Manajemen Pengembangan Perpustakaan Perpustakaan Sekolah

Sedangkan fungsi perpustakaan sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103O1981, tanggal 11 Maret 1981, sebagai berikut: a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya. c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang bukubuku hiburan Semua fungsi tersebut akan tergambar dalam koleksi pepustakaan bersangkutan. 14 Dengan demikian fungsi utama perpustakaan sekolah adalah sebagai pusat sumber belajar, pusat sumber informasi, pusat bacaan rekreasi, dan pengisi waktu senggang. Untuk selanjutnya perpustakaan itu sebagai tempat membina minat dan bakat siswa, menuju belajar sepanjang hayat

4. Manajemen Pengembangan Perpustakaan

Manajemen adalah proses pelaksanaan pencapaian tujuan tertentu yang diselenggarakan dengan pengawasan. 15 Manajemen sebagai perencanaan kegiatan yang tersusun dengan rapi dan sesuai dengan prosedur yang dirancang. Dasar pengembangan sebuah perpustakaan harus dilakukan berdasarkan kebijakan dari lembaga penaung. Dasar utama yang harus 14 FA. Wiranto ed, Perpustakaan Menjawab Tantangan Zaman Jawa Tengah: UNIKA Soegijapranata, 1997, cet. ke-3, h. 27. 15 Universitas Terbuka, Manajemen Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Universitas Terbuka, 1992, h. 24. menjadi landasan adalah visi dan misi lembaga, perpustakaan harus berperan mendukung tercapainya visi dan misi ini. Dengan visi dan misi yang jelas, maka dapat dibuat sebuah ukuran atau indikator keberhasilan yang harus dicapai dalam pengembangan. Pengembangan koleksi perpustakaan mencakup semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang ada di perpustakaan, terutama untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan dan evaluasi bahan pustaka. 16 Bahan pustaka yang telah dimiliki oleh perpustakaan, baik yang diperoleh dengan cara pembelian, hadiah, hibah, tukar menukar atau pinjam meminjam, harus dicatat ke dalam buku induk atau buku inventarisasi perpustakaan, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam menyusun laporan mengenai perkembangan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Adapun kegiatan inventarisasi ini mencakup memasukkan ke buku induk, dan memberikan stempel kepemilikan hak milik. Agar perpustakaan dapat dilaksanakan dengan baik dibutuhkan suatu manajemen yang baik pula. Dalam kegiatan pengembangan koleksi hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: a. Alat seleksipemilihan. b. Tim seleksi. c. Kebijakan seleksi bahan pustaka. d. Pemilihan bahan pustaka. e. Pengadaan bahan pustaka. 17 16 Darmono, Op, Cit, h. 45. 17 Soekarman K., et.al., Op. Cit., h. 13. Pada prinsipnya tugas seorang kepala perpustakaan dapat dibagi dalam beberapa fungsi yang disebut POSDCORB yaitu akronim dari planning, organizing, staffing, directing, Coordinating dan Budgeting; a. Perencanaan Planning, penetapan tujuan, penentuan strategi, kebijaksanaan, prosedur dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. b. Pengorganisasian Organizing, penentuan struktur formal dengan mengelompokkan aktifitas-aktifitas kedalam bagian-bagian, koordinasi dan pendelegasian wewenang kepada individu-individu untuk melaksanakan tugasnya. c. Penyusunan personalia Staffing, penempatan staf pada berbagai posisi sesuai dengan kemampuannya. Ini mencakup kegiatan penilaian karyawan untuk promosi, transfer atau bahkan demosi dan pemecatan serta latihan dan pengembangan karyawan. d. Pengarahan Directing, sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah selanjutnya menugaskan staf untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. e. Koordinasi Coordinating, pengkoordinasian berbagai kegiatan pada pekerjaan-pekerjaan. f. Pelaporan Reporting, pimpinan harus selalu mengetahui apa yang sedang dilakukan, karena itu laporan diperlukan. g. Penganggaran Budgeting, pembiayaan dalam bentuk rencana anggaran dan pengawasan anggaran. Pada umumnya perpustakaan di Indonesia masih mengalami berbagai hambatan, sehingga belum bisa berjalan sebagaimana mestinya. Hambatan tersebut berasal dari dua aspek. Pertama adalah aspek struktural, dalam arti keberadaan perpustakaan sekolah kurang memperoleh perhatian dari pihak manajemen sekolah. Kedua adalah aspek teknis, artinya keberadaan perpustakaan sekolah belum ditunjang aspek-aspek bersifat teknis yang sangat dibutuhkan oleh perpustakaan sekolah seperti tenaga, dana, serta sarana prasarana.

B. Proses Pembelajaran