Gambaran Kemanfaatan Proyek Perubahan Alumni Diklatpim PKP2A III LAN di Kabupaten Berau

3.1. Gambaran Kemanfaatan Proyek Perubahan Alumni Diklatpim PKP2A III LAN di Kabupaten Berau

Beberapa proyek perubahan dipilih secara acak dari para alumni Diklatpim PKP2A III LAN untuk dilakukan wawancara secara mendalam agar mendapat gambaran secara lebih komrehensif dari keberlanjutan dan kemanfaatan proyek perubahan bagi daerah, khususnya di Kabupaten Berau. Para alumni yang terpilih terdiri dari 6 orang pejabat : dua orang pejabat setingkat eselon II, dua orang pejabat setingkat eselon III, serta dua orang pejabat setingkat eselon IV.

Proyek perubahan yang dilakukan untuk eselon II yang didalami antara lain adalah: 1. Program Peningkatan Tata Kelola dan Pelayanan Kampung Energi Mandiri Berlistrik; 2. Pembangunan Sistem Informasi Pajak Hotel dan Restoran Berbasis Android (SIMHORE) di Kabupaten Berau. Selanjutnya proyek perubahan untuk eselon III antara lain: 1. Perencanaan Skema Bantuan Stimulan Sistem Swadaya Pembangunan Jamban; 2. Investasi Keamanan Masyarakat Melalui Satuan Tugas Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Dengan Sistem Temu Cepat Lapor Cepat di Kabupaten Berau. Untuk proyek perubahan di tingkat eselon IV yang dilakukan wawancara mendalam adalah: 1. Drone Verifikasi Data Reklamasi Lahan Pertambangan Batubara Pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Berau (DRONITA), serta inovasi; 2. Optimalisasi Informasi Hibah dan Bantuan Sosial (OPOR SI BOS).

Dari beberapa proyek perubahan yang dilakukan di Kabupaten Berau, untuk eselon II semua proyek perubahannya masih berlanjut. Sedangkan untuk eselon III saat ini proyek perubahannya tidak bisa berlanjut karena beberapa faktor yang menghambatnya. Sedangkan untuk proyek perubahan eselon IV satu inovasi masih lanjut dan terus dikembangkan sistemnya, serta proyek perubahannya berlanjut namun perlu pengembangan sistem yang cukup fundamental.

3.1.1. Proyek Perubahan Alumni Diklatpim II

3.1.1.1. Program Peningkatan Tata Kelola dan Pelayanan Kampung Energi Mandiri Berlistrik

3.1.1.1.1. Kontinuitas Proyek Perubahan Alumni Pasca Diklatpim II

Proyek perubahan yang dibidani oleh Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Berau selaku peserta Diklatpim

II di PKP2A III LAN memiliki nilai strategis yang tinggi. Inti dari perubahan yang ditawarkan adalah pada model tata kelola pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang semula berupa hibah menjadi Serah Terima Operasional (STO). Sehingga melalui perubahan model ini, kontinuitas proyek perubahan yang dilakukan bisa dilakukan secara terus menerus dan semakin mengurangi peran pemerintah dari waktu ke waktu.

Kabupaten Berau memiliki beberapa wilayah yang sampai dengan saat ini masih belum bisa dialiri listrik dari PLN. Mengingat kebutuhan akan listrik menjadi kebutuhan yang begitu mendasar mendorong Pemerintah Daerah mengembangkan program Kampung Energi Mandiri (KEM) melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, sesuai potensi di Berau yang berlimpah aliran air. Keberlanjutan proyek perubahan ini tidak lain pada pelibatan peran masyarakat sekitar secara aktif. Meskipun saat ini Dinas Pertambangan dan Energi telah dihapus dari bagian Perangkat Daerah (PD) di Kabupaten Berau dan kewenangannya ditarik di tingkat provinsi, namun keberlanjutan proyek perubahan ini dipecah ke beberapa SKPD sesuai dengan lingkup tugasnya masing-masing.

“…Secara strategi kami melakukan regenerasi tim secara informal. Kita sering ketemu dengan teman-teman eks kelistrikan di Dinas Pertambangan dan Energi, teman-teman di Dinas PU, maupun di Dinas Perhubungan. Sehingga pembahasan terkait KEM bisa disinergikan bersama. Selain itu sudah ada tim/ panitia di kampung dan sampai saat ini mereka sudah bisa jalan sendiri”.

Namun diakui bahwa kebutuhan sebuah SKPD yang menjadi leader sector pada isu ini masih dibutuhkan. Saat ini alumni Diklatpim

II yang semula menjadi Kepala Dinas Pertambangan dan Energi

Kabupaten Berau telah dipindahtugaskan menjadi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau. Keberlanjutan sebuah proyek perubahan tentu berdasarkan lingkup tugas dan kewenangan dari SKPD berdasarkan aturan perundangan. Ketika kewenangannya dicabut maka tugasnya menjadi berakhir. Padahal permasalahan yang timbul di masyarakat tidak serta merta langsung selesai. Solusi yang dharapkan bisa memakan waktu yang tidak sebentar, sehingga pemantauan terhadap program dan kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah seyogianya dinaungi dalam program dan kegiatan dari suatu SKPD. Oleh karenanya ketika suatu proyek perubahan terhambat karena adanya perubahan struktur organisasi, maka sesegera mungkin mendapat SKPD baru lainnya yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut di masyarakat.

3.1.1.1.2. Dampak Diklatpim terhadap Peningkatan Performance Alumni PKP2A III LAN

Alumni diklatpim II yang SKPD asalnya adalah Dinas Pertambangan dan Energi merupakan peserta diklatpim II tahun 2015. Saat ini semenjak Dinas Pertambangan dan Energi dihapus, maka menduduki jabatan eselon II lainnya di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Di tempat yang baru beliau merasakan betapa bermanfaatnya Diklatpim yang diikutinya. Banyak anak buahnya yang kemudian mengikuti diklat, baik di Diklatpim III dan PIM IV, yang mendorong aparatur di Dinasnya membuat proyek perubahan. Beberapa staf merasa stress sebelum melakukan Diklat karena takut tidak dapat mengikuti Diklatpim pola baru. Namun dengan pendampingan dari mentor dan selaku kepala dinas, akhirnya dapat memberikan pengalaman yang dapat membantu anak buahnya menjalani Diklatpim.

Saat ini sangat dirasakan adanya perubahan mindset dan culture set dari bawahannya terhadap bisnis proses yang dilakukan sehari- hari. Oleh karenanya sekarang para aparatur dituntut untuk bisa membaca situasi dan kondisi serta permasalahan yang ada di lingkungan tugasnya, dan dituntut pula untuk mencari solusi sesegera mungkin, khususnya untuk permasalahan yang bisa memberikan dampak langsung kepada masyarakat.

Kegiatan pembelajaran dalam Diklatpim dirasakan memberikan banyak perubahan cara pandang dan wawasan baru yang membantu dalam pengambilan keputusan. Selain itu dorongan untuk terus melakukan terobosan-terobosan baru juga mendorong semua level jabatan di dinasnya untuk mengembangkan kapasitas masing-masing. Sebagai contoh, saat ini meskipun tidak lagi langsung mengurusi ketenagalistrikan, namun ada beberapa daerah wisata di Berau yang belum bisa terjangkau listrik PLN. Oleh karena terkait dengan tugas dan fungsi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maka ada inisiatif untuk mengembangkan model proyek perubahan yang pernah dilakukan semasa di Dinas Pertambangan dan Energi, dengan menggandeng instansi terkait lainnya. Sehingga satu permasalahan yang muncul tidak hanya menjadi concern satu instansi saja, namun bisa dikerjakan secara bersama-sama dengan instansi lainnya.

3.1.1.1.3. Kemanfaatan Proyek Inovasi Alumni

Program Kampung Energi Mandiri (KEM) yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi pada waktu itu menyasar kesalah satu Kampung, yaitu Kampung Tembudan di Kecamatan Batu Putih yang belum teraliri listrik sebagai lokus proyek perubahan. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) menjadi salah satu tugas dan fungsi Dinas Pertambangan dan Energi, khususnya di Bidang Ketenagalistrikan dan Migas sesuai Peraturan Bupati No. 4 Tahun 2000 tentang Rincian Tugas Pokok , Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Berau.

Dalam menjalankan kebijakan di bidang ketenagalistrikan, khususnya dalam penyediaan tenaga listrik energi baru terbarukan seperti penyediaan PLTS SHS (Solar Home System), PLTMH, dan lain- lain selalu dilakukan dengan sistem hibah kepada masyarakat/ kampung dan hanya dibekali sekali dalam training/ pelatihan kepada operatornya. Melalui mekanisme hibah ini kampung yang dibantu tidak dapat memperoleh bantuan secara berulang-ulang. Hal inilah yang menyebabkan dibeberapa tempat adanya pembangkit listrik yang tidak bisa beroperasi lagi (mangkrak), belum lagi masyarakatnya yang tidak peduli pada apa yang sudah mereka terima, namun kemudian jika rusak menunggu bantuan baru lagi dari pemerintah.

Oleh karena itu proyek perubahan ini menjadi sangat strategis karena di Dinas Pertambangan dan Energi memiliki potensi membuat program dengan skema Serah Terima Operasi (STO). Menggunakan skema ini diharapkan pengoperasian PLTMH dapat berlangsung secara berkelanjutan selama potensi air masih tersedia. Setidaknya proyek perubahan ini memberikan kemanfaatan langsung kepada masyarakat dan juga kepada Dinas terkait, antara lain: 1) meningkatkan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian pengoperasian listrik kampung secara langsung dan periodik; 2) menambah wawasan dan keterampilan operator elektrikal dalam mengoperasilan dan memelihara pembangkit listrik; 3) mengembangkan SDM dengan melakukan workshop serta pelatihan bagi pengelola listrik kampung secara berjenjang; 4) meningkatkan kesadaran dan rasa memiliki bagi masyarakat kampung terutama pengelola listrik kampung, dan; 5) meningkatkan koordinasi dan tata kelola pelayanan antara Dinas ataupun Instansi terkait dengagn pengelola listrik di kampung.

3.1.1.2. Pembangunan Sistem Informasi Pajak Hotel dan Restoran

Berbasis Android (SIMHORE) di Kabupaten Berau 3.1.1.2.1. Kontinuitas Proyek Perubahan Alumni Pasca Diklatpim:

Alumni Diklatpim II di PKP2A III LAN ini saat ini masih tetap berada di jabatan semula sebagai Kepala Dinas Pendapatan yang sekarang nomenklaturnya berubah menjadi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Berau. Proyek perubahan yang di gagas mengenai sebuah sistem yang dibangun untuk mempermudah pelayanan di sektor pajak daerah sekaligus meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pajak. SIMHORE dilaunching pada pertengahan bulan Agustus 2016 sekaligus menandai tercapainya milestone jangka pendek dan berjalannya milestone jangka menengah dari hasil proyek perubahan peserta Diklatpim II. Sampai dengan penelitian ini dilakukan sistem SIMHORE tetap berjalan dan menandakan bahwa proyek perubahan ini masih berlanjut.

SIMHORE merupakan sistem yang bisa diakses melalui website yang bisa di link pada situs resmi Kabupaten Berau maupun di situs resmi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Berau, dan juga bergerak SIMHORE merupakan sistem yang bisa diakses melalui website yang bisa di link pada situs resmi Kabupaten Berau maupun di situs resmi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Berau, dan juga bergerak

3.1.1.2.2. Peningkatan Performance Alumni

Alumni Diklatpim II yang sampai saat ini masih menjabat sebagai Kepala Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Berau menyatakan bahwa begitu selesai menjalani Diklatpim di PKP2A III LAN langsung menerapkan ilmu yang didapat semasa Diklat. Hal pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan seluruh staf dan kemudian mengadakan outbond yang dimaksudkan untuk membangun semangat kebersamaan dan rasa memiliki terhadap organisasi. Semangat yang dibangun harus tercermin melalui yel-yel yang diciptakan dan disepakati bersama, untuk kemudian di ucapkan setiap hari sebelum mulai bekerja. Hal inilah yang mengobarkan semangat perubahan pelayanan dari organisasi ini. Kemudian setiap pagi dilakukan semacam coffee morning kepada para pejabat eselon III dan IV untuk melakukan evaluasi kegiatan hari kemarin dan persiapan yang akan dilakukan pada hari itu. Kunci pertemuan itu adalah membangkitkan ide-ide kreatif dan inovatif apalagi yang akan dilakukan.

Pada saat yang bersamaan dengan membangun sistem, dari hasil Diklat juga didapat pelajaran bahwa meningkatkan kapasitas SDM Aparatur Perpajakan menjadi hal penting lainnya. Maka sebagai kepala Badan, menginstruksikan untuk dilakukan inhouse training kepada para front liner perpajakan agar mampu memberikan pelayanan prima, secara cepat, ramah, dan santun.

Pada saat terjadinya krisis anggaran yang menimpa penyelenggaraan pemerintahan daerah saat ini, Badan Pendapatan Daerah mengalami efisiensi anggaran hingga 70%. Dengan keadaan seperti itu tentu tidak harus berhenti untuk melakukan sesuatu perubahan kearah lebih baik. Perubahan design interior di Badan Pendapatan Daerah dilakukan pada saat terjadinya krisis anggaran. Saat ini terjadi perubahan yang cukup drastis pada tampilan interior Pada saat terjadinya krisis anggaran yang menimpa penyelenggaraan pemerintahan daerah saat ini, Badan Pendapatan Daerah mengalami efisiensi anggaran hingga 70%. Dengan keadaan seperti itu tentu tidak harus berhenti untuk melakukan sesuatu perubahan kearah lebih baik. Perubahan design interior di Badan Pendapatan Daerah dilakukan pada saat terjadinya krisis anggaran. Saat ini terjadi perubahan yang cukup drastis pada tampilan interior

Selain itu dibuat kesepakatan bersama, bahwa tenaga kontrak/ honorer tidak akan diberhentikan di masa krisis anggaran ini. Sedangkan untuk para pegawai tetap akan mengalokasikan sebagian honor untuk dialihkan menjadi hadiah bagi wajib pajak yang dibuat kedalam sistem undian. Ini dilakukan untuk menarik wajib pajak potensial yang sebelumnya belum terdata.

3.1.1.2.3. Kemanfaatan Proyek Perubahan Alumni

SIMHORE diinisiasi berupa sistem aplikasi yang berbasis web. Namun kemanfaatan yang diperoleh ternyata tidak sekedar pada kemudahan pelayanan perpajakan di daerah saja. Sistem ini juga memerikan manfaat pada perubahan bisnis proses di internal Badan Pendapatan Daerah sendiri. Kemudahan sistem pembayaran pajak hotel dan restoran juga kemudian didukung dengan perbaikan layanan di loket Badan Pendapatan dan juga perubahan dari segi sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan perpajakan di Berau.

Namun secara sistem, SIMHORE dikemas berupa sistem yang saat ini bisa beroperasi pada smart phone yang berbasis android dengan maksud memberikan kemudahan wajib pajak melakukan proses pelaporan dan pembayaran pajak khususnya pajak hotel dan restoran. Format pelaporan dan pembayaran akan secara langsung terprogram dan terisi pada sistem. Kemudian sistem akan langsung memproses dan mendebit di rekening wajib pajak yang akan langsung terekam di sistem server yang ada di Badan Pendapatan Daerah. Secara Namun secara sistem, SIMHORE dikemas berupa sistem yang saat ini bisa beroperasi pada smart phone yang berbasis android dengan maksud memberikan kemudahan wajib pajak melakukan proses pelaporan dan pembayaran pajak khususnya pajak hotel dan restoran. Format pelaporan dan pembayaran akan secara langsung terprogram dan terisi pada sistem. Kemudian sistem akan langsung memproses dan mendebit di rekening wajib pajak yang akan langsung terekam di sistem server yang ada di Badan Pendapatan Daerah. Secara

Tabel 3.1 Kemanfaatan Proyek perubahan SIMHORE

Sumber: Data dan Wawancara dengan Kepala Bapenda Kab. Berau

Saat ini sistem yang berbasis pada android baru bisa menerima transaksi untuk jenis pajak hotel dan restoran saja. Sedangkan untuk sistem yang berbasis web sudah bisa melakukan transaksi untuk semua jenis pajak yang dikelola oleh daerah sebanyak 11 pajak, yaitu: 1) Pajak Hotel; 2) Pajak Restoran; 3) Parkir; 4) Penerangan Jalan; 5) Reklame; 6) Air Tanah; 7) Sarang Burung; 8) Galian Bukan Logam; 9) Pajak Hiburan;

10) PBB-P2, dan; 11) BPHTB. Untuk capaian kemanfaatan jangka panjang akan disiapkan untuk sistem berbasis android untuk bisa melakukan semua transaksi seperti pada sistem operasi berbasis website. Selain itu nantinya bukan hanya sistem operasi android saja, Badan Pendapatan juga sedang menggandeng ahli IT untuk membangun SIMHORE agar bisa diakses dari smart phone berbasis IOS.

“…Setelah tiga bulan berjalan SIMHORE telah membawa perubahan yang signifikan. Perubahan dari segi jumlah wajib pajak, juga dari segi pemasukan pajak. Namun selain itu yang terpenting adalah manfaat perubahan pada internal organisasi yang semakin kompak dan terpacu untuk melakukan inovasi terus menerus”.

Memang tantangan dari sistem yang menggunakan jaringan internet adalah stabilitas jaringan internet di Kabupaten Berau yang masih rentan. Pada saat membangun sistem SIMHORE, permasalahan jaringan yang sering putus ditengah jalan menyebabkan pembangunan sistem menjadi terhambat. Oleh karenanya kedepan harus bisa diatasi dengan menyiapkan jaringan internet yang stabil, dan tentu saja ini merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Berau secara umum.

3.1.2. Proyek Perubahan Alumni Diklatpim III

3.1.2.1. Perencanaan Skema Bantuan Stimulan Sistem Swadaya Pembangunan Jamban

3.1.2.1.1. Kontinuitas Proyek Perubahan Alumni Pasca Diklatpim:

Perubahan struktur organisasi Pemerintah Daerah yang disebabkan adanya perubahan aturan perundangan telah menyebabkan perombakan jabatan secara substansial di daerah. Alumni Diklatpim III di PKP2A III LAN yang berasal dari Dinas Perumahan dan Tata Ruang di tahun 2016 telah berubah nomenklatur instansinya menjadi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman. Namun demikian alumni tersebut per tahun 2017 telah dipindahtugaskan ke instansi lain. Hal ini menyebabkan secara kewenangan tidak lagi menangani proyek perubahan yang telah digagasnya. Meskipun telah dipindah tugaskan, setidaknya untuk rencana milestone di tahun 2017 masih tetap berjalan karena telah dianggarkan di tahun sebelumnya. Pembangunan jamban di tahun 2017 tetap dilakukan di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Batu Putih dan Kecamatan Pulau Derawan. Sedangkan skema penggunaan dana CSR dari pihak swasta telah habis jangka waktunya dan belum ada pembicaraan lagi untuk diperpanjang. Jumlah jamban yang dibuat berdasarkan skema swadaya masyarakat per tahun 2016 adalah 1800 buah jamban di 17 kampung yang tersebar di Kabupaten Berau. Sebenarnya dalam milestone jangka panjang telah ada kesepakatan bersama Bappeda bahwa di tahun 2019 Kabupaten Berau bebas kawasan kumuh, termasuk didalamnya setiap rumah telah memiliki jamban yang memenuhi standar kesehatan. Artinya bahwa masih ada tugas yang belum selesai hingga tahun 2019 untuk melanjutkan proyek perubahan yang telah digagas ini.

Di tingkat eselon III memang rentan terhadap kelanjutan proyek perubahan akibat kemungkinan mutasi atau tidak dianggarkannya lagi proyek perubahan di program/kegiatan instansi di tahun berikutnya. Hal ini lah yang kemudian juga terjadi di proyek perubahan jamban swadaya karena masih belum menentu kelanjutannya di tahun mendatang. Alumni ini sebelum pindah telah membuat telaahan staf agar proyek perubahannya dapat terus berlanjut. Namun demikian alumni tersebut tidak bisa secara intensif memantau apakah di SKPD sebelumnya bisa dilanjutkan atau tidak. Koordinasi telah dilakukan namun belum ada tanda-tanda positif kelanjutan proyek perubahannya. Demikian halnya dengan pihak swasta yang sebelumnya telah membantu melalui dana CSR nya, pada saat dilakukan komunikasi ulang telah menghentikan bantuannya untuk proyek perubahan per tahun 2016 karena telah tercapai semua targetnya di tahun tersebut.

3.1.2.1.2. Peningkatan Performance Alumni

Perubahan yang dirasakan setelah mengikuti Diklatpim cukup besar. Merubah cara pandang alumni bahwa program dan kegiatan yang langsung dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat seharusnya yang mejadi fokus kinerja Pemerintah Daerah . Pemerintah Daerah telah dan terus memikirkan perbaikan sistem penggajian, tunjangan, secara program peningktan kapasitas aparatur lainnya, sehingga tugas aparatur nantinya hanya fokus pada pembuatan program dan kegiatan yang langsung bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Perubahan cara pikir dan perilaku ini juga diterapkan di instansi baru, dengan membuat setiap hari penuh dengan ide kreatif dan inovatif.

“… Saya merasa Diklatpim inilah yang betul-betul membawa perubahan. Bagi saya Diklat ini harus bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara langsung”.

Namun demikian terdapat pengalaman yang cukup mengganggu capaian kinerja alumni, yakni hasil yang hanya cukup memuaskan dari hasil Diklatpim yang telah lalu. Target milestone jangka pendek dan menengah telah dilampaui. Dari target hanya 5-10 jamban yang dibangun, ternyata pada capaian akhir sebelum ujian adalah 40 unit jamban dalam jangka waktu 3 bulan. Alumni menengarai bahwa Namun demikian terdapat pengalaman yang cukup mengganggu capaian kinerja alumni, yakni hasil yang hanya cukup memuaskan dari hasil Diklatpim yang telah lalu. Target milestone jangka pendek dan menengah telah dilampaui. Dari target hanya 5-10 jamban yang dibangun, ternyata pada capaian akhir sebelum ujian adalah 40 unit jamban dalam jangka waktu 3 bulan. Alumni menengarai bahwa

3.1.2.2. Kemanfaatan Proyek perubahan Alumni

Proyek perubahan skema bantuan sistem swadaya pembangunan jamban merupakan bentuk stimulant yang diinisiasi oleh inovator sebagai pihak Pemerintah Daerah , bekerjasama dengan pihak swasta, dan selebihnya adalah keterlibatan masyarakat sendiri dalam mengatasi permasalahan belum adanya jamban. Faktor kesehatan masyarakat khususnya pada sistem sanitasi keluarga menjadi faktor urgensitas adanya proyek perubahan ini yang tidak bisa ditawar lagi. Melalui skema ini manfaat yang bisa dirasakan adalah bangkitnya semangat masyarakat untuk mau membuat sistem sanitasi yang sesuai standar bersama-sama dengan pemerintah dan juga pihak swasta.

Keberhasilan membuat 1800 buah jamban sehat di 17 kampung menandakan bahwa skema ini berhasil mendorong percepatan adanya sanitasi yang sesuai standar sebagai bagian dari Program Berau Bebas Kumuh tahun 2019 yang dicanangkan Pemerintah Daerah .

Dari sisi masyarakat juga merasakan betul manfaat dari adanya proyek perubahan ini, karena rata-rata kampung yang mendapatkan bantuan dengan skema ini adalah kampung yang betul-betul membutuhkan karena masuk dalam kategori tidak mampu. Untuk kampung yang masyarakatnya masih memiliki kemampuan finansial lebih, maka bantuannya lebih sedikit dan jamban yang dihasilkan bisa dibuat lebih dari standar yang ditentukan. Sedangkan untuk kampung yang relatif tidak memiliki kemampuan finansial lebih, maka seluruh bantuan dananya diambilkan dari skema stimulan pemerintah dan CSR swasta. Masyarakat memberikan dukungan tenaga yang membangun jamban mereka sendiri. Hal ini dilakukan agar masyarakat nantinya Dari sisi masyarakat juga merasakan betul manfaat dari adanya proyek perubahan ini, karena rata-rata kampung yang mendapatkan bantuan dengan skema ini adalah kampung yang betul-betul membutuhkan karena masuk dalam kategori tidak mampu. Untuk kampung yang masyarakatnya masih memiliki kemampuan finansial lebih, maka bantuannya lebih sedikit dan jamban yang dihasilkan bisa dibuat lebih dari standar yang ditentukan. Sedangkan untuk kampung yang relatif tidak memiliki kemampuan finansial lebih, maka seluruh bantuan dananya diambilkan dari skema stimulan pemerintah dan CSR swasta. Masyarakat memberikan dukungan tenaga yang membangun jamban mereka sendiri. Hal ini dilakukan agar masyarakat nantinya

3.1.2.3. Investasi Keamanan Masyarakat Melalui Satuan Tugas Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Dengan Sistem Temu Cepat Lapor Cepat di Kabupaten Berau

3.1.2.3.1. Kontinuitas Proyek Perubahan Alumni Pasca Diklatpim III

Salah satu alumni Diklatpim III di PKP2A III LAN yang berasal dari Badan Kesbangpol ini saat ini telah dipindah ke instansi lain yang sama sekali berbeda dari jabatan sebelumnya, meskipun masih sama di eselon III.

Dari sisi permasalahan yang telah diidentifikasi oleh inovator, maka faktor keamanan dan ketentraman daerah menjadi salah satu kunci hadirnya investasi di daerah. Namun tetap yang utama adalah keamanan dan ketentraman di dalam kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Berau dapat terjaga. Meskipun demikian, dilihat dari segi inovasi yang dihasilkan saat ini masih belum bisa dilanjutkan ketahap jangka panjang. Beberapa permasalahan menjadi faktor penghalang, salah satunya adalah mutasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Berau. Pada proyek perubahan ini bukan hanya alumni saja yang mengalami mutasi, tetapi juga mentor dari proyek perubahan ini juga dimutasi.

Selain itu hambatan yang menyebabkan terhambatnya proyek perubahan ini berlanjut adalah tim efektif yang pada praktiknya tidak bisa efektif. Tim efektif yang terdiri dari tim lintas instansi terhambat pada permasalahan koordinasi. Selanjutnya, permasalahan anggaran juga menjadi hambatan lain dari proyek perubahan ini. Inovasi yang bertumpu pada anggaran daerah memang rentan terhadap kegagalan karena jika tidak dianggarkan di tahun berikutnya maka akan langsung terhenti. Hal ini lah yang terjadi pada proyek perubahan ini. Tim anggaran daerah dinilai masih terlalu menganggap remeh terhadap inovasi ini karena outputnya tidak langsung dirasakan oleh daerah. Berbeda dengan pembangunan infrastruktur atau pengadaan sarana prasarana kantor, faktor “keamanan” dan “ketentraman” sulit untuk Selain itu hambatan yang menyebabkan terhambatnya proyek perubahan ini berlanjut adalah tim efektif yang pada praktiknya tidak bisa efektif. Tim efektif yang terdiri dari tim lintas instansi terhambat pada permasalahan koordinasi. Selanjutnya, permasalahan anggaran juga menjadi hambatan lain dari proyek perubahan ini. Inovasi yang bertumpu pada anggaran daerah memang rentan terhadap kegagalan karena jika tidak dianggarkan di tahun berikutnya maka akan langsung terhenti. Hal ini lah yang terjadi pada proyek perubahan ini. Tim anggaran daerah dinilai masih terlalu menganggap remeh terhadap inovasi ini karena outputnya tidak langsung dirasakan oleh daerah. Berbeda dengan pembangunan infrastruktur atau pengadaan sarana prasarana kantor, faktor “keamanan” dan “ketentraman” sulit untuk

3.1.2.3.2. Peningkatan Performance Alumni

Jika yang dimaksud performance adalah pada saat masih menangani proyek perubahan tentu bisa dikatakan telah dilaksanakan dengan baik dengan terbentuknya Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) di tingkat kabupaten yang diikuti dengan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) di masing-masing kecamatan. Seharusnya untuk milestone jangka panjang adalah membentuk Satgas sampai ke tingkat kelurahan/ desa sehingga pemantauan wilayah dan pelaporan informasi menjadi semakin akurat dan cepat lagi. Namun demikian akibat adanya mutasi, sehingga pada tahun ini anggaran tidak bisa diturunkan untuk dana operasional Satgas yang ada sehingga dikawatirkan proyek perubahan ini akan berhenti.

Namun secara umum dari hasil Diklatpim peningkatan performance dari alumni tidak terlalu dirasakan oleh alumni. Soal disiplin dan tanggungjawab terhadap pekerjaan sudah dimiliki sejak sebelum mengikuti Diklatpim, sehingga dengan adanya Diklat hanya mengingatkan dan menguatkan saja. Namun demikian perubahan yang dirasakan dari mengikuti Diklat adalah pada religiusitas. Sholat tepat waktu dan berjamaah begitu membekas di hati alumni sehingga pada saat ini diterapkan juga hal yang di instansi yang sekarang.

“… Untuk melakukan perubahan, maka saya sendiri yang harus berubah terlebih dahulu. Tantangan kedepan akan semakin berat dan besar. Jika saya mengharap perubahan pada orang lain, maka sebenarnya saya sendirilah yang harus terlebih dahulu melakukan perubahan”.

Sehingga menurut alumni ini, religiusitas menjadi bagian dari perubahan paling mendasar untuk mendorong perubahan-perubahan penting lainnya.

3.1.2.3.3. Kemanfaatan Proyek Perubahan Alumni

Sistem Temu Cepat Lapor Cepat merupakan sistem penyelidikan dengan menggunakan metode deteksi dini (temu cepat) dengan prinsip cepat dan akurat dalam pelaporan (lapor cepat). Sistem ini bekerja dengan melibatkan Satuan Tugas (Satgas) Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) sebagai penyuplai informasi di lapangan berkerja sama dengan aparat penegak hukum di lingkungan dimana yang bersangkutan berada.

Dengan demikian manfaat yang diterima ada dari dua sisi. Pertama dari sisi aparat penegak hukum, dimana dari segi jumlah aparat penegak hukum yang menjangkau sampai wilayah kecamatan apalagi desa masih sangat terbatas. Sehingga ketika sistem ini bekerja, para aparat penegak hukum tersebut memiliki mitra bekerja yang bisa memudahkan mereka mengawasi dan memantau wilayah sampai ke tingkat yang paling bawah. Oleh karenanya akan lebih efisien lagi karena tidak perlu merekrut aparat hanya untuk menjaga keamana sampai di tingkat kecamatan dan kelurahan/desa.

Kedua, dari sisi masyarakat mendapatkan manfaat secara langsung bahwa keamanan dan ketentraman wilayahnya terjaga oleh warga di wilayahnya sendiri. Masyarakat akan mudah melaporkan kepada Satgas tanpa malu atau sungkan, sehingga laporan yang diberikan lebih akurat.

Investasi keamanan dan ketentraman di dalam masyarakat melalui sistem ini memiliki manfaat jangka panjang, yang pada akhirnya akan bisa menarik investasi untuk datang dan menanamkan modal di daerah. Lebih jelasnya manfaat yang diberikan dari adanya proyek perubahan ini digambarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2 Manfaat Proyek Perubahan Temu Cepat Lapor Cepat

Sumber: Data dan hasil wawancara dengan alumni Diklatpim III, 2017.

3.1.2. Proyek Perubahan Alumni Diklatpim IV

3.1.2.1. Drone Verifikasi Data Reklamasi Lahan Pertambangan Batubara Pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Berau (DRONITA)

3.1.2.1.1. Kontinuitas Proyek Perubahan Alumni Pasca Diklatpim IV

Saat ini capaian jangka pendek dan menengah dari proyek perubahan DRONITA telah tercapai, yaitu hanya mengambil sampel satu perusahaan tambang saja. Namun demikian, untuk saat ini sedang berjalan dalam rangka capaian jangka panjang ada 14 lokus dengan

3 site besar tambang batubara untuk Berau Coal, kemudian direncanakan untuk perusahaan sawit di daerah Talisayan, serta HTI di daerah Batu Putih siap dievaluasi menggukan DRONITA. Artinya untuk kelanjutan proyek perubahan ini tetap berjalan dan terus dikembangkan kemampuannya.

Dari sisi peralatan, saat ini drone yang digunakan adalah jenis Phantom 3 Pro, dan kedepan sedang dianggarkan untuk membeli drone jenis Phantom 4 Pro. Selain itu, dari sisi kapasitas SDM juga dibentuk tim untuk meregenerasi tim yang ada saat ini. Pelatihan dan sertifikasi tim yang menggunakan alat drone dilakukan. Pemahaman menerbangkan drone di daerah zona larangan terbang juga terus disosialisasikan.

Upaya perbaikan lahan pasca tambang menjadi concern bersama antara Pemerintah Daerah dan pihak perusahaan tambang sejak tahun 2014. Sampai dengan tahun 2016 perbaikan lahan tambang telah mencapai sampai 9 km kebelakang/ daerah yang masuk kedalam lahan/ jauh dari jalan utama. Standar perusahaan tambang adalah begitu selesai menggali di pit satu dan dua, maka segera akan melakukan penimbunan dan perbaikan pasca tambang. Namun demikian kadang perusahaan tambang menutupi laporan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup untuk daerah tertentu yang letaknya susah dijangkau. Maka tugas Pemerintah Daerah yang akan mengingatkan, melalui kewajiban perusahaan memberikan laporan per triwulan kepada Pemerintah Daerah . Kemudian per 6 bulan Pemerintah Daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup melakukan pengecekan di lokasi terkait validitas laporan perusahaan tambang.

3.1.2.1.2. Peningkatan Performance Alumni

Proyek perubahan ini mendapatkan apresiasi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup, dan telah mendapatkan disposisi untuk melakukan presentasi dan menyampaikan di depan Rapat Koordinasi Daerah se- Kalimantan Timur agar bisa menjadi inspirasi bagi Dinas Lingkungan Hidup di Kabupaten/ Kota lainnya. Saat ini DRONITA menjadi andalah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Berau. Bukan hanya disatu bidang saja, tetapi bidang lain juga sudah menggunakan sistem ini untuk membantu penyelesaian tugas, seperti terkait pencemaran lingkungan, dll.

Proyek inovsi inovasi ini terus ditingkatkan performance nya dengan menambah dan melengkapi alat-alat demi mendukung tugas yang lebih besar lagi kedepannya. Dukungan anggaran dari Pemerintah Daerah sangat diperlukan, dan saat ini sudah mendapat respon yang baik oleh tim anggaran di daerah. Selain itu terkait dengan pasca

Diklatpim IV, bagi alumni materi yang diberikan pada saat pembelajaran sanga relevan dengan praktik pekerjaan sehari-hari. Sehingga alumni merasa bersyukur bisa mendapat kesempatan Diklatpim IV di PKP2A III LAN. Apa yang didapat selama pembelajaran sangat menginsipirasi, khususnya terkait perubahan mindset dan pola kerja aparatur saat ini. Antara pimpinan hingga ke bawahan harus satu tujuan, sehingga tantangan apapun nanti akan dapat dihadapi. Selanjutnya, dorongan untuk terus mengeluarkan ide-ide baru dan berinovasi terus bermunculan.

“… Saya sangat tergugah dengan Diklat yang saya dapatkan. Bagi saya yang masih muda, mindset kita harus berubah. Kita punya banyak tantangan dan kita tidak boleh lagi terus berada di zona nyaman. Dengan memiliki seorang pimpinan yang visioner, apa si yang tidak bisa kita lakukan terhadap kemajuan organisasi kita!”

Oleh karenanya secara singkat bisa dikatakan performance alumni pasca Diklatpim IV makin meningkat dengan terus mendorong sistem DRONITA terus berlanjut dan berkembang.

3.1.2.1.3. Kemanfaatan Proyek Perubahan Alumni

Aplikasi sistem DRONITA kedalam laporan masuk di dalam berita acara dan menjadi bukti (evidence) tak terpisahkan, yang sangat penting dan substansial bagi pengambil kebijakan. Saat ini perusahaan harus mencantumkan bukti-bukti bahwa mereka sudah melakukan kewajiban menutup lubang pasca tambang dan menanami kembali area tersebut sebagai bentuk penggunaan lahan secara berkelanjutan. Pada waktu sebelum ada sistem DRONITA, perusahaan yang “nakal” bisa memainkan bukti perbaikan area tertentu. Hanya area yang bisa didatangi oleh tim pemantau yang akan diperbaiki, selain itu dibiarkan apa adanya tanpa perbaikan.

Saat ini dengan adanya sistem DRONITA sangat dirasakan perbedaannya. Manfaat yang didapat dengan adanya sistem ini antara lain adalah keakuratan objek pemantauan menggunakan drone dengan bukti video dan foto udara yang sangat jelas hasilnya. Selain itu manfaat yang dirasakan adalah efisiensi biaya dan tenaga yang dikeluarkan. Jika sebelumnya untuk melakukan pemantauan kedalam lokasi tambang Saat ini dengan adanya sistem DRONITA sangat dirasakan perbedaannya. Manfaat yang didapat dengan adanya sistem ini antara lain adalah keakuratan objek pemantauan menggunakan drone dengan bukti video dan foto udara yang sangat jelas hasilnya. Selain itu manfaat yang dirasakan adalah efisiensi biaya dan tenaga yang dikeluarkan. Jika sebelumnya untuk melakukan pemantauan kedalam lokasi tambang

Lebih dari itu, isu lingkungan menjadi isu yang sangat krusial di daerah. Sehingga Pemerintah Daerah perlu memantau terus menerus kerusakan lingkungan yang terjadi dan upaya perbaikan yang dilakukan seperti apa perkembangannya. Manfaat secara singkat akan digambarkan dengan tiga foto sebagai berikut

Gambar 3.1 Areal Pasca Tambang Pit L-1 Pada Tahun 2014

Setelah dilakukan upaya penutupan lahan maka foto beberapa tahun kemudian adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Areal Pasca Tambang Pit L-1 Pada Tahun 2016

Pada awal tahun 2017 kondisinya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.3 Areal Pasca Tambang Pit L-1 Pada Tahun 2017

Secara umum bisa dikatakan bahwa sistem DRONITA ini sangat memberikan manfaat kepada perbaikan dan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan di Kabupaten Berau.

3.1.3.2. Optimalisasi Informasi Hibah dan Bantuan Sosial (OPOR SI BOS)

3.1.3.2.1. Kontinuitas Proyek Perubahan Alumni Pasca Diklatpim IV

Kontinuitas proyek perubahan OPOR SI BOS saat ini tercapai untuk milestone jangka pendek dan menengah. Saat ini informasi mengenai sistem ini sudah bisa di lihat di website resmi Pemerintah Kabupaten Berau. Namun demikian, untuk kelanjutan jangka panjangnya masih terkendala dengan beberapa faktor. Dari tujuan pembuatan, sebenarnya sistem ini ingin melakukan optimalisasi informasi pemberian hibah dan bantuan sosial di Kabupaten Berau. Sehingga dari yang sebelumnya tidak tertera secara jelas informasinya, maka dengan menggunakan sistem ini informasinya dibuka dan dicantumkan di website. Selain itu pemerintah juga membuat semacam buku saku informasi pemberian hibah dan bantuan sosial yang kemudian disampaikan ke kecamatan- kecamatan. Oleh karenanya proyek perubahan ini bertumpu pada dua hal, yaitu: tim efektif di bidang IT dan anggaran daerah dalam merealisasikan buku saku yang akan disebar/ disosialisasikan.

Hambatan yang menyebabkan proyek perubahan ini terancam tidak bisa berlanjut dimasa mendatang adalah pada efektifitas tim IT dan juga anggaran. Saat ini alumni masih berada dijabatan semula di bagian Kesejahteraan Rakyat di Sekretariat Daerah. Namun kewenangan pengelolaan dana hibah dan bantuan sosial dialihkan ke Dinas Sosial sejak bulan Januari 2017. Selain itu terjadi permasalahan lain, yaitu tim IT yang dulu mengelola website dan berada di Sekretariat Daerah saat ini juga sudah pindah dan digabung di Diskominfo. Ditambah lagi akibat def isit anggaran yang terjadi di daerah menyebabkan anggaran untuk kegiatan ini termasuk yang tidak bisa lagi dianggarkan untuk kegiatan tahun berikutnya.

3.1.3.2.2. Peningkatan Performance Alumni

Dari hasil Diklatpim IV yang telah dilakukan, terjadi perubahan cara kerja bagi alumni dan instansi yang menaungi. Dukungan dari pimpinan terhadap proyek perubahan yang dihasilkan cukup tinggi. Namun demikian untuk keberlanjutan sistem yang dibangun perlu perbaikan yang cukup substansial dari segi konten yang disajikan.

Namun demikian proyek perubahan ini telah disosialisasikan dan diinternalisasikan kepada rekan-rekan kerja di lingkungan Sekretariat Daerah sebagai bentuk tanggungjawab terhadap transfer of knowledge pasca Diklatpim IV. Alumni sampai dengan sekarang tetap berusaha melakukan koordinasi dengan stakeholder lainnya dalam rangka melakukan perbaikan sistem, meskipun belum dianggarkan lagi kedepannya.

3.1.3.2.3. 3.1.3.2.4. Kemanfaatan Proyek Perubahan Alumni

Dari hasil interview yang dilakukan kepada alumni Diklatpim IV, didapat informasi bahwa sampai dengan saat ini kemanfaatan dari adanya proyek perubahan ini sudah mencapai 50% ke masyarakat. Baru satu kecamatan mendapatkan sosialiasi OPOR SI BOS sesuai dengan milestone jangka pendek dan menengah, yaitu di Kecamatan Sambaliung.

Gambar 3.4 Feedback Masyarakat Terhadap Implementasi OPOR SI BOS

Dari masyarakat yang sudah mendapatkan dana dari program hibah dan bantuan sosial daerah, menyatakan saat ini informasi yang didapat lebih mudah, dan memudahkan masyarakat pada saat akan mengajukan program bantuan. Jika dulu masyarakat harus bolak-balik bertanya untuk mendapatkan bantuan, saat ini informasi tinggal dilihat di website. Sesuai dengan rencana proyek perubahan yang disampaikan, maka setidaknya ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan, antara lain: 1) terwujudnya sebuah sistem informasi sebagai acuan untuk melaksanakan hibah dan bantuan sosial melalui sebuah media online (website); 2) memudahkan informasi administrasi kepada masyarakat; 3) masyarakat menjadi mudah dalam mengikuti alur informasi dan menyiapkan persyaratan yang diperlukan dalam memperoleh hibah dan bantuan sosial, dan; 4) mempercepat proses pencairan dan pertanggungjawaban bantuan yang diterima. Berikut adalah salah satu contoh feedback masyarakat terhadap proyek perubahan yang disampaikan kepada masyarakat: