Pada kutipan tersebut tampak adanya sikap baik yang dimiliki oleh Kawi yang mengantarkan pulang Mbawa ke rumahnya.
b. Nilai-nilai otentik
Yang dimaksud dengan otentik ialah asli. Manusia otentik adalah manusia yang menghayati, menunjukkan diri sesuai dengan aslinya, dengan kepribadian yang
sebenarnya. Dalam cerpen ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. ”Tiup, Bang,” kata Mbawa memanggil Abang pada Kawi.
24
Dari kutipan tersebut dapat terlihat bahwa Mbawa menaruh hormat kepada orang yang baru dikenalnya dengan memanggil Abang kepada orang lain yang dirasa
lebih tua dari nya. Jadi, wujud nilai moral yang ada dalam cerpen ini adalah sikap baik dan nilai-
nilai otentik. Dari uraian tersebut dapat diketahui meskipun orang hidup pada zaman kuno sampai modern saat ini manusia sudah memiliki pedoman untuk berperilaku
yakni moral. Mbawa dan Kawi adalah contoh bahwa, sikap baik, menaruh hormat, dan persahabatan memiliki banyak manfaat dalam kehidupan.
C. Kajian Unsur Instrinsik Cerpen Keysia dan Preman Tua C2
1. Tokoh dan Penokohan
1 Tokoh
Tokoh yang terdapat dalam cerpen Keysia dan Preman Tua terdiri dari tokoh utama dan tokoh tambahan.
a. Tokoh Utama
Cara menentukan tokoh utama melalui 1 intensitas keterlibatan tokoh dalam berbagai peristiwa yang membangun sebuah cerita. 2 tokoh yang
banyak berhubungan dengan tokoh lain yang ada di dalam cerita. 1
Intensitas Keterlibatan Tokoh dalam Berbagai Peristiwa
24
C1
Tokoh yang mempunyai intensitas keterlibatan dalam berbagai peristiwa terdapat dalam kutipan berikut.
Pada awal pernikahannya dengan Ibu, Bapak bekerja sebagai buruh pabrik dan mereka bahagia dengan kehidupannya yang
dijalani dengan indah. Aku pun mendapat kasih sayang yang penuh dari Bapak dan Ibu. Walau kami dulu tinggal di rumah
kontrakan yang terbilang sangat sempit tapi kami bahagia. Sampai suatu saat pabrik garmen tempat Bapak dan Ibu bekerja gulung
tikar dikarenakan krisis ekonomi dan kenaikan harga BBM yang memengaruhi kenaikan harga bahan baku dan penurunan
penjualan.
25
“Bu, pabrik tempat kita bekerja tutup. Kita harus bagaimana, ya, Bu?”
Aku ingat ucapan Bapak waktu itu, saat aku masih duduk di bangku kelas 5 SD.
26
Dari kutipan tersebut tokoh yang mengalami keterlibatan cerita adalah Aku dan Bapak. Tampak bahwa tokoh Aku merupakan seorang anak
perempuan dari pasangan orang tua yang sangat perhatian dan penuh kasih sayang terhadapnya. Keluarga Aku awalnya adalah keluarga kecil yang
sederhana namun penuh dengan kebahagiaan. Akan tetapi, pada suatu saat datang cobaan yang harus dihadapi Aku dan keluarganya. Pabrik tempat
Bapak dan Ibu bekerja tutup, sehingga Aku dan keluarganya memasuki masa- masa yang berat dan berbeda dengan masa sebelumnya.
Keterlibatan tokoh Aku dan Bapak dalam peristiwa lainnya dapat dilihat dalam kutipan berikut.
Tetapi awan hitam masih menyelimuti keluarga kami. Ketika aku pulang sekolah aku melihat banyak orang berlari-lari di dekat
rumah kontrakan kami sambil berteriak-teriak dan membawa ember untuk memadamkan api. “Kebakaran... kebakaran ...,”
begitulah orang-orang berteriak. Dan begitu pilu melihat rumah kontrakan kami habis dilalap si jago merah. Lalu aku pun panik
mencari Ibu dan Bapak.
27
25
C1
26
C2
27
C2.
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Aku setelah pulang sekolah menghadapi peristiwa yang sangat memilukan hatinya. Rumahnya kebakaran
dan Aku mencari kedua orang tuanya. Kutipan berikut menunjukkan bagaimana keterlibatan tokoh Bapak dalam
peristiwa lain di dalam cerita. Musibah yang datang tetap kami jalani sekeluarga dengan sabar,
orang tuaku begitu ikhlas menjalani semuanya. Dan Bapak pernah b
erkata kepada kami sekeluarga, “Hidup itu berat, tetapi tetap harus dijalani seberat dan sesusah apa pun. Jangan mengeluh dan
merepotkan orang lain.” Itulah prinsip Bapak. Aku salut kepada Bapak, walau dalam keadaan susah beliau tetap tegar sebagai
tulang punggung keluarga.
28
Dari kutipan di atas, Bapak memberikan nasihat kepada seluruh anggota keluarganya agar tidak menyerah dalam mengahadapi kehidupan sesulit apa
pun. Kutipan berikut menunjukkan pula Keterlibatan Aku dalam peristiwa
cerita lainnya. Kulihat Ibu sedang menangis sesenggukan di pojok mushola dan
Bapak masih berusaha menyelamatkan barang berharga yang tertinggal di rumah kami, walau memang kami sebenarnya tidak
memiliki apa pun di rumah.
29
Dari kutipan tersebut Aku menghampiri ibunya yang sedang menangis meratapi betapa malang nasib keluarganya karena rumahnya kebakaran.
Berdasarkan kepada beberapa kutipan sebelumnya dapat ditentukan bahwa Aku dan Bapak merupakan tokoh utama dalam cerita.
2 Tokoh yang banyak berhubungan dengan tokoh lain
28
C2.
29
C2
Aku dan Bapak merupakan tokoh yang paling menonjol dibanding tokoh lain, karena lebih banyak mendapat sorotan dalam cerita dan berhubungan
hampir dengan semua tokoh dalam cerita. Tokoh yang banyak berhubungan dengan tokoh lain terdapat pada kutipan
berikut. “Bang Roni, Ibu mana, Bapak ke mana?” tanyaku. Aku pun
menangis sekencang-kencangnya melihat kejadian itu. Seorang yang kusapa Bang Roni, tetangga kami dalam rumah petak
kontrakan kami, mengantarkan aku ke Ibu.
30
Dari kutipan di atas menunjukkan bahwa Aku berhubungan dengan tokoh Bang Roni ketika Aku menanyakan kepada Bang Roni di mana ibu dan
bapaknya. Hubungan tokoh Aku dan Bapak dengan tokoh lain juga dapat dilihat
dalam kutipan berikut ini. “Ini rumah baru kita Ka, Bud,” terlihat Bapak dengan muka yang
dibuat seolah Bapak bahagia dengan sesuatu yang dibilangnya rumah, walau hanya terdiri dari tumpukan-tumpukan kardus bekas
di bawah kolong jembatan.
31
Dari kutipan cerita di atas menunjukkan bahwa, Bapak mengajak Aku, ibu, dan Budi ke sebuah tempat di kolong jembatan dan setibanya di sana
Bapak memberitahu Aku dan Budi bahwa sekarang ditempat itulah mereka akan tinggal.
Kutipan di atas menunjukkan bahwa, Bapak dan Aku berhubungan dengan tokoh ibu dan Budi yang meruapakan adik dari Aku.
Kutipan berikut menunjukkan hubungan antara tokoh Aku dengan tokoh lainnya.
“Nama kamu, Ika, ya,” begitulah awal perkenalanku dengan seorang pemuda. Namanya Iwan Subrata, seorang pegawai bank
30
C2.
31
C2