4. Layanan Pembinaan 4. 3. Penanggulangan Prostitusi

b. Penelaahan dan Pengungkapan Masalah assisment c. Penempatan klien pada program Telaahan bakat dan minat 3. Bimbingan Sosial dan Keterampilan a. Bimbingan fisik, agama dan mental. b. Bimbingan sosial c. Bimbingan keterampilan kerja usaha pertanian, kerajinan tangan, masak- memasak, menjahit 4. Resosialisasi a. Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat b. Bimbingan sosial hidup bermasyarakat c. Bimbingan usaha d. Penetapan dan penyaluran pengembalian 5. Bimbingan Lanjutan a. Bimbingan peningkatan hidup bermasyarakat dan peran serta dalam pembangunan. b. Bantuan pengembangan kerja. c. Bimbingan pemantapan peningkatan usaha. 2. 4. 2. Layanan Pembinaan Dalam pelayanan rehabilitasi di PSKW Parawasa selama 6 enam bulan, dengan perincian: a. 2 bulan - Bimbingan mental - Bimbingan fisik Universitas Sumatera Utara - Bimbingan sosial - Bimbingan agama b. 4 bulan c. Bimbingan keterampilan pertanian, kerajinan tangan, masak-memasak dan menjahit Maka dalam 1 satu tahun anggaran 2 dua angkatan denngan jumlah perangkatan 60 orang, sesuai dengan anggaran yang tersedia. Parawasa, 1988

2. 4. 3. Penanggulangan Prostitusi

Menurut DR. Kartini Kartono, pada garis besarnya, usaha untuk mengatasi masalah tuna susila ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1.Usaha yang bersifat preventif Usaha yang bersifat preventif di wujudkan dalam kegiatan-kegiatan untuk mencegah terjadinya pelacuran. Usaha ini antara lain berupa: a. Penyempurnaan perundang-undangan mengenai larangan atau pengaturan penyelenggaran pelacuran. b. Intensifikasi pemberian pendidikan keagaman dan kerohanian, untuk memperkuat keimanan terhadap nilai-nilai religius dan norma kesusilaan. c. Menciptakan bermacam-macam kesibukan dan kesempatan rekreasi bagi anak-anak puber dan adolesens untuk menyalurkan kelebihan energinya. Universitas Sumatera Utara d. Memperluas lapangan kerja bagi kaum wanita, disesuaikan dengan kodrat dan bakatnya, serta mendapatkan upah gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap harinya. e. Penyelenggaraan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawinan dalam kehidupan keluarga. f. Pembentukan badan atau tim koordinasi dari semua usaha penanggulangan pelacuran, yang di lakukan oleh beberapa instansi. Sekaligus mengikut sertakan potensi masyarakat lokal untuk membantu melaksanakan kegiatan pencegahan atau penyebaran pelacuran. g. Penyitaan terhadap buku-buku dan majalah-majalah cabul, gambar-gambar porno, film-film biru dan sarana-sarana lain yang merangsang nafsu seks. h. Meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya. 2.Tindakan yang bersifat represif dan kuratif Usaha yang represif dan kuratif di maksudkan sebagai: kegiatan untuk menekan menghapuskan, menindas, dan usaha menyembuhkan para wanita dari ketunasusilaannya, untuk kemudian membawa mereka ke jalan benar. Usaha represif dan kuratif ini antara lain berupa: 1. Melalui lokalisasi yang sering ditafsirkan sebagai legalisasi, orang melakukan pengawasan yang ketat, demi menjamin kesehatan dan keamanan para prostitute serta lingkungannya. 2. Untuk mengurangi pelacuran, diusahakan melalui aktifitas rehabilitasi dan resosialisasi, agar mereka bisa dikembalikan sebagai warga Universitas Sumatera Utara masyarakat yang susila. Rehabilisasi dan resosialisasi dilakukan melalui: pendidikan moral dan agama, latihan-latian kerja dan pendidikan keterampilan agar mereka bersifat kreatif dan produktif. 3. Penyempurnaan tempat-tempat penampungan bagi para wanita tuna susila terkena razia; disertai pembinaan mereka, sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. 4. Pemberian suntikan dan pengobatan pada interval waktu tetap, untuk menjamin kesehatan para WTS dan lingkungannya. 5. Menyediakan lapangan kerja baru bagi mereka yang bersedia meninggalkan profesi pelacuran, dan mau memulai hidup susila. 6. Mengadakan pendakatan terhadap pihak keluarga para pelacur dan masyarakat asal mereka, agar mereka mau menerima kembali bekas- bekas wanita tuna susila itu mengawali hidup baru. 7. Mencarikan pasangan hidup yang permanentsuami bagi para wanita tuna susila, untuk membawa mereka ke jalan benar. 8. mengikutsertakan exs WTS bekas wanita tuna susila dalam usaha trasmigrasi, dalam rangka pemerataan penduduk di tanah air dan perluasan kesempatan kerja bagi kaum wanita.

2. 5. Kerangka Pemikiran