of life for their
family members, such as paying the family debt, paying the cost irrigation for the family’s rice fields, paying the nagari dues, paying blood debt, paying the cost for accident, the
additional costs of going for Haji, education, and niece’s wedding.
The impact of the existence of the development of term and condition of mortgaging the land belongs to property of high heritage in Nagari Kamang Mudiak, Agam District on
the land belongs to property of high heritage is decreasing because many of the lands belong to the property of high heritage have been mortgage by the family members of the clan. The
original purpose of mortgaging the lands belong to property of high heritage namely to assist in meeting the necessity of life of family members of their clan, at present, can’t be done
anymore because with the decreasing breadth of the land belongs to the property of high heritage, the income received from the land mortgage is reduced too.
The mortgage agreement of the land belongs to the property of high heritage should be known and signed by Wali Nagari and the agreement is also filed in the Office of Wali
Nagari that the document can be saved and can be used in case a dispute arises. The result of this study showed that the implementation of the mortgage of the land
belongs to the property of high heritage in Nagari Kamang Mudiak keeps taking place in accordance with the Local Adat Law and the status remain. Even though the National Law
Article 7 of The Agrarian Law No. 56Prp1960 has been in force, this National Law is used by the community members of Nagari Kamang Mudiak because they choose to use their own
Adat Law.
Keywords: Mortgage Condition, Land Belongs to the Property of High Heritage
Universitas Sumatera Utara
iii KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahma dan Rahim Nya, anugrah berupa kesehatan, rezeki kekuatan dan
semangat yang telah membawa berkah, sehingga dapat terselesaikannya penulisan
tesis yang berjudul “PERKEMBANGAN SYARAT MENGGADAI TANAH HARTA
PUSAKA TINGGI
DALAM MASYARAKAT
ADAT MINANGKABAU DI KABUPATEN AGAM NAGARI KAMANG MUDIAK”
kemudian shalawat dan salam tak lupa Penulis Sanjungkan Keharibaan Nabi Muhammad S.A.W, Keluarga, Para Sahabat, serta para pengikutnya. Dan dengan
harapan agar penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi upaya pengembangan ilmu hukum khususnya di Kabupaten Agam Nagari Kamang Mudiak
dan di Indonesia pada umumnya. Penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Magister Kenotariatan pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, terima kasih Penulis ucapkan yang
setulus-tulusnya khususnya kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTMH, MSc CTM, SpA K, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara beserta Pembantu Rektor dan Staff.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, MHum, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan
selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah membimbing Penulis sampai penulisan tesis ini dapat selesai dengan baik.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku anggota Komisi
Pembimbing dan selaku Ketua Program Pascasarjana Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara atas kesempatan,
fasilitas yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini dan yang telah memberikan arahan, bimbingan, masukan serta saran dalam penulisan
tesis ini.
Universitas Sumatera Utara
iv
4. Ibu Dr. Idha Aprilyana Sembiring, SH, MHum, selaku anggota Komisi
Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan masukan, dan saran dalam penulisan tesis ini.
5. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum, selaku Dosen Penguji dan
Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan yang telah memberi saran dalam penulisan tesis ini.
6. Bapak Dr. Dedi Harianto, SH, MHum, selaku Dosen Penguji yang telah memberi
saran dalam penulisan tesia ini. 7.
Seluruh Dosenpengajar mata kuliah pada Program Studi Magister Kenotariatan Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
8. Bapak Walinagari, Ketua KAN, Ninik Mamak dan Tokoh-Tokoh Masyarakat
Nagari Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam yang
telah memberi izin dan kemudahahan kepada Penulis untuk melakukan penelitian ini.
9. Ibunda Sulastri dan Ibu mertua Yarnalis yang telah memberikan dukungan serta
jasanya tak terkatakan. Serta kakak dan abang ipar, adik-adik terima kasih atas doa dan dukungannya.
10. Suami tercinta Yunasril, SH, MKn dan anak-anak Ahda Salsabilla Nasky, Muhammad Fadlan Arsyad Nasky, Sulthan Agung Al-Fatih Nasky yang telah
sabar selalu menemani, terima kasih atas doa dan segala dukungan yang diberikan sampai penulisan tesis ini diselesaikan.
11. Rekan-rekan Program Studi Magister Kenotariatan Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara angkatan 2012 yang senantiasa memberikan dukungan moril dan
material untuk kelancaran penyelesaian studi ini. 12. Semua sahabat dan kerabat yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu,
terima kasih atas segala doa dan dukungannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Hanya Allah SWT yang dapat membalas segala kebaikan dan jasa-jasa yang diberikan mereka semua. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengharapkan
Universitas Sumatera Utara
v
kritik dan saran dari semua pihak atas segala kekurangan yang penulis sadari sepenuhnya terdapat dalam tesis ini guna perbaikan dikemudian hari.
Disadari bahwa penulisan tesis ini masih banyak kekurangan dan karenanya atas segala kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan untuk
kesempurnaannya dan kemanfaatan terutama bagi penulis dan pembaca guna mengembangkan Ilmu Kenotariatan pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
Medan, Agustus 2014
Penulis
KIKKY FEBRIASI
Universitas Sumatera Utara
vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. IDENTITAS PRIBADI