6. Pendekatan dalam Pengembangan Masyarakat

Berbeda dengan pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial lebih berorientasi pada tujuan tugas. Sistem klien perencanaan sosial umumnya adalah kelompok-kelompok yang kurang beruntung atau kelompok rawan sosial ekonomi. Kerlibatan para penerima pelayanan dalam proses pembuatan kebijakan, penentuan tujuan dan pemecahan masalah bukan merupakan prioritas, karena pengambilan keputusan dilakukan oleh para pekerja sosial di lembaga-lembaga formal. 3. Aksi Sosial Tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah perubahan-perubahan fundamental dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses pendistribusian kekuasaan, sumber dan pengambilan keputusan. Pendekatan aksi sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien yang seringkali menjadi korban ketidak adilan struktur. Mereka miskin karena dimiskinkan, mereka lemah karena dilemahkan, dan mereka tidak berdaya karena tidak diberdayakan, oleh kelompok elit masyarakat yang menguasai sumber-sumber ekonomi, politik, dan kemasyarakatan. Aksi sosial berorientasi pada tujuan proses dan tujuan hasil. Masyarakat diorganisir melalui proses penyadaran, pemberdayaan, dan tindakan-tindakan aktual untuk mengubah struktur kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip demokratis, kesetaraan dan keadilan. 2. 2. 6. Pendekatan dalam Pengembangan Masyarakat TR. Batten mengemukakan dua pendekatan dalam pengembangan masyarakat, yaitu: 1. Pendekatan Direktif Universitas Sumatera Utara Pendekatan direktif dilakukan berlandaskan pada asumsi bahwa pekerja sosial tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Dalam pendekatan ini peranan pekerja sosial bersifat lebih dominan, karena prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal dari pekerja sosial. pekerja sosial menetapkan apa yang baik atau apa yang buruk bagi masyarakat, cara- cara apa yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya dan selanjutnya menyediakan sarana yang diperlukan untuk perbaikan tersebut. Dengan pendekatan ini, prakarsa dan pengambilan keputusan berada di tangan pekerja sosial. dalam praktiknya pekerja sosial memang mungkin menanyakan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat atau cara apa yang perlu dilakukan untuk menangani suatu masalah, tetapi baik dan buruk menurut pekerja sosial. Dengan menerapkan pendekatan ini memang banyak hasil yang telah diperoleh, tetapi hasil yang didapat lebih terkait dengan tujuan jangka pendek dan seringkali lebih bersifat pencapaian secara fisik belaka. Pendekatan direktif kurang menjadi efektif, untuk mencapai hal-hal yang sifatnya jangka panjang ataupun perubahan yang mendasar yang berkaitan dengan perilaku seseorang. Penggunaan pendekatan ini, sebenarnya akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan memperoleh pengalaman belajar dari masyarakat, sedangkan bagi masyarakat segi buruknya adalah dapat munculkan ketergantungan terhadap kehadiran tugas sebagai agen perubahan. 1. Pendekatan Non-direktif Pendekatan ini berdasarkan asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Pendekatan ini pekerja sosial tidak menempatkan diri sebagi orang yang menetapkan apa yang baik ataupun Universitas Sumatera Utara buruk bagi suatu masyarakat. Pameran utama dalam perubahan masyarakat adalah perubahan adalah masyarakat itu sendiri. Pekerjaan sosial lebih bersifat menggali dan mengembangkan potensi masyarakat. Masyarakat diberi kesempatan seluas-luasnya untuk membuat analisis dan mengambil keputusan yang berguna bagi mereka sendiri serta mereka diberi kesempatan penuh dalam penentuan cara-cara untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Pekerjaan sosial merangsang tumbuhnya kemampuan masyarakat untuk menentukan langkahnya sendiri dan kemampuan untuk menolong dirinya sendiri. Tujuan pendekatan ini adalah agar masyarakat memproleh pengalaman belajar untuk mengembangkan dirinya melalui pemikiran dan tindakan yang dirumuskan oleh mereka. Dalam penerapan di lapangan pendekatan direktif dan nondirektif, perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan masyarakat. Masyarakat yang sudah mampu mendayagunakan potensi yang dimiliki perlu didekati dengan pendekatan nondirektif, tetapi bagi masyarakat yang relatif belum berkembang, maka pilihan pendekatan direktif. Pemilihan pendekatan yang akan digunakan dapat saja dimulai dari pendekatan yang bersifat direktif, apabila masyarakat masih dalam keadaan belum mengetahui kebutuhan terbelakang, tetapi sejalan dengan perkembangannya, masyarakat akan mengetahui kebutuhan secara bertahap, sehingga pekerja sosial akan menggunakan pendekatan non direktif atau partisipasif. Universitas Sumatera Utara 2. 2. 7. Teknik-Teknik dalam Pengembangan Masyarakat Brager dan Holloway juga brager membagi 3 jenis teknik 9 taktik dalam pengembangan masyarakat : 1. Kolaborasi kerja sama Kolaborasi dilakukan apabila sistem sasaran setuju mudah teryakinkan untuk sepakat dengan sistem kegiatan mengenai perlunya perubahan dan dukungan alokasi sumber. Ada dua jenis teknik kolaborasi, yaitu : a. Implementasi Digunakan manakala sistem kegiatan dan sistem sasaran bekerja sama dengan kesepakatan akan perubahan yang diinginkan serta adanya dukungan pengambil keputusan akan alokasi dana yang dibutuhkan. b. Membangun kapasitas capacity building, dilaksanakan melalui : 1 Partisipasi, mengacau pada kegiatan-kegiatan yang berupaya untuk melibatkan anggota sistem klien dalam usaha perubahan. 2 Pemberdayaan empowerment, adalah proses pelayanan bagi suatu kelompok atau masyarakat, agar memiliki pengaruh secara politik atau memiliki otoritas hukum yang relevan. Dalam teknik pemberdayaan upaya diarahkan untuk memungkinkan orang menyadari akan hak-haknya dan mengajari mengenai cara memproleh hak-haknya, sehingga mereka lebih memilih kemampuan dalam mengendalikan berbagai faktor yang mempengaruhi kehidupannya. 2. Kampanye penyuluhan sosial kampanye dalam bahasa sehari-hari para pekerja sosial Indonesia dikenal dengan sebutan penyuluhan sosial. Teknik ini diperlukan untuk dilakukan Universitas Sumatera Utara apabila sistem sasarana tidak menolak untuk berkomunikasi dengan sistem kegiatan, akan tetapi consensus akan perlunya perubahan belum tercapai, atau sistem sasaran mendukung perubahan tetapi tidak ada alokasi sumber untuk perubahan tersebut. Jenis-jenis kegiatan yang termasuk dalam kategori teknik kampanye adalah: a. Teknik Edukasi b. Teknik Persuasi 3. Kontes Kontes dilakukan apabila sistem sasaran tidak setuju dengan perubahan atau alokasi sumber, masih terbuka bagi terjadinya komunikasi mengenai ketidaksepakatan ini. Kegiatan yang termasuk kategori teknik ini, adalah: a. Tawar menawar dan negosiasi b. Aksi masyarakat atau kelompok besar Brager, Holloway, dalam Susantyo badrun, 2008:79. 2. 3. Prostitusi Pelacuran 2. 3. 1. Pengertian Prostitusi Pelacuran