PELAKSANAAN GADAI TANAH HARTA PUSAKA TINGGI

30

BAB II PELAKSANAAN GADAI TANAH HARTA PUSAKA TINGGI

DI NAGARI KAMANG MUDIAK A. Gambaran Singkat Nagari Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek terletak di sebelah Timur dari pusat Pemerintahan Labuak Basuang, Kabupaten Agam. Dengan jarak tempuh ke nagari Kamang Mudiak yaitu dari : 1. Ibukota Propinsi Sumatera Barat yaitu Padang berjarak 112 km 4 jam 2. Kabupaten Agam berjarak 70 km 3 jam 3. Kecamatan Kamang Magek 4 km ½ jam Dengan batas-batas wilayah yaitu : 1. Sebelah Utara berbatas dengan kanagarian Pasir Laweh. 2. Sebelah Selatan berbatas dengan Kanagarian Kota Tangah dan Kanagarian Magek. 3. Sebelah Timur dengan Kanagaraian Kamang Hilir. 4. Sebelah Barat dengan Palupuah Kotarantang. Kecamatan Kamang Magek terdiri dari nagari Kamang Hillia dan Kamang Mudiak dengan luas daerah mencapai 7.766 Ha, yaitu Kamang Hilia 1.502 Ha dan Kamang Mudiak 6.264 Ha. Masing-masing mempunyai hutan nagari rakyat, hutan negara hutan lindung sawah ladang, serta bukit. 40 40 Profil Nagari Kamang Mudiak Tahun 2012 30 Universitas Sumatera Utara 31 Dalam Peta Yang Terdapat Di Bawah Ini Dapat Dilihat Letak Dan Batas Wilayah Pada Peta Agam. Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang memiliki batas-batas wilayah tertentu berdasarkan filosofi adat Minangkabau adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah dan atau berdasarkan asal usul dan adat salingka nagari. Pemerintah Nagari adalah Walinagari dan Perangkat Nagari sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagari. Walinagari adalah Pimpinan Pemerintah Nagari yang dipilih langsung oleh rakyat. 41 41 Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 12 tahun 2007 tentang Pemerintahan Nagari Universitas Sumatera Utara 32 Jorong adalah bagian dari wilayah nagari. Pemerintahan nagari adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Nagari dan Badan Permusyawaratan Nagari dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistim Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Nagari adalah Walinagari dan Perangkat Nagari sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagari. Walinagari adalah Pimpinan Pemerintah Nagari yang dipilih langsung oleh rakyat. 42 Jorong dipimpin oleh Walijorong, di nagari Kamang Mudiak terdapat 8 delapan jorong dengan jumlah Kepala Keluarga 2.758 KK dan jumlah penduduk 10.725 jiwa dengan kepadatan penduduk 311 per kilometer. Tabel 1: Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin No Umur Laki Perempuan Jumlah orang 1 0 – 25 Tahun 2.803 2.879 5.682 2 26 – 59 Tahun 1.708 1.856 3.564 3 60 – Keatas 729 740 1.469 Jumlah 5.240 5.475 10.715 Sumber : data primer yang diolah 29 April 2014 42 Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 12 tahun 2007 tentang Pemerintahan Nagari Universitas Sumatera Utara 33 Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang masih produktif dilihat dari umur masih banyak. Banyaknya jumlah penduduk yang masih produktif memberi tantangan bagi keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tabel 2 : Tingkat Pendidikan No. Pendidikan Jumlah orang 1 Tidak tamat SD 2.180 2 Tamat SD 2.118 3 Tamat SLTP 1.871 4 Tamat SLTA 1.712 5 Tamat Akademi D1-D3 106 6 Sarjana : S1 S2 S3 151 66 26 Jumlah 8.230 Sumber : data primer yang diolah 29 April 2014 Dari tabel tersebut di atas memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat nagari Kamang Mudiak masih banyak hanya menyelesaikan sampai tingkat SLTA bagi kaum wanita tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi karena mereka akan menikah dan harus mengurus rumah tangga. Universitas Sumatera Utara 34 Tabel 3: Status Pekerjaaan No. Status Jumlah orang 1 Bersawah 3.734 2 Berladang 105 3 Beternak 300 4 Kolam 350 5 Buruh Galian C 1.350 6 Industri Rumah Tangga 543 7 Buruh 356 8 Pegawai Negeri Sipil PNS 793 9 Perbankan 4 10 Dagang 97 11 Jasa 320 12 Keterampilan 775 Jumlah 2.888 Sumber : data primer yang diolah 29 April 2014 Dari tabel tersebut memperlihatkan bahwa status pekerjaan masyarakat adalah bersawah. Mereka hanya mengharapkan penghasilan dari hasil sawah tersebut di mana sawah yang mereka kerjakan kebanyakan sawah tadah hujan yang hanya mengharap datangnya air hujan untuk pengairannya. Bila hujan tidak ada maka mereka tidak bisa mengerjakan sawah tersebut. Maka untuk memenuhi kebutuhan Universitas Sumatera Utara 35 hidupnya masyarakat menjadi buruh galian c yaitu memecah batu - batu bukit yang dijual kepada pabrik terdekat. Tabel 4: Jumlah Pemilikan Tanah No. Luas sawah yang dikerjakan Jumlah orang 1 Kurang dari 0,1 Ha 312 2 0,1 - 0,5 Ha 544 3 0,6 - 1,0 Ha 664 4 1,1 - 1,5 Ha 70 Jumlah 1.590 Sumber : data primer yang diolah 29 April 2014 Dari tabel di atas luas sawah yang dikerjakan dengan kondisi alam yang berbukit di mana pengairan sawah tersebut hanya mengharap dari air hujan tidaklah mampu memenuhi kebutuhan pemilik sawah tersebut. Sehingga untuk mengusahai sawahnya mereka harus membuat irigasi dengan biaya yang besar. Kemudian menurut penjelasan yang disampaikan Walinagari Kamang Mudiak Kamang Mudiak terdiri dari 8 jorong seperti yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 5 : Jorong Nagari Kamang Mudiak dan Luas Wilayah Nomor Nama Jorong Luas Ha 1 Pauh 1.509 2 Durian 903 3 Aia Tabik 516 4 Pakan Sinayan 1.028 5 Bansa 347 6 Babukik 715 7 Halalang 807 8 Padang Kunyik 439 Jumlah Luas 6.264 Sumber : data primer yang diolah 29 April 2014 Universitas Sumatera Utara 36 Nagari Kamang Mudiak terletak di kaki gunung Merapi dan Singgalang, alamnya berbukit yang membujur dari Barat ke Timur sangat menguntungkan sebagai kekayaan alam yang tak terhingga. Dari bukit hutan nagarirakyat inilah masyarakat mencari bahan-bahan untuk panganan, membuat rumah dan juga sebagai sumber penghidupan di mana penggunaan tanahnya dapat dilihat pada tabel di bawah : Tabel 6 : Jenis Penggunaan Tanah dan Luas Wilayah Nomor Nama Jorong Luas Ha 1 Pemukiman dan pekarangan 376 2 Sawah : Irigasi Tadah Hujan 265 1.751 3 Perkebunan 454 4 Pertanian 146 5 Hutan : Negara Rakyat 774 2.480 6 Kolam, Tambak 6 7 Tanah Tandus 2 8 Tempat Gembala Ternak 3 9 Tempat Rekreasi 7 Jumlah Luas 6.264 Sumber : data primer yang diolah 29 April 2014 Nagari Kamang Mudiak tidak terlepas dari bahasan Minangkabau secara umum karena Kamang Mudiak berada di Luhak Agam Kabupaten Agam dan Luhak Agam tersebut salah satu dari Luhak Tigo yang berada dalam alam Minangkabau. Luhak digolongkan kepada daerah yang terletak di pedalaman Minangkabau, Luhak Tigo terdiri dari Luhak Tanah Datar, Luhak Agam, Luhak Limo yang dipercayai Universitas Sumatera Utara 37 sebagai inti alam Minangkabau. Oleh pemerintah Indonesia Luhak tersebut disebut dengan Kabupaten. 43 Menurut J. Dt .Rajo Panghulu hukum adat di Minangkabau terdapat dua hukum lareh yaitu hukum adat Budi Chaniago yang disebut lareh nan bunta dan hukum adat Koto Piliang yang disebut lareh nan panjang. Lareh bermakna hukum yaitu tata cara adat yang dipakai secara turun temurun sesuai pepatah adat “dipaturun panaikkan” untuk menata anak kemanakan. Antara kedua bentuk lareh, terdapat perbedaan dalam bentuk pemerintahan yaitu Budi Chaniago berbentuk demokrasi dan Koto Piliang berbentuk pemerintahan otokrasi. 44 Nagari Kamang Mudiak dalam kedudukan adat berada di bawah lareh Budi Chaniago yang bercorak demokrasi dalam adat disebutkan dengan duduk samo randah, tagak samo tinggi. Suku dimulai dari keluarga kecil yaitu paruik adalah sebagai satu kesatuan yang terdiri dari beberapa anggota yang dihitung menurut garis ibu matrilineal dikepalai oleh kapalo paruik atau tungganai. Bagian terkecil dari paruik adalah pariuak yang terdiri dari bapak, ibu, anak – anak yang berada dalam satu rumah atau disebut keluarga inti. Paruik yang ada melahirkan jurai adalah tempat bernaungnya anak kemanakan dalam satu keturunan yang terdiri dari beberapa keluarga nan saparuik. 43 Gusti Asnan, Kamus Sejarah Minangkabau, PPIM, hlm. 162 44 Marwan Kari Mangkuto, Adat Salingka Nagari Kanagarian Kamang Mudiak, Jakarta : Pemerintahan Kanagarian Kamang Mudiak Ikatan Keluarga Kamang Mudiak, 2004, hlm. 17 Universitas Sumatera Utara 38 Gabungan dari nan sajurai disebut sapayuang adalah gabungnan anggota nan sajurai dalam satu kesatuan mereka badunsanak baik secara geneologis maupun teritorial. 45 Dengan demikian susunan organisasi masyarakat Minangkabau secara hirarki: 1. pariuaktungku di pimpin oleh bapak 2. paruik di pimpin oleh mamak 3. jurai dipimpin oleh tungganai 4. kaum dipimpin datuakmamak kepala waris Suku mempunyai seorang pemimpin dengan kekayaan yang tidak dapat dibagi untuk pribadi – pribadi melainkan hak milik kaum dalam suku. Adat Minangkabau telah memberikan keutamaan, kemuliaan dan kehormatan terhadap wanita yang disebut bundokanduang wanita yaitu untuk menjaga dari segala kemungkinan yang akan menjatuhkan kehormatannya. Untuk itu bundokanduang memiliki tiga pilar utama yang diberikan oleh adat yaitu : 1. suku dari golongan wanitaibu 2. rumah gadang diperuntukkan kepada wanita 3. tanah pusaka pewarisan menurut garis wanitaibu Nagari Kamang Mudiak dikenal dengan Nagari Tujuah Toboh, penamaan tujuah toboh ini berdasarkan kepada dua pengertian sesuai tabel : 45 Marwan Kari Mangkuto, Ibid, hlm. 18 Universitas Sumatera Utara 39 Tabel 7 : Berdasarkan Jumlah SukuGenologis No Suku Induk Anak Suku 1 Tigo Ibu a. Budi b. Caniago c. Sipanjang 2 Ampek Ibu a. Pisang b. Payobada c. Tanjuang d. Simabua 3 Limo Inyiak a. Jambak Bakulah b. Jambak BulianJambak Iliran c. Jambak Katia Anyia d. Jambak Nyiua e. Jambak Pantang BantiangJambak Kumbang 4 Koto Sambilan a. Koto Rumah Gadang b. Koto Rumah Tinggi c. Koto Rumah Panjang d. Koto Biaro e. Koto Salo f. Koto Kepoh g. Koto SigiranKoto Bawah Surian h. Koto SakekKoto Baru i. Koto AuaKoto Anau 5 Sikumbang tigo Induak a. Sikumbang Gadang b. Sikumbang Tali Kincir c. Sikumbang Kaciak 6 Piliang duo Induak a. Piliang Sani b. Piliang Laweh 7 Melayu nan saibu Urang nan sainduak suku melayu Sumber : Wawancara dengan Wali Nagari Kamang Mudiak pada 29 April 2014 Universitas Sumatera Utara 40 Tabel 8 : Berdasarkan Teritorial Wilayah No Teritorial 1 Ampek Suku Babukik 2 Tujuh Suku Halalang 3 Ampek Suku Padang Kunyik 4 Anam Suku Bansa-Pakan Sinayan 5 Anam Suku Durian 6 Anam Suku Aia Tabik 7 Tujuah Suku Pauah Sumber : Wawancara dengan Wali Nagari Kamang Mudiak pada 29 April 2014 Nagari Kamang Mudiak terdiri dari beberapa suku. Suku adalah suatu organisasi di dalam masyarakat matrilineal berdasarkan garis keturunan ibu di mana seseorang dikatakan sebagai warga adat Minangkabau apabila mempunyai suku. Suku amat besar faedahnya bagi masyarakat dalam hidup berkeluarga, bakorong bakampuang, banagari jo baluhak karena suku dapat diketahui asal usul dari warga suku tersebut. Masyarakat nagari Kamang Mudiak adalah orang Minang yang telah mendiami nagari ini secara turun temurun, masyarakatnya berada dalam sukukaum, setiap sukukaum mempunyai pemimpin yang dalam adat disebut panghulu datuak. 46 Panghulu sebagai pimpinan kaum dalam suku yang dipilih dan diturunkan menurut hak kewarisannya menurut sistem matrilinal yaitu laki-laki dari generasi 46 Wawancara dengan kepala suku pada 2 Mei 2014 Universitas Sumatera Utara 41 yang sesuku, sebab yang akan mengisi adat adalah laki-laki, yang telah diresmikan dengan menyembelih seekor kerbau ”tanduak ditanam, dagiang dilapah, darah dikacau” yang duduk samo rendah tagak samo tinggi dengan panghulu lainnya. 47 Wanita di Minangkabau sebagai lambang kebanggaan dan kemuliaan menjadi perantara keturunan, dibesarkan dan dihormati serta diutamakan dan dipelihara martabatnya. Artinya adalah wanita di Minangkabau mempunyai tempat yang menentukan, sebab dari segi kekerabatan yang berlaku adalah kekerabatan matrilinial, untuk itu rumah gadang diperuntukan kepada wanita, begitu juga pusako yang diterima. 48 Pusako sebagai harta mempunyai empat fungsi utama dalam masyarakat adat di Minangkabau yaitu sebagai berikut : 49 1. untuk menghargai jerih payah nenek moyang yang telah mencancang, melateh, merambah jo meneruko mencencang, membuat terasan, merambah dan meneruka mulai dari ninik zaman dahulu sampai kemande kita sekarang; 2. lambang ikatan kaum yang bertali darah supaya terus terbina hubungan “sekaum setali darah”, sehingga pusaka ini menjadi harta sumpah satie setia, barang siapa melanggar akan merana dan sengsara seumur hidup termakan sumpah nenek moyang dahulu; 47 Marwan Kari Mangkuto, Op Cit, hlm. 64 48 Ibid, hlm. 63 49 Edison Piliang dan Nasrun Marajo Sungut, Op Cit, hlm. 272 s.d 273 Universitas Sumatera Utara 42 3. sebagai jaminan kehidupan kaum sejak dahulu hingga sekarang, terutama daerah-daerah di dusun -dusun dan perkampungan dalam yang masih terikat erat dengan tanah kehidupan agraris; 4. sebagai lambang kedudukan sosial, untuk kegiatan kemaslahatan kaumnya yang masih satu jorong desa dan masyarakat di negerinya tingkat kabupaten, untuk orang-orang yang sedang kesusahan serta untuk membantu orang-orang yang kehabisan bekal dalam menuntut ilmu. Harato salingka kaum, maksudnya adalah bahwa setiap kaum mempunyai tanah ulayat masing-masing, sebab tanah merupakan hal yang sangat diperlukan dalam adat sesuai dengan fungsinya tersebut. 50 Menurut Van Vollenhoven, hubungan masyarakat atas tanah ini disebut dengan hak ulayat. 51 Tanah ulayat, tanah yang sudah ditentukan pemilik-pemiliknya tetapi belum diusahakan. Untuk jelasnya dapat dikemukakan yang punya tanah ulayat tersebut hanya nagari dan suku dan di luar dari harta pusaka tinggi. Tanah ulayat nagari yaitu tanah yang dimiliki bersama oleh sebuah nagari dan dikuasai secara bersama oleh penghulu-penghulu yang ada dalam nagari tersebut dan pengawasannya diserahkan kepada Kerapatan Adat Nagari KAN. 52 50 Wawancara dengan wali jorong nagari Kamang Mudiak pada 1 Mei 2014 51 Ter Haar, Asas-Asas dan Susunan Hukum Adat, Terjemahan oleh K. Ng. Soebakti Poesponoto, Jakarta:Pradnya Paramita, 1980, hlm. 71 52 Wawancara dengan ketua KAN nagari Kamang Mudiak pada 30 April 2014 Universitas Sumatera Utara 43 Demikian pula tanah ulayat suku, dikuasai secara bersama oleh suatu suku dan pengawasannya diserahkan kepada kepala suku. Hak ulayat menurut hukum adat adalah hak yang tertinggi. Seseorang yang menguasai bukanlah memiliki hak ulayat, hanya dapat mempunyai hak sementara. Ketentuan-ketentuan mengenai tanah ulayat adalah sebagai berikut: 53 1. Memberi hak untuk memungut hasil pada masyarakatnya seperti mengolah tanah, mendirikan tempat pemukiman, menangkap ikan, mengambil kayu perumahan, mengembalakan ternak, mengambil hasil hutan dan lain-lain. Kesemuanya harus setahu atau seizin dari penghulu-penghulu atau yang mengawasi tanah ulayat tersebut. 2. Hak-hak perseorangan terhadap tanah ulayat dibatasi oleh hak kaumnya. Hak perseorangan tetap diawasi dan jangan sampai terjadi pemakaian hak perseorangan terhadap tanah ulayat itu berpindah tangan seperti jual beli. 3. Pemegang hak tanah ulayat dapat menunjuk atau menetapkan sebagian dari tanah ulayat untuk kepentingan umum seperti untuk lokasi pembangunan mesjid, sekolah, tempat pemakaman umum, lapangan olah raga dan lain-lain. 4. Tanah ulayat yang dikerjakan diberi jangka waktu. Tanaman muda tidak diadakan pembagian dengan yang punya hak ulayat, sedangkan tanaman keras yang ditanam, seperdua menjadi hak pemilik ulayat, seperdua untuk orang yang mengerjakan. Bila yang diolah tanah ulayat nagari, maka hasilnya untuk 53 Edison Piliang dan Nasrun Marajo Sungut, Op Cit, hlm. 280 s.d. 281 Universitas Sumatera Utara 44 kepentingan nagari. Dulunya untuk mendirikan balairung adat tempat pertemuan, bangunan mesjid dan lain-lain. 5. Apabila terjadi permasalahan berat, seperti pembunuhan di tanah ulayat dan yang mati itu bukan anggota warga yang punya ulayat, maka untuk menjaga jangan sampai terjadi permusuhan, yang punya ulayat harus membayar secara adat. Sesuai pepatah adat mengatakan “luko bataweh, bangkak batambak - tangih bapujuak, ratok bapanyaba”. 6. Orang yang berasal dari nagari lain dapat memperoleh sebidang tanah pada tanah ulayat dan diperbolehkan manaruko membuka lahan atas dasar persetujuan kepala kaum terlebih dahulu. Walaupun sudah diberi secara adat, tetapi status tanahnya masih milik wilayah nagari. Sawah yang ditaruko selama enam musim kesawah boleh dimiliki seluruhnya. Setelah itu hasil tanah ulayat tadi seperduanya harus diserahkan kepada yang punya ulayat. Pada dasarnya tanah ulayat dimanfaatkan untuk kesejahteraan anak kemenakan, terutama untuk kebutuhan ekonominya. Kalau pemakaian tanah ulayat bersifat produktif seperti untuk dijual hasilnya, maka disini berlaku ketentuan adat karimbo babungo kayu, kasawah babungo ampiang, kalauik babungo karang kerimba berbunga kayu, kesawah berbunga emping, kelaut berbunga karang, artinya kita harus mengeluarkan sebahagian hasilnya untuk kepentingan suku dan nagari demi pembangunan nagari. 54 54 Wawancara dengan wali nagari Kamang Mudiak 29 April 2014 Universitas Sumatera Utara 45 Sebenarnya tanah ulayat juga merupakan tanah cadangan bagi anak kemenakan, seandainya terjadi pertumbuhan penduduk dari tanah ulayat itulah sumber pendapatan bagi kesejahteraannya dan pembangunan nagari. Bila direnungkan secara mendalam betapa jauhnya pandangan kedepan dari tokoh-tokoh adat Minangkabau pada masa dahulunya. B. Pengertian, Syarat-Syarat, Jangka Waktu Dan Prosedur Pengikatan Gadai Tanah Harta Pusaka Tinggi di Nagari Kamang Mudiak.