Teori Tentang Etos Kerja 1. Pengertian Etos Kerja

Pengukuran menjadi unsur penting untuk memantapkan kemajuan dan sukses prakarsa perubahan budaya. Survei-survei dapat digunakan dalam menentukan kemauan para pekerja untuk berbagai pengetahuan yang dimiliki, belajar, dan menciptakan pengetahuan baru. Selanjutnya, suatu patok-duga benchmark perilaku pekerja hendaknya ditetapkan. Sasaran dapat ditetapkan pada tingkat perbaikan yang hendak dicapai. II.3. Teori Tentang Etos Kerja II.3.1. Pengertian Etos Kerja Etos dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial, sedangkan etos kerja diartikan sebagai semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Etos kerja merupakan sikap yang tertanam dalam diri untuk senantiasa menghayati dan menghargai suatu pekerjaan dengan terus meningkatkan kualitasnya dari waktu ke waktu. Jika dalam menghadapi pekerjaan kita masih saja mengeluh, tidak menghargai waktu kerja, mulailah untuk meninggalkan kebiasaan tersebut, karena hal itu menjadi ciri dari etos kerja yang buruk. Istilah Inggris ethos diartikan sebagai watak atau semangat fundamental suatu budaya, berbagai ungkapan yang menunjukkan kepercayaan, kebiasaan, atau perilaku suatu kelompok masyarakat. Jadi etos kerja berkaitan erat dengan budaya kerja. Universitas Sumatera Utara Sebagai dimensi budaya, keberadaan etos kerja dapat diukur dengan tinggi rendah, kuat keras atau lemah. Menurut Chong dan Tai dalam Wirawan 2007 bahwa ”etos kerja sebagai work ethic belief system pertahins to ideas that stress individualismindependence and the positive effect of work on individuals. Work is thus considered good in itself because it dignifies a person. Making personal effort to work hard will ensure success Etos kerja mengenai ide yang menekankan individualisme atau independensi dan pengaruh positif bekerja terhadap individu. Bekerja dianggap baik karena dapat meningkatkan derajat kehidupan serta status sosial seseorang. Berupaya bekerja keras akan memastikan kesuksesan”. Sinamo 2005 menyatakan bahwa ”etos kerja adalah seperangkat perilaku kerja positif yang berakar pada kedasaran yang kental, keyakinan yang fundamental, disertai komitmen yang total pada paradigma kerja yang integral. Istilah paradigma di sini berarti konsep utama tentang kerja itu sendiri yang mencakup idealisme yang mendasari, prinsip-prinsip yang mengatur, nilai-nilai yang menggerakkan, sikap-sikap yang dilahirkan, standar-standar yang hendak dicapai; termasuk karakter utama, pikiran dasar, kode etik, kode moral, dan kode perilaku bagi para pemeluknya”. Etos kerja merupakan bagian penting yang menentukan suatu keberhasilan seseorang. Suatu keberhasilan bukan hanya ditentukan karena adanya pengetahuan dan kemampuan mengunakan akal pikiran tapi juga kemampuan untuk mengarahkannya pada kebaikan, baik secara individu ataupun kelompok. . Etos kerja yang melekat pada setiap individu, menentukan keberhasilannya. Bahwa keberhasilnya yang diraih seseorang ditentukan oleh sikap, perilaku dan nilai- nilai yang diterapkannya di dalam masyarakat atau dalam konteks sosial. Arti penting dari etos kerja terletak pada perannya dalam menentukan keberhasilan seseorang. Universitas Sumatera Utara Keberhasilan yang bersumber dari sikap atau perilaku yang merupakan cerminan dari keyakinan, kecerdasan, semangat dan keberanian, kehormatan, pengabdian, dan loyalitas yang khas pada seseorang. Menanamkan etos kerja pada dunia pendidikan. Sikap mental manusia dan etos kerjanya memiliki keterkaitan dengan iklim dan kondisi lingkungan dimana dia berada. Etos kerja yang dibentuk sejak dini terutama pada lingkungan sekolah menentukan kelak bagaimana etos kerja seseorang. Di sekolah maupun perguruan tinggi lah pertama kali seseorang dibentuk dan dipersiapkan untuk memiliki etos kerja yang baik. Dari perilaku seseorang disekolah atau perguruan tinggi pula dapat diprediksikan bagaimana etos kerja seseorang yang kelak akan bekerja pada suatu perusahaan atau menjadi wirausaha. Disiplin hanya bisa diterapkan dengan menegakkan aturan, memberikan penghargaan prizing pada yang berprestasi dan sanksi punishment pada siapapun yang tidak mematuhinya. Hal ini bisa terapkan sejak awal di dalam keluarga, maupun di lingkungan sekolah, karena ruang lingkup pendidikan bukan sekedar media transformasi ilmu belaka, lebih luas lagi sebagai wadah pendadaran pembentukan karakter yang pada saatnya akan menentukan berkarakter dan etos kerjanya, bahkan menjadi karakter bangsa. Masyarakat dan lingkungan adalah faktor eksternal yang tidak dapat disepelakan dalam pembentukan karakter seseorang dan etos kerjanya. Jika dalam Universitas Sumatera Utara masyarakat tertanam nilai-nilai etos kerja, nisacaya anggota masyarakatnya pun akan terbentuk sebagaimana karakter masyarakat tersebut. Perlunya kepedulian segenap elemen masyarakat untuk menciptakan iklim etos kerja yang baik dan kondusif sangat diperlukan guna terwujudnya tatanan masyarakat dengan etos kerja tinggi. Untuk mewujudkannya tentu perlu dukungan dari lapisan masyarakat paling bawah hingga yang paling atas sekalipun. Jika kesadran ini sudah tumbuh, ditambah dengan komitmen yang kuat maka bukan tidak mungkin bangsa Indonesia akan semakin kuat reputasinya tidak hanya sebagai bangsa yang dikenal ramah tapi juga sebagai bangsa yang beretos kerja tinggi, yang bisa ditemukan disetiap profesi. Pegawai yang memiliki etos kerja yang tinggi tercermin dalam perilakunya, seperti suka bekerja keras, bersikap adil, tidak membuang-buang waktu selama bekerja, keinginan memberikan lebih dari sekedar yang disyaratkan, mau bekerja sama, hormat terhadap rekan kerja, dan sebagainya. Tentu saja perusahaan mengharapkan para pegawai memiliki etos kerja yang tinggi agar dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan perusahaan secara keseluruhan. Berbenah diri untuk menjadi bangsa dengan etos korja tinggi bukan pekerjaan yang semudah membalikkan telapak tangan, tapi diperlukan upaya sistematis dan fundamental serta menyentuh sampai dasar permasalahan. Hal ini bisa jadi sama untuk suatu bangsa yang melakukan perubahan perilaku masyarakatnya, yaitu dimulai dari masing-masing individu yang ada didalamnya. Manusia memang harus Universitas Sumatera Utara menjadi sasaran mendasar dari tujuan membangun etos tersebut. Dalam artian bahwa etos kerja dan menejemen perubahan haruslah menekankan akan arti penting dari manusia dan kemanusiaan itu sendiri sebagai tujuan perubahan, bukan sebatas sarana produksi belaka.

1. Kerja Adalah Rahmat. Aku Bekerja Tulus Penuh Syukur

Manusia dengan etos kerja tinggi berpandangan bahwa kerja merupakan rahmat dari Tuhan, baik sebagai pengusaha ataupun pegawai. Rahmat yang selalu akan disyukurinya, yang diterimanya tanpa syarat, dan karena rahmat pekerjaan itu, ia tidak akan merespon pekerjaan yang disandangnya dengan tidak serius dan dilakukannya dengan penuh semangat sebagai bagian dari rasa syukur. Rahmat adalah kebaikan yang kita terima karena kasih sayang Sang Maha Pemberi. Rahmat adalah fasilitas ilahi bagi pertumbuhan dan kemajuan kita menuju puncakpotensi diri kita sehingga kita bisa hidup sepenuh-penuhnya. Rahmat adalah fasilitator dan navigator keberhasilan.Rahmat selalu bermaksud melindungi dan mendukung hidup kita menuju taraf yang lebih baik.

2. Kerja Adalah Amanah. Aku Bekerja Benar Penuh Tanggung Jawab

Kerja itu adalah amanah yang harus dikerjakan sebaik mungkin, dan tidak berpandangan bahwa pekerjaan adalah sebuah pengisi waktu luang main-main. Jadi dengan etos ini ia melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati, karena dari amanah yang diembannya, ia mendapat rezeki, dan jika berkhianat maka yang didapatkan adalah kemiskinan. Amanah adalah titipan berharga yang dipercayakan kepada kita. Universitas Sumatera Utara