pengetahuan, tetapi sebaliknya berfikir akan memperkaya pengetahuan.
b. Penanaman konsep dan keterampilan, hal ini membuktikan
keterampilan ada dua, yaitu keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat dan diamati sehingga akan menitik beratkan pada
keterampilan gerak. Keterampilan rohani, lebih abstrak menyangkut persoalan penghayatan dan keterampilan berfikir serta kreatifitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah untuk mencari jawaban yang cepat dan tepat.
24
3. Perpustakaan Sekolah dan Proses Pembelajaran
Pembelajaran sebagai salah satu unsur dalam pengajaran merupakan suatu keharusan, sama dengan unsur-unsur lainnya. Keharusan penerapan ini
berkenan dengan berbagai fungsi dan manfaat yang terkandung didalamnya yang dapat meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar.
Institusi pendidikan formal dalam menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK menuntut kesiapan materiil dan moril yang mapan, yaitu
kelengkapan sarana dan prasarana sebagai tempat belajar mengajar secara representatif.
Untuk mempercepat tercapainya tujuan pendidikan diperlukan banyak sarana dan prasaran, salah satunya adalah tersedianya perpustakaan sekolah
yang memadai. Perpustakaan sekolah mutlak dibutuhkan oleh siswa sebab di dalam perpustakaan itulah mereka menemukan banyak pengetahuan dan
24
Sardiman A.M., Op, Cit,. h. 29.
informasi, sehingga para siswa memiliki wawasan yang luas dan mengembangkan imajinasi.
Dalam pasal undang-undang Sisdiknas no.2 tahun 1989, ditegaskan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang sangat penting.
Sebagai sumber belajar maka keberadaan perpustakaan di sekolah sangatlah vital.
25
Berdasarkan kenyataan tersebut diatas, maka sudah merupakan kewajiban bagi setiap sekolah untuk mengusahakan perpustakaan yang ideal untuk
kepentingan kegiatan belajar mengajar bagi siswa maupun guru. Perpustakaan yang ideal di sekolah dapat memberikan banyak informasi, merupakan sumber
pengetahuan dan inspirasi bagi semua yang mau memanfaatkannya, sehingga tujuan pendidikan akan segera terwujud.
Dalam upaya mewujudkan perpustakaan sebagai basic sekolah, hendaklah dimunculkan paradigma haru. Yaitu dengan mengubah sistem pembelajaran
yang sedang berlangsung, yang masih menganut model klasik, seperti metode mengajar yang hanya mengantarkan dan mentransfer pengetahuan.
Abudin Nata dalam “Pidato Pengukuhan Guru Besar”, lebih jauh lagi menjelaskan bahwa proses belajar mengajar juga harus dilakukan dan
diarahkan pada 1 mengubah cara belajar dari model warisan kepada model belajar pemecahan masalah; 2 dari hafalan ke dialog; 3 dari pasif ke aktif;
4 dari memiliki to have ke menjadi to be; 5 dari mekanis ke kreatif; 6 dari strategi menguasai materi sebanyak-banyaknya ke menguasai metodologi
25
Depdikbud, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perpustakaan Lanjutan Tingkat
Pertama, Jakarta: Depdikbud, 1996,, h. 9.
yang kuat; 7 dari memandang dan menerima ilmu sebagai hasil final yang mapan ke memandang dan menerima ilmu sebagai yang berada dalam dimensi
proses; dan 8 melihat fungsi pendidikan bukan hanya mengasah dan mengembangkan akal, melainkan mengolah dan mengembangkan hati moral
dan keterampilan.
26
Kita melihat kemajuan dunia yang berputar semakin pesat, teknologi semakin maju dan pembangunan yang hebat telah dikerjakan oleh sementara
orang. Dalam hal ini manusia bukan sekedar sebagai objek pembangunan, tetapi juga sebagai subjek pembangunan. Untuk itu melalui profesi
perpustakaan kita ikut ambil bagian dalam “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pembanguan adalah masalah teknologi. Dan teknologi adalah informasi.
Sedangkan informasi adalah masalah perpustakaan. Demikianlah urutan yang dapat kami simpulkan.
Berbagi informasi itu dikumpulkan di sebuah tempat yang disebut sebagi perpustakaan. Sumber informasi di perpustakaan diolah dan diatur sehingga
mudah menemukan kembali untuk dipakai, walaupun perpustakaan masih kecil sumber informasinya tetap kita olah sesuai dengan standar, dan akhirnya
jika perpustakaan menjadi besar, layanan akan tetap baik dan lancar. Perpustakaan sekolah, sebagai suatu lembaga yang akan memberikan
dasar dari segala dasar, diharapkan dapat menemukan kembali mutu pendidikan dasar, menjadi dasar bagi pendidikan berikutnya atau menjadi
bekal utama dalam menempuh kehidupan.
26
Abudin Nata, Pendidikan Islam di Indonesia; Tantangan dan Peluang, Pidato Pengukuhan Guru Besar, 2003, h. 27-28.
Kita sering mendengar mutu guru yang demikian merosot. Mutu tersebut dapat kita naikkan jika kita mau menengok ke perpustakaan, disana ada
harapan. Dari perpustakaan sekolah ini diharapkan guru mau belajar lagi membaca apa yang berhubungan dengan masalah belajar mengajar. Berbagi
metode mengajar yang paling efektif untuk masa kini. Di perpustakaan sekolah anak dapat mengembangkan minat mereka, mencari bacaan yang
memperkaya pengalaman melalui bacaaan yang tersedia. Melalui perpustakaan sekolah diharapkan anak dapat mengembangkan ketrampilan
untuk mencari informasi guna keperluan mereka secara mandiri. Mereka kita berikan wawasan mengenai “era informasi”, “era globalisasi”.
Kita berikan cara mengatasi hidup di dalam kedua era tersebut, dan dalam hal ini perpustakaan menjawab kedua tantangan tersebut.
C. Perpustakaan Sekolah Sebagai Sarana Pembelajaran