Kelompok Sosial Pengarang dalam Strukturalisme Genetik
Sebagai sebuah struktur yang bermakna, karya sastra berkaitan dengan usaha manusia dalam memecahkan persoalan-persoalannya dalam kehidupan
sosial yang nyata. Hal ini sejalan dengan konsep novel karya sastra yang disampaikan oleh Goldmann Faruk, 1988: 76, ia mendefinisikannya sebagai
cerita tentang pencarian yang terdegradasi akan nilai-nilai yang otentik dalam dunia yang juga terdegradasi, pencarian itu dilakukan oleh seorang hero
problematik. Yang dimaksud dengan nilai-nilai yang otentik adalah nilai-nilai yang secara tersirat terdapat dalam novel, nilai-nilai yang mengorganisasi sesuai
dengan mode dunia sebagai suatu totalitas. Nilai-nilai yang otentik itu hanya dapat dilihat dari kecenderungan terdegradasinya dunia dan problematikanya sang
hero
. Karena itu, nilai-nilai itu hanya ada dalam kesadaran pengarang, dengan bentuk
yang konseptual dan abstrak. Dalam usahanya mencari nilai yang otentik, tokoh
hero
melalui dunia yang terdegradasi. Goldmann melalui Faruk, 1988: 77 mengatakan bahwa novel merupakan
suatu genre sastra yang bercirikan keterpecahan yang tidak terdamaikan sehingga menimbulkan pertentangan dalam hubungan antara sang hero dengan dunia, hal
ini berlaku pula pada genre sastra lainnya seperti drama. Menurutnya, keterpecahan itulah yang menyebabkan dunia dan hero menjadi sama-sama
tergradasi dalam hubungannya dengan nilai-nilai otentik di atas. Keterpecahan itulah yang membuat sang hero menjadi problematik. Memandang keterpecahan
yang dimaksudkan Goldmann tersebut, hal ini sejalan pula dengan konsep struktur sosial dalam strukturalisme genetik yang didasarkan pada teori sosial marxis. Atas
dasar teori sosial ini jelas bahwa dunia sosial dipahami sebagai struktur yang
terbangun atas dasar dua kelas sosial yang saling bertentangan. Kesatuan dunia sosial terbangun karena adanya dominasi dari satu kelas sosial terhadap kelas
sosial yang lain. Melihat penjelasan yang demikian, konsep struktur dalam strukturalisme
genetik memandang struktur karya sastra sebagai sebuah bangunan konseptual yang berpusat pada gagasan mengenai oposisi berpasangan. Gagasan ini pada
mulanya merupakan konsep struktur dalam strukturalisme Levi‟Strauss yang diterapkan Goldmann dalam analisisnya mengenai pandangan dunia tragik. Ia
memandang dunia sosial dan dunia kultural manusia dibangun sebagai sesuatu yang distrukturkan atas dasar prinsip binarisme, dunia tersebut terbangun dari
seperangkat satuan yang saling beroposisi satu sama lain melalui Faruk, 2012: 164. Konsep ini terwujud dalam oposisi-oposisi berpasangan antara nilai dengan
realitas, antara makna dengan individualitas, antara jiwa dengan raga, dan sebagainya. Dalam kerangka konsep oposisi berpasanganLotman, melalui Faruk,
2002: 27,
istilah-istilah seperti
plot, latar,
dan karakter,
telah direkonseptualisasikan secara koheren dalam satu konsep dasar, yaitu oposisi
berpasangan tersebut.