bersifat universal.
37
Artinya, sifat-sifat itu dimiliki dan diyakini kebenarannya oleh manusia sejagad. Sebuah karya sastra yang menawarkan pesan moral
yang bersifat universal, biasanya akan diterima kebenarannya secara universal pula.
Moral selain dikaji secara kognitif juga menyangkut sikap batin seseorang, dan norma-norma moral sifatnya lebih subyektif, demikian menurut
Budiningsih.
38
Dari uraian tersebut maka, moral merupakan norma tentang kehidupan yang telah diberikan kedudukan istimewa dalam kehidupan sebuah
masyarakat yang menyangkut tentang pedoman baik dan buruk perilaku manusia yang ditanamkan oleh pengarang di dalam karya sastra.
4. Jenis dan Wujud Nilai Moral
Setiap karya sastra pasti mengandung dan menawarkan pesan moral, karena itu banyak sekali jenis dan wujud pesan moral yang diajarkan. Jenis
ajaran moral dapat mencakup masalah, yang bisa dikatakan tak terbatas. Hal itu dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan, seluruh persoalan
yang mencakup harkat dan martabat manusia. Menurut Nurgiyantoro secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan
manusia itu dapat dibedakan ke dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Persoalan manusia dengan dirinya sendiri dapat bermacam-macam
jenis dan tingkatannya. Persoalan tersebut yakni: harga diri adalah kesadaran akan berapa besar nilai yang diberikan kepada diri sendiri. Rasa percaya diri
adalah tanggapan nilai hati terhadap keyakinan atau memastikan akan kemampuan dirinya sendiri. Takut adalah merasa gentar dan ngeri terhadap
sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana. Maut adalah kematian, terutama tentang manusia. Rindu adalah memiliki keinginan yang kuat untuk
bertemu. Dendam adalah keinginan keras untuk membalas kejahatan.
37
Ibid., h. 322.
38
Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral, Jakarta: PT Rhineka Cipta, 2008, h. 69.
Keterombang-ambingan terhadap sesuatu yaitu merasa tidak tetap hati dan ragu-ragu.
39
Hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dapat diartikan bahwa manusia tidak
dapat hidup tanpa manusia yang lainnya. Dalam menjalani hidup tersebut munculah masalah-masalah yang berupa hubungan antarmanusia itu antara
lain dapat berwujud: persahabatan yang kokoh ataupun yang rapuh, kesetiaan, pengkhianatan, kekeluargaan: hubungan suami-istri, orang tua-anak, cinta
kasih terhadap suamiistri, anak, orang tua, sesama, maupun tanah air, hubungan buruh-majikan, atasan-bawahan dan lain-lain yang melibatkan
interaksi antarmanusia. Hubungan manusia dengan Tuhannya, dapat diartikan sebagai cara
manusia berkomunikasi dengan Tuhan atau sebagai makhluk ciptaan dengan penciptanya. Seringkali manusia memiliki keinginan yang tidak sejalan
dengan apa yang telah direncanakan oleh sang pencipta. Hal ini membuat sesuatu yang tengah dijalankan oleh manusia tersebut menjadi tidak berhasil
ataupun mengadapi suatu hambatan. Berbeda halnya jika keinginan kita sesuai dengan kehendak Tuhan sebagai pencipta manusia dan seluruh isi alam raya,
tentu akan menjadi lebih baik hal yang dilakukan tersebut. Menurut Budiningsih pesan moral memiliki tiga macam yaitu.
a. Kepercayaan eksistensial Iman
Kepercayaan eksistensial atau iman adalah cara manusia mengerti dan memandang berbagai keadaan hidupnya dalam kaitannya dengan
gambaran-gambaran yang kurang lebih bersifat sadar tentang suatu lingkaran akhir.
b. Empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, menerima sudut pandang mereka, menghargai perbedaan orang terhadap
berbagai macam hal, menjadi pendengar dan penanya yang baik.
39
Nurgiyantoro, op. cit., h. 323.