Kemanfaatan Proyek Perubahan

4.1.3. Kemanfaatan Proyek Perubahan

Kemanfaatan proyek perubahan yang dijalankan oleh para alumni dinilai dari realisasi kemanfaatan, cakupan kemanfaatannya, serta gambaran dampak (impact) dari proyek perubahan yang dijalankan. Proyek perubahan yang dijalankan pada sektor publik diharapkan memberikan implikasi nyata pada peningkatan kualitas pelayanan publik serta menunjukkan hadirnya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Sebagian besar alumni menilai bahwa realisasi kemanfaatan proyek perubahan mereka (Gambar 4.7) tinggi (45,8%) dan bahkan sangat tinggi (18,8%). Tingginya realisasi kemanfaatan dari proyek perubahan yang dilaksanakan menunjukkan bahwa para alumni berupaya menghadirkan percepatan pelayanan publik yang bermanfaat dan tidak sekedarnya saja. Hal ini dapat dibuktikan secara umum dengan dokumentasi pelaksanaan proyek perubahan yang mendapatkan respon positif dari masyarakat, meningkatnya kepuasan pelayanan publik, serta kinerja aparatur dan organisasi yang semakin Sebagian besar alumni menilai bahwa realisasi kemanfaatan proyek perubahan mereka (Gambar 4.7) tinggi (45,8%) dan bahkan sangat tinggi (18,8%). Tingginya realisasi kemanfaatan dari proyek perubahan yang dilaksanakan menunjukkan bahwa para alumni berupaya menghadirkan percepatan pelayanan publik yang bermanfaat dan tidak sekedarnya saja. Hal ini dapat dibuktikan secara umum dengan dokumentasi pelaksanaan proyek perubahan yang mendapatkan respon positif dari masyarakat, meningkatnya kepuasan pelayanan publik, serta kinerja aparatur dan organisasi yang semakin

Untuk memperoleh gambaran yang utuh dan riil atas realisasi kemanfaatan proyek perubahan para alumni Diklatpim, para alumni perlu menyampaikan secara reguler laporan perkembangan proyek perubahan yang dijalankan dalam rangka monitoring dan evaluasi atas impact dan benefit proyek perubahan tersebut bagi publik. Disamping juga sebagai bahan untuk melakukan pembenahan atas kegiatan kediklatan di masa mendatang.

Gambar 4.7. Penilaian Terhadap Realisasi Kemanfaatan Proyek Perubahan

Faktor yang mendorong realisasi kemanfaatan proyek perubahan tersebut dikarenakan kemudahan prosedur yang ditawarkan, efisiensi waktu, serta pengurangan biaya dalam pelayanan publik. Namun demikian, realisasi kemanfaatan diakui masih kurang optimal karena faktor kurangnya sosialisasi serta regulasi yang belum mengatur terkait inovasi yang dilaksanakan.

Cakupan kemanfaatan proyek perubahan menunjukkan luasan dampak dari adanya proyek perubahan alumni kepada stakeholders sasaran. Adapun luasan realisasi cakupan proyek perubahan dalam Cakupan kemanfaatan proyek perubahan menunjukkan luasan dampak dari adanya proyek perubahan alumni kepada stakeholders sasaran. Adapun luasan realisasi cakupan proyek perubahan dalam

Gambar 4.8. Penilaian Cakupan Kemanfaatan Proyek Perubahan

Berdasarkan Gambar 4.8 diatas terlihat bahwa 40% cakupan kemanfaatan proyek perubahan dirasakan oleh masyarakat luas, dan 23,3% bermanfaat untuk beberapa kelompok stakeholders, serta 21,7% hanya bermanfaat pada lingkup organisasi internal. Bagi organisasi sendiri, manfaat atas hadirnya proyek perubahan diantaranya meningkatnya kualitas kerja, mengefisienkan penggunaan waktu kerja, performa kerja unit yang dipimpin meningkat, serta mengurangi kesalahan kerja (reduce errors).

Adanya proyek perubahan memberikan dampak (impact) yang beragam sesuai dengan fokus dan lokus inovasi yang dijalankan. Setelah dilakukan inventarisasi terhadap penilaian seluruh dampak proyek perubahan alumni Diklatpim dapat dikelompokkan secara garis besar bahwa;

1. Proyek perubahan alumni telah memberikan peningkatan ekonomi daerah melalui upaya-upaya peningkatan produktivitas dan ekonomi kreatif masyarakat;

2. Peningkatan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah, ditandai dengan optimalisasi perencanaan daerah yang lebih akurat, 2. Peningkatan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah, ditandai dengan optimalisasi perencanaan daerah yang lebih akurat,

3. Kualitas pelayanan publik meningkat ditandai dengan kinerja pelayanan publik membaik, petugas pelayanan publik yang bekerja lebih profesional, keterbukaan dan penyediaan informasi publik lebih optimal, serta akses pelayanan publik yang lebih mudah.

Untuk menularkan semangat berinovasi, responden juga melakukan sharing-benefit atau turut berbagi pengetahuan dan pengalaman selama mengikuti Diklatpim terhadap rekan kerja ataupun bawahan (Gambar 4.9). Hal ini terlihat dari respon alumni yang mengatakan telah melakukan sharing-benefit tersebut sebanyak 94%. Terkait dengan sharing-benefit ini, terhadap seluruh alumni Diklatpim ditiap jenjangnya perlu diupayakan adanya forum-forum temu alumni yang didesain sebagai ajang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman terbaru terkait inovasi, sehingga diharapkan pemantapan atas aksi-aksi inovasi di daerah akan semakin menguat dan lebih mendorong daya kreativitas pemerintah daerah dalam layanan publiknya.

Menurut Mathis dan Jackson (2006:318) sharing atau transfer of knowledge yang efektif dipengaruhi oleh dua kondisi yaitu pertama, alumni dapat membawa materi yang dipelajarii dalam pelatihan dan menerapkannya pada konteks pekerjaan dimana mereka bekerja. Kedua, pegawai dapat terus menggunakan materi yang dipelajari dalam waktu lama. dengan demikian, 94% alumni yang menyatakan telah melakukan sharing-benefit ditempat kerja mereka setidaknya telah menguasai dan mempraktekkan materi Diklatpim yang diperoleh, serta menunjukkan ke rekan kerja dan bawahan mereka bahwa materi Diklatpim dapat digunakan unuk jangka waktu yang lama.

Gambar 4.9. Penilaian Terhadap Dilakukannnya Sharing-Benefit Terkait Pengetahuan dan Pengalaman yang Diperoleh Selama Diklatpim

Dari hasil analisis, dapat digambarkan upaya umum yang dilakukan oleh sebagian besar alumni agar kemanfaatan proyek perubahan tetap berkelanjutan (sustain) diantaranya adalah :

1. Memasukkan proyek perubahan ke dalam perencanaan anggaran instansi. Dengan demikian, proyek perubahan alumni akan menjadi program rutin instansi yang mendapatkan dukungan pembiayaan secara jelas dan kelangsungannya lebih terjamin. Oleh karena itu, dukungan dan komitmen pemerintah daerah dalam mekanisme penganggaran inovasi ini dibutuhkan agar kemanfaatan proyek perubahan dapat dirasakan masyarakat.

2. Melakukan koordinasi dan komunikasi intensif dengan tim efektif dengan disertai pemantauan dan pengawasan terhadap jalannya proyek perubahan. Langkah ini juga dilakukan kepada pejabat baru, mentor baru, serta tim efektif yang baru untuk terus melanjutkan dan menyempurnakan proyek perubahan yang digagas tersebut.

3. Melakukan diplomasi yang efektif untuk mendapatkan dukungan dari pimpinan agar kelanjutan proyek perubahan dapat terus dijalankan serta menjadi prioritas organisasi. Mengingatkan manfaat proyek perubahan kepada organisasi dan publik

4. Bekerjasama dengan stakeholders terkait untuk membantu memenuhi kekurangan atau kebutuhan pelaksanaan proyek perubahan sehingga kelengkapan jalannya proyek perubahan dapat dipenuhi dan berjalan dengan baik

5. Menuangkan proyek perubahan dalam regulasi daerah atau standar pelayanan. Dengan demikian, proyek perubahan secara mengikat akan dilaksanakan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dan pihak yang terlibat dalam inovasi tersebut secara hukum dan administratif terlindungi.

6. Memberikan rewards kepada tim efektif. Hal ini adalah pilihan yang cukup mudah untuk dilakukan sebagai bentuk penghargaan kepada tim efektif, serta untuk mendorong secara intensif keterlibatan tim efektif dalam mengawal keberlangsungan proyek perubahan.