Kita sering mendengar mutu guru yang demikian merosot. Mutu tersebut dapat kita naikkan jika kita mau menengok ke perpustakaan, disana ada
harapan. Dari perpustakaan sekolah ini diharapkan guru mau belajar lagi membaca apa yang berhubungan dengan masalah belajar mengajar. Berbagi
metode mengajar yang paling efektif untuk masa kini. Di perpustakaan sekolah anak dapat mengembangkan minat mereka, mencari bacaan yang
memperkaya pengalaman melalui bacaaan yang tersedia. Melalui perpustakaan sekolah diharapkan anak dapat mengembangkan ketrampilan
untuk mencari informasi guna keperluan mereka secara mandiri. Mereka kita berikan wawasan mengenai “era informasi”, “era globalisasi”.
Kita berikan cara mengatasi hidup di dalam kedua era tersebut, dan dalam hal ini perpustakaan menjawab kedua tantangan tersebut.
C. Perpustakaan Sekolah Sebagai Sarana Pembelajaran
Pembelajaran sebagai suatu proses juga merupakan suatu sistem, yaitu sistem intruksional yang terdiri dari serangkaian unsur-unsur yang paling
berkaitan dan saling menunjang. Salah satu unsur dari sistem tersebut adalah sarana pembelajaran. Namun seyogyanya unsur ini masih kurang mendapat
pengertian yang memadahi dari banyak guru yang melaksanakan pengajaran. Patut disadari bahwa sebenarnya pembelajaran mempunyai peranan yang
penting dalam mengefektifkan proses pembelajaran. Dengan demikian sarana pembelajaran ini tidak dapat dikesampingkan begitu saja, sebaliknya guru harus
sadar mengenal pembelajaran.
Guru hendaknya mampu menyebarluaskan isi dan pencapaian tugas perpustakaan, membina dan mengembangkan minat baca anak. Sekolah
merupakan alat untuk meletakkan dasar-dasar dan citra yang sebenarnya mengenai perpustakaan. Sekolah juga merupakan tempat pesemaian minat dan
kebiasaan membaca yang sangat potensial bagi siswa. Guru hendaknya terampil dan mempunyai kemauan untuk membantu orang lain. Kepala sekolah atau guru
senior kiranya sangat tepat untuk koordinator ini. Besar kecilnya hasil yang dicapai oleh perpustakaan terganung sifat-sifat guru pada sekolah tersebut.
Perpustakaan dapat memberi kesan hidup bila petugasnya mencintai pekerjaannya, tahu seluk beluknya, mengerti perannya dalam pendidikan modern,
dapat menyelami jiwa siswa, dapat membuat warga sekolah merasa bahwa perpustakaan itu ada di sekolah untuk melayani keperluan intelektual, moral dan
kultural mereka. Perpustakaan ini dapat cepat tumbuh, bila kepala sekolah dan guru serta siswa merasa bahwa persoalan perpustakaan itu adalah tanggung jawab
bersama. Peran guru haruslah pandai membawakan peranan perpustakaan itu agar betul-betul menjadi darah daging sistem pendidikan dan pengajaran,, dan bukan
bagian yang terpisah berdiri sendiri. Organisasi, rencana dan aktifitas perpustakaan itu haruslah tertuju kepada maksud ini.
Petugas perpustakaan seharusnya mengetahui rencana pelajaran sekolah agar ia dapat membantu guru-guru dan pelajar-pelajar. Ia harus menanamkan
kebiasaan membaca buku-buku ilmiah dan juga buku hiburan.Ia juga harus pandai menciptakan suasana ruang atau tempat perpustakaan yang menyenangkan,
sehingga para pemakai merasa betah membaca dan belajar di perpustakaan.
Dengan kebijaksanaan, petugas perpustakaan haruslah pandai menanamkan tanggung jawab kepada siswa agar mereka ikut bekerja sama
menjaga agar aturan tata tertib perpustakaan jangan dilanggar. Disiplin dalam perpustakaan baiknya datang dari hati sanubari siswa sendiri, jangan karena
tekanan dan teguran atau hukuman. Bakat-bakat dengan pengetahuan perlu sekali, tetapi agar perpustakaan
efektif dapat dipakai, jangan sampai kacau dan jangan sampai hilang buku- bukunya. Diperlukan teknik pengendalian perpustakaan, pengetahuan teknik yang
seksama perlu sekali jika jumlah buku-buku sudah mencapai jumlah ribuan. Koleksi perpustakaan di bawah seribu dapat memakai sistem sederhana.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah merupakan sarana yang penting dalam setiap program
pendidikan dan pengajaran. Kepala sekolah dan kepala perpustakaan memegang peranan yang sangat
penting atas keberhasilan suatu perpustakaan. Apabila kepala sekolah menyadari pentingnya perpustakaan untuk mendukung program pendidikan sudah tentu
perhatian kepada perkembangan perpustakaan diprioritaskan, baik dari segi alokasi dana, tenaga maupun ruangan perpustakaan.
Pustakawan sebagai roda penggerak dituntut berdedikasi tinggi serta penuh pengabdian dalam bertugas untuk meningkatkan peran serta perpustakaan.
Dengan kemajuan teknologi pustakawan harus meningkatkan kualitas serta kepekaannya terhadap kemajuan-kemajuan yang ada hubungannya dengan
perkembangan serta peningkatan pelayanan. Anggaran merupakan faktor yang sangat penting dalammenentukan keberhasilan suatu perpustakaan.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tentang SMA Negeri I Babelan
1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri I Babelan
SMA Negeri I Babelan berdiri pada tahun 1996, Drs. Suganda A. R. selaku Kepala Sekolah memandang perlu untuk berpartisipasi aktif dalam
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan di daerah Bekasi. Bersamaan dengan itu, Kepala Pemerintahan Daerah Tk. II Kabupaten Bekasi yaitu Drs.
Zamhari selaku Bupati pada waktu itu, telah mengalokasikan anggaran belanja daerah untuk sarana dan prasarana pendidikan. Drs. Suganda A. R. merekrut
tenaga edukatif di SMA Negeri I Bekasi yang terdiri dari:
a. Drs. H. Hasuri S. Yahya Wakasek kurikulum.
b. Dikdik Sunardy, S. Pd. Wakasek Kesiswaan.
c. Dra. Hj. Neneng Yunengsih, MM. Wakasek Sarana dan Prasarana
yang sekaligus merangkap sebagai Bendahara Komite Sekolah. d.
Dra. Eti Suryati Wakasek Humas
Melalui komitmen bersama menyusun dan mensosialisasikan serta melaksanakan program penyelenggaraan pendidikan SMA yang ada di wilayah
Desa Kebalen Kecamatan Babelan yang disebut sebagai SMA Negeri Filial SMA Negeri I Bekasi disebut juga SMA Percontohan. Adapun proses
terwujudnya penyelenggaraan pendidikan melalui kerjasama dengan pihak