dapat dikatakan tambah lagi dengan apa yang dinamakan pelacuran tersembunyi terselubung dalam bentuk-bentuk kerja jasa lainnya yang sulit dibuktikan,
umpamanya pada tingkat murah adalah terselubung dalam pekerjaan tukang-tukang pijat hotel-hotel dan dalam tingkat yang cukup tinggi bersembunyi di tempat-tempat
mandi uap dan pijat tertentu yang terdapat di kota-kota besar.
2. 3. 3. Faktor Penyebab Prostitusi Pelacuran
Menurut Soedjono D. mengatakan ada tiga faktor utama yang menyebabkan pelacuran :
1. Faktor ekonomi : kemiskinan, ingin hidup mewah.
2. Faktor sosiologis : urbanisasi, keadilan sosial.
3. Faktor psikologis : rasa ingin balas dendam, malas bekerja, histeris.
Menurut DR. Kartini Kartono, dampak yang ditimbulkan oleh pelacuran ialah: a.
Menimbulkan dan meyebarluaskan penyakit kelamin dan kulit. b.
Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga. Suami-suami yang tergoda oleh pelacuran biasanya melupakan fungsinya sebagai kepala keluarga, sehingga
keluarga menjadi berantakan. c.
Mendemoralisir atau memberikan pengaruh demoralisasi kepada lingkungan; khususnya anak-anak muda remaja pada masa puber dan adolesensi.
d. Berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan bahan-bahan narkotika.
e. Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama. Terutama sekali
menggoyahkan norma perkawinan, sehingga menyimpang dari adat kebiasaan, norma hukum dan agama, karena digantikan dengan pola
pelacuran dan promiskuitas.
Universitas Sumatera Utara
f. Adanya pengeksploitasian manusia oleh manusia lain. Pada umumnya
wanita-wanita pelacuran itu cuma menerima upah sebagian kecil saja dari pendapatan yang harus diterimanya karena sebagian besar harus diberikan
kepada germo, calo-calo, centeng-centeng dan pelindung. g.
Bisa menyebabkan terjadinya disfungsi seksual, misalnya: impotensi, anorganisme, ejakulasi prematur.
Menurut Soedjono D, dampak yang ditimbulkan oleh pelacuran ialah: a.
Menimbulkan dan meyebarluaskan penyakit kelamin, kulit dan sejenisnya. b.
Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga yang wajar. c.
Cenderung menciptakan kejahatan dalam berbagai variasinya tempat berkumpulnya bandit-bandit
d. Merusak sendi-sendi pendidikan moral, karena bertentangan dengan norma
agama, susila dan hukum.
2. 3. 4. Jenis-jenis Prostitusi Pelacur dan Lokalisasi
Menurut DR. Kartini Kartono, jenis prostitusi dapat dibagi menurut aktivitasnya, yaitu:
a. Prostitusi yang terdaftar
Pelakunya di awasi oleh bagian Vice Control dari Kepolisian, yang di Bantu dan bekerja sama dengan jawatan sosial dan jawatan kesehatan. Pada umumnya
mereka dilokalisasi dalam satu daerah tertentu. Penghuninya secara periodic harus memeriksakan diri pada dokter atau petugas kesehatan, dan mendapat
suntikan serta pengobatan, sebagai tindakan kesehatan dan keamanan umum. b.
Prostitusi yang tidak terdaftar
Universitas Sumatera Utara
Termasuk dalam kelompok ini ialah mereka yang melakukan prostitusi secara gelap-gelapan dan liar, baik secara perorangan, maupun dalam kelompok. Bisa
disembarangan tempat, baik mencari “mangsa” sendiri, maupun melalui calo- calo dan panggilan. Mereka tidak mencatatkan diri kepada yang berwajib.
Sehingga kesehatannya sangat diragukan, karena belum tentu mereka itu mau memeriksakan kesehatannya kepada dokter.
Menurut tempat penggolongan atau lokasinya, prostitusi dapat dibagi menjadi: a.
Segregasi atau lokalisasi, yang terisolir atau terpisah dari kompleks penduduk lainnya. Kompleks ini dikenal sebagai daerah “lampu
merah” atau petak-petak daerah tertutup. b.
Rumah-rumah panggilan call house, tempat rendezvous, parlour c.
Dibalik front-organisasi atau di balik bisnis-bisnis terhormat. apotik, salon kecantikan, rumah makan, tempat mandi uap, dan pijat, anak
wayang, sirkus, dan lain-lain
2. 4. Pemberdayaan Mantan Wanita Tuna Susila 2. 4. 1. Program rehabilitasi Panti Sosial Karya Wanita Parawasa
1. Pendekatan Awal a. Orientasi dan Konsultasi
b. Identifikasi c. Motivasi
d. Seleks 2. Penerimaan
a. Registrasi Penyandang Masalah
Universitas Sumatera Utara
b. Penelaahan dan Pengungkapan Masalah assisment c. Penempatan klien pada program Telaahan bakat dan minat
3. Bimbingan Sosial dan Keterampilan a. Bimbingan fisik, agama dan mental.
b. Bimbingan sosial c. Bimbingan keterampilan kerja usaha pertanian, kerajinan tangan, masak-
memasak, menjahit 4. Resosialisasi
a. Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat
b. Bimbingan sosial hidup bermasyarakat
c. Bimbingan usaha
d. Penetapan dan penyaluran pengembalian
5. Bimbingan Lanjutan a.
Bimbingan peningkatan hidup bermasyarakat dan peran serta dalam pembangunan.
b. Bantuan pengembangan kerja.
c. Bimbingan pemantapan peningkatan usaha.
2. 4. 2. Layanan Pembinaan