Dampak Diklatpim terhadap Peningkatan Performance Alumni

4.2.4. Dampak Diklatpim terhadap Peningkatan Performance Alumni

Tabel 4.10 Dampak Diklatpim II terhadap Peningkatan Performance

Alumni

Sumber : Data Diolah, 2017.

Dampak diklatpim II terhadap performa alumni adalah bertambahnya wawasan dan pengetahuan, kualitas kinerja semakin meningkat, adanya perubahan mindset untuk selalu bersemangat dalam bekerja, adanya perubahan karakter, sikap dan perilaku yang merupakan tempaan selama diklatpim II, peningkatan ketaatan pada nilai, norma dan tanggungjawab dalam memimpin unit instansinya, serta orientasi prestasi dan kualitas hasil kerja memiliki semangat untuk selalu berinovasi, bekerja efektif dan efisien sehingga berdampak dan berpengaruh pada peningkatan kinerja kinerja organisasi yang dipimpin. Dampak/hasil ini ternyata telah memenuhi harapan dari Dampak diklatpim II terhadap performa alumni adalah bertambahnya wawasan dan pengetahuan, kualitas kinerja semakin meningkat, adanya perubahan mindset untuk selalu bersemangat dalam bekerja, adanya perubahan karakter, sikap dan perilaku yang merupakan tempaan selama diklatpim II, peningkatan ketaatan pada nilai, norma dan tanggungjawab dalam memimpin unit instansinya, serta orientasi prestasi dan kualitas hasil kerja memiliki semangat untuk selalu berinovasi, bekerja efektif dan efisien sehingga berdampak dan berpengaruh pada peningkatan kinerja kinerja organisasi yang dipimpin. Dampak/hasil ini ternyata telah memenuhi harapan dari

Dampak diklatpim terhadap peningkatan performance alumni yaitu a) memiliki kesadaran untuk menumbuhkan semangat kebersamaan dan rasa memiliki terhadap organisasi serta semangat perubahan pelayanan menjadi lebih baik pada para pegawai dengan pembiasaan pengucapan yel-yel sebelum mulai bekerja, mengadakan coffe morning setiap pagi bagi pejabat eselon III dan IV untuk mengevaluasi pekerjaan kemarin dan persiapan kegiatan hari berjalan yang bertujuan untuk membangkitkan ide-ide kreatif dan inovatif pegawai, dan mengalokasikan sebagian honor pegawai untuk hadian undian yang bertujuan menarik wajib pajak potensial yang belum terdata berdasarkan kesepakan bersama. Selain itu alumni juga melakukan peningkatkan kapasitas SDM Aparatur Perpajakan dengan melaksanakan inhouse training kepada para front liner perpajakan. B) memiliki orientasi service excellent, mengalami perubahan paradigma dalam memberikan pelayanan dengan mengacu pada standar pelayanan pada bank.

Tabel 4.12 Dampak Diklatpim III terhadap Peningkatan Performance

Alumni PKP2A III LAN

Sumber : Data Diolah, 2017.

Dari seluruh lokus sepakat bahwa diklatpim III sangat berdampak pada peningkatan kinerja alumni. Selain itu terjadi perubahan cara pandang, karakter, sikap dan perilaku ke arah yang lebih baik, memiliki semangat untuk terus berinovasi dan memiliki kemampuan bekerjasama, berkoordinasi dan berkomunikasi baik pada atasan maupun bawahan serta eksternal organisasi.

Sebagaimana tujuan dari diklat kepemimpinan tingkat III berdasarkan Peraturan Kepala LAN No. 19 tahun 2015 adalah untuk membentuk sosok pemimpin birokrasi yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjabarkan visi dan misi instansi ke dalam program unit kerja serta memimpin pelaksanaannya. Sudah menjadi tugas pejabat struktural eselon III untuk meningkatkan kinerja unit kerja yang dipimpinnya. Tugas ini menuntutnya memiliki kemampuan yang tinggi dalam memimpin pejabat struktural dan fungsional di bawahnya termasuk pemangku kepentingan lainnya agar dapat lebih termotivasi dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan untuk mewujudkan visi kerja yang telah ditetapkannya, termasuk Sebagaimana tujuan dari diklat kepemimpinan tingkat III berdasarkan Peraturan Kepala LAN No. 19 tahun 2015 adalah untuk membentuk sosok pemimpin birokrasi yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjabarkan visi dan misi instansi ke dalam program unit kerja serta memimpin pelaksanaannya. Sudah menjadi tugas pejabat struktural eselon III untuk meningkatkan kinerja unit kerja yang dipimpinnya. Tugas ini menuntutnya memiliki kemampuan yang tinggi dalam memimpin pejabat struktural dan fungsional di bawahnya termasuk pemangku kepentingan lainnya agar dapat lebih termotivasi dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan untuk mewujudkan visi kerja yang telah ditetapkannya, termasuk

Kompetensi yang dibangun pada diklatpim Tingkat III adalah kompetensi kepemimpinan visioner yaitu kemampuan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan strategis untuk menangani isu nasional strategis, dan memimpin peningkatan kinerja instansi/unitnya melalui penetapan visi atau arah kebijakan yang tepat, yang diindikasikan dengan kemampuan:

1. Menjadi teladan bagi bawahan dan pemangku kepentingan dalam integritas, nasionalisme, standar etika publik, nilai-nilai, norma, moralitas dan tanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang- undangan;

2. Melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola tugas-tugas organisasi kearah pencapaian tujuan pembangunan nasional dan visi instansinya;

3. Melakukan inovasi sesuai bidang tugasnya guna penetapan arah kebijakan yang lebih efektif dan efisien; dan

4. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya manusia organisasinya dalam pencapaian arah kebijakan.

Tabel 4.13 Dampak Diklatpim IV terhadap Peningkatan Performance Alumni

Sumber : Data Diolah, 2017.

Dalam Peraturan Kepala LAN No. 20 Tahun 2015 diklatpim IV ditujukan untuk membentuk sosok pemimpin birokrasi yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyusun perencanaan kegiatan instansi serta memimpin pelaksanaannya. Dalam sistem manajemen kepegawaian, pejabat struktural eselon IV memainkan peranan yang sangat menentukan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi dan memimpin bawahan dan seluruh pemangku kepentingan stratejik untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara efektif dan efisien. Tugas ini menuntutnya memiliki kompetensi kepemimpinan operasional, yaitu kemampuan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi dan kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi bawahan dan pemangku kepentingan strategisnya dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV peserta dituntut untuk menunjukkan kinerjanya dalam merancang suatu perubahan di unit kerjanya dan memimpin perubahan tersebut sehingga memberikan hasil yang signifikan. Tidak hanya memiliki kompetensi kepemimpinan operasional, tetapi juga mampu menunjukkan kinerjanya dalam memimpin perubahan di unitnya Kompetensi yang dibangun pada Diklatpim Tingkat IV adalah kompetensi kepemimpinan operasional yaitu kemampuan membuat perencanaan kegiatan instansi dan memimpin keberhasilan implementasi pelaksanaan kegiatan tersebut, yang diindikasikan dengan kemampuan:

1. membangun karakter dan sikap perilaku integritas sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kemampuan untuk menjunjung tinggi etika publik, taat pada nilai-nilai, norma, moralitas dan bertanggungjawab dalam memimpin unit instansinya;

2. membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi;

3. melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola tugas-tugas organisasi ke arah efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan instansi;

4. melakukan inovasi sesuai bidang tugasnya guna mewujudkan pelaksanaan kegiatan yang lebih efektif dan efisien;

5. mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal organisasi dalam implementasi kegiatan unit instansinya

Pemetaan kemanfaatan diklat dirasa perlu untuk menilai efektifitas dan efisiensinya mengingat sebagian besar kenyataan bahwa 90% materi diklat tidak diimplementasikan di lingkungan kerja. (Kauffman, 2002 dalam Philips, Jack J., 2003:115). “….Dengan demikian, evaluasi kemanfaatan diklat pada alumni diklat termasuk diklatpim merupakan hal penting untuk dilakukan agar investasi yang telah dikeluarkan organisasi mampu memberikan outcome dan benefit yang lebih besar bagi organisasi. Meskipun demikian, relatif pemetaan terhadap efek kemanfaatan diklat masih belum optimal dilaksanakan secara serius dan berkelanjutan. Padahal banyak hasil penelitian mengungkapkan bahwa sekitar 90% dari apa yang telah diajarkan pada saat diklat tidak digunakan/ terimplementasikan di organisasi tempat mereka bekerja…”