BAB V ANALISIS DATA
Dalam bagian ini akan dikemukakan analisis tentang pokok pembahasan dalam penelitian, yaitu respon warga binaan terhadap program Panti Sosial Karya
Wanita Parawasa Berastagi. Adapun data-data yang diperoleh peneliti adalah melalui penyebaran kuesioner kepada warga binaan yang menjadi responden. Untuk lebih
jelasnya, analisis data akan dimulai dengan uraian identitas responden yang dilanjutkan dengan data-data mengenai respon warga binaan terhadap program Panti
Sosial Karya Wanita Parawasa, untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dari data yang telah dikumpul, dapat dilihat pada tabel-tabel distribusi frekuensi yang
disajikan berikut ini.
5. 1. 1. Karateristik Umum Tabel 5. 1
Distribusi Responden Berdasarkan Usia No
Kelompok Usia Frekuensi
1 2
3 16 – 23
24 – 31 32 – tahun keatas
4 11
5 20
55 25
Jumlah 20
100
Sumber: Data Primer 2009 Pada usia yang tergolong muda tersebut mereka tidak mempunyai
keterampilan dan pekerjaan tetap. Oleh karena itulah, ketika suami mereka
Universitas Sumatera Utara
meninggal atau menceraikan mereka, mereka memikul beban biaya rumah tangga sendiri. Dengan keadaan seperti itu mereka memikul beban biaya rumah tangga
sendiri. Dengan keadaan seperti itu mereka memilih jalan pintas yaitu berprofesi sebagai wanita tuna susila karena profesi ini dianggap tidak memerlukan
keterampilan, tidak memerlukan kecerdasan tinggi, mudah dikerjakan dan langsung mendapat hasil.
Sedangkan responden yang sudah tergolong tidak muda mengatakan bahwa profesi tersebut sudah dilakukannya belasan tahun, sehingga ia sudah merasakan
senangnya memiliki uang dan barang-barang mewah. Keadaan demikian membuat ia sulit meninggalkan profesi tersebut, karena jika pekerjaan tersebut dihentikannya
maka dirinya akan mengalami kemiskinan, kelaparan dan penderitaan
Tabel 5. 2 Distribusi Responden Berdasarkan Agama
No Agama
Frekuensi
1 2
3 4
5 Islam
Kristen Protestan Kristen Katolik
Budha Hindu
19 1
95 5
Jumlah 20
100
Sumber: Data Primer 2009 Menurut data yang diperoleh dari kantor panti sosial karya wanita Parawasa,
responden yang mendominan memeluk agama Islam. Walaupun adanya perbedaan agama, mereka tetap menjalin sikap saling menghargai. Misalnya menghormati umat
Universitas Sumatera Utara
Islam yang sedang sholat dan juga menghargai umat Kristiani yang mengadakan ibadah setiap minggu. Pertemanan responden tidak dipengaruhi oleh perbedaan
agama yang dianut oleh setiap responden.
Tabel 5. 3 Distribusi Responden Berdasarkan Suku
No Suku
Frekuensi
1 2
3 4
5 Batak Toba
Batak Karo Batak Mandailing
Banjarmasin Jawa
7 1
1 1
10 35
5 5
5 50
Jumlah 20
100
Sumber: Data Primer 2009
Perbedaan suku ini bukan menjadi faktor pamecah, tetapi sebaliknya menjadi faktor pendukung untuk bersatu dan saling membantu. Dalam segala kegiatan di
dalam panti, mereka tidak pernah menjadikan masalah kesukuan sebagai tolak ukur untuk menentukan suku mana yang lebih baik. Para responden berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia, sehingga tidak menonjolkan suku tertentu. Hal ini mempermudah pendekatan petugas panti terhadap responden.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan
Frekuensi
1 2
3 4
5 Tidak Sekolah
SD SMP
SMU Akademi Perguruan Tinggi
8 9
3 40
45 15
Jumlah 20
100
Sumber: Data Primer 2009
Rendahnya tingkat pendidikan merupakan salah satu alasan mengapa seorang perempuan bisa terjerumus kedalam dunia prostitusi. Mereka menjadi bodoh dan
kurang wawasan sehingga gampang dibujuk “pencari” gadis untuk pelacuran, selain itu orang susah mendapatkan pekerjaan yang baik sehingga mendorong seseorang
untuk melakukan pekerjaan apa saja agar bisa bertahan hidup termasuk hal-hal yang secara langsung sangat beresiko bagi kesehatan reproduksi seperti pelacuran.
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel, dapat dilihat sebagian besar tinggat pendidikan responden hanya SMP atau SD, berarti kurangnya pendidikan
budi pekerti yang dapat menyebabkan seseorang terjerumus kedalam kehidupan malam.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. 5 Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan
No Status Perkawinan
Frekuensi
1 2
3 4
Belum kawin Masih bersuami
Janda mati Janda cerai
2 4
4 10
10 20
20 50
Jumlah 20
100
Sumber: Data Primer 2009
Kebanyakan responden yang diteliti adalah janda dari perceraian, dimasa kehidupan yang serba sulit, seperti saat ini seseorang akan melakukan apa saja demi
memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kebanyakan yang menjadi target utama untuk dijadikan WTS adalah gadis muda, tetapi ada juga yang masih bersuami menjadi
WTS, mungkin hal ini terjadi karena perselingkuhan yang mereka lakukan atau karena ditinggal pergi oleh suami mereka.
Menurut salah seorang responden, responden pernah mencoba mencari pekerjaan yang lain tetapi sangat sulit, adapun pekerjaan yang pernah dilakukannya
yaitu sebagai buruh cuci atau pembantu rumah tangga, tetapi penghasilan yang didapat sangat kecil dan tidak dapat mencukupi kebutuhannya dan keluarganya,
sehingga dia lebih memilih menjadi WTS karena tergiur dengan penghasilan yang lumayan besar.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. 6 Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Asal tempat Tinggal
No Daerah Asal Tempat Tinggal
Frekuensi
1 2
3 Desa
Pinggiran kota Kota
6 5
9 30
25 45
Jumlah 20
100
Sumber: Data Primer 2009
Pergaulan diperkotaan tidak sama dengan cara bergaul daerah pedesaan maupun pinggiran kota, hal inilah yang menyebabkan responden mayoritas berasal
dari daerah kota. Mungkin yang menjadi penyebab responden yang berasal dari kota menjadi WTS karena gaya hidup dan pergaulan bebas yang sudah sangat melekat
dalam diri mereka. Menurut sebagian responden mereka merasa sudah nyaman dengan kehidupan yang berkecukupan yang sudah dirasakan selama ini, sehingga
mereka menjadi takut kembali miskin bila berhenti menjadi WTS. Menurut salah seorang responden yang berasal dari kota bandung, kehidupan responden ini sudah
berkecukupan karena harta kekayaan orang tuanya cukup banyak sehingga responden hanya berfoya-foya tanpa melakukan pekerjaan yang menghasilkan. Sehingga suatu
hari orang tua responden bangkrut dan memiliki banyak hutang. Responndenn yang tidak pernah bekerja binggung bagaimana mencari uang dengan cepat sehingga
responden terjerumus dan menjadi WTS karena tergiur dengan penghasilan yang besar.
Universitas Sumatera Utara
Kehidupan seorang responden yang berasal dari daerah belawan ingin mengadu nasip di daerah lain, responden merantau ke daerah sidikalang. Niat awal
responden ingin bekerja sebagai pelayan toko tetapi setelah menjadi pelayan toko beberapa waktu, responden tak sanggup meneruskan pekerjaanya karena bekerja
seharian tetapi mendapat gaji kecil, sehingga responden beralih pekerjaan menjadi WTS. Lain pula kehidupan seorang responden yang berasal dari desa tongging
merasa kehidupannya serba kekurangan sengga membuatnya pindah ke daerah lain. Responden tidak memiliki keahlian apapun dan tidak ingin melakukan pekerjaan
berat sehingga menerima ajakan dari temannya untuk menjadi WTS.
Tabel 5. 7 Distribusi Responden Berdasarkan Lamannya Menjadi WTS
No Lamanya menjadi WTS
Frekuensi
1 2
3 4
5 Kurang dari 1 tahun
1 tahun 2 tahun
3 tahun Lebih dari 3 tahun
8 6
1 4
1 40
30 5
20 5
Jumlah 20
100
Sumber: Data Primer 2009 Mayoritas responden menjadi WTS yaitu kurang dari 1 tahun, hal ini
menunjukkan bahwa semakin banyak yang menjadi WTS. Dapat disimpulkan bahwa kehidupan malam turus berkembang dengan suburnya, karena terus mendapatkan
bibit-bibit baru, hal ini sangatlah memprihatinkan. Banyak dari pada WTS yang menceritakan kehidupan mereka yang serba kecukupan, sehingga banyak dari teman
Universitas Sumatera Utara
mereka yang tertarik dan ingin hidup enak seperti WTS yang lain, tetapi mereka tidak memperhitungkan dampak kesehatan yang bisa saja menyerang mereka yang
tertular dari para hidung belang. Ada seorang responden yang mengatakan ada beberapa pelanggan yang bersikap kasar malahan ada responden yang pernnah
dirampok seluruh harta benda bawaannya, sehingga tidak dapat disimpulkan kehidupan WTS itu selalu menyenangkan dan memiliki banyak uang.
Tabel 5. 8 Distribusi Berdasarkan Alasan Menjadi WTS
No Alasan menjadi WTS
Frekuensi
1 2
Keterbatasan ekonomi Pergaulan bebas
12 8
60 40
Jumlah 20
100
Sumber: Data Primer 2009 Adapun alasan keterbatasan ekonomi meliputi sulitnya mencari pekerjaan,
suami sebagai pencari nafkah telah meninggal, kebutuhan tidak terpenuhi, keinginan hidup mewah atau cepat menghasilkan uang, dan tidak memiliki keterampilan.
Menurut cerita seorang responnden, tidak ada keinginannya mennjadi WTS tetapi terpaksa dilakukannya karena orang tuanya sendiri yang menjual responden kerumah
border untuk menghidupi keluarganya yang sangat miskin dan untuk keluar dari rumah border, responden harus bekerja dan mengumpulkan cukup banyak uang
untuk mucikari sehingga mendapatkan kebebasannya kembali, selain itu responden sudah terlanjur mendendam kepada orang tuanya dan tidak ingin kembali kepada
mereka.
Universitas Sumatera Utara
Adapun alasan pergaulan bebas menurut responden antara lain: dikhianati oleh pacar dan akhirnya putus asa, dipengaruhi dirayu teman, masalah narkoba,
kekerasan dalam rumah tangga, gaya hidup yang berlebihan dan ingin bebas.
5. 2. Respon Warga Binaan Terhadap Program Bimbingan Panti Sosial Karya Wanita Parawasa